MAKALAH
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN
(KAIZEN)
Di susun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul “Perbaikan
Berkesinambungan (KAIZEN)”
Salam dan rahmat semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya seta para pengikutnya .
Pada dasarnya makalah ini membahas tentang Akuntansi Manajemen yang
berhubungan dengan perbaikan berkesinambungan yang bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi Manajemen .
Demikian dengan penyusunan makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan
penyempunaan makalah ini.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan serta terwujudnya makalah Perbaikan Berkesinambungan (KAIZEN) ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar ……………………………………………………………………... ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………. Iii
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………... 24
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 24
4.2 Saran………………………………………………………………... 24
Daftar Pustaka……………………………………………………………………. 25
4
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.1.3 Dasar Kaizen
Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki
dasar sebagai berikut:
a. Berorientasi pada proses dan hasil.
b. Berpikir secara sistematis pada seluruh proses.
c. Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi
di lapangan.
6
2.1.1.7 Segmentasi Kaizen
Kaizen dibagi menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-
masing perusahaan, yaitu:
a. Kaizen yang berorientasi pada Manajemen, memusatkan
perhatiannya pada masalah logistik dan strategis yang terpenting
dan memberikan momentum untuk mengejar kemajuan dan moral.
b. Kaizen yang berorientasi pada Kelompok, dilaksanakan oleh gugus
kendali mutu, kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela
menggunakan alat statistik untuk memecahkan masalah,
menganalisa, melaksanakan dan menetapkan standar/prosedur
baru.
c. Kaizen yang berorientasi pada Individu, dimanifestasikan dalam
bentuk saran, dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila
tidak mau bekerja keras.
7
masalah dengan cepat serta meningkatkan kesempatan-kesempatan
perbaikan.
d. Mempromosikan Keterbukaan Ilmu pengetahuan bagi kaizen
adalah untuk saling dibagikan dan hubungan-hubungan komunikasi
yang mendukungnya merupakan sumber efisiensi.
e. Menciptakan Tim Kerja Dalam Kaizen, Tim adalah fondasi yang
membentuk struktur organisasi. Melalui keikutsertaan para
karyawan dalam tim, perusahaan mendapatkan keuntungan dari
karyawannya. Kerjasama tim ini dapat menanamkan rasa saling
memiliki, tanggungjawab kolektif, dan berorientasi pada
perusahaan serta dapat memperkuat keterbukaan, saling berbagi
dan komunikasi.
f. Memanajemen Proyek Melalui Tim Fungsional-silang Proyek
perusahaan kaizen direncanakan dan dilaksanakan dengan
menggunakan sumberdaya antar-departemen atau fungsional-silang
serta sumber daya yang berasal dari luar perusahaan. Hal itu
dilakukan untuk mengurangi biaya, mengontrol pemborosan
sampai tingkat tertentu serta memuaskan pelanggan.
g. Memelihara Proses Hubungan yang Benar Perusahaan jepang
melakukan segala sesuatu yang mampu mereka lakukan supaya
terpelihara keharmonisan dalam hubungan antar-manusia terutama
para staff, manajer dan para pemimpin tim. Hubungan tersebut
dapat menumbuhkan loyalitas dan komitmen dari karyawan.
h. Mengembangkan Disiplin Pribadi Disiplin pribadi di tempat kerja
merupakan sifat alamiah orang Jepang
i. Memberikan Informasi pada Semua Karyawan Berbagi informasi
merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan Kaizen.
Dengan memberikan informasi yang penting pada setiap orang
maka tantangan perusahaan berubah menjadi tantangan pribadi.
Informasi ini juga merupakan langkah penting untuk menciptakan
budaya berdasarkan pengetahuan.
j. Memberikan Wewenang Kepada Setiap Karyawan Dalam
pelaksanaan kaizen, setiap karyawan diberikan wewenang untuk
8
melakukan perubahan kea rah yang lebih baik dengan kata lain
melibatkan peran karyawan dalam melakukan peningkatan.
11
2.1.1.12 Penyebab Kaizen gagal
1.) Fokus di area tertentu bukan pada perubahan budaya
2.) Tidak melibatkan semua bagian
3.) Ketakutan gagal dan ragu pada hal baru
4.) Ketidakmampuan untuk melihat proses secara keseluruhan
5.) Salah prioritas utama (produksi, design, bisnis)
6.) Ketidakmampuan membaca peluang ke depan
7.) Gagal menerapkan ADOPT, ADAPT &CREATIVITY
12
Dalam melakukan perbaikan secara terus menerus. Beberapa tools
yang digunakan, anatara lain:
a. Cause & Effect – Fish Bone
Bone berguna untuk menganalisa dan menemukan factor-faktor
yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan
karakteristik kualitas output kerja. Disamping itu untuk
menentukan penyebab-penyebab sesungguhnya dari suatu masalah.
Hubungan penyimpangan kualitas dengan factor-faktor penyebab
tersebut dapat digambarkan dengan diagram dibawah ini:
Ada lima faktor penyebab utama yang signifikan dan perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Manusia (man);
b. Metode kerja (work-method);
c. Mesin atau alat kerja lainnya (machine/equipment);
d. Bahan baku (raw materials);dan
e. Lingkungan kerja (work environment).
13
Ada beberapa jenis isian yang dikenal dan umum dipergunakan
untuk keperluan pengumpulan data, yaitu antara lain:
a. Production Process Distribution Sheck Sheet
Lembar isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulan
data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja
lainnya.
b. Defective Check Sheet
Lembar isian ini berguna untuk mengumpulkan data dalam
mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu
proses kerja.
c. Defect Location Check Sheet
Lembar isian yang berupa gambar sketsa dari benda kerja
nantinya akan disertakan lokasi cacat yang terjadi, supaya dapat
menganalisa dengan cepat.
d. Defective Cause Check Sheet
Lembar isian ini digunakan untuk menganalisa sebab-sebab
terjadinya kesalahan dari suatu output kerja. Data yang
berkaitan dengan factor penyebab maupun factor akibat akan
diatur sedemikian rupa sehingga menjadi hubungan sebab
akibat yang jelas.
e. Check Up Confirmation Check Sheet
Penggunaannya berbeda dengan lembar isian yang lain
karena lebih menitik beratkan kepada karakteristik kualitas atau
cacat yang terjadi. Sheet ini berupa check list untuk
melaksanakan semacam pengcekan yang dilakukan pada akhir
proses kerja dengan tujuan meyakinkan apakah output kerja
sudah selesai dengan baik/lengkap atau belum.
f. Work Sampling Check Sheet
Sampling kerja adalah suatu metode untuk menganalisa
waktu kerja. Dengan metode sampling kerja ini kita akan dapat
menentukan proporsi penggunaan waktu kerja sehari-harinya.
c. SWOT
SWOT adalah metode analisa suatu perusahaan dengan melihat
4 faktor yaitu strength, weakness, opportunities dan threaten.
Tujuan penganalisaan ini adalah meningkatkan persaingan dengan
melihat peluang untuk mendapatkan pasar dan keuntungan. Tujuan
lainnya adalah mempersiapkan perusahaan supaya dapat
14
menghadapi permasalahan yang akan timbul, memunculkan
rencana-rencana yang baru.
Dalam menganalisa strength dan weakness ditentukan oleh
fakt0r perusahaan, biasanya berupa data-data atau asumsi yang
diberikan atau dari survey pasar. Sedangkan opportunities dan
threaten ditentukan oleh factor luar yaitu ekonomi, trend dalam
masyarakat, maupun perubahan kelakuan dari pesaing. SWOT juga
digunakan untuk menganalisa strength, weakness, opportunities
dan threaten dari suplayer. Strength adalah subject yang ahrus
digali karena mereka ahlinya. Weakness adalah subject yang mana
kelemahan dari supplier tersebut harus dikembangkan supaya
menjadi strength. Threaten adalah ketakutan yang diakibatkan oleh
kelemahan dari supplier yang ada, oleh karena itu perusahaan harus
mempunyai rencana dalam menghadapi kelemahan supplier
tersebut. Opportunities adalah kesempatan yang dimiliki
perusahaan untuk dapat bekerja dengan supplier dalam
meningkatkan performance dari sistem.
d. 5 Why Analysis
Five why analysis adalah suatu metode untuk menemukan akar
dari permasalahan. Biasanya yang Nampak adalah gejala-gejala
bukan masalah sebenarnya.
e. Poka Yoke
Manusia adalah makhluk terbatas, tidak bisa melakukan suatu
pekerjaan sama seperti mesin. Gangguan-gangguan kecil dapat
menyebabkan kesalahan terhadapap pekerjaan yang mereka
lakukan. Hal ini bukan sepenuhnya merupakan kesalahan manusia.
Desain proses yang jelek dapat menyebabkan munculnya
permasalahan-permasalahan. Poka yoke berasal dari bahasa Jepang
yang berarti bukti kesalahan. Poka yoke adalah suatu desain dalam
pekerjaan atau proses yang dapat menghindarkan orang untuk
melakukan kesalahan.
f. Gemba
15
Gemba dalam bahasa Jepang berarti tempat yang mana
melakukan semua aktifitas benar-benar berlangsung, dengan kata
lain tempat yang mana suatu produk dibuat. Contoh gemba dalam
dunia industri adalah lantai produksi kalau dalam dunia perhotelan
adalah tempat yang mana masakan itu dimasak kalau dalam dunia
jasa adalah setiap tempat yang mana aktivitas jasa tersebut terjadi.
Gemba lainnya adalah “Gemba-Cho” yang berarti mandor kerja,
sejenis pekerjaan guru yang mana pekerjaannya adalah bekerja
sekaligus melatih orang lain melakukan pekerjaan itu. Gemba
Kaizen adalah proses secara terus menerus dari mengidentifikasi
(identifying), mengurangi (reducing) dan menghilangkan
(eliminating), learn by doing. Gemba Kaizen berarti aktivitas
Kaizen yang dilaksanakan di Gemba (tempat kerja). Gemba Kaizen
adalah melakukan improvement yang berkesinambungan di area
kerja.
g. Jidoka
Jidoka mempunyai 2 arti yaitu: Automasi dengan kepandaian
manusia (autobination), jadi memindahkan kepandaian manusia
pada mesin. Autonomation biasannya mengacu pada mesin atau
line yang dapat berhenti secara automatis pada keadaan tidak
normal. Suatu mesin akan berhenti sendiri ketika:
a. Sudah selesai membuat produk sesuai dengan yang
direncanakan
b. Suatu bagian tertentu rusak
c. Mesin macet
17
2.1.2 PENGERTIAN PRODUKTIVITAS KERJA
Produktivitas berasal dari kata “produktiv” artinya sesuatu yang mengandung
potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses
kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah objek.
Filosofi produktivitas mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia
untuk selalu meningkatkan mutu kehidupannya dan penghidupannya.
Secara umum produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara output
dengan input, sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah
(2003:126) produktivitas adalah “Menyangkut masalah hasil akhir, yakni
seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi, dalam hal ini
adalah efisiensi dan efektivitas”. Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan
(2003:126) produktivitas adalah : “Perbandingan antara output dengan input. Jika
produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi
(waktu, bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya”.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas produktivitas memiliki dua dimensi,
pertama efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang
maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan
waktu. Kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input
dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Efesiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang
direncanakan dengan input sebenarnya. Apabila ternyata input yang sebenarnya
digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efesiensi semakin
tinggi. Sedangkan efektivitas merupakan ukuran yang memberikan gambaran
suatu target yang dicapai. Apabila kedua hal tersebut dikaitkan satu dengan yang
lainnya, maka terjadinya peningkatan efektivitas tidak akan selalu menjamin
meningkatnya efesiensi.
18
kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi
Ramayana Tbk, cabang Medan.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Imam Ramadhan pada tahun 2010,
dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Kaizen Terhadap Kinerja Karyawan Pt
Fumakilla Indonesia Unit Banjarmasin, memberikan hasil bahwa Kaizen yang terdiri
dari variabel seiri (X1), seiton (X2), seiso (X3), seiketsu (X4) dan shitsuke (X5) secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). Sedangkan secara parsial variabel
seiri (X1), seiton (X2) dan seiso (X3) berpengaruh signifi kan terhadap kinerja
karyawan (Y), namun variabel seiketsu (X4) dan shitsuke (X5) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
Tabel 2.1
No.
Nama
uru Sumber Judul Hasil
Penulis
t
1 Hafsah Nur Skripsi Pengaruh Variabel disiplin berpengaruh
(2013) Budaya secara positif dan signifikan
Kaizen namun untuk variabel tempat kerja
Terhadap berpengaruh positif dan tidak
Kinerja signifikan terhadap kinerja
Karyawan karyawan PT. Asuransi Ramayana
PT. Asuransi Tbk, cabang Medan.
Ramayana
Cabang
Medan
2 Muhammad Skripsi Analisis Kaizen yang terdiri dari variabel
Imam Pengaruh seiri (X1), seiton (X2), seiso (X3),
Ramadhan Kaizen seiketsu (X4) dan shitsuke (X5)
(2010) Terhadap secara simultan berpengaruh
Kinerja terhadap kinerja karyawan (Y).
Karyawan Pt Sedangkan secara parsial variabel
Fumakilla seiri (X1), seiton (X2) dan seiso
Indonesia (X3) berpengaruh signifi kan
Unit terhadap kinerja karyawan (Y),
Banjarmasin namun variabel seiketsu (X4) dan
shitsuke (X5) tidak berpengaruh
signifi kan terhadap kinerja
karyawan (Y).
19
BAB III
PEMBAHASAN
22
3.3 KORELASITAS KAIZEN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA
Konsep Kaizen seperti yang diuraikan di atas meliputi antara lain:Konsep 3 M (Muda,
Mura, dan Muri); Gerakan 5 S (seiri, seiton, seiso, seiketsu dan shitsuke);Konsep PDCA
(Plan, Do, Check, Action) adalah merupakan langkah-langkah menuju efisiensi dan
efektivitas suatu proses produksi yang juga merupakan prinsip dari produktivitas.
Dengan kata lain, apabila konsep Kaizen diterapkan dengan baik pada suatu
perusahaan/industri maka produktivitas kerja bisa tercapai dengan baik. Maka korelasitas
antara Kaizen dengan Produktivitas Kerja sangat erat, sejalan, dan saling mendukung
dalam upaya peningkatan produktivitas kerja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Konsep Kaizen dibagi dalam 3 segmen, yaitu Pertama, berorientasi padamanajemen.
Manajemen Jepang umumnya percaya bahwa seorang manajer harusmenggunakan 50%
waktunya untuk penyempurnaan. Mulai dengan mengidentifikasi" pemborosan" maupun
"kinerja karyawan." Kedua, berorientasi pada kelompok "guguskendali mutu" dan
"aktivitas kelompok kecil" untuk mengidentifikasi penyebab masalah,menganalisis,
melaksanakan, mencoba tindakan baru, dan menetapkan standar/ prosedur baru. Ketiga,
berorientasi pada individu, tercermin dalam bentuk keterampilan karyawandalam
menyampaikan pemikiran dan saran, sebagai upaya pengembangan diri karyawan.Kunci
utama: setiap karyawan dari berbagai tingkatan agar terus menerusmenyempurnakan
keahlian dan mengembangkan bakat yang dimiliki, yang dapatmeningkatkan kepuasan
kerja.Kepuasan yang sebenarnya terletak pada proses perbaikan itu sendiri melalui usaha-
usaha yang kreatif. Kompetensi saja tidak cukup. Yang diperlukan adalah "kemampuan
bekerja dalam Tim" secara efektif dengan memanfaatkan keahlian, kemampuan, dan
pengetahuan yang dimiliki guna memperbaiki kelemahan dalam perusahaan.
4.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Bounds, G., et al. (1994). Beyond Total Quality management. New York: McGraw-
Hill, Inc.
http://www.binus.ac.id/ABOUT.US/Quality/ISO-9001.Certification/English/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kaizen
http://dartoblog.wordpress.com/2008/03/28/keunggulan-budaya-kerja-suatu-bangsa/
http://indokaizen.wordpress.com/2008/01/20/kaizen-usaha-tiada-henti-agar-lebih-baik/
https://elqorni.wordpress.com/2008/04/08/kaizen-%e2%80%9cjust-in-time-manajemen-
jepang%e2%80%9d/
http://doublehasanah.wordpress.com/2008/01/02/kaizen-ciri-khusus-manufaktur-jepang/
https://www.scribd.com/doc/48260467/Makalah-Kaizen
http://bidariayu92.blogspot.co.id/2015/01/makalah-manajemen-mutu-perbaikan.html
24
http://mahrusali611.blogspot.co.id/2013/04/makalah-keizen-jepang.html
http://isangada.blogspot.co.id/2015/04/makalah-konsep-kaizen-manajemen-dalam.html
Imai, Masaaki. 1998. Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah pada
Manajemen.Jakarta: CV Taruna Grafica
Handayani, Ratna (2005). Nilai Pemikiran Suzuki Shosan dan Ishida Baigan dalam Gemba
Kaizen sebagai Pendekatan Akal Sehat, berbiaya Rendah pada Manajemen
Jepang.Jurnal Nihon Gakushuu, 1.
25