Anda di halaman 1dari 38

TB PARU

SUCI HERFANI
1811901042
YUSMAHARANIS
1811901047
PEMBIMBING
dr. Erneti Aziz, Sp.P
DEFINISI

TB Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan


oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Infeksi dari kuman ini
bersifat sistemik sehingga dapat mengenai semua organ dengan
paru sebagai lokal infeksi primer.
DEFINISI
TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis yakni sejenis tuberculosis bakteri tahan
asam aerobic. Kuman TB Paru menyebar melalui transmisi udara,
dan menyerang jaringan yang memiliki konsentrasi oksigen yang
tinggi seperti paru-paru.
Insidensi di Indonesia
Peringkat ke 2 di dunia (WHO 2016) 228 kasus/10.000
1.447/hari
528.063 kasus/tahun penduduk

75% penderita TB paru adalah kelompok usia produktif (15 –


TB paru 95% berada di negara berkembang
50 tahun) dengan tingkat sosial ekonomi rendah

Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian utama ketiga setelah penyakit jantung dan saluran
pernafasan
ETIOLOGI
• Berbentuk batang, lurus atau sedikit melengkung, tidak berspora, dan
tidak berkapsul
• Cepat mati dengan sinar matahari langsung
• Mempunyai sifat khusus, tahan terhadap asam (BTA) pada pewarnaan
metode Ziehl Nelsen
• Dapat bertahan hidup sampai beberapa jam di tempat yang gelap dan
lembab.
• Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman selama beberapa tahun
• Menyebar melalui transmisi udara, dan menyerang jaringan yang
memiliki konsentrasi oksigen yang tinggi seperti paru-paru.
FAKTOR RESIKO
Immunocompromised
Paparan

Sosioekonomi rendah Kondisi tempat tinggal


dan sekitar nya

Pengetahuan
KLASIFIKASI TB
BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN DAHAK BERDASARKAN TIPE PASIEN

1. Tuberkulosis Paru BTA (+)


• Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menu 1. Kasus baru
njukkan hasil BTA positif
• Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukka
2. Kasus kambuh (relaps)
n BTA positif dan kelainan radiologik menunjukkan g
ambaran tuberkulosis aktif
• Hasil pemeriksaan satu spesimen Dahak menunjukka
n BTA positif dan biakan positif 3. Kasus putus obat (drop out)
2. Tuberkulosis Paru BTA (-)
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA neg 4. Kasus gagal
atif, gambaran klinik dan kelainan radiologik menunju
kkan tuberkulosis aktif serta tidak respons dengan pe
5. Kasus kronik
mberian antibiotik spektrum luas
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA neg
atif dan biakan M.tuberculosis positif 6. Kasus bekas TB
• Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis BTA bel
um diperiksa
DIAGNOSIS
Gejala klinis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Radiologi fisik

Pemeriksaan Pemeriksaan
Biakan Kuman Mikrobiologis
• Batuk ≥ 2 minggu
• Batuk darah
Gejala respiratori
• Sesak napas
• Nyeri dada

• Demam
• Malaise
Gejala sistemik
• Keringat malam, Anoreksia, BB
menurun
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS RADIOLOGI

suara napas Minimal 2 sputum


bronkial, suara positive dari 3 Pemeriksaan
napas standar
spesimen SPS
melemah, adalah foto
ronki basah/ BTA Sputum Positive toraks PA
kering
Pemeriksaan Radiologik
Standar = PA

• TB AKTIF • TB INAKTIF
• Bayangan berawan / nodular di seg • Fibrotik pada segmen apikal dan at
men apikal dan posterior lobus atas au posterior lobus atas
paru dan segmen superior lobus ba • Kalsifikasi atau fibrotik
wah • Fibrotoraks/Fibrosis parenkim paru
• Kaviti, terutama lebih dari satu, dike dan atau penebalan pleura
lilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral (umumnya)
atau bilateral ( jarang)
TAHAP AWAL TAHAP LANJUTAN
• Pada tahap intensif (awal) pasien • Pada tahap lanjutan pasien mendap
mendapat obat setiap hari dan perl at jenis obat lebih sedikit, namun d
u diawasi secara langsung untuk m alam jangka waktu yang lebih lama
encegah terjadinya resistensi obat. • Tahap lanjutan penting untuk mem
• Bila pengobatan tahap intensif bunuh kuman persister sehingga m
tersebut diberikan secara tepat, bias encegah terjadinya kekambuhan
anya pasien menjadi tidak menular
dalam kurun waktu 2 minggu.
• Sebagian besar pasien TB BTA positi
f menjadi BTA negatif (konversi) dal
am 2 bulan.
Kategori-1 (2HRZE/
4H3R3)

Paduan OAT ini diberikan


untuk pasien baru:
• Pasien baru TB paru BTA
positif.
• Pasien TB paru BTA negatif
foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru
EVALUASI PENGOBATAN
EVALUASI KLINIK EVALUASI BAKTERIOLOGIK EVALUASI RADIOLOGIK

• Penderita dievaluasi setiap • Tujuan untuk mendeteksi ada tida Pemeriksaan dan evaluasi foto
2 minggu pada 1 bulan per knya konversi dahak toraks dilakukan pada:
tama pengobatan selanjutn • Pemeriksaan & evaluasi pemeriksa • Sebelum pengobatan
ya setiap 1 bulan an mikroskopik • Setelah 2 bulan pengobatan
• Evaluasi : respons pengobat - Sebelum pengobatan dimulai • Pada akhir pengobatan
an dan ada tidaknya efek s - Setelah 2 bulan pengobatan (setelah
amping obat serta ada tida fase intensif)
knya komplikasi penyakit -Pada akhir pengobatan
• Evaluasi klinik meliputi kelu
han , berat badan, pemerik
saan fisik.
KOMPLIKASI TB PARU

• Bronkiektasis
• Empiema
• TB ekstra pulmoner
• Sindroma obstruksi pasca TB (SOPT)
• Luluh paru (destroyed lobe / lung)
PENUTUP
Tuberkulosis Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis, yakni sejenis bakteri tahan asam yamg aerobic. Kuman tuberkulosis paru
menyebar melalui transmisi udara, dan menyerang jaringan yang memiliki konsentrasi
oksigen yang tinggi seperti paru-paru

Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik,


pemeriksaan mikrobiologis, pemeriksaan biakan kuman, pemeriksaan radiologi .
BAB III
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status pernikahan : Belum Kawin
Alamat : Sungai Kayu Ara
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Tanggal Masuk RS : Kamis, 10 Januari 2019
(Via Igd pukul 10:55 WIB)
Ruang : Paru I
No. MR : 21.13.40
ANAMNESIS (autoanamnesis)

Keluhan Utama :
Batuk berdahak
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSUD Tengku Rafi’an Siak via IGD dengan keluhan batuk berdahak sejak ± 2
minggu. Pasien merupakan rujukan puskesmas sungai apit dengan keluhan berulang. Batuk disertai dahak
kental berwarna kuning.
Selain itu pasien mengeluhkan nyeri ulu hati sejak ± 4 hari yang lalu, mual (-), muntah (+), naf
su makan menurun (+). Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan sejak 1 bulan ini dengan baju s
ehari – hari terasa longgar dan mengeluhkan keringat malam sejak ± 1 minggu yang lalu. Gangguan BAK
disangkal, Tidak BAB sejak ± 4 hari SMRS.
Keluhan lain batuk berdarah (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), gatal (-), mata bengkak (-),
Demam (+), sakit kepala (-).
Riwayat Trauma :
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami trauma.
Riwayat pekerjaan, sosial, ekonomi, dan kebiasaan :
 Riwayat merokok (+) sejak usia 24 tahun tetapi umur 30 sudah berhenti. Sehari pasien menghabiskan
2 bungkus rokok atau sekitar 24 batang. Lama merokok sekitar 6 tahun.
 Indeks Brinkman (IB) = 24 batang rokok/hari X 6 tahun merokok
= 144 (Perokok ringan)
 Sosial ekonomi : menengah kebawah
 Pola makan : tidak teratur dan sering telat makan, kurang suka makan satur dan buah. Pasien suka ma
kanyang pedas, berlemak dan bersantan.
 Riwayat minum alhokol (+) sudah berhenti
 Riwayat mengkonsumsi obat-obat terlarang(-)
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat TB disangkal • Dikeluarga tidak ada yang
Riwayat asma disangkal mengalami hal serupa
Riwayat DM disangkal • Riwayat asma, diabetes
Riwayat hipertensi disagkal melitus, alergi, hipertensi,
penyakit jantung dalam
Riwayat penyakit jantung keluarga disangkal.
disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat Pengobatan  Riwayat merokok (+) sejak usia 24
• Belum pernah mengkonsumsi tahun tetapi umur 30 sudah
OAT sebelumnya berhenti. Sehari pasien
menghabiskan 2 bungkus rokok
atau sekitar 24 batang. Lama
merokok sekitar 6 tahun.
 Indeks Brinkman (IB) = 24
batang rokok/hari X 6
tahun merokok = 144
(Perokok ringan)
Status Generalisata
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Komposmentis
• Tanda vital
– Tekanan darah : 100/70 mmHg
– Pernafasan : 20 x/menit
– Nadi : 84 x/menit
– Suhu : 36,7 ºC
• Berat badan : 35 kg
• Tinggi badan : 160 cm
• BMI/IMT : 35 : (1,6)2 = 35 : 2,56 = 13,67 (underweight)
Kepala b) Paru-paru (belakang)
a) Mata • Inspeksi
• Konjungtiva anemis kanan dan kiri Statis = Simetris dada kanan dan kiri
• Sklera tidak ikterik kanan dan kiri Dinamis = Pergerakan dinding dada kiri
sama kanan
Thorax • Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
a) Paru-paru (depan) • Perkusi
• Inspeksi Kanan = sonor
Statis = dinding dada sama kiri dan kanan Kiri =sonor
Dinamis = Pergerakan dinding dada kanan
sama kiri • Auskultasi
• Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri Kanan = Bronkial, rhonki (+),wheezing (-)
• Perkusi : Kanan = sonor Kiri = Bronkial, rhonki (+), wheezing (-)
Kiri = sonor
• Auskultasi : Kanan = Bronkial, rhonki (+), wheezing
(-)
• Kiri = Bronkial, rhonki (+), wheezing (-)
RADIOLOGI
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA : DIAGNOSIS BANDING
TB paru Rontgen (+) kasus • TB paru Rontgen (+)
baru + Dispepsia + Anemia kasus baru
• Pneumonia
TATALAKSANA
Non-Farmakologi Farmakologi
• Edukasi kepada pasien dan • IVFD RL 20 tpm
keluarga • IVFD aminofluid 20 tpm
• Memakai masker • Tranfusi PRC 2 bag
• Menutup mulut dengan tissue • Inj. Omeprazole 2 x 40 mg
atau lengan ketika batuk atau • Inj. Ondansetron 2 x 4 mg
bersin
• Minum obat secara teratur • N. Acetylcystein 3 x 200 mg
dan tuntas • Curcuma 3 x 20 mg
• Mengenali dan menghindari • Asam Folat 3 x 1
faktor pencetus • Sukralfat syr 3 x 1 cth
• Pola hidup sehat • Paracetamol 3 x 500 mg
• Kontrol secara teratur

Anda mungkin juga menyukai