SAKIT
NAMA : NURHIKMA
NIM : 183145201125
KELAS : D
LANJUTAN
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
• a. pengertian :
• proses sistematis dan berkesinambungan dalam menilai
kerasionalan terapi obat melalui evaluasi data penggunaan obat
pada suatu sistem pelayanan dengan mengacu pada kriteria dan
standar yang telah ditetapkan (ashp).
• b. tujuan
• 1) mendorong penggunaan obat yang rasional
• 2) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
• 3) menurunkan pembiayaan yang tidak perlu
f. persiapan
. 1) analisis masalah obat berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebagai
prioritas
. 2) program epo tahunan
.3) pemilihan penelitian/guidelines/standar sebagai standar pembanding
10. Dispensing Sediaan Steril
• a. Pengertian
• Dispensing sediaan steril adalah penyiapan sediaan farmasi steril untuk memenuhi kebutuhan
individu pasien dengan cara melakukan pelarutan, pengenceran dan pencampuran produk
steril dengan teknik aseptic untuk menjaga sterilitas sediaan sampai diberikan kepada pasien.
• b. Tujuan :
• 1) Menjamin sterilitas sediaan
• 2) Meminimalkan kesalahan pengobatan
• 3) Menjamin kompatibilitas dan stabilitas
• 4) Menghindari pemaparan zat berbahaya
• 5) Menghindari pencemaran lingkungan
• 6) Meringankan beban kerja perawat
• 7) Penghematan biaya penggunaan obat
c. Manfaat
Terjaminnya sterilitas obat, meminimalkan kesalahan pengobatan, melindungi petugas terhadap
paparan bahan-bahan berbahaya, meringankan beban kerja perawat, menghemat biaya pengobatan
pasien.
Bagian-bagian ruangan pada area pelayanan Dispensing Sediaan Steril terdiri dari :
(1) Ruang persiapan
(2) Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian (kelas 100.000)
(3) Ruang antara (Ante room) (kelas 100.000)
(4) Ruang bersih (Clean room) kelas 10.000
Contoh perbedaan tekanan antar ruang pada ruangan dispensing sediaan steril :
(1) Ruangan pencampuran non sitostatika Semakin ke dalam tekanan ruangan
semakin positif
(2) Ruangan pencampuran sitostatika Semakin ke dalam tekanan ruangan
semakin negatif
11. Pemeriksaan Kadar Obat dalam
Darah (PKOD)
• a. Pengertian
• Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) merupakan interpretasi hasil pemeriksaan kadar
obat tertentu atas permintaan dari dokter yang merawat dikarenakan adanya masalah potensial
atau atas usulan dari Apoteker kepada dokter.
• b. Tujuan
• 1) Memastikan kadar obat berada dalam kisaran terapi yang direkomendasikan untuk memantau
efektivitas maupun toksisitas.
• 2) Sebagai referensi dalam menentukan dosis terapi obat yang optimal berdasarkan kondisi klinis
pasien
• 3) Mengelola rejimen obat untuk mengoptimalkan hasil terapi
• c. Manfaat
• 1) Merancang rejimen dosis obat spesifik untuk pasien berdasarkan karakteristik farmakologis
obat yang digunakan, tujuan terapi obat, penyakit penyerta, terapi obat, dan faktor terkait pasien
lainnya.
• 2) Memantau dan menyesuaikan rejimen dosis berdasarkan respon farmakologi dan cairan
biologis (misal plasma, serum, darah) bersama dengan tanda dan gejala klinis atau parameter
biokimia lainnya
• 3) Mengevaluasi respon pasien yang tidak biasa terhadap terapi obat untuk mendapatkan
penjelasan farmakokinetik dan farmakologis.
12. Pharmacy Home Care
(Pelayanan Kefarmasian di Rumah)
• a. Pengertian
• Apoteker dapat melakukan kunjungan pasien dan atau pendampingan pasien untuk
pelayanan kefarmasian di rumah dengan persetujuan pasien atau keluarga terutama bagi
pasien khusus yang membutuhkan perhatian lebih.
• b. Tujuan
• 1) Tercapainya keberhasilan terapi pasien
• 2) Terlaksananya pendampingan pasien oleh apoteker untuk mendukung efektivitas,
keamanan dan kesinambungan pengobatan
• 3) Terwujudnya komitmen, keterlibatan dan kemandirian pasien dan keluarga dalam
penggunaan obatatau alat kesehatan yang tepat
• 4) Terwujudnya kerjasama profesi kesehatan, pasien dan keluarga
• c. Manfaat
• Bagi Pasien :
• 1) Terjaminnya keamanan, efektifitas dan keterjangkauan biaya pengobatan
• 2) Meningkatnya pemahaman dalam pengelolaan dan penggunaan obat dan/atau alat kesehatan
• Bagi apoteker :
• 1) Pengembangan kompetensi apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah
• 2) Pengakuan profesi apoteker oleh masyarakat kesehatan, masyarakat umum dan pemerintah
• 3) Terwujudnya kerjasama antar profesi kesehatan.
C. Komunikasi dalam pelayanan
farmasi klinik
• Rekomendasi yang diberikan apoteker atas terapi pasien akan
merubah terapi yang telah ditetapkan tenaga medis sebelumnya,
maka akan sangat mungkin menimbulkan resistensi dari tenaga
medis. Karena itu penyampaian rekomendasi yang ditujukan kepada
tenaga medis hendaknya ditulis dengan tata bahasa yang tidak
menghakimi atau menyalahkan, melainkan menunjukkan bahwa
rekomendasi tersebut disusun sesuai dengan tujuan untuk
meningkatkan outcome terapi bagi pasien.