11.2011.048
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 36 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Jawa
Agama : Katolik
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Sawo Atas 20 RT
2/7 Kebayoran besar
Penurunan kesadaran sejak 4 hari SMRS
Os di rujuk dari RS citra medika ke RS Bakthi
Yudha dengan keluhan penurunan kesadaran
sejak 4 hari SMRS. Penurunan kesadaran
terjadi secara pelahan di awali dengan lemas
di daerah kaki sejak 6 hari SMRS. Awalnya os
masih bisa beraktifitas namun semakin lama
os perlu bantuan keluarganya untuk berpindah
tempat. Keluarga Os juga mengatakan os tidak
dapat mengingat kejadian yang telah terjadi
dan tidak nyambung saat diajak bicara.
9 hari sebelum lemas pasien mendadak
demam naik turun. Selain itu, os sering
mengeluh keringat pada saat malam hari
terutama didaerah leher dan dada atas.
Tidak ada keluhan dalam BAB, mual dan
muntah (-). Batuk, bicara pelo, nyeri
kepala, dan kejang saat itu disangkal
oleh keluarga os.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat trauma kepala, kejang, stroke, dan alergi disangkal pasien
GCS : E4M5V4
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 38o C
Kepala : normosefali
Sensibilitas
Raba tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Nyeri tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Suhu tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Vibrasi tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah Kanan Kiri
Bentuk Simetris simetris
Trofik Eutrofik eutrofik
Tonus Normotonus normotonus
Kekuatan - -
Refleks patella + +
Refleks Achilles + +
Kesan hemiparesis - -
R-efleks patologis:
Babinski - -
Chaddock - -
Openheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Sensibilitas:
Raba tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Nyeri tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Suhu tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Vibrasi tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Gerakan-gerakan abnormal
Tremor : (+)
Miokloni : (-)
Khorea : (-)
Alat vegetative
Miksi : normal
Defekasi : normal
Koordinasi, Gait dan Keseimbangan
Cara berjalan : tidak dilakukan
Test Romberg : tidak dilakukan
Disdiadokokinesia : tidak dilakukan
Ataksia : tidak dilakukan
Dismetria : tidak dilakukan
Nistagmus test : tidak dilakukan
Heel to knee : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tgl 4/2/2015
Pemeriksaan Nilai Nilai normal Unit
Hematokrit 33 38-47 %
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Neutrophil 98 54-62 %
segmen
Lymphosite 2 25-33 %
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tgl 4/2/2015
Fungsi Liver
SGOT 60 <35 U/L
SGPT 59 <40 U/L
Fungsi jantung
Elektrolit
Natrium 112 135-146 MEQ/l
Kalium 3,45 3,5-5 MEQ/l
Chlorida 114 98-107 MEQ/l
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tgl 4/2/2015
Fungsi Ginjal
Hematokrit 28 38-47 %
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Neutrophil 70 54-62 %
segmen
Lymphosite 20 25-33 %
monosyte 10 3-7 %
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tgl 7/2/2015
O CM P INH 1X400MG
TD 150/100 Rifampisin 1x600mg
N 120x/m Pirazinamid 1x1000mg
RR 28x/menit Etambutol 1x700mg
Suhu 36,30C Dexametason 4x1 amp iv
Kekuatan Motorik Ranitidin 2x1 amp
4555/5543 PCT 3x500mg
2222/2222 Hp pro
Refleks fisiologis Lesicol
±/± KCL drip
+/-
Refleks patologis
-/-
-/-
Tanda rangsang meningeal:
Laseg+/+
Kernig+/-
Tgl 11/02 12/02
S kaki lemas kedua-duanya, tangan masih suka lemas berkurang, tangan gemetar (-)
gemetar
O CM, CM
TD 140/100 TD 130/90
N 100x/m N 120x/m
RR 24 x/m RR 20x/menit
Suhu 36,10C Suhu 36,90C
Kekuatan Motorik Kekuatan Motorik
4555/5543 4555/5554
2222/2222 2222/2222
Refleks fisiologis Refleks fisiologis
±/± ±/±
+/+ +/-
Refleks patologis Refleks patologis
-/- -/-
-/- -/-
Tanda rangsang meningeal: Tanda rangsang meningeal:
Laseg +/+ Laseg+/+
Kernig +/- Kernig+/-
O CM CM
TD 140/100 TD 130/90
N 100x/m N 120x/m
RR 24 x/m RR 20x/menit
Suhu 37,20C Suhu 36,80C
Kekuatan Motorik Kekuatan Motorik
4555/5543 5555/5554
3322/2233 4433/3344
Refleks fisiologis Refleks fisiologis
±/± ±/±
-/- -/-
Refleks patologis Refleks patologis
-/- -/-
-/- -/-
Tanda rangsang meningeal: Tanda rangsang meningeal:
Laseg+/+ Laseg+/+
Kernig+/- Kernig+/-
A Meningoensefalitis TB+ Susp poliraikular myelitis Meningoensefalitis TB+ Susp poliraikular myelitis TB+gangguan fungsi
TB+gangguan fungsi hati+Tipoid hati+Tipoid
viral
Merupakan jenis terbanyak dari meningitis
Dipengaruhi autoimun
Epidemiologi Meningitis
Studi dari Finlandia
viral insiden 19 per 100,000
populasi pada anak usia 1-4
tahun.
2. Probable
• Klinis meningitis atau meningoensefalitis
• Analisa CSF tidak normal
• Salah satu dari
BTA ditemukan pada jaringan lain
Foto torak sesuai dengan TB paru aktif
3. Possible
Klinis meningitis atau meningoensefalitis
Analisa CSF tidak normal
Salah satu dari :
Riwayat TB / sakit > 5 hari
Gangguan kesadaraan
Tanda neurologis fokal
Dominasi mononuklear pada CSS
Rasio glukosa serum dengan LCS <0,5, CSS berwarna
kekuningan (xantokrom)
Variabel skor
Usia (tahun)
≥36 2
<36 0
Leukosit darah / ml
≥15.000 4
<15.000 0
Riwayat nyeri (hari)
≥6 -5
<6 0
Leukosit CSS / ml
≥900 3
<900 0
% Neutrofil
≥75 4
<75 0
Total skor ≤4 suspek meningitis TB
Sediaan OAT:
Rifampicin : 10mg/KgBB/hari po
Isoniazid : 5mg/KgBB/hari po
Pirazinamid : 25 mg/KgBB/hari po maks 2g/hari
Ethambutol :20 mg/KgBB/hari po maks 1,2g/hari
Sterptomisin :20 mg/KgBB/hari im
Muntah-muntah
Nutrisi kurang
Penatalaksanaan
Ensefalitis HSV
Acyclovir (sediaan vial 500 mg)
3x10mg/KgBB/hari diberikan sebagai drip IV selama 1 jam
Lama pemberian 3 minggu
Persiapan: acyclovir dilarutkan dengan WFI (20ml untuk
acyclovir 500 mg, kemudian dicampurkan kedalam cairan
infus (norma saline, dekstrosa 5%).
Penatalaksanaan
Ensefalitis CMV pada pasien HIV
Ganciclovir (sediaan vial 500 mg)
• 5mg/KgBB diberikan drip selama 1 jam, tiap 12 jam (sehari 2x)
selama 2-3 minggu.
• Persiapan: Ganciclovir dilarutkan dengan WFI 10 ml, kemudian
dicampurkan kedalam cairan infus (normal saline, dekstrosa 5%)
Fase rumatan:
• Valganciclovir 2x500mg/hari po dan diberikan bersama
makanan
• Batas waku terapi rumatan adalah tercapai peningkatan jumlah
CD4 100-150 sel/uL selama 6 bulan.
Peradangan pada selaput meningen dan jaringan otak.
Epidemiology
• Infeksi paling sering berat pada anak-anak dan
orang tua.
Etiologi
Etiologi meningonecephalitis sama dengan etiologi
encephalitis.
Diagnosis
Gejala meningitis
Gejala ensephalitis
Penegakan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan cairan
serebrospinal; pemeriksaan darah, pemeriksaan imaging, dan
elektroencephalogram
Prognosis
• Tergantung pada umur pasien dan penyebab yang
mendasari.
• Prognosis terburuk herpes simplex encephalitis dan
subacute sclerosing panencephalitis.
TOXOPLASMOSIS
pada SSP
Parasit intraseluler yang menyebabkan :
- infeksi asimptomatik 80% manusia
sehat,
- mematikan HIV AIDS /
imunocompromise
Epidemiologi
- seroprevalensi di AS :
usia 10-19 tahun berkisar 5-30%
usia >50 tahun berkisar 10-67% diperkirakan
seroprevalensi ini akan ↑ sekitar 1%/tahunnya
- Insiden penyakit sangat ↓setelah penggunaan
HAART untuk pengobatan penderita AIDS
Patogenesis
Toxoplasma gondii (protozoa intraseluler) makanan
terkontaminasi (ookis) usus dinding kista dirusak
enzim usus lepas sporozoit (Takizoit & Bradizoit)
menyebar ke berbagai organ (limfe, otot skelet, myokard,
retina, plasenta, SSP) infeksi sel + replikasi kematian
sel (nekrosis fokal + inflamasi disekitar)
Kerusakan SSP gambaran khas :
Lesi multiple + nekrosis luas dan nodul mikroglia
Bayi :
Nekrosis+vaskulitis area periventrikular &
periaquaduktus Hidrosefalus
- LP :
- TIK ↑
- Pleositosis mononuklear (10-50 sel/mL)
- Protein sedikit ↑
- Glukosa normal
- PCR Toxoplasma gondii (+)
Neuroimaging
- CT scan
- MRI
Retinochoriditis toxoplasmosis
- Umumnya baik
- Angka kematian berkisar 1-25% penanganan
baik.
- Penderita defisiensi imun kemungkinan terjadinya
kekambuhan apabila pengobatan profilaksis
dihentikan
MENINGITIS
KRIPTOKOKUS
Gejala klinis meningitis kriptokokus sering kali tidak jelas atau samar –
samar
Biasanya dijumpai gejala prodomal dalam 2-4 minggu
Gejala awal berupa demam dan sakit kepala
Tanda TIK ↑ sakit kepala berat dan persisten seringkali merupakan
gambaran klinik yang menonjol
Kaku kuduk tidak selalu dijumpai
Ada juga pasien yang datang dengan keluhan gangguan kognitif dan
kelemahan umum
Neuroimagine
tidak banyak
membantu dalam diagnosis MK
Diagnosis
MK pemeriksaan LCS
pewarnaan tinta india dan kultur
2 Targer pengobatan :
a. Sterilisasi cairan otak dari jamur dengan
menggunakan obat anti jamur
b. me↓ TIK
Glukosa ↓ ↓↓ N ↓/N N