dr Syarif Afif
Prodi S-1 Keperawatan
Bhakti Husada Mulia
Madiun
DEFINISI
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
PATOLOGI
1. Anamnesis
Demam menggigil, suhu tubuh meningkat, batuk
berdahak mukoid atau purulen, sesak napas,
kadang nyeri dada
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisis
Tergantung luas lesi paru
Inspeksi : bagian yang sakit tertinggal
P alpasi : fremitus dapat mengeras
Perkusi : redup
Auskultasi : suara dasar bronkovesikuler
sampai bronkial, suara tambahan ronki
basah halus sampai ronki basah kasar pada
stadium resolusi
DIAGNOSIS
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Gambaran radiologis
Foto toraks PA / lateral, gambaran
infiltrat sampai gambaran konsolidasi
(berawan) dapat disertai air bronchogram
Pneumonia lobaris
Pneumonia lobaris
Bronkopneumonia
DIAGNOSIS
3. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemeriksaan laboratorium
Terdapat peningkatan jumlah lekosit >
10.000/ul kadang dapat mencapai 30.000/ul
Untuk menentukan diagnosis etiologi :
pemeriksaan dahak, (biakan), biakan darah
dan serologi.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia,
pada stadium lanjut asidosis respiratorik
Penilaian Derajat Keparahan Penyakit
Kriteria Minor :
1. Frekuensi pernapasan > 30 kali/menit
2. PaO2/FiO2 < 250 mmHg
3. Foto toraks paru menunjukkan kelainan
bilateral
4. Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
5. Tekanan sistolik < 90 mmHg
6. Tekanan diastolik < 60 mmHg
Kriteria Mayor :
1. Membutuhkan ventilasi mekanik
2. Infiltrat bertambah > 50 %
3. Membutuhkan vasopressor > 4 jam
4. Kreatinin serum ≥ 2 mg/dl atau peningkatan
≥ 2 mg/dl pada penderita riwayat penyakit ginjal
atau gagal ginjal yang membutuhkan dialisis.
KRITERIA PERAWATAN INTENSIF
Paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu (butuh
ventilasi mekanik atau butuh vasopresor > 4 jam)
Atau 2 dari 3 gejala minor tertentu (PaO2/FiO2 <
250 mmHg, Foto toraks: kelainan bilateral, Tekanan
sistolik < 90 mmHg)
PENGOBATAN