Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN

TBC
KELOMPOK II (DUA) KELAS D/2018
DITA LESTARI 18 3145 201 137

ILHAM 18 3145 201 127

INDAH LESTARI SUBAYIR 18 3145 201 132

NURHALISA. S 18 3145 201 135

NURHIKMA 18 3145 201 125

NURUL AZIZAH 18 3145 201 130


Pengertian TBC
 Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Yang termasuk dalam famili
Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales.
Kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M.
africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M.
tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai.
Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ
paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia. Penyakit ini dapat diderita
oleh setiap orang, tetapi paling sering menyerang orang-orang yang berusia
antara 15 – 35 tahun, terutama mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau
yang tinggal satu rumah dan berdesak-desakan bersama penderita TBC.
Lingkungan yang lembap, gelap dan tidak memiliki ventilasi memberikan andil
besar bagi seseorang terjangkit TBC.
Jenis Pemeriksaan TBC

 BTA (Basil Tahan Asam)


 Jenis spesimen yang digunakan yaitu sputum
atau dahak (SPS), sputm sewaktu, sputm pagi,
dan sputum sewaktu
 Mutu laboratorium
1. Tahap Pra Analitik
a. Persiapan tindakan
Dicuci kedua tangan, disiapkan 3 buah pot sputum, berikan label identitas
pasien yang jelas pada dinding pot sputum, jangan pada tutupnya.
b. Persiapan pasien
Sapa pasien dengan ramah dan perkenalkan diri pada pasien, pasien
dipersilahkan untuk duduk dan berikan informasi kepada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan dan minta persetujuan aman dilakukan.
Selanjutnya, jelaskan kepada pasien bahwa sputum akan diambil sebanyak 3
kali SPS sesuai dengan jumlah tabung yang disiapkan.
Jelaskan kepada pasien untuk tidak makan, minum atau merokok sebelum
sputum besok pagi (P) dibatukkan dan jelaskan kemungkinan hasil yang
diperoleh.
C. Pengumpulan sputum
Pakailah handscoon dan masker. Pasien diminta untuk membatukkan sputum di ruang terbuka dan
mendapat sinar matahari langsung atau ruangan dengan ventilasi yang baik dan berada jauh dari orang
sekitar untuk mencegah penularan TB. Apabila spesimen jelek, tetap dilakukan pengambilan bagian
mikropulen. Ingatkan pasien untuk pengumpulan kedua setelah bangun pagi keesokan harinya dan datang
lagi untuk membawa. Minta pasien untuk minum air putih secukupnya pada malam hari sebelum tidur
sebagai persiapan untuk pengumpulan sputum ke-2 besok pagi. Jika sulit dikeluarkan, minta pasien menelan
1 tablet gliseril guakolat 200 mg pada malam hari sebelum tidur
Tahap Analitik

Pembuatan sediaan dahak


Diambil sampel dahak pada bagian yang purulen, setelah
itu melakukan dekontaminasi dan fiksasi.
Pewarnaan sputum dengan metode Ziehl-Neelsen
Ziehl-Neelsen adalah teknik pewarnaan untuk
mengetahui adanya basil tahan asam.
d. Pengiriman sputum
Dipastikan pot sputum telah diberi label identitas. Pastikan sputum
segera dikirim setelah pengumpulan sputum ≤ 24 jam . selama pengirima
sputum disimpan di cool box, diberi parafin (selotip) pada pinggir tutup
pot untuk mencegah dahak keluar dicelah-celah tutup ulir. Dimasukkan ke
dalam plastik, masukkan ke dalam cool box yang berisi ice gel. Cuci
tangan kembali.
Tahap Pasca analitik

 Tahap Pasca Analitik


Interpretasi data:
Makroskopis dan Mikroskopis
 Kualitas dahak: ditemukan adanya makrofag atau leukosit > 25 LP dengan pembesaran 100x, ukuran sediaan
yaitu 2 x 3 cm.
BTA
 Tidak ada BTA : 0/100 LP
 Meragukan : 1-9/100 LP
 1+ : 10-99/100 LP
 2+ : 1-10/ LP
 3+ 10 BTA dalam 1 LP
 Periksa minimal 10 BTA dalam 1 LP. Periksa minimal 20 LP.
a. Subjektif
SOAP  Gejala TB yang tersering adalah batuk yang kadang
berdarah, nyeri dada dan gejala-gejala lain seperti
penurunan berat badan, hilangnya nafsu makan, keringat
malam, demam dan sesak napas.
b. Objektif
 Terjadi penurunan BB 24 Kg, RR : 25x /menit, terpasang
kanul pola nafas takipneu, dan pasien terlihat mengantuk.
 Asesment
SOAP  Penatalaksanaan penderita Tuberkulosis paru a.Pengobatan TBC Paru Pengobatan tetap
dibagi dalam dua tahap yakni:
 1) Tahap intensif (initial), dengan memberikan 4–5 macam obat anti TB per hari dengan
tujuan mendapatkan konversi sputum dengan cepat (efek bakteri sidal), menghilangkan
keluhan dan mencegah efek penyakit lebih lanjut, mencegah timbulnya resistensi obat
 2) Tahap lanjutan (continuation phase), dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari
atau secara intermitten dengan tujuan menghilangkan bakteri yang tersisa (efek sterilisasi),
mencegah kekambuhan pemberian dosis diatur. berdasarkan berat badan yakni kurang dari
33 kg, 33 – 50 kg dan lebih dari 50 kg. Kemajuan pengobatan dapat terlihat dari perbaikan
klinis (hilangnya keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan naik dan lain-lain),
berkurangnya kelainan radiologis paru dan konversi sputum menjadi negatif. Kontrol
terhadap sputum BTA langsung dilakukan pada akhir bulan ke-2, 4, dan 6. Pada yang
memakai paduan obat 8 bulan sputum BTA diperiksa pada akhir bulan ke-2, 5, dan 8. BTA
dilakukan pada permulaan, akhir bulan ke-2 dan akhir pengobatan. Kontrol terhadap
pemeriksaan radiologis dada, kurang begitu berperan dalam evaluasi pengobatan. Bila
fasilitas memungkinkan foto dapat dibuat pada akhir pengobatan sebagai dokumentasi
untuk perbandingan bila nantsi timbul kasus kambuh.
SOAP  Planing
 Rencana asuhan keperawatan meliputi : monitor
pola napas, monitor bunyi napas tambahan,
monitor sputum, posisikan semi-fowler atau
fowler, berikan oksigen, ajarkan teknik batuk
efektif, berikan nebulizer, monitor RR
Nilai rujukan normal
BTA
Tidak ada BTA : 0/100 LP
Meragukan : 1-9/100 LP
1+ : 10-99/100 LP
2+ : 1-10/ LP
3+ : 10 BTA dalam 1 LP
Periksa minimal 10 BTA dalam 1 LP. Periksa
minimal 20 LP.
IMPLIKASI KLINIK
a. Secara Umum (Tjay Tan Hoan, 2015)

- Dahak kekentalan dan kelihatannya tergantung dari jumlah air dan jembatan SH (sufidriat)

- Dalam keadaan normal saluran pernapasan membentuk sekitar 100 ml sekret seharinya pada
keadaan sakit seperti asma dan bronkitis dahak akan bertambah dan kekentalan nya juga
meningkat.

b. Secara Khusus ( Niu Gede, 2002)

Implikasi klinik yang terpenting disebabkan tingginya kerentanan pasien infeksi TB HIV
terhadap berbagai kuman respirasi dan tergantung sistem imun.
KESIMPULAN

 Kesimpulan

 Hasil pengkajian yang didapatkan dari pasien 1 dan pasien 2 berbeda pada diagnosa yang
pertama, pada pasien 1 ditemukan keluhan sesak napas, batuk berdahak, terdapat sekret
berwarna putih kekuningan, nafsu makan pasien menurun, terjadinya penurunan berat
badan, dan pasien susah tidur, pasien terpasang nasal kanul 3lpm. Sedangkan pada pasien 2
ditemukan keluhan sesak napas, nafsu makan pasien menurun, terjadinya penurunan
berat badan, dan pasien susah tidur, pasien terpasang nasal kanul 3lpm

Anda mungkin juga menyukai