TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Nurarif, 2016).
Suprapto, 2013).
8
Pneumonia adalah suatu proses peradangan di mana terdapat
2.1.2 Etiologi
yaitu:
V.Sitomegalitik, V.Influenza
3) Mycoplasma Pneumonia.
9
4) Jamur: Histoplasma Capsulatum, Crytococcus Neuroformans,
6) Pneumonia Hipostatik
7) Sindrom Loeffler.
2.1.3 Klasifikasi
dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka
1) Pneumonia Komunitas
10
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien perokok, pathogen
luas.
2) Pneumonia Nosokomial
3) Pneumonia Aspirasi
11
sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang
ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan
1) Batuk nonproduktif
4) Retraksi intercosta
6) Demam
7) Ronchi
8) Cyanosis
9) Leukositosis
11) Batuk
15) Menggigil
12
16) Berkeringat
17) Lelah
2.1.5 Patofisiologi
protein.
menjadi tidak berisi udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah
menjadi sedikit.
Perlahan sel darah merah yang akan masuk ke alveoli menjadi mati
13
gangguan proses difusi osmosis oksigen dan berdampak pada
retraksi dada.
14
2.1.6 Pathway
paling maksimal.
2.1.8 Penatalaksanaan
yang lebih tua dan penderita sesak nafas atanu penyakit jantung
16
melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
elektrolit.
17
2) Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
2.1.9 Komplikasi
pneumonia meliputi:
1) Abses paru
2) Efusi pleural
3) Empisema
4) Gagal napas
5) Perikarditis
6) Meningitis
7) Atelektasis
8) Hipotensi
9) Delirium
11) Dehidrasi
18
4) Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan
keadaan
diaspirasi
benda asing
2.2.1 Definisi
PPNI, 2017).
2.2.2 Etiologi
a. Fisiologis
19
2) Hipersekresi jalan nafas
3) Disfungsi neuromuskuler
8) Proses infeksi
9) Respon alergi
b. Situasional
1) Merorok aktif
2) Merokok pasif
3) Terpajan polutan
Objektif
5) Nafas dangkal
6) Agitasi
20
b. Gejala dan tanda minor
Subjektif
1) Lelah
4) Gelisah
Objektif
4) Diaforesis
8) Kesadaran menurun
1) Cedera kepala
3) Gagal nafas
4) Cardiac arrest
5) Transplantasi jantung
6) Dysplasia bronkopulmonal
21
1) Batuk
5) Sianosis
8) Bunyi napas
9) Dipsneu
12) Orthopneu
13) Gelisah
a. Lingkungan
1) Perokok pasif
2) Mengisap asap
3) Merokok
22
4) Materi asing dalam jalan napas
c. Fisiologis
2) Asma
5) Infeksi
6) Disfungsi neuromuscular
(data objektif).
23
Terdapat dua jenis pengkajian yang dilakukan untuk
1) Identitas
diagnosa medis.
2) Keluhan utama
24
yang biasa ada di pasaran. Pada awalnya keluhan batuk non
alergi.
fungsional
25
Sering muncul anoreksia (akibat respon sistemik
c. Pola eliminasi
ketidaknyamanan tersebut.
f. Pola kognitif
pasien diam.
26
Pasien terlihat malas jika diajak bicara dengan keluarga,
i. Pola seksualitas
Allah.
7) Pemeriksaan fisik
of System:
27
atas compos mentis, apatis, samnolen, spoor, soporokoma,
1) B1 (Breathing)
Inspeksi :
yang purulent.
28
Palpasi :
normal.
Perkusi :
Auskultasi :
2) B2(blood)
meliputi:
29
Inspeksi : didapatkan adanya kelemahan fisik secara
umum.
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
30
Klien biasanya lemah, cepat lelah, tonus otot menurun,
8) Pemeriksaan diagnostik
1) Foto thoraks
2) Laboratorium
meliputi :
31
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
berubah.
32
yang berhubungan 3x24 jam pasien
dengan sekresi dengan bersihan jalan 1. Monitor pola 1. Penurunan bunyi
yang tertahan nafas tidak efektif nafas ( nafas menunjukan
ditandai dengan dapat berkurang atau frekuensi, atelectasis,
batuk tidak efektif, efektif dengan kedalaman, pengkajian fungsi
sputum berlebih, kriteria hasil: usaha nafas) pernapasan dengan
ronkhi, mengi, 1) Batuk interval yang
wheezing, efektif teratur adalah
frekuensi nafas 2) Tidak ada penting karena
berubah. sianosis pernapasan yang
3) Frekuensi tidak efektif dan
1 nafas normal adanya kegagalan
1 (16-20 karena adanya
1 x/menit) kelemahan atau
. 4) Tidak ada paralisis pada otot-
. dypsneu otot intercostal dan
1 5) Mampu diafragma yang
bernafas berkembang cepat
dengan (Wardani et al.,
mudah 2018)
6) Tidak ada
suara nafas 2. Monitor bunyi 2. Ronkhi dan
tambahan ( nafas wheezing
mengi, tambahan ( menyertai
wheezing, mis. Mengi, obstruksi jalan
ronkhi wheezing, nafas/kegagalan
kering) ronkhi kering) pernapasan,
7) Produksi wheezing
sputum terdengar pada
berkurang inspirasi atau
8) Irama nafas ekspansi pada
teratur respons terhadap
9) Saturasi O2 pengumpulan
dalam batas cairan, sekret
normal (95- kental, dan spasme
100 %) jalan napas atau
obstruksi. Ronkhi
menunjukkan
akumulasi secret
dan
ketidakefektifan
pengeluaran
sekresi (Wardani
3. Monitor et al., 2018)
tanda-tanda 3. Perubahan TTV
vital: Suhu, dapat
Nadi, RR, menunjukkan
SPO2 status
perkembangan
kesehatan pasien
Teraupetik
4. Posisikan
semi-fowler 4. Posisi semi fowler
atau fowler
33
memaksimalkan
ekspansi paru dan
menurunkan upaya
bernapas. Ventilasi
maksimal
membuka area
alektasis dan
meningkatkan
gerakan sekret ke
jalan napas besar
untuk dikeluarkan
5. Berikan (Andarmoyo,
minum hangat 2013)
5. Air hangat dapat
mempermudah
pengenceran
sekret melalui
konduksi yang
mengakibatkan
arteri pada area
sekitar leher
vasodilatasi dan
mempermudah
cairan pada
pembuluh daraj
6. Lakukan
dapat diikat oleh
fisoterapi
sekret
dada, jika
6. Meminimalkan
perlu (mis.
dan mencegah
Teknik
sumbatan/obstruks
clapping)
i saluran
pernapasan
7. Berikan
oksigen, jika
7. Mempertahankan
perlu
oksigen agar
adekuat,
memakasimalkan
bernafas dan
menurunkan kerja
8. Berikan
nafas
nebulizer
8. Memberikan
kelembaban pada
membrane
mukosa, dan
Edukasi membantu
pengenceran
9. Ajarkan sekret
teknik batuk
efektif
9. Batuk yang
terkontrol dan
efektif dapat
memudahkan
pengeluaran sekret
Kolaborasi
34
yang melekat di
10. Kolaborasi jalan napas
dengan tim (Muttaqin, 2011)
medis dalam
pemberian
obat sesuai 10. Mukolitik
indikasi dan menurunkan
kebutuhan kekentalan dan
pasien perlengketan
(bronkodilator sekret paru untuk
, mukolitik) memudahkan
pembersihan,
bronkodilator
dapat
meningkatkan
diameter lumen
percabngan
tracheobronkial
sehingga
menurunkan
tahanan terhadap
aliran udara
(Muttaqin, 2011)
Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif
2.3.4 Implementasi
2.3.5 Evaluasi
35
keperawatan telah tercapai atau belum, sebagian tercapai atau
36