Definisi
Faktor Penjamu
• Status imunitas : Pasien HIV, Diabetes Melitus
• Usia
• Merokok
Faktor Lingkungan
• Aliran udara yang buruk
• Pajanan terhadap radiasi ultraviolet
• Durasi pajanan dan konsentrasi pajanan yang tinggi (misalnya pada
lingkungan dengan kepadatan tinggi)
• Wilayah tinggal berisiko TB (seperti lapas atau rutan, daerah kumuh,
tempat penampungan pengungsi)
Sumber Penularan
4) Meninggal dunia
Faktor risiko kematian karena TB :
• Keterlambatan diagnosis
• Pengobatan tidak adekuat
• Kondisi kesehatan awal yang buruk atau adanya penyakit penyerta
• Pasien TB tanpa pengobatan
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi anatomis Berdasarkan riwayat pengobatan
• TB paru • Kasus baru
• TB ekstraparu • Kasus dengan riwayat pengobatan
Berdasararkan hasil pemeriksaan sebelumnya
bakteriologi - Kasus kambuh
- Kasus gagal pengobatan
• TB paru BTA positif - Kasus putus obat
• TB paru BTA negatif - Kasus pindahan
- Kasus lain (tidak diketahui riwayat pengobatan
Berdasarkan hasil uji kepekaan obat sebelumnya, pernah diobati tetapi tidak di
• Monoresisten ketahui hasil pengobatannya)
• Poliresisten Berdasarkan status HIV
• Multi-drug resistant (MDR)
• Extensive-drug resistant (XDR) Kasus TB dengan HIV positif
Kasus TB dengan HIV negatif
Kasus TB dengan status HIV tidak diketahui
Patogenesis
Tuberkulosis Primer
Menyebar :
Gejala Klinis
Respiratorik Sistemik
• Batuk ≥ 2 minggu, • Demam
berdahak • Keringat malam meskipun
• Batuk darah tidak beraktivitas
• Nyeri dada • Malaise
• Sesak napas • Nafsu makan menurun
• Berat badan turun
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan bakteriologis sangat berperan untuk menegakkan
diagnosis. Spesimen dapat berupa dahak, cairan pleura, cairan
serebrospinal, bilasan lambung. Pemeriksaan dapat dilakukan
secara mikroskopis dan biakan.
• Pemeriksaan dahak mikroskopis untuk menemukan basil tahan asam,
dilakukan 3 kali (sewaktu/pagi/sewaktu), dengan pewarnaan Ziehl-
Nielsen.
• Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan media padat (Lowenstein-
Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth Indicator Tube) untuk
identifikasi M. tuberculosis.
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Gambaran radiologi curiga lesi TB aktif:
Foto thoraks • Bayangan berawan/nodular di segmen
apikal dan posterior lobus atas dan
Dilakukan bila :
segmen superior lobus bawah paru
• Curiga adanya komplikasi • Kaviti, terutama >1, dikelilingi
(misal: efusi pleura, bayangan opak berawan atau nodular
pneumotoraks) • Bayangan bercak milier
• Hemoptisis berulang atau berat • Efusi pleura
Pemeriksaan Serologi
Metode Elisa, PAP (peroksidase anti peroksidase), PCR (polymerase chain
reaction), LPM (light producing mycobacterophage)
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi jaringan diperoleh melalui transbronchial lung
biopsy, biopsi paru terbuka, biopsi pleura, biopsi kelenjar dan organ lain
diluar paru. Diagnosa TB ditegakkan bila jaringan menunjukkan adanya
granuloma dengan perkejuan.
Suspek TB paru
Tdk ada
Tdk Ada perbaikan
Mendukung perbaikan
mendukung
Pemeriksaan dahak
SPS
Pemeriksaan Pemeriksaan
dahak SPS (+) dahak SPS (-) Hasil BTA Hasil BTA
+++ ---
++-
+-- Foto torak
Tdk
Mendukung
mendukung
Berat Tahap intensif tiap hari selama Tahap lanjutan 3 kali seminggu
badan 56 hari: RHZE (150/75/400/275) selama 16 minggu RH (150-150)
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
37-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
>70 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
Penatalaksanaan
Panduan OAT di Indonesia adalah:
Kategori 2 : 2HRZES / HRZE / 5H3R3E3
Panduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA (+) yang pernah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal pengobatan
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
Tahap intensif tiap hari RHZE (150/75/400/275) + S Tahap lanjutan 3 kali seminggu
Berat RH (150/150) + E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari
badan selama 20 minggu
30-37 kg 2 tablet 4KDT + 500mg S inj. 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT + 2 tablet E
37-54 kg 3 tablet 4KDT + 750mg S inj. 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT + 3 teblet E
55-70 kg 4 tablet 4KDT + 1000mg S inj. 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT + 4 tablet E
>70 kg 5 tablet 4KDT + 1000mg S inj. 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT + 5 tablet E
Efek Samping OAT
Efek samping ringan (minor) OAT
Efek samping Penyebab Manajemen
Mual, nyeri perut, anoreksia H, R, Z OAT diminum malam sebelum tidur atau diminum
dengan sedikit makanan
Nyeri sendi Z Beri OAINS atau parasetamol
Kesemutan, neuropati perifer H Piridoksin (Vit.B6) 1 x 50-75mg
Gatal tanpa ruam H, R, Z, S Simtomatis: antihistamin, pelembab kulit
Warna kemerahan pada urin R Tidak perlu diberikan apa-apa, pasien diberitahu
sebelum pengobatan
Flu like syndrome Dosis Ubah pemberian intermiten ke pemberian harian
rifampisin
intermiten
Efek Samping OAT
Efek samping berat (mayor) OAT
Efek samping Penyebab Manajemen
Gatal dan ruam H, R, Z, S Hentikan OAT dan rujuk untuk drug challenge
Tuli (bukan disebabkan S Hentikan S, ganti E
serumen)
Gangguan keseimbangan S Hentikan S, ganti E
Gangguan penglihatan (setelah E Hentikan E
gangguan lain disingkirkan)
Ikterus tanpa penyebab lain Semua jenis Hentikan semua OAT sampai ikterus menghilang
OAT
Oligouria S Hentikan S
Purpura, syok, AKI R Hentikan R
Drug induced liver injury Semua jenis Hentikan OAT, periksa fungsi hati, rujuk untuk mencari
OAT OAT penyebab dan menetukan regimen pengganti
Komplikasi
Jika tidak diobati, laju kematian akibat TB dapat melebihi 50%. Dari
penelitian di US, ditemukan bahwa case fatality rate nya adalah 4,6%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian adalah usia lanjut,
keterlambatan dalam diagnosis TB, luas lesi pada pemeriksaan
radiologi, kebutuhan ventilasi mekaanik, HIV, diabetes, dan
imunosupresi. Pada umumnya, pasien dengan TB yang diobati
memiliki prognosis baik dengan sekuele minimal atau tanpa sekuele.
Thank you