Anda di halaman 1dari 18

TUBERKULOSIS PARU

KELOMPOK 4:
 HEL AMIR
 FEBBYOLA ANGGRAINI
 FINKY AFRIANY
 HALIMATUSSAKDIAH
 FITRIANI
PENDAHULUAN

Tuberkulosis paru (TB) adalah masalah


kesehatan masyarakat yang penting di dunia
ini1.Tuberkuosis paru merupakan penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan paling sering bermanifestasi di
paru. Mikobakterium ini ditransmisikan melalui
droplet di udara, sehingga seorang penderita
tuberculosis paru merupakan sumber penyebab
penularan tuberculosis paru pada populasi di
sekitarnya.
CARA PENULARAN

Penularan penyakit ini melalui inhalasi droplet


khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan
batuk berdarah atau berdahak yang mengandung
BTA (basil tahan asam) positif. Pada waktu batuk
atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk droplet (percikan Dahak). Orang
dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup
kedalam saluran pernapasan. Dalam 1 tahun, 1
penderita TB BTA positif menularkan 10-15 orang.
Risiko mendapat infeksi Mycobacterium tuberculosis ditentukan
oleh 2 faktor, yaitu:
1) Faktor eksogen:
 Kontak dengan penderita BTA positif (seberapa dekat dan
seberapa lama),
 Lingkungan tempat kontak (lingkungan yang padat dan
ventilasi ruang yang buruk).

2) Faktor endogen:
 Daya tahan tubuh,

 Usia, dan

 Penyakit penyerta (infeksi HIV, silikosis, limfoma, leukemia,


malnutrisi, gagal ginjal kronis, diabetes melitus, orang dengan
terapi imunosupresif dan hemophilia).
SKEMA: FAKTOR RISIKO KEJADIAN
TUBERCULOSIS PARU
Tuberkulosis (TB), terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Tuberkulosis Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan ke
alveolus dan menetap di sana.
2) Tuberkulosis Sekunder
Kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul
bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis
dewasa (tuberkulosis post primer = TB pasca primer = TB sekunder).
Mayoritas reinfeksi mencapai 90%. Tuberkulosis sekunder terjadi karena
imunitas menurun seperti malnutrisi, alkohol, penyakit maligna, diabetes,
AIDS dan gagal ginjal.
GEJALA KLINIS

Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:


a. Gejala lokal (respiratorik)
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala
sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi, seperti:
 Batuk

 Batuk darah

 Nyeri dada

 Wheezing (penyempitan lumen endobronkus)

 Dispneu (penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru yang cukup luas).

b. Gejala sistemik
 Demam

 Keringat malam

 Malaise dan nafsu makan berkurang

 Gangguan Menstruasi
DIAGNOSIS

Diagnosis tuberkulosis
 Anamnesa
paru dibuat atas dasar
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan
laboratorium
 Pemeriksaan
Radiologis

• Sputum
• Darah
• Tes tuberkulin
KASUS

Identitas pasien :
 Nama : Tn.H
 Umur : 29 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Petani
 Status : Menikah
 Alamat : Dusun tello Bangkinang
 Masuk RS : 25 November 2014
 Keluar RS : 2 Desember 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama
 Batuk berdahak sejak 7 bulan SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit)
Riwayat Penyakit Sekarang
o Sejak 7 bulan SMRS pasien mengeluhkan batuk berdahak. Batuk berdahak
kental berwarna putih,sebanyak 1 sendok teh. Batuk dirasakan terus menerus.
o Sesak nafas sejak 6 bulan yang lalu. Sesak nafas semakin memberat ketika
beraktifitas dan tidak beraktifitas. Sesak tidak menciut.
o Pasien juga mengeluhkan nyeri dada seperti tertusuk-tusuk.nyeri dirasakan
ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas. Nyeri tidak menjalar. nyeri dirasakan
hilang timbul.
o Batuk berdarah tidak ada.
o Demam sejak 6 bulan ini. Demam dirasakan naik-turun. Demam meningkat saat
malam hari. Demam disertai menggigil.
o Keringat malam sejak 6 bulan yang lalu, meskipun cuaca dingin.
o Nafsu makan berkurang sejak 8 hari yang lalu.
o Berat badan menurun sejak 8 hari yang lalu. Berat badan pasien menurut dari
75 Kg menjadi 50 Kg.
o BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat TB.Paru ada 1 tahun yang lalu.

 Riwayat asma tidak ada

 Riwayat hipertensi tidak ada

 Riwayat DM tidak ada

 Riwayat sakit jantung tidak ada

 Riwayat DHF ada 1,5 tahun yang lalu.

Riwayat Penggunaan Obat


 Riwayat minum obat TB.paru sejak 1 tahun yang lalu. Tetapi
pasien hanya meminum obat selama 3 hari.

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, dan Kebiasaaan


 Pasien tinggal diaderah padat penduduk

 Pasien bekerja sebagai Petani.


DRPS
• Ketidak patuhan pasien terhadap terapi awal

• Meminum obat AOT Cuma 3 hari

• Terjadinya efek samping dari obat TB sehingga


menyebabkan urin berwarna merah bata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :

 Tanggal 27 November 2014


LABORATORIUM DARAH RUTIN :
Hb : 12,0 gr %
Leukosit : 16.400 / mm3
Trombosit : 516.000 / mm3
Ht : 34,6 vol %.
Fungsi Hati :
- Bilirubin Total : 1,14 Mg/dl
Imuno-Serologi :
- HBs Ag : Negatif.
Kesan :
-Leukositosis
-Trombositosis
OAT
 IVFD Rl 20 Tpm
 Inj. Methilpretnisolon 2 x 1
 Inj.Ceftriakson 2 x 1
 Nebu Falbiven 4 x 1
 Drip Aminofilin / kolf
 Curcuma tab 3 x 1
 B6 1 x 10 mg
 Azitromicin tab 500 mg 1 x 1
 Ethambutol 500 Mg 1 x 1
 Rimactacid 1 x 1
  
PASIEN PULANG
 Cefixime 2 x 1
 Curcuma tab 3 x 1
 B6 1 x 10 mg
 Rimactacid 1 x 1
 Pengobatan yang diberikan selama perawatan pada pasien yaitu
diberikan Azitromisin tab 500 mg 1x1 sebagai antimikroba ataupun
antibakteri golongan makrolida untuk infeksi saluran nafas atas maupun
bawah. Pasien juga diberikan Ethambutol 500 mg 1x1 yang
diindikasikan untuk pengobatan TB dan beberapa infeksi microbial
oportunistik, Inj.Methilpretnisolon 2x1 berfungsi sebagai supresi
inflamasi, Inj.Ceftriaxone 2x1 efektif untuk mikroorganisme gram
positif dan negatif, Nebu Farbiven 4x1 berfungsi untuk mengurangi
sesak,mengencerkan dahak, bronkospasme berkurang/menghilang, Drip
Aminofilin / kolf untuk obstruksi saluran nafas yang reversible dan
serangan asma, Curcuma tab 3x1 yang diindikasikan untuk
meningkatkan nafsu makan dan stamina, dan membantu memelihara
kesehatan. Kemudian juga diberikan B6 1x10 mg sebagai suplement
untuk menjaga stamina. Azitromicin tab 500 mg 1x1 berfungsi untuk
anti bakterial makrolid, Ethambutol 500 mg 1x1 yang diindikasikan
untuk pengobatan TB dan beberapa infeksi microbial oportunistik,
Rimactacid 1x1 berfungsi berfungsi pada tuberculosis yang disebabkan
mikroorganisme tuberculosis sensitif terhadap rifampicin dan
isonicotine hydrazibe.
 Obat yang diberikan saat pulang yaitu Cefixime 2x1
yaitu obat antibiotik golongan cephalosporin golongan
III bakterisid, menghambat sintesis mukopeptida pada
dinding sel bakteri utunk gram positif (+) dan negatif
(-) , Curcuma tab 3x1 yang diindikasikan untuk
meningkatkan nafsu makan dan stamina, dan membantu
memelihara kesehatan, B6 1x10 mg sebagai suplement
untuk menjaga stamina. Rimactacid 1x1 berfungsi pada
tuberculosis yang disebabkan mikroorganisme
tuberculosis sensitif terhadap rifampicin dan isonicotine
hydrazibe.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai