Anda di halaman 1dari 26

Seminar Pendinasan S-1 Farmasi

RUMAH SAKIT GRANDMED

TUBERKULOSIS
PARU
DINAS PAGI DAN SIANG

INSTALASI FARMASI 1. ANANCI YOLANDA P. TAMBA


2. INRI ALDA PAKPAHAN
3. RILA PUSPITA
4. REFIANA NURVITA PANJAITAN
5. LINNE ZEBUA
6. TRI DEWI ASTARI
7. POPPIE CHRISTINE SIBURIAN
8. NUR ATIKA
9. LILIS FEBRIANI BR SILALAHI
10. NURUL EVA ROSANTI
11. SIMON RIZKI RAJAGUKGUK
12. YUDIKA L. PANJAITAN
13. NORA JULIANI SIHOMBING
14. HELENA ELFRIDA L. HUTAGALUNG
15. ZURRIYATUN ZUHROH
16. APRI MURNI HUTAPEA
TUBERKULOSIS
PARU
Apa itu Tuberkulosis Paru ?

Tuberkulosis berasal dari “Tuberkel” yang


berarti Tonjolan kecil dan keras yang
terbentuk ketika sistem kekebalan
membangun tembok mengelilingi bakteri
dalam paru.
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah
penyakit infeksius, yang menyerang
penyakit parenkim paru.
Penyakit ini disebabkan oleh kuman TB
yaitu “Myobacterium Tuberculosis”
(Werdhani , 2009).
Saluran pencernaan dan luka terbuka
pada kulit.

PATOFISIOLOGI
Terinfeksi dari orang yang menderita
PENYAKIT Tuberkulosis.

Penyebaran hematogen (terjadi apabila fokus


nekrotik merusak pembuluh darah sehingga
banyak organisme masuk kedalam sistem
vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh).
Kowalak, 2011
Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan
berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada
beberapa tipe pasien yaitu (Depkes RI, 2006) :

3. Kasus Setelah Putus Berobat (Default)


1. Kasus Baru adalah pasien yang belum adalah pasien yang telah berobat dan putus
pernah diobati dengan OAT berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA
positif.

2. Kasus Kambuh (Relaps) adalah pasien


tuberkulosis yang sebelumnya pernah 4. Kasus Setelah Gagal (Failure) adalah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan pasien yang mendapat terapi OAT tetapi
telah dinyatakan sembuh tetapi kambuh dimasa akhir pengobatan hasil masih BTA
lagi.
PENATALAKSANAAN

1. KATEGORI I (2HRZE / 4H3R3) 3, KATEGORI III (2HRZ / 4H3R3)


Panduan OAT untuk pasien baru:

1. Pasien baru TB Paru BTA positif


1. Penderita baru BTA(-) dan rontgen
2. Pasien TB Paru BTA negatif foto
(+) sakit ringan
thoraks positif
2. Penderita TB ekstra paru ringan
3. Pasien TB Paru ekstra paru

2. KATEGORI II (2HRZES / HRZE


/ 5H3R3E3)
Panduan OAT untuk pasien BTA
positif yang telah diobati
sebelumnya:

1. Pasien kambuh
2. Pasien gagal
3. Pasien dengan pengobatan setelah
default (terputus)
Kemenkes RI, 2014
EDUKASI NON FARMAKOLOGI

Kegiatan pemberian konseling, edukasi kesehatan, dan motivasi pada pasien TB


MDR dan anggota keluarga mereka tentang penyakit dan perlunya pengobatan
teratur sampai selesai adalah sangat penting.

Dukungan psikososial kepada pasien TB MDR untuk tercapainya keberhasilan


pengobatan.

Penyuluhan khusus kepada pasien mengenai etika batuk / higiene respirasi


(menutup mulut dengan tangan ketika batuk atau bersin, atau lebih disarankan
menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun setelah batuk atau bersin)

Kemenkes RI, 2014


CONTOH RESEP
SKRINING RESEP

1. PERSYARATAN ADMINISTRASI

Persyaratan Administrasi Ada / Tidak Ada Keterangan

Nama Dokter Ada Dr. Edwin anto Pakpahan,SpP

Sip Dokter Tidak ada Sip dokter tertera online,bisa


dilihat dipusat informasi RS

Alamat Dokter Tidak ada Tertera online, bisa dilihat


dipusat informasi RS
Tanggal Penulisan Resep Ada 29 November 2021
Paraf Dokter Ada Ada
Nama Pasien Ada Nurmawan Hasibuan
Alamat Pasien Tidak ada -
Umur Pasien Ada 56 thn
Jenis Kelamin Pasien Ada Perempuan
Berat Badan Pasien Tidak ada -
2. PERSYARATAN FARMASETIK

Persyaratan farmasetik Ada / Tidak Ada Keterangan

Bentuk Sediaan Ada Rifampicin (450 mg)


INH (300mg)
Natrium diklofenac (50mg)
Ambroxol syr ( 15 mg/5ml)
Codein ( 10 mg)
Vit c (250 mg)
Ctm (4mg)

Aturan Pakai Ada Rifampicin (1 x 1 )


INH (1 x 1)
Natrium diklofenac (3x1)
Ambroxol ( 3x C1)
Codein
Vit c. 1 x1
Ctm
3. PERSYARATAN KLINIS

Persyaratan Klinis Keterangan

Semua obat yang terdapat di dalam resep


merupakan obat dengan golongan dan
indikasi yang tepat karena dapat dilihat
berdasarkan diagnosis penyakit dari pasien,
Ketepatan Indikasi Sesuai seperti:
• Rifampisin sebagai antibiotik
• INH (Isoniazid 100 dan 300 mg) sebagai
mengatasi infeksi bakteri
• Na. Diklofenak sebagai pereda nyeri
(golongan NSAID)
• Ambroxol sirup (golongan mukolitik)
sebagai pengencer dahak
• Codein sebagai pereda rasa nyeri / batuk
• Vit. C sebagai vitamin akibat infeksi
• CTM untuk mengobati gejala alergi pada
kandungan obat
Dosis Ada / Tidak Ada Keterangan

• Rifampisin, yaitu 1 x 1 hari, dengan waktu


per 24 jam
• INH, yaitu 1 x 1 hari, dengan waktu per 24
Waktu Penggunaan Ada jam sekali minum dan diminum setelah makan
Obat • Na. Diklofenak, yaitu 3 x 1 hari, dengan
waktu per 8 jam sekali minum dan diminum
setelah makan
• Ambroxol, yaitu 3 x 1 hari, dengan waktu
per 8 jam sekali minum dan setelah makan
• Codein + Vit. C + CTM, dikonsumsi 1 x 1
hari, dengan waktu per 24 jam sekali minum
dan diminum setelah makan

Duplikasi Tidak ada -


Pengobatan
Alergi Tidak ada -

Reaksi Obat Yang Tidak ada -


Tidak Dikehendaki
WAWANCARA TERHADAP PASIEN

1. Dengan bapak siapa? Nurmawan Hasibuan


2. Diagnosa apa yang dikatakan dokter pak? TB Paru
3. Sudah berapa lama sakitnya pak? Baru
4. Apakah bapak mempunyai riwayat penyakit lain pak? Tidak ada
5. Obat apa yang biasa bapak konsumsi? OBH
6. Apakah bapak memiliki riwayat penyakit keluarga? Tidak ada
7. Sudah berapa lama konsumsi obat yang kita berikan pak? Belum
pernah karena baru diperiksa dan hanya mengkonsumsi obat pasaran
8. Apakah ada masalah selama mengkonsumsi obat pak? Tidak ada
9. Bagaimana cara bapak mengatasi nya? Dengan mengikuti anjuran dari
dokter untuk diperiksa lebih lanjut
10. Selama bapak mengkonsumsi obat OBH apakah ada perubahan
dengan penyakit bapak? Tidak ada perubahan
NAMA OBAT

Rifampisin
• Golongan: obat keras
• Kelas terapi: Antibiotik
• Bentuk obat: Tablet salut selaput, tablet dispersible, kapsul, kaplet salut selaput dan sirup
• Kandungan: Rifampicin 450 mg
• Indikasi: Mengobati berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
• Dosis: Dewasa 450-600mg/hari sebagai dosis tunggal. Maksimal : 600mg/hari. Lepra :
Dewasa 450-600mg/hari
• Efek samping: Mual Muntah,Diare,Ruam,Nyeri uluh hati

• Mekanisme kerja:
Menginhibisi enzim RNA polimerase DNA-dependent, dengan cara mengikatkan diri
kepada subunit beta, yang kemudian akan menghalangi transkripsi RNA, dan mencegah
sintesis protein bakteri sehingga mengakibatkan kematian sel bakteri. Hal inilah yang
menjadikan obat rifampicin memiliki sifat bakterisidal, dan sebagai inducer enzim yang
paten.
Team Medical Mini Notes, 2019
INH (Isoniasid)

• Golongan : Obat keras


• Kelas terapi : Antibiotik
• Kandungan : Isoniazid 300 mg
• Bentuk obat : Tablet dan sirup
• Indikasi : Mengobati dan mencegah tuberkulosis
• Efek samping : Mual, muntah, sakit perut, pusing, lemas, tidak nafsu makan,
diare
• Dosis : Dewasa: 5 mg/kgBB hingga 300 mg per hari, sekali sehari. Bisa juga
diberikan 15 mg/kgBB hingga 900 mg per hari, 2–3 kali seminggu. Anak-anak: 10–
15 mg/kgBB hingga 300 mg per hari, sekali sehari. Bisa juga diberikan 20–40 mg,
hingga 900 mg per hari, 2–3 kali seminggu.

• Mekanisme Kerja :
Isoniazid (INH) bekerja dengan cara menghambat sintesis asam mikolik, yaitu suatu
komponen esensial dinding sel bakteri.

Team Medical Mini Notes, 2019


Natrium Diklofenat

• Golongan: Golongan nonsteroid anti inflamasi (NSAID)


• Kelas Terapi: Analgesik dan antipiretik
• Bentuk Obat: Tablet, kapsul, suntik, gel, tetes mata, suppositoria
• Kandungan: Natrium Diklofenak 50 mg
• Indikasi: Meredakan nyeri dan mengurangi inflamasi
• Dosis: Dewasa dan Anak diatas 12 tahun : 1 tablet, 2 sampai 3 kali per hari
• Efek Samping: Mual, Pusing, Nyeri atau kram perut, Sakit kepala, Diare

• Mekanisme Kerja:
Sebagai inhibitor enzim siklooksigenase yang menurunkan produksi prostaglandin
penyebab inflamasi, demam, dan nyeri, terutama pada jaringan perifer.

Team Medical Mini Notes, 2019


Ambroxol Syrup

• Golongan : Obat keras


• Kelas Terapi : Mukolitik
• Kandungan : Ambroxol HCl 15 mg
• Bentuk Sediaan : Tablet dan sirup
• Indikasi : Mengatasi batuk berdahak dengan mengencerkan dahak pada gangguan
saluran pernapasan akibat produksi dahak berlebihan.
• Efek Samping : Mulas, mulut atau tenggorokan kering, perubahan rasa mual muntah
serta diare.
• Dosis : Anak usia 2-5 tahun: ½-1 sendok takar (2.5-5 ml), diberikan 3 kali sehari.Anak
usia 6-12 tahun: 1-2 sendok takar (5-10 ml), diberikan 2-3 kali sehari. Dewasa dan anak
usia > 12 tahun: 2 sendok takar (10 ml), diberikan 3 kali sehari.

• Mekanisme Kerja :
Menstimulasi sel serousdari tonsil pada mukous membran saluran bronchus, sehingga
meningkatkansekresi mukous didalamnya dan merubah kekentalan komponen serous
danmukous dari sputum menjadi lebih encer dengan menurunkan viskositasnya.
Team Medical Mini Notes, 2019
Codein

• Golongan : Narkotika
• Kelas Terapi : Analgesik opioid
• Kandungan : Asam opiat alkaloid yang dijumpai di dalam candu dalam konsentrasi
antara 0,7% dan 2,5%
• Bentuk Sediaan : Tablet, sirup
• Indikasi : Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada pasien dewasa dan batuk kering
disertai nyeri pada dewasa pada dosis terapeutik minimal yang aman.
• Efek Samping : Sakit perut, kesulitan berkemih, konstipasi, kantuk, kebingungan,
pusing, sakit kepala, atau vertigo, mulut kering
• Dosis : Dewasa: 15–60 mg, setiap 4 jam sekali. Obat dikonsumsi sesuai dengan
kebutuhan. Dosis maksimal 360 mg per hari. Anak usia ≥12 tahun: 0,5–1 mg/kgBB,
setiap 6 jam sekali. Obat dikonsumsi sesuai kebutuhan. Dosis maksimal per hari 240 mg
dan dosis maksimal per dosis 60 mg.Tujuan: Meredakan batuk Dewasa: 15–30 mg, 3–4
kali sehari.

•Mekanisme Kerja :
Codein merupakan agonis reseptor opiat yang bekerja dengan mengaktifkan reseptor µ,
dan ditandai dengan efek analgesik kerja cepat, sangat dipengaruhi oleh polimorfisme
CYP2D6 dan terutama dikeluarkan melalui urin. Team Medical Mini Notes, 2019
Vitamin C

• Golongan: Obat bebas


• Kelas Terapi: Suplemen
• Bentuk obat: Tablet, kaplet, bubuk, sirup, dan suntik
• Kandungan: Vitamin C dalam bentuk asam askorbat: 250 mg,Vitamin C dalam bentuk
sodium askorbat: 250 mg
• Indikasi: Membantu memenuhi kebutuhan vitamin C dan membantu menjaga daya tahan
tubuh.
• Dosis: 200-600 mg/hari
• Efek Samping: Diare, mual, muntah, nyeri uluh hati, kram dan sakit perut, insomnia

• Mekanisme Kerja:
Vitamin C bekerja sebagai kofaktor pada proses hidroksilasi yang mengaktifkan enzim
prolin hidroksilase untuk mengubah prokolagen menjadi kolagen dan enzim lisin
hidroksilase untuk pengikatan silang untuk mendapatkan triple helix yang sehat

Team Medical Mini Notes, 2019


CTM

• Golongan : Obat bebas terbatas


• Kelas Terapi : Antiinflamasi
• Bentuk Sediaan : Tablet, sirup, injeksi
• Kandungan : Chlorpheniramine maleat 4 mg
• Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala alergi, seperti gatal-gatal, urtikaria,
dermatitis.
• Dosis : Dewasa : 1 Tablet, diminum 3-4 kali per hari. Anak : 0.5 Tablet, diminum 3-4
kali per hari.
• Efek Samping : Mengantuk, pusing, sembelit, gangguan kecemasan, mual, penglihatan
kabur, gelisah, penurunan koordinasi, mulut kering, sulit buang air kecil, iritabilitas,
masalah konsentrasi.

• Mekanisme Kerja : bekerja secara kompetitif dengan menghambat reseptor histamin H1


yang dapat menembus sawar darah otak

Team Medical Mini Notes, 2019


PERHITUNGAN RESEP

R/ Codein I
Vit. C II
CTM I
m.f.pulv. No 10
S1dd1

Codein I = 1 x 7 = 7 kapsul
Vit. C II = 2 x 7 = 14 kapsul
CTM I = 1 x 7 = 7 kapsul

Digerus, jadikan 7 kapsul dengan cangkang 00.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI), (2006). Pharmaceutical Care


untuk Penyakit Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik.

Irianti, T., Kuswandi., Yasin, N. M., Kusumaningtyas, R. A., (2016). Mengenal


AntiTuberkulosis. Yogyakarta: Grafika Indah.

Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kowalak. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Team Medical Mini Notes, (2019). Basic Pharmacology & Drug Notes, Edisi 2019. Makasar: MMN
Publishing.

Werdhani RA (2009). Patofisiologi, Diagnosis, dan Klasifikasi Tuberkulosis Departemen Ilmu


Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga. Jakarta: UI Press.
SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai