Anda di halaman 1dari 33

PNEUMONIA

dr Syarif Afif
Prodi S-1 Keperawatan
Bhakti Husada Mulia
Madiun
DEFINISI

Peradangan paru yang disebabkan oleh


mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasit). Pneumonia yang disebabkan
mycobacterium tuberculosis tidak termasuk.
TYPE PNEUMONIA BERDASARKAN
SUMBER KUMAN

1. Pneumonia komuniti, pneumonia yang didapat


di masyarakat ( Community Acquired
Pneumonia)
2. Pneumonia nosokomial (Hospital Acquired
Pneumonia)
3. Pneumonia Aspirasi
4. Pneumonia Imunocompromised
PNEUMONIA BERDASAR
PENYEBAB

1. Pneumonia bakterial / tipikal : staphylococcus,


streptococcus, hemofilus influenza, klebsiella,
pseudomonas dll
2. Pneumonia atipical : mycoplasma, legionella
dan chlamydia
3. Pneumonia virus
4. Pneumonia jamur
PNEUMONIA BERDASAR
PREDILEKSI

1. Pneumonia lobaris, lobularis


2. Bronkopneumonia
3. Pleuropneumonia
4. Pneumonia interstitiel
PATOGENESIS

Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan


mikroorganisme di paru, hal ini akibat aktivitas
mekanisme pertahanan paru
Apabila terjadi ketidakseimbangan antara daya
tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka
mikroorganisme dapat berkembangbiak
menimbulkan pernyakit
CARA MIKROORGANISME MASUK
SALURAN NAPAS

1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
PATOLOGI

 Bakteri masuk ke alveoli menyebabkan


reaksi radang edema seluruh alveoli
infiltrasi sel-sel PMN diapedesis eritrosit

 Sel-sel PMN mendesak bakteri ke


permukaan alveoli dan dengan bantuan
lekosit yang lain melalui psedopodosis
sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut
kemudian di fagosit
PATOLOGI

 Terdapat 4 zona pada daerah reaksi inflamasi


a. Zona luar : alveoli yang terisi bakteri dan cairan
edema
b. Zona permulaan konsolidasi : terdiri dari PMN
dan beberapa eksudasi sel darah merah
c. Zona konsolidasi luar : daerah tempat terjadi
fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang
banyak
d. Zona Resolusi : daerah tempat terjadi resolusi
dengan banyak bakteri yang mati, lekosit dan
alveolar makrofag
PATOLOGI

 Red hepatization : daerah perifer yang terdapat


edema dan perdarahan

 Gray hepatization : daerah konsolidasi yang luas


Red Hepatization
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
Demam menggigil, suhu tubuh meningkat, batuk
berdahak mukoid atau purulen, sesak napas,
kadang nyeri dada
DIAGNOSIS

2. Pemeriksaan Fisis
Tergantung luas lesi paru
Inspeksi : bagian yang sakit tertinggal
P alpasi : fremitus dapat mengeras
Perkusi : redup
Auskultasi : suara dasar bronkovesikuler
sampai bronkial, suara tambahan ronki
basah halus sampai ronki basah kasar pada
stadium resolusi
DIAGNOSIS

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Gambaran radiologis
Foto toraks PA / lateral, gambaran
infiltrat sampai gambaran konsolidasi
(berawan) dapat disertai air bronchogram
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobaris
Bronkopneumonia
DIAGNOSIS

3. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan laboratorium
Terdapat peningkatan jumlah lekosit >
10.000/ul kadang dapat mencapai 30.000/ul
Untuk menentukan diagnosis etiologi :
pemeriksaan dahak, (biakan), biakan darah
dan serologi.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia,
pada stadium lanjut asidosis respiratorik
Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Kriteria Minor :
1. Frekuensi pernapasan > 30 kali/menit
2. PaO2/FiO2 < 250 mmHg
3. Foto toraks paru menunjukkan kelainan
bilateral
4. Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
5. Tekanan sistolik < 90 mmHg
6. Tekanan diastolik < 60 mmHg
Kriteria Mayor :
1. Membutuhkan ventilasi mekanik
2. Infiltrat bertambah > 50 %
3. Membutuhkan vasopressor > 4 jam
4. Kreatinin serum ≥ 2 mg/dl atau peningkatan
≥ 2 mg/dl pada penderita riwayat penyakit ginjal
atau gagal ginjal yang membutuhkan dialisis.
KRITERIA PERAWATAN INTENSIF
Paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu (butuh
ventilasi mekanik atau butuh vasopresor > 4 jam)
Atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (PaO2/FiO2 <
250 mmHg, Foto toraks: kelainan bilateral, Tekanan
sistolik < 90 mmHg)
PENGOBATAN

 Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan


suportif

 Pemberian antibiotik sebaiknya berdasarkan data


mikroorganisme dan hasil uji kepekaanya
PENGOBATAN

 Karena beberapa alasan yaitu :


1. Penyakit yang berat dapat mengancam
jiwa
2. Bakteri patogen yang berhasil di isolasi
belum tentu sebagai penyebab pneumonia
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan
waktu
 Maka pemberian antibiotika dilakukan secara
empiris
PENGOBATAN
 Penisilin Sensitif Streptococcus Pneumoniae
(PSSP)
• Golongan penisilin
• TMP-SMZ
• Makrolid
PENGOBATAN
 Penisilin Resisten Streptococcus Pneumoniae
(PRSP)
• Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
• Sefotaksim, Sefriakson dosis tinggi
• Makrolid baru dosis tinggi
• Fluorokuinolon respirasi
PENGOBATAN
 Pseudomonas Aeruginosa
• Aminoglikosid
• Seftazidim, Sefoperason, Sefepim
• Tikarsilin, Piperasilin
• Karbapenem : Meropenem, Imipenem
• Siprofloksasin, levofloksasin
PENGOBATAN
 Methicillin Resistent Staphylococcus Aureus
(MRSA)
• Vankomisin
• Teikoplanin
• Linezolid
PENGOBATAN
 Hemophilus Influenza
• TMP-SMZ
• Azithromisin
• Sefalosporin gen.2 atau 3
• Fluorokuinolone respirasi
PENGOBATAN
 Legionella
• Makrolid
• Fluorokuinolone
• Rafampicin
PENGOBATAN
 Mycoplasma Pneumoniae
• Doksisiklin
• Makrolid
• Fluorokuinolone
PENGOBATAN
 Chlamydia Pneumoniae
• Doksisiklin
• Makrolid
• Fluorokuinolone
KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi


Efusi pleura
Empiema
Abses paru
Pneumothoraks
Gagal napas
Sepsis

Anda mungkin juga menyukai