Anda di halaman 1dari 28

FARMAKOTERAPI

MALIGNANSI

PNEUMONIA
anggota : KELOMPOK 2 [TEORI 5]
1. Darwan Nor Kiswanto 22164836A
2. Julaiha 22164855A
3. Aulia Rizqi Shafira 22164978A
4. Fayi Nisrina Huwaidah 22164980A
5. Reza Kurnia Septiawan 22164981A
6. Aulia Amrie Anshory 22164982A
7. Afita Yannuari Putri 22164983A
PENDAHULUAN
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan
masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara
yang sedang berkembang maupun yang sudah maju.

WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian


tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi
saluran napas akut termasuk pneumonia dan
influenza.

Dari data SEAMIC Health Statistic 2001


influenza dan pneumonia merupakan
penyebab kematian nomor 6 di Indonesia
DEFINISI
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu
peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk. Sedangkan peradangan paru yang
disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia,
radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain)
disebut pneumonitis.
Insidensi
Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan
dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat (pneumonia
komunitas/PK) atau didalam rumah sakit (pneumonia
nosokomial/PN). pneumonia yang merupakan bentuk infrksi saluran
nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-
20%.

Meskipun penyakit ini lebih banyak ditemukan pada daerah


berkembang akan tetapi di negara maju dapat ditemukan kasus yang
cukup signifikan. Berdasarkan umur , pneumonia dapat menyerang
siapa saja meskipun banyak ditemukan pada anak-anak. pada
berbagai usia penyebabnya cenderung berbeda-beda dan dapat
menjadi pedoman dalam memberikan terapi
ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia komuniti
yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram
positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram
negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri
anaerob. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan
bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia
komuniti adalah bakteri Gram negatif.
Pembagian pneumonia menurut anatominya :
• Pneumonia lobaris
• Pneumonia lubuis (Bronkopneumonia)
• Pneumonia interstitialis (Bronkiolitis)

Sedangkan pembagian pneumonia menurut etiologis


atau agen penyebab infeksinya adalah :
1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa) :
staphylococcus aureus, Legionella, Hemophillus influenzae.
2. Virus : Virus influenzae, Chicken pox (cacar air).
3. Mycoplasma pneumonia (organisme yang mirip bakteri.
4. Jamur : Aspergilus, Histoplasma, Koksidiodomikosis.
PATOGENESIS
Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan
mikroornagisme di paru, resiko infeksi di paru sangat
tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk
sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas. Ada
beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan :
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi dipermukaan mukosa
PATOFISIOLOGIS
Suatu penyakit infeksi pernafasan dapat terjadi akibat adanya
serangan agen infeksius yang bertransmisi atau ditularkan melalui
udara. Pada dasarnya agen infeksius memasuki saluran
pernafasan melalui berbagai cara seperti inhalsi (melalui udara),
hematogen (melalui darah), ataupundengan aspirasi langsung ke
dalam saluran tracheobronchial. Pada kasus pneumonia,
mikroorganisme biasanya masuk melalui inhalasi dan aspirasi.
Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari
rendahnya daya tahan tubuh seseorang akibat adanya
peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang menyerang
saluran pernafasan.
GEJALA
Pneumonia ini dimulai dari rasa demam dan menggigil.
Sekitar 70% penderita akan merasakan berat, nyeri di
dada karena penyakit ini muncul memang pada paru-
paru, sebagai organ penting dari pernapasan. Rasa
nyeri ini sering pindah ke bahu atau lambung, jika
infeksi tersebut sampai ke permukaan paru-paru dan
diafragma terserang, sekat otot yang memisahkan
dada. Rasa sakit pada lambung bagian atas dan rasa
tidak enak pada dinding lambung kadang-kadang
muncul secara spontan.
KLASIFIKASI PNEUMONIA

BERDASARKAN KLINIS DAN BERDASARKAN BAKTERI PENYEBABNYA BERDASARKAN PREDILEKSI INFEKSI


EPIDEOLOGIS
• Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat • Pneumonia lobaris. Sering pada
• Pneumonia komuniti terjadi pada semua usia. Beberapa pneumania bakterial, jarang pada
(community-acquired bakteri mempunyai tendensi bayi dan orang tua.
• Pneumonia yang terjadi pada satu
pneumonia) menyerang sesorang yang peka,
lobus atau segmen kemungkinan
• Pneumonia nosokomial misalnya Klebsiella pada penderita
sekunder disebabkan oleh
(hospital-acqiured alkoholik, Staphyllococcus pada obstruksi bronkus misalnya : pada
pneumonia / penderita pasca infeksi influenza. aspirasi benda asing atau proses
nosocomial pneumonia) • Pneumonia atipikal, disebabkan keganasan
• Pneumonia aspirasi Mycoplasma, Legionella dan • Bronkopneumonia. Ditandai
• Pneumonia pada Chlamydia dengan bercak-bercak infiltrat
penderita • Pneumonia virus pada lapangan paru. Dapat
Immunocompromised • Pneumonia jamur sering merupakan disebabkan oleh bakteria maupun
virus. Sering pada bayi dan orang
pembagian ini penting infeksi sekunder. Predileksi terutama
tua. Jarang dihubungkan dengan
untuk memudahkan pada penderita dengan daya tahan
obstruksi bronkus
penatalaksanaan. lemah (immunocompromised • Pneumonia interstisial
DIAGNOSIS 1. Gambaran klinis
a. Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 400C, batuk dengan dahak mukoid atau
purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
b.Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa
palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi
terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar
pada stadium resolusi.

2. Pemeriksaan Penunjang
a. Gambaran radiologis
b. Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran Radiologis
1.Pneumonia
Lobaris
Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen/lobus (lobus
kanan bawah PA maupun lateral) atau bercak yang mengikutsertakan alveoli yang tersebar.
Air bronchogram biasanya ditemukan pada pneumonia jenis ini.
• Hasil CT scan dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke
perifer.
2. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)

Pada gambar ini


tampak konsolidasi
tidak homogen di
lobus atas kiri dan
lobus bawah kiri.
• Tampak gambaran
opak/hiperdens
pada lobus tengah
kanan, namun tidak
menjalar sampai
perifer.
3. Pneumonia Interstisial

Terjadi edema dinding


bronkioli dan juga edema
jaringan interstitial
prebronkial. Radiologis berupa
bayangan udara pada alveolus
masih terlihat, diliputi oleh
perselubungan yang tidak
merata.
PENGOBATAN
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan
suportif. Pemberian antibiotik pada penderita
pneumonia sebaiknya berdasarkan data
mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya, akan
tetapi karena beberapa alasan yaitu :
1. Penyakit yang berat dapat mengancam jiwa
2. Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum
tentu sebagai penyebab pneumonia.
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu.
Secara umum pemilihan antibiotic
berdasarkan baktri penyebab pneumonia:
1. Penisilin sensitif Streptococcus 3. Pseudomonas aeruginosa
pneumonia (PSSP) • Aminoglikosid
• Golongan Penisilin • Seftazidim, Sefoperason, Sefepim
• TMP-SMZ • Tikarsilin, Piperasilin
• Makrolid • Karbapenem : Meropenem,
Imipenem
2. Penisilin resisten Streptococcus • Siprofloksasin, Levofloksasin
pneumoniae (PRSP)
• Betalaktam oral dosis tinggi (untuk 4. Legionella
rawat jalan)
• Makrolid
• Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi
• Fluorokuinolon
• Marolid baru dosis tinggi
• Rifampisin
• Fluorokuinolon respirasi
Secara umum pemilihan antibiotic
berdasarkan baktri penyebab pneumonia:
5. Methicillin resistent 7. Mycoplasma
Staphylococcus aureus pneumoniae
(MRSA) • Doksisiklin
• Vankomisin • Makrolid
• Teikoplanin • Fluorokuinolon
• Linezolid
8. Chlamydia pneumoniae
6. Hemophilus influenza • Doksisikin
• TMP-SMZ • Makrolid
• Azitromisin • Fluorokuinolon
• Sefalosporin gen. 2 atau 3
• Fluorokuinolon respirasi
Vaksin Pneumokokus (PCV)
Vaksin pneumokokus menjadi andalan untuk memerangi
pneumonia (penyakit penyakit paru-paru) yang sangat
berbahaya bagi bayi :
apabila diberikan pada umur 7-12 bulan , PCV diberikan 2
kali dengan interval 2 bulan
pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya
perlu booster 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2
bulan setelah dosis terakhir
pada anak umur > 2 tahun PCV diberikan cukup 1 kali
vaksin Vaksin Pneumokokus Polisakarida (PPV)
polisakarida bskteri
pnemokokus T- independent antigen
tidak immunogenik pada <2 tahun, rekomendasi untuk
> 2 tahun
imunitas jangka pendek, tidak ada respon booster

Vaksin Pneumokokus Polisakarida Konjugasi


konyugasi polisakarida dengan protein difteri
T-Dependent
immunogenik anak <2 tahun
mempunyai memori jangka panjang
imunitas jangka panjang, respon booster positif
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi :
• Efusi pleura.
• Empiema.
• Abses Paru.
• Pneumotoraks.
• Gagal napas.
• Sepsis
MATUR
NUWUN

Anda mungkin juga menyukai