Anda di halaman 1dari 40

PNEUMONIA

dr. Iwan, Sp.P


BATASAN :
Keradangan parenkim paru dimana
asinus terisi dengan cairan eksudat,
dengan / tanpa disertai infiltrasi sel
radang ke dinding alveoli / interstitium

* Pneumonia = keradangan ok infeksi


kuman patogen (mis : bakteri, virus, NORMAL ALVEOLI
fungi, parasit)
*
Pneumonitis = keradangan ok berbagai
penyebab non infeksi (bahan kimia,
radiasi, proses autoimun)

PNEUMONIA
pneumonia
Lower
AREA STERIL !
Airways
TRACHEA

(ADA MEKANISME MAINSTEM


PERTAHANAN BRONCHI
PARU YANG
MENJAGA AREA
INI DALAM BRONCHIOLES
KEADAAN STERIL)

ALVEOLI
Repiratory
Host Defenses Microrganisms

Virulence factors:
External barriers
Capsular
Innate (natural) immunity polysaccharide
Adaptive (aqcuired) immunity Pneumolysin
Protease
- Humoral etc.
Mucociliary clearance in the normal airway
PATOGENESIS
Inhalasi Aspirasi Hematogenous Langsung

Komorbid :
Predisposisi :
diabetes mellitus
influenzae
gagal ginjal menahun
alkoholisme
gizi jelek / kurang
Mekanisme ggan imuniti
PPOK
debiliti
pertahanan paru pneumokoniosis

PNEUMONIA
Sekali patogen
berhasil menembus
mekanisme
pertahanan paru

Inflamasi

Substitusi udara di
dalam alveoli (air
spaces) oleh cairan
eksudat
(= KONSOLIDASI)

Shunting
GAMBARAN KLINIS ditentukan oleh :

Faktor predisposisi

Penyakit penyerta

Keadaan Umumkuman
Virulensi
Inokulum, jenis &
jumlah kuman Daya
tahan tubuh
Adanya bakterimia
Proses
Tanda & Gejala
- Demam mendadak, disertai menggigil, baik
pada awal penyakit atau selama sakit
- Batuk, mula-
mula mukoid lalu purulen dan
bisa terjadi hemoptisis
- Nyeri pleuritik,
ringan sampai berat, apabila
proses menjalar ke pleura (terjadi
pleuropneumonia)
- Tanda &
gejala lain yang tidak spesifik :
Pemeriksaan fisik
Inspeksi / palpasi  sisi hemitoraks yg sakit
tertinggal
Palpasi / Perkusi / Auskultasi 
tanda-tanda KONSOLIDASI :

- Redup
- Fremitus raba / suara meningkat
- Suara napas
bronkovesikuler - bronkial -
Suara bisik
- Krepitasi
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan dahak

2. Darah

3. Foto toraks
PA / lateral 4. Analisa gas
darah
Foto toraks
 opasitas / peningkatan densitas ( konsolidasi )
disertai dengan gambaran air bronchogram
 Bila gejala klinis pneumonia (+), gambaran
radiologis negatif  ulangi foto toraks dalam

24-48 jam untuk menegakkan diagnosis.


Gambaran radiologis pneumonia lobaris
Gambaran radiologis bronkopneumonia
Gambaran radiologis pneumonia interstitialis
SECARA KLINIS DIAGNOSIS PNEUMONIA
DAPAT DITEGAKKAN BILA DIPENUHI
BATASAN SBB :

ADANYA INFILTRAT PADA FOTOTORAK


DISERTAI 2  GEJALA BERIKUT :

- FEVER  380C

- LEKOSISITOSIS > 10.000 / mm3

- SPUTUM PURULEN

- BATUK, SESAK, NYERI DADA


Pneumonia
lobaris

Pneumonia Pneumonia
bakterial atipikal
Community-acquired
pneumonia
(CAP)

Broncho- Pneumonia
pneumonia interstitialis
• Streptococcus pneumonia merupakan penyebab
utama pada orang dewasa
Community-acquired • Haemophilus influenzae merupakan
pneumonia penyebab yang sering pada anak-anak
(Pneumonia komuniti) • Mycoplasma sering bisa menjadi penyebab
keduanya (anak & dewasa)
• Terutama disebabkan kerena kuman gram
Hospital-acquired negatif
pneumonia • Angka kematiannya > daripada CAP
(Pneumonia nosokomial) • Prognosis ditentukan ada tidaknya penyakit
penyerta
• Sering terjadi pada bayi dan anak-anak
Pneumonia aspirasi • Pada orang dewasa sering disebabkan oleh
bakteri anaerob

• Macam kuman penyebabnya sangat luas,


termasuk kuman sebenarnya mempunyai
Pneumonia pada patogenesis yang rendah
immunokompromais • Berkembang sangat progresif menyebabkan
kematian akibat rendahnya pertahanan
• Sering terjadi pada semua usia
Pneumonia bakterial • Beberapa mikroba cenderung
menyerang individu yang peka, misal;
Klebsiella pada penderita alkoholik,
Staphylococcus menyerang pasca
influenza
• Disebabkan: Mycoplasma, Legionella

Pneumonia atipikal dan Chlamydia


• Sering mengenai anak-anak dan
dewasa muda
• Sering pada bayi dan anak-anak
Pneumonia virus • Merupakan penyakit yang serius pada
penderita dengan pertahanan tubuh
yang lemah
• Seringkali merupakan infeksi
Pneumonia jamur sekunder

• Sering pada pneumonia bakterial
• Jarang pada bayi dan orang tua
Pneumonia lobar • Pneumonia terjadi pada satu lobus atau
segmen, kemungkinan dikarenakan
obstruksi bronkus misalnya : aspirasi
benda asing pada anak atau proses
keganasan pada orang dewasa
• Ditandai adanya bercak-bercak infiltrat
pada lapangan paru
Bronkopneumonia • Dapat disebabkan bakteri maupun virus
• Sering pada bayi dan orang tua
• Jarang dihubungkan dengan obstruksi
bronkus
• Proses terjadi mengenai jaringan
interstitium daripada alevoli atau bronki
Pneumonia • Merupakan karakteristik (tipikal)
infeksi oportunistik (Cytomegalovirus,
interstitial Pneumocystis carinii)
ETIOLOGI KUMAN PENYEBAB
PADA CAP

 Streptococcus pneumoniae (gram +)


 Haemophilus influenzae (gram -)
 Mycoplasma pneumoniae (atypical)
 Staphylococcus aureus (gram +)
 Klebseilla pneumoniae (gram -)
KOMPLIKASI
1. Empiema
2. Efusi pleura
3. Abses paru
4. Syok septik
5. Perikarditis
6. Atelektasis
7. Meningitis
Tampilan klinis pneumonia
dapat dibedakan menjadi dua
kelompok :

Bakterial Non bakterial


(Atipikal)
KARAKTER KLINIS PNEUMONIA PNEUMONIA NON
BAKTERIAL BAKTERIAL (ATIPIKAL)

Timbulnya gejala Mendadak sebagian besar di Berangsur-angsur, sering


paru bersifat umum selain di paru

Batuk Produktif dengan banyak Tidak produktif, sputum


sputum, sedikit
purulen/mukopurulen

Pengecatan gram Sering ditemukan mikroba Non diagnostik, baik pada


pengecatan gram maupun
kultur

Leukositosis Ada dan tinggi, leukopeni Biasanya tidak ada, atau


pada kasus yang jelek leukopeni

Nyeri dada Ada, bervariasi dari yang Jarang


ringan sampai berat

Foto Paru Tanda konsolidasi lobar, Tidak mengikuti batas


segen atau bronkopneumonia anatomis, kelainan interstitial
PENATALAKSANAAN
Pengelolahan pneumonia harus mencakup :

1. Tindakan umum ( general suportif )


2. Koreksi kelainan tubuh yang ada
3. Pemilihan antibiotik

Harus berimbang dan memadai


Penatalaksanaan rawat jalan
 Pengobatan suportif / simtomatik
 Istirahat di tempat tidur
 Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
 Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum
obat penurun panas
 Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan
ekspektoran
 Pengobatan antibiotik harus diberikan
( sesuai bagan ) kurang dari 4 jam
Penatalaksanaan rawat inap
 Pengobatan suportif / simtomatik
 Pemberian terapi oksigen
 Pemasangan infus untuk rehidrasi & koreksi
kalori & elektrolit
 Pemberian obat simtomatik antara laim
antipiretik, mukolitik
 Pengobatan antibiotik
Penatalaksanaan rawat inap di
ruang rawat intensif
 Pengobatan suportif / simtomatik
 Pemberian terapi oksigen
 Pemasangan infus untuk rehidrasi, koreksi kalori &
elektrolit
 Pemberian obat simtomatik antara lain antipiretik,
mukolitik
 Pengobatan antibiotik harus diberikan ( sesuai
bagan ) kurang darti 4 jam
 Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator
mekanik.
Pemilihan antibiotik :
Diperlukan adanya pendekatan yang logis
untuk memperkirakan etiologi & memberikan
pengobatan inisial secara EMPIRIS.
Pendekatan ini harus mempertimbangkan :
 kecenderungan epidemiologis setempat

 usia penderita

 penyakit penyerta / komorbid

 faktor risiko sosial (alhohol, drug abuse, dll)

 temuan kelainan paru (pem. fisik & radiologis)


Mengapa harus empirik ?
 Terapi antibiotik bisa secara ‘LANGSUNG’
atau EMPIRIK
 Keuntungan terapi secara ‘LANGSUNG’ :

Me  kan polifarmasi
Me  kan biaya
Me  kan efek samping obat
Alasan diberikan terapi antibiotik
secara empirik :
 Mortaliti pneumonia yang tinggi
 penundaan pemberian antibiotik > 4 jam setelah
px MRS meningkatkan mortaliti
 Sulitnya menemukan kuman patogen
meskipun dg metode invasif
 30-60% kuman tidak teridentifikasi
 Keterbatasan tes-tes diagnostik untuk
identifikasi kuman patogen
Petunjuk terapi empirik (PDPI)
RAWAT  Tanpa faktor modifikasi :
Gol  laktam atau  laktam + anti  laktamase
JALAN  Dengan faktor modifikasi :

Gol  laktam + anti  laktamase atau


Fluorokuinolon respirasi (mis. Levofloksasin)
 Bila dicurigai pneumonia atipik : makrolid gem baru

( klaritromisin, azitromisin)
RAWAT  Tanpa faktor modifikasi :
Gol  laktam + anti  laktamase iv, atau
INAP
Sefalosporin G2, G3 iv, atau
Fluorokuinolon respirasi iv
 Dengan faktor modifikasi :

Sefalosporin G2, G3 iv, atau


Fluorokuinolon respirasi iv
 Bila curiga disertai infeksi bakteriatipik ditambah makrolid
INDIKATOR YANG DIPAKAI UNTUK
MENETUKAN PENDERITA RAWAT
JALAN ATAU RAWAT INAP
Ditentukan oleh ……

(ADA 4 OPSI) PENILAIAN TERHADAP KEPARAHAN


PENYAKIT , yaitu MENURUT SISTIM SKOR DARI :
- PORT (PNEUMONIA PATIENT OUTCOME RESEARCH
TEAM) 2001  Pneumonia Severity Index (PSI)
- BTS Updated 2004 
CRB-65 score -
BTS Updated 2004  CURB-65 score
- The Indonesian Association of Pulmonologists 2003
Perhitungan skor risiko berdasar PSI
Demographics History & Laboratory

Physical find.

Age = years (male) Neoplasia (+30) pH < 7.35 (+30)


Age = years – 10 (female) CHF (+10) BUN >10.7
(+20) Nursing home resident (+10) Renal disease (+10) Na <
130 (+20)
Liver disease (+20) Glucosa> (+10)

Cerebrovasc. Dis. (+10) Hct<30% (+10)

Pulse ≥ 125 (+10) PO2<60 (+10)


The Pneumonia Patient Outcomes Research Team (PORT)
BP ≤ 90 mm/Hg (+20) Effusion (+10)
Lanjutan PSI……

DRAJAT SKOR RISIKO CAP


Risiko Klas risiko Total skor Perawatan

Rendah I Tidak diprediksi Rawat jalan


Rendah II 70 total skor Rawat jalan
Rendah III 71-90 tot. skor Rwt inap / rwt jln
Sedang IV 91-130 tot. skor Rawat inap
Berat V > 130 tot. skor Rawat inap

Mortaliti : I (0,1%) ; II (0,6%); III (2,8%) ; IV ( 8,2%) ; V (29,2%)


Any of :
• Confusion*
• Respiratory rate  30/min
• Blood pressure (SBP < 90mmHg or DBP  60mmHg)
• Age  65 years
CRB-65
Score 1 point for each feature present
score

0 1 or 2 3 or 4

Likely suitable for Consider hospital Urgent hospital


Home treatment referral admission

* Defined as a Mental Test Score of 8 or less, or new disorientation in person, place or time

Severity assessment used to determine the management of CAP in patients in the

community(CRB-65 score) UPDATED 2004


Any of :
• Confusion*
• Urea > 7 mmol/l
• Respiratory rate  30/min
• Blood pressure (SBP < 90mmHg or DBP  60mmHg)
CURB-65 • Age  65 years
score
Score 1 point for each feature present

0 or 1 2 3 or more

Consider hospital Manage in hospital as


Likely suitable for
Home treatment
Supervised treatment Severe pneumonia
Options may include
Assess for ICU
a. Short stay in-patient
Admission especially if
b. Hospital supervised
CURB-65 score = 4 or 5
out-patient

* Defined as a Mental Test Score of 8 or less ,or new disorientation in person, place or time

Severity assessment used to determine the management of CAP in patient


admitted to hospital (CURB-65 score) UPDATED 2004
The criteria hospitalized patients of CAP
(The Indonesian Association of Pulmonologists /
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia)
 PORT score > 70
 PORT score < 70 if one or more upon this
- respiratory rate >30/ min
- Pa O2 < 250 mmHg
- Bilateral involvement with more than 2
lobes
- Systolic pressure < 90 mmHg
- Diastolic pressure < 60 mmHg
 Pneumonia drug abuse
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai