Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN

DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

OLEH :

KOMAG NARIANINGSIH, S.Kep

21089142029

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUELENG

2022
A. KONSEP PENUMONIA

1. DEFINISI

Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus paru terisi cairan radang

dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang kedalam dinding alveoli dan

rongga interstisium. pneumonia adalah proses inflamasi, yang melibatkan parenkim

paru. Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut pada parenkim paru yang

biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA)(Sylvia A.price).

Dengan gejala batik dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius

sepeti virus, bakteri, mycoplasma dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-

paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran

radiologis.

Pneumonia disebabkan oleh virus pathogen yang masuk ke dalam tubuh

melalui aspirasi, inhalasi/penyebab sirkulasi : pneumonia paling banyak disebabkan

oleh bakteri (Brunner & Suddarth, 2001).

2. ETIOLOGI

Penyebab pneumonia adalah:

a. Bakteri:

1) Bakteri garam positif (streptococcus pneumoniae/ pneumococcal pneumonia,

staphylococcus aureus)

2) Bakteri gram negatif (haemophilus influenzae, pseudomonas aeruginosa,

kleibsiella pneumoniae, dan anaerobik bakteria)

3) Atypikal bacteria (legionella pneumophia dan mycoplasma pneumonia)

b. Virus:

1) Virus influenza

2) Parainfluenza

3) Adenovirus

4) Virus Synsitical respiratorik

5) Rhinovirus

c. Jamur:

1) Kandidiasis

2) Histoplasmosis
3) Kriptokokkis

d. Protozoa: Pneumokistis karinii pneumonia

3. TANDA DAN GEJALA

a. Demam : suhu mencapai 39,5-40,5

b. Anoreksia

c. Muntah

d. Diare

e. Nyeri abdomen

f. Batuk

g. Bunyi pernafasan : seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengan

mengi, krekels.

h. Sakit tenggorokan

i. Keadaan berat badan pada bayi tidak menyusu atau makan/minum, atau

memuntahkan semua, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress,

pernafasan berat.

j. Disamping batuk atau kesulitan bernafas hanya terdapat nafas cepat saja

- Pada anak umur 2 bulan-11 bulan > 50 kali/menit

- Pada anak umur 1 tahun-5 tahun > 40 kali/menit

4. KLASIFIKASI

a. Berdasarkan inang dan lingkungan :

1) Pneumonia komunitas : dijumpai pada H.influenza pada pasien perokok,

pathogen atipikal pada lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo,

dengan adanya PPOK, penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska

terepi antibiotika spectrum luas.

2) Pneumonia nosokomial : tingkat berat sakit, adanya resiko untuk jenis

pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.

3) Pneumonia aspirasi : oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi

bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan mkanan atau

lambung, edema paru, dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
4) Pneumonia pada penderita immunocompromised : terjadi akibat proses

penyakit dan akibat terapi. Penyebab infeksi dapat disebabkan oleh kuman

pathogen atau mikroorganisme yang biasanya nonvirulen, berupa bakteri,

protozoa, parasit, virus, jamur dan cacing.

b. Berdasarkan penyebab

1) Pneumonia bakteri/tipikal

Pneumonia jenis ini bisa menyerang siapa saja terutama orang yang

mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan menjadi sangat rentan

terhadap penyakit. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru,

atau pun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga

di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Bakteri

pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia

bakteri tersebut.

Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran nafas ringan

satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu), infeksi virus

pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus

(cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terhisap masuk ke

dalam paru-paru.

2) Pneumonia akibat virus

Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza. Gejala awal dari

pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk

kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam

penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit, terdapat

panas tinggi disertai membirunya bibir. Hal itu yang disebut dengan

superinfeksi bacterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bacterial adalah

keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.

3) Pneumonia Jamur

Sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan

daya tahan lemah.


5. Patofisiologi

Normal (sistem pertahanan


terganggu) Organism

Virus Sel nafas bagian bawah Stapilokokus


pneumokokus
Kuman pathogen Thrombus
mencapai bronkioli Eksudat masuk ke alveoli
terminalis merusak sel
epitel bersilia, sel goblet Toksin, coagulase
Alveoli

Cairan edema + leukosit Permukaan lapisan


ke alveoli Sel darah merah , leukosit, pleura tertutup tebal
pneumokokus, mengisi eksudat thrombus vena
alveoli pulmonalis
Konsolidasi paru
Leukosit + fibrin Nekrosis hemoragik
mengalami konsolidasi
Kapasitas vital,
compliance menurun,, Produksi sputum
hemoragik Leukosit meningkat

Suhu tubuh meningkat Ketidakefektifan


Intoleransi
Bersihan Jalan Nafas
Aktivitas / Defisiensi
Pengetahuan
Hipertermi / Resiko
Kekurangan Volume
Cairan

Abses pneumatocele
(kerusakan jaringan
parut )

Ketidakefektifan pola
nafas
6. Pemeriksaan Penunjang

1. Sinar X : Mengidentifikasi distribusi structural ( missal : lobar, bronchial)

2. Biopsy paru : untuk menetapkan diagnosis

3. Pemeriksaan gram/kultur, sputum, dan darah : untuk dapat mengidentifikasi

semua organism yang ada.

4. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnosis organisme

khusus

5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat

penyakit dan membantu diagnosis keadaan.

6. Spirometrikstatic : untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi

7. Bronkostopi : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.

7. Penatalaksanaan

Pasien menjalani tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda

penyembuhan. Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan

dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan untuk pneumonia

bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum

mencakup :

a. Oksigen 1-2 L/menit

b. IVFD dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3:1, +KCl 10 mEq/500 ml cairan sesuai berat

badan, kenaikan suhu dan status dehidrasi.

c. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui

selang nasogastirk dengan feeding drip.

d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan

beta agois untuk memperbaiki transport mukosiler.

e. Koreksi gangguan keseimbangan asam dan basa elektrolit.

f. Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :

1) Untuk kasus pneumonia communiti base :

a) Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian

b) Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian


2) Untuk kasus pneumonia hospital base :

a) Sefotaksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian

b) Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

3) Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.

4) Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus

5) Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia

mikroplasma.

(Roudelph, 2007).

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a) Aktivitas/Istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan, Insomnia

Tanda : Letargi, Penurunan toleransi terhadap aktivitas

b) Sirkulasi

Gejala : Riwayat adanya GJK kronis

Tanda : Takikardia, Penampilan kemerahan atau pucat

c) Integritas Ego

Gejala : Banyaknya stressor, masalah finansial

d) Makanan dan cairan

Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah

Tanda : Distensi abdomen, Hiperaktif bunyi usus, Kulit kering dengan turgor

buruk, Malnutrisi

e) Neurosensori

Gejala : Sakit kepala daerah frontus (influenza)

Tanda : Perubahan mental (bingung, somnolen)

f) Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Sakit kepala, Nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh batuk : nyeri dada

substernal (influenza), Mialgia, artalgia

Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidak pada sisi yang sakit

untuk membatasi gerakan)

g) Pernapasan
Gejala : Takipnea, dispnea progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot

aksesori, pelebaran nasal.

Tanda : Sputum, merah muda, berkarat atau purulen, Warna pucat atau siunosis

bibir/kaku. Perkusi : pekak di atas area yang konsolidasi. Fremitus : taktis dan

vokal bertahap meningkat dengan konsolidasi Gesekan fraksi pleural. Bunyi napas

: menurun atau tidak ada diale area yang terlibat, atau nafas bronchial.

h) Keamanan

Gejala: Riwayat gangguan sistem imun, Demam

Tanda : Berkeringat, Menggigil berulang, gemetaran

i) Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis

Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari

j) Pemeriksaan Diagnostik

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi

jalan nafas.

b) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi

c) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit


3. Intervensi Asuhan Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)

(NOC)

1 Ketidakefektifan bersihan NOC : 1. Monitor status oksigen

jalan nafas.  Respiratory status : pasien

Definisi : ketidaakmampuan ventilation 2. Monitor respirasi dan

untuk membersihkan sekresi  Respiratory status : status O2.

atau obstruksi dari saluran airway patency 3. Berikan O2 dengan

pernafasan untuk Kriteria hasil : menggunakan nasal

mempertahannkan kebersihan a) Mendemonstrasikan batuk 4. Posisikan pasien untuk

jalan nafas. efektif dan suara nafas yang memaksimalkan ventilasi

Batasan karakteristik : bersih, tidak ada sianosis 5. Ajarkan keluarga

 Tidak ada batuk dan dyspneu (mampu bagaimana cara melakukan

 Suara nafas tambahan mengeluarkan sputum, nebulizer

 Perubahan frekuensi nafas mampu bernafas dengan 6. Kolaborasi dengan tenaga

mudah, tidak ada pursed medis dalam pemberian


 Perubahan irama nafas
lips) tindakan nebulizer
 Sputum dalam jumlah berlebih
b) Mampu mengidentifikasi
 Batuk yang tidak efektif
dalam mencegah faktor
Faktor- faktor yang
yang dapat menghambat
berhubungan :
jalan nafas
 Lingkungan :
c) Menunjukan jalan nafas
- perokok pasif
yang paten ( klien tidak
- mengisap asap
merasa tercekik, irama
- merokok
nafas, frekuensi pernafasan
 Obstruksi jalan nafas :
dalam rentang normal, tidak
-mokus dalam jumlah
ada suara nafas upnormal)
berlebihan

-eksudat dalam jalan alveoli

-materi asing dalam jalan nafas


-sekresi bertahan/sisa sekresi

- sekresi dalam bronki

 Fisiologi :

- jalan nafas alergi

-asma

-infeksi

2. Ketidakefektifan Pola Nafas NOC : 1. Monitor respirasi dan

Definisi : inspirasi dan/ atau  Respiratory status : status O2

ekspirasi yang tidak memberi ventilatiom 2. Monitor aliran O2

ventilasi.  Respiratory status: airway 3. Buka jalan nafas, gunakan

Batasan karakteristik : patency teknik chin list atau jaw

 Perubahan kedalaman nafas  Vital sign status thrust bla perlu.

 Bradipneu / dipneu Kriteria hasil : 4. Posisikan pasien untuk

 Penurunan tekanan ekspirasi  Mendemonstrasikan memaksimalkan ventilasi

 Penurunan ventilasi semenit batuk efektif dan suara nafas 5. Kolaborasi dengan tenaga

yang bersih, tidak ada medis terkait pemberian


 Penurunan kapasitas vital
sianosis dan dyspneu O2
 Pernafasan cuping hidung
(mampu mengeluarkan
 Pernafasan bibir
sputum, mampu bernafas
 Takipneu
dengan mudah, tidak ada
 Peningkatan diameter anterior
pursed lips)
–posterior
 Menunjukan jalan
Faktor yang berhubungan :
nafas yang paten (klien tidak
 Deformitas dinding dada
merasa tercekik, irama nafas,
 Keletihan
frekuensi pernafasan dalam

rentang normal, tidak ada


 Hiperventilasi
suara nafas upnormal)
 Gangguan muskoloskeletal

 Kerusakan neurologis
 Tanda-tanda vital
 Sindrom hipoventilasi
dalam rentang normal
 Disfungsi neuromuscular (tekanan darah , nadi,
pernafasan)

3. Hipertermia NOC : 1. Monitor tanda-tanda

Definisi : peningkatan suhu Thermoregulation hipertermi dan hipotermi

tubuh diatas kisaran normal. Kriteria hasil : 2. Monitor tanda-tanda vital

Batasan karakteristik :  Suhu tubuh dalam rentang minimal tiap 2 jam sekali

 Konvulsi normal 3. Berikan pengobatan untuk

 Kulit kemerahan  Nadi dan RR dalam mengatasi penyebab

 Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal demam dan mencegah

kisaran normal  Tidak ada perubahan terjadinya mengigil

 Kejang warna kulit dan tidak 4. Lakukan kompres pasien

pusing dengan air hangat pada


 Takikardi
lipatan paha dan aksila
 Takipnea
5. Kolaborasi untuk
 Kulit terasa hangat
pemberian cairan
Faktor yang berhubungan :
intravena
 Dehidrasi

 Pemajana lingkungan yang

panas

 Penyakit

 Pemakaian pakaian yang tidak

sesuai dengan suhu lingkungan

 Peningkatan laju metabolism

 Medikasi

 Trauma
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.. et al. (2013). Nursing Intervention Classification. Jakarta : Elsevier

Nanda, (2015).Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzzane C . 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth vol 1

ed 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Muttaqin, Arif .2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan, Salemba

Medika, Jakarta.

Price, Sylvia Anderson dan Lorraine M. Wilson . 2005 . Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit vol 2 ed 1 . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).Wong, Donna L.

(2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Volume 6. Jakarta : EGC

Amin Huda Nuratif, Hartatif Kusuma (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasaran

Diagnose Medis & NANDA NIC-NOC, Jilid 3. Mediaction. Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai