TUBERKULOSIS
PARU
DINAS PAGI DAN SIANG
PATOFISIOLOGI
Terinfeksi dari orang yang menderita
PENYAKIT Tuberkulosis.
1. Pasien kambuh
2. Pasien gagal
3. Pasien dengan pengobatan setelah
default (terputus)
Kemenkes RI, 2014
EDUKASI NON FARMAKOLOGI
1. PERSYARATAN ADMINISTRASI
Rifampisin
• Golongan: obat keras
• Kelas terapi: Antibiotik
• Bentuk obat: Tablet salut selaput, tablet dispersible, kapsul, kaplet salut selaput dan sirup
• Kandungan: Rifampicin 450 mg
• Indikasi: Mengobati berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
• Dosis: Dewasa 450-600mg/hari sebagai dosis tunggal. Maksimal : 600mg/hari. Lepra :
Dewasa 450-600mg/hari
• Efek samping: Mual Muntah,Diare,Ruam,Nyeri uluh hati
• Mekanisme kerja:
Menginhibisi enzim RNA polimerase DNA-dependent, dengan cara mengikatkan diri
kepada subunit beta, yang kemudian akan menghalangi transkripsi RNA, dan mencegah
sintesis protein bakteri sehingga mengakibatkan kematian sel bakteri. Hal inilah yang
menjadikan obat rifampicin memiliki sifat bakterisidal, dan sebagai inducer enzim yang
paten.
Team Medical Mini Notes, 2019
INH (Isoniasid)
• Mekanisme Kerja :
Isoniazid (INH) bekerja dengan cara menghambat sintesis asam mikolik, yaitu suatu
komponen esensial dinding sel bakteri.
• Mekanisme Kerja:
Sebagai inhibitor enzim siklooksigenase yang menurunkan produksi prostaglandin
penyebab inflamasi, demam, dan nyeri, terutama pada jaringan perifer.
• Mekanisme Kerja :
Menstimulasi sel serousdari tonsil pada mukous membran saluran bronchus, sehingga
meningkatkansekresi mukous didalamnya dan merubah kekentalan komponen serous
danmukous dari sputum menjadi lebih encer dengan menurunkan viskositasnya.
Team Medical Mini Notes, 2019
Codein
• Golongan : Narkotika
• Kelas Terapi : Analgesik opioid
• Kandungan : Asam opiat alkaloid yang dijumpai di dalam candu dalam konsentrasi
antara 0,7% dan 2,5%
• Bentuk Sediaan : Tablet, sirup
• Indikasi : Meredakan nyeri ringan hingga sedang pada pasien dewasa dan batuk kering
disertai nyeri pada dewasa pada dosis terapeutik minimal yang aman.
• Efek Samping : Sakit perut, kesulitan berkemih, konstipasi, kantuk, kebingungan,
pusing, sakit kepala, atau vertigo, mulut kering
• Dosis : Dewasa: 15–60 mg, setiap 4 jam sekali. Obat dikonsumsi sesuai dengan
kebutuhan. Dosis maksimal 360 mg per hari. Anak usia ≥12 tahun: 0,5–1 mg/kgBB,
setiap 6 jam sekali. Obat dikonsumsi sesuai kebutuhan. Dosis maksimal per hari 240 mg
dan dosis maksimal per dosis 60 mg.Tujuan: Meredakan batuk Dewasa: 15–30 mg, 3–4
kali sehari.
•Mekanisme Kerja :
Codein merupakan agonis reseptor opiat yang bekerja dengan mengaktifkan reseptor µ,
dan ditandai dengan efek analgesik kerja cepat, sangat dipengaruhi oleh polimorfisme
CYP2D6 dan terutama dikeluarkan melalui urin. Team Medical Mini Notes, 2019
Vitamin C
• Mekanisme Kerja:
Vitamin C bekerja sebagai kofaktor pada proses hidroksilasi yang mengaktifkan enzim
prolin hidroksilase untuk mengubah prokolagen menjadi kolagen dan enzim lisin
hidroksilase untuk pengikatan silang untuk mendapatkan triple helix yang sehat
R/ Codein I
Vit. C II
CTM I
m.f.pulv. No 10
S1dd1
Codein I = 1 x 7 = 7 kapsul
Vit. C II = 2 x 7 = 14 kapsul
CTM I = 1 x 7 = 7 kapsul
Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Team Medical Mini Notes, (2019). Basic Pharmacology & Drug Notes, Edisi 2019. Makasar: MMN
Publishing.
DAN
TERIMA KASIH