Anda di halaman 1dari 19

PNEUMONIA

Definisi

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru,


distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas setempat
Etiologi

Bakteri
Virus
Jamur

Keradangan paru yang disebabkan oleh non-infeksi


(bahan kimia, radiasi,obat-obat, dll) → Pneumonitis
Epidemiologi

• Laporan WHO 1999 : penyebab kematian tertinggi akibat


penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut (ISPA)
termasuk pneumonia & inflenza.

• Hasil SKRT 2001 Depkes : penyakit infeksi saluran napas bawah


menempati urutan ke 2 sebagai penyebab kematian di Indonesia.

• Di Amerika : insiden CAP* adalah 12 kasus per 1000 orang per


tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi
pada orang dewasa, dengan angka kematian 15 %.

• Data di RSUD Dr. Soetomo : 180 kasus CAP dengan angka


kematian 20-35%.
Faktor Risiko

• Merokok
• Alkoholisme
• Tinggal dirumah perawatan tertentu (panti jompo)
• Malnutrisis
• Keadaan yang memungkinan terjadinya aspirasi misalnya
gangguan kesadaran
• Adanya penyakit-penyakit penyerta : PPOK,
kardiovaskuler, DM, penyakit immunosupresi
• Infeksi saluran napas bagian atas : 1/3 –1/ 2 pneumonia
didahului oleh infeksi saluran napas bagian atas atau
infeksi virus
Klasifikasi

Berdasarkan klinis dan epidemiologi :


1. Pneumonia Komunitas (community acquired pneumonia)
2. Pneumonia Nosokomial (hospital acquired pneumonia)
3. Pneumonia aspirasi
4. Pneumonia pada penderita immunocompromised

Berdasarkan mikroorganisme penyebab : Berdasarkan letak anatomis :


1. Pneumonia bakterial/tipikal 1. Pneumonisa lobaris
2. Pneumonia atipikal 2. Pneumonia lobularis
3. Pneumonia oleh karena virus (bronkopneumonia)
4. Pneumonia oleh karena jamur 3. Pneumonia interstisial
Patogenesis

Terkait dengan 3 faktor : daya tahan tubuh (imunitas), mikroorganisme dan lingkungan.
Adanyanya mikroorganisme di paru merupakan akibat ketidakseimbangan antara daya tahan
tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan
berakibat timbulnya sakit.

Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan saluran napas :


• Inhalasi partikel infeksius
• Aspirasi dari orofaring
• Penyebaran hematogenous
• Inokulasi langsung
• Kolonosiasi di permukaan mukosa
• Invasi dari infeksi struktur di sekitarnya
PATOGENESIS

Inhalasi Aspirasi Hematogenous Langsung

Faktor risko
Mekanisme pertahanan
paru

PNEUMONIA
Gejala Klinis

• Demam, disertai menggigil, baik pada awal penyakit atau


selama sakit
• Batuk, mula-mula mukoid lalu purulen dan bisa terjadi
hemoptisis
• Nyeri pleuritik, ringan sampai berat, apabila proses
menjalar ke pleura → terjadi pleuropneumonia
• Tanda & gejala lain yang tidak spesifik : mialgia, pusing,
anoreksia, malaise, diare, mual & muntah.
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Gambaran Klinis: Penemuan pemeriksaan fisik tergantung
• Demam, menggigil dari luas lesi di paru. Hasil yang dapat
• Batuk dengan dahak mukoid atau ditemukan adalah sebagai berikut :
purulen kadang-kadang disertai • Inspeksi : Bagian yang sakit tertinggal
darah waktu bernapas
• Suhu tubuh dapat melebihi 400C • Palpasi : Fremitus mengeras
• Sesak nafas • Perkusi : Redup
• Nyeri dada • Auskultasi : Suara napas bronkovesikuler
hingga bronkial dengan intensitas yang
menurun, Ronki basah halus atau Ronki
basah kasar (pada stadium resolusi), Suara
nafas tambahan: wheezing, Pleural friction
rub
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi : Foto thoraks
2. Laboratorium
3. Mikrobiologi
4. Analisis gas darah Secara klinis diagnosis pneumonia dapat
ditegakkan bila dipenuhi batasan : adanya
infiltat pada foto thoraks disertai ≥2 gejala
berikut :
• Demam ≥380C
• Sputum purulen
• Batuk, sesak, nyeri dada
• Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
• Leukosit > 10.000/mm3
Gambaran radiologis pneumonia lobaris
Gambaran radiologis bronkopneumonia
Penatalaksanaan
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian
antibiotik sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji
kepekaan, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu :
1. Pneumonia yang berat dapat mengancam jiwa
2. Mikroorganisme patogen yang berhasil diisolasi belum tentu
sebagai penyebab pneumonia
3. Hasil pembiakan mikroorganisme memerlukan waktu
4. Analisis gas darah
Maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris
Penatalaksanaan rawat jalan

Pengobatan suportif/simtomatik
• Istirahat di tempat tidur
• Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
• Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
• Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran

Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 4 jam

Bila tidak membaik 48 jam→ rawat RS atau foto thoraks


Penatalaksanaan rawat inap

Pengobatan suportif/simtomatik
• Pemberian terapi oksigen
• Pemasangan infus untuk rehidrasi, koreksi kalori & elektrolit
• Pemberian obat simtomatik : antipiretik, mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang dari 4 jam

Jika tidak terjadi perbaikan→ Foto thoraks di ulang


Penatalaksanaan rawat inap di ruang rawat intensif

Pengobatan suportif/simtomatik
• Pemberian terapi oksigen
• Pemasangan infus untuk rehidrasi, koreksi kalori & elektrolit
• Pemberian obat simtomatik : antipiretik, mukolitik

Pengobatan antibiotik harus diberikan kurang darti 4 jam

Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik


Komplikasi

• Efusi pleura
• Empiema
• Abses paru
• Pneumotoraks
• Gagal napas
• Sepsis
Thank You

Anda mungkin juga menyukai