3. Etiologi
Menurut Ridha, 2014. Pneumonia bisa disebabkan karena beberapa faktor,
diantaranya adalah
a. Bakteri : Streptococcus pneumonia, Haemofilus influenza,\
Mycobacteriumtuberculosa, Pneumococcus.
b. Virus : Virus parainfluenza, Virus influenza, Adenovirus, RSV,
Cytomegalovirus.
c. Organisme atipikal : Chlamidiatrachomatis, Mycoplasma pneumonia,
pneumonia, Pneumocytis.
1
4. Patofisiologi
2
PATHWAY
Paru- paru
Infeksi
3
5. Klasifikasi
6. Gejala Klinis
Tanda dan gejala pneumonia:
1. Demam
2. Berkeringat dan menggigil
3. Batuk kering atau batuk dengan dahak kental berwarna kuning, hijau, atau
disetai darah
4. Sesak nafas
5. Nyeri dada ketika menarik nafas atau batuk
6. Mual dan muntah
7. Diare
8. Selera mkan menurun.
7. Pemeriksaan fisik
4
Pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat
terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus dapat
mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi
ronki basah kasar pada stadium resolusi
8. Pemeriksaan Diagostik/Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam pemeriksaan ini, jumlah leukosit yang didapatkan ialah 15.000-40.000 per
mm dalam keadaan leukopenia. Biasanya lanjut endap darah meningkat hingga 100
mm/jam.
b. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan sebaiknya dibuat dengan cara foto toraks posterior, anterior, dan
lateral untuk melihat keberadaan konsolidasi rentrokadial.
c. Foto Rontgen Dada (Chest X-Ray)
Untuk mengidentifikasi penyebaran gejala, misalnya pada lobus dan
bronchial.
d. ABGs/PulseOximetry
Abnormalitas mungkin timbul, tergantung pada luasnya kerusakan paru.
5
pneumonia komunitas dapat diberikan secara empiris maupun menyesuaikan
berdasarkan patogen penyebabnya. Pada salah satu studi prospektif, tidak ada
perbedaan signifikan antara inisiasi pemberian terapi empirik dengan pemberian
terapi sesuai dengan patogen penyebabnya.
11. Komplikasi
1. Sianosis: warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat karena kandungan
oksigen yang rendah dalam darah.
2. Hipoksemia: penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah, kadang-kadang
khusus sebagai kurang dari yang, tanpa spesifikasi lebih lanjut, akan mencakup
baik konsentrasi oksigen terlarut dan oksigen yang terikat pada hemoglobin
3. Bronkaltasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus
yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muskular
dinding bronkus.
4. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru yang
diserang tidak mengandung udara dan kolaps). Terjadi akibat penumpukan secret.
5. Meningitis: terjadi karena adanya infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang.
(Elizabeth, 2009)
1. Pengkajian
1) Anamnese
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah
sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri
pada luka.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta
upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit Pneumonia atau penyakit – penyakit lain
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan
oleh penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
6
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga
yang juga menderita pneumonia
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap
penyakit penderita.
g. Pola fungsi kesehatan (pola fungsional Gordon), meliputi kesehatan, pola
nutrisi/metabolik, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola tidur dan
istirahat, pola kognitif perseptual, pola persepsi diri/ konsep diri, pola seksual
dan reproduksi, pola hubungan.
2) Pemeriksaan fisik
c. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
d. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
e. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
f. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
g. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
7
h. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
i. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan yang
dilakukan
2) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi trachea
bronchial, peningkatan produki sputum ditandai dengan bunyi nafas tidak
normal dan batuk efektif
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pembawa oksigen
darah, dan gangguan pengiriman oksigen
3. Intervensi Keperawatan
8
suara nafas
tambahan
4. Kolaborasi
dalam
pemberian
oksigen nasal
kanul dengan
rasional
memenuhi
kebutuhan
oksigen
9
darah, dan gas terteratasi dengan 2. Observasi warna 2. Sianosis
gangguan kreteria hasil : kuliit, membrane kuku
pengiriman mukosa dan menunjukan
1. Memelihara
oksigen kuku vasokontriksi
kebersihan paru-
respon tubuh
paru dan bebas dari 3. Kaji status
terhadap
tanda-tanda distress mental
demam
pernafasan 4. Kolaborasi
3. Gelisah
2. Mendemonstrasika berikan terapi
mudah
n batuk efektif dan dengan benar
terangsang,
suara nafas yang
bingung dan
bersih
somnoolen
dapat
menunjukan
hipoksia
4. Mempertaha
nkan O2
DAFTAR PUSTAKA
10
Ridha, Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. (22 diakses 2019)
Elizabeth J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi: Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
(diakses 22 April 2019)
11