Anda di halaman 1dari 6

Diagnosis dan Tatalalaksana Tuberkulosis

Susi Susanti Gurning1, Suzanna Ndraha2


1
Mahasiswa Kepaniteraan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Divisi Gastroenteropatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Pendahuluan :Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Kuman ini menyebar melalui inhalasi droplet. Gambaran klinis pada tuberculosis adalah
batuk-batuk selama 2-3 minggu, kadang-kadang disertai darah, demam terutama pada sore hari, nafsu
makan berkurang, penurunan berat badan, keringat malam, mudah lelah, nyeri dada, sesak nafas.
Ilustrasi kasus: TN G 47 tahun , batuk berdahak sejak 1 bulan, terdapat batuk darah berwarna merah
segar, sesak napas, mual, lemas, terdapat demam naik turun, nafsu makan menurun, keringat malam,
berat badan menurun, mual, badan mudah terasa lelah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan : Ronkhi
+/+. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan : Leukosit 11,5 103/μL (meningkat), dan pada
pemeriksaan foto thorax menunjukan : Kesan Tuberkulosis Paru
Diskusi :Diagnosis pada kasus ini di tegakkan berdasarkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan gambaran radiologis. Tatalaksana diberikan bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutus rantai penularan dan mencegah munculnya resistensi,
serta menghindari penyebaran ke organ tubuh lain, seperti jantung.
Kesimpulan : diagnosis ini merupakan Tuberkulosis Paru berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan radiologi
Kata kunci : Tuberkulosis Paru

Abstract
Introduction: The disease of tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium
tuberculosis. These germs are spread by droplet inhalation. Clinical features of tuberculosis are
coughing for 2-3 weeks, sometimes accompanied by blood, fever especially in the afternoon,
decreased appetite, weight loss, night sweats, fatigue, chest pain, shortness of breath.
Case illustration: TN G 47 years old, cough with phlegm since 1 month, there is a cough of fresh red
blood, shortness of breath, nausea, weakness, there is fever up and down, decreased appetite, night
sweats, decreased weight, nausea, . On physical examination found: Ronkhi + / +. On laboratory
tests found: Leukocytes 11.5 103 / μL (increased), and on examination of thorax images showed:
Impression of Tuberculosis Lung
Discussion: The diagnosis in this case is established based on anamnesis, physical examination and
radiological features. Management is aimed at curing the patient, preventing death, preventing
recurrence, breaking the transmission chain and preventing the emergence of resistance, and
avoiding the spread to other organs, such as the heart.
Conclusion: This diagnosis is Pulmonary Tuberculosis based on anamnesis, physical examination
and radiology
Keywords: Pulmonary Tuberculosis

PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan infeksi yang di sebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.1 Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis menyerang paru, tetapi dapat juga
menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit ini merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai oleh
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai
sel (cell mediated hypersensitivity). Penyakit TB yang aktif bisa menjadi kronis dan berakhir dengan
kematian apabila tidak dilakukan pengobatan yang efektif. Klasifikasi penyakit TB berdasarkan organ
tubuh yang diserang kuman Mycobacterium tuberculosis terdiri dari TB paru dan TB ekstra paru.TB
paru adalah TB yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Sedangkan TB
ekstra paru adalah TB yang menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya, pleura, selaput otak,
selaput jantung (perikardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing,
alat kelamin, dan lain-lain.2
Sumber penularan adalah melalui pasien TB paru BTA (+).Pada waktu batuk atau bersin,
pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Kuman yang berada di
dalam droplet dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam dan dapat menginfeksi
individu lain bila terhirup ke dalam saluran nafas. Kuman TB yang masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pernafasan dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
sistem saluran limfe, saluran pernafasan, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.2
Risiko penularan tiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI) di Indonesia
dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 %. Pada daerah dengan ARTI sebesar 1% mempunyai
arti bahwa pada tiap tahunnya diantara 1000 penduduk, 10 orang akan terinfeksi. Sebagian besar
orang yang terinfeksi tidak akan menderita TB, hanya sekitar 10% dari yang terinfeksi yang akan
menjadi penderita TB.2

ILUSTRASI KASUS

Sejak 1 bulan SMRS, berwarna putih, sebanyak ± 1 sendok teh setiap kali batuk. Batuk berdarah
disangkal, sesak nafas tidak ada, nyeri dada disangkal, demam tidak terlalu tinggi ada terutama pada
sore dan malam hari , pasien juga mengatakan sering berkeringat di malam hari. Mual dan muntah
disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Sejak 7 hari SMRS, pasien mengeluh batuk berdahak yang dirasakan semakin bertambah berat dan
dahak semakin banyak. Pasien mengatakan dahak masih berwarna putih. Pasien sudah berobat ke
puskesmas dan mendapatkan obat penurun panas dan obat batuk. Demam dirasakan turun setelah
minum obat, akan tetapi demam timbul lagi ketika pasien tidak minum obat dan batuk tidak
mengalami perbaikan. Keringat malam masih di rasakan pasien, pasien mengeluhkan sekarang ini
badan terasa lemas. Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun dan berat badan juga menurun yang
ditandai dengan baju yang terasa longgar.

2 hari SMRS pasien mengalami batuk darah. Batuk darah sebanyak 4 kali. Darah berwarna
merah segar. Dahak disertai darah setiap kali batuk sebanyak kurang lebih 1 sendok makan. Keluhan
tersebut tidak diikuti dengan perasaan mual.Pasien merasakan sesak nafas setiap kali batuk dan sesak
membaik setiap kali batuk berhenti. Pasien juga mengatakan sering merasa cepat lelah.
Kurang lebih 4 jam SMRS pasien batuk darah kembali sebanyak 2 kali dengan darah
berwarna merah segar di awal batuk dan kehitaman diakhir batuk. Darah sebanyak sekitar 1/2 gelas.
Sehingga membuat pasien khawatir dan pergi ke IGD.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien sakit sedang dengan kesadaran compos mentis,
tekanan darah Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi: 92x/menit,
nafas: 24x/menit, Suhu: 36,80C, pada auskultasi di dapatkan Ronkhi +/+
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukosit 11,5 103/μL (meningkat).Pada pemeriksaan foto
thorax menunjukan : Kesan TB Paru
Diagnosis kerja pada kasus ini adalah Pada kasus ini dipikirkan Hemoptisis et causa TB paru
yaitu berdasarkan anamnesis pasien batuk berdahak sejak 1 bulan SMRS, terdapat batuk darah
berwarna merah segar, setiap batuk darah pasien juga mengeluh sesak napas, mual, lemas, terdapat
demam naik turun, nafsu makan menurun, keringat malam, berat badan menurun, mual, badan mudah
terasa lelah. Berdasarkan pemeriksaan fisik : Ronkhi +/+. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan :
Leukosit 11,5 103/μL (meningkat), Pada pemeriksaan foto thorax menunjukan : Kesan TB Paru.
Pemeriksaan sputum BTA 3x, Pemeriksaan Lab ulang (hematologi rutin) direncanakan untuk
memastikan diagnosis.
Tatalaksana untuk TB Paru pada pasien ini yaitu pemberian OAT yaitu 2RHZE/ 4 RH.
Rifampicin 1x 600mg (po), INH 1x 450mg (po), Pirazinamid 2x500mg (po), Etambutol 2x500mg
(po). Direncanakan pemeriksaan H2TL ulang dan pemeriksaan BTA 3x. Saat dilakukan follow up, di
dapatkan hasil BTA +, yang memperkuat diagnosis TB paru. Didapatkan juga hasil H2TL Leukosit :
11,1 103/μL

DISKUSI

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia. Tahun 1992
World Health Organization (who) menetapkan TB sebagai Global Emergency. TB paru adalah infeksi
kronik pada paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan
melalui udara. Mycobacterium Tuberculosis dapat menyerang berbagai organ tunbuh manusia, namun
yang paling sering adalah paru.3
Diagnosis klinis pada pasien TB paru gejala klinis utama adalah batuk terus menerus dan
berdahak selama 3 minggu atau lebih. Gejala tambahan yang mungkin menyertai adalah batuk darah,
sesak nafas dan rasa nyeri dada, sesak nafas.badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun,
rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan dan demam/meriang
terutama pada sore hari lebih dari sebulan. Pada Pemeriksaan fisik di dapatkan ronkhi. Dan pada
pemeriksaan radiologis di dapatkan gambaran TB paru. 2,4
Pemeriksaan bakteriologis dengan specimen dahak, cairan pleura, bilasan bronkus dan lambung.
Untuk pemeriksaan Batang Tahan Asam (BTA) dilakukan 3x dan di katakana positif apabila hasil 3
kali (+)/ 2 kali (+) dan 1 kali negatif (-).1

Laporan WHO menyatakan pada tahun 2004 terdapat 8,8 kasus TB paru dengan 2 juta
diantaranya meninggal dunia. Jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari
seluruh kasus TB di dunia. Jumlah kematian TB juga terdapat di Asia Tenggara, dengan angka
mortalitas sebesar 39 orang per 100.000 penduduk.3

Tb paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi dini
antara lain dapat timbul pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus Poncet’s arthropathy.
Sedangkan komplikasi lanjut dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas, kerusakan parenkim paru, kor
pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, dan sindrom gagal napas (sering terjadi pada TB milier dan
kavitas TB).5
Pada kasus temuan gejala klinis yang munculpada anamnesis yaitu pasien batuk berdahak sejak
1 bulan SMRS, terdapat batuk darah berwarna merah segar, setiap batuk darah pasien juga mengeluh
sesak napas, mual, lemas, terdapat demam naik turun, nafsu makan menurun, keringat malam, berat
badan menurun, mual, badan mudah terasa lelah.Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien sakit
sedang dengan kesadaran compos mentis, tekanan darah Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi: 92x/menit, nafas: 24x/menit, Suhu: 36,80C, pada auskultasi di dapatkan
Ronkhi +/+.

Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik harus di dukung dengan temuan hasil pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis yaitu
laboratorium, radiologis dan bakteriologi. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukosit 11,5
103/μL (meningkat) yaitu merupakan salah satu tanda terdapatnya infeksi. Pada pemeriksaan foto
thorax menunjukan : Kesan TB Paru dan pada follow up pasien di dapatkan hasil BTA + . hal ini
memperkuat diagnosis pada kasus ini yaitu TB Paru. Tatalaksana untuk TB Paru pada kasus ini yaitu
pemberian OAT yaitu 2RHZE/ 4 RH.
Tabel 4. Berbagai Paduan Alternatif Untuk Setiap Kategori Pengobatan 2,5
Kategori Paduan pengobatan TB alternatif
pengobatan Pasien TB Fase awal Fase lanjutan
TB (setiap hari / 3 x
seminggu)
I Kasus baru TB paru dahak 2 EHRZ (SHRZ) 6 HE
positif; kasus baru TB paru 2 EHRZ (SHRZ) 4 HR
dahak negatif dengan 2 EHRZ (SHRZ) 4 H3 R3
kelainan luas di paru; kasus
baru TB ekstra-pulmonal
berat
II Kambuh, dahak positif; 2 SHRZE / 1 5 H3R3E3
pengobatan gagal; HRZE 5 HRE
pengobatan setelah 2 SHRZE / 1
terputus HRZE

III Kasus baru TB paru dahak 2 HRZ atau 6 HE


negatif (selain dari 2H3R3Z3
kategoriI); kasus baru TB 2 HRZ atau 2 HR/4H
ekstra-pulmonal yang tidak 2H3R3Z3
berat 2 HRZ atau 2 H3R3/4H
2H3R3Z3
IV Kasus kronis (dahak masih TIDAK DIPERGUNAKAN
positif setelah menjalankan (merujuk ke penuntun WHO guna
pengobatan ulang) pemakaian obat lini kedua yang
diawasi pada pusat-pusat spesialis)

KESIMPULAN

Diagnosis TB Paru ditegakkan berdasarkan keluhan pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Dimana pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosis TB paru karena pada anamnesis
terdapat gejala klinis yang mendukung gejala TB paru yaitu pasien batuk berdahak sejak 1 bulan
SMRS, terdapat batuk darah berwarna merah segar, setiap batuk darah pasien juga mengeluh sesak
napas, mual, lemas, terdapat demam naik turun, nafsu makan menurun, keringat malam, berat badan
menurun, mual, badan mudah terasa lelah.Dari pemeriksaan fisik didapatkan di dapatkan Ronkhi +/+.
Hasil laboratorium ditemukan leukosit 11,5 103/μL foto thorax terdapat kesan TB Paru dan hasil BTA
+ . Tatalaksana untuk TB Paru pada kasus ini yaitu pemberian OAT yaitu 2RHZE/ 4 RH.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wardhani DP, Uyainah A,. Tuberkulosis. Kapita selekta kedokteran. Edisi ke 4. Jakarta;
Media Aesculapius: 2014.h.828-32.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2006. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis Edisi 2 Cetakan Pertama. Jakarta.
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis. Pedoman Diagnosis dan Pentalaksanaan
di Indonesia. Jakarta: Indah Offset Citra Grafika, 2006.
4. Ndraha S. Panduan pelayanan klinis penyakit dalam. RSUD KOJA : 2017; h.89
5. Bahar, A., 2007. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi IV.
Jakarta: BPFKUI; 988-994.

Anda mungkin juga menyukai