Anda di halaman 1dari 33

TUGAS KELOMPOK 1

Manajemen Kewirausahaan

Mata Kuliah : Manajemen Perubahan

Dosen : Dr. Wahyu Sri Ambar Arum

Disusun Oleh:

Arif Rachman Hakim (1445153327)

Hilman Arif Rukhwanto (144515

M. Fhacrul Ikhwanul (1445154221)

Riana Khalifah (144515

Wita Maulida (1445150904)

MANAJEMEN PENDIDIKAN KELAS C 2015


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Manajemen Kewirausahaan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Dr. Wahyu Sri Ambar Arum
selaku Dosen mata kuliah Manajemen Perubahan Universitas Negeri Jakarta yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 14 Maret 2017


Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………. ii


Daftar Isi ……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………………………………………… 1

1.2. Rumusan Masalah …………………………………………… 2

1.3. Maksud dan Tujuan …………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Manajemen Kewirausahaan …………………………………. 3

BAB III CONTOH MASALAH

3.1. Permasalahan ………………………………………………… 23

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ................................................................................ 28

4.2. Saran ………………………………………………………….. 28

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 29


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wirausaha merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menciptakan suatu


produk baru atau barang dengan nilai guna yang lebih tinggi kemudian dipasarkan dan
dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Sementara orang yang
berwirausaha dinamakan wirausahawan. Banyak masyarakat saat ini yang ingin
memiliki suatu usaha atau dapat berwirausaha, karena dengan berwirausaha tentunya
dapat membuka suatu pekerjaan baru baik untuk dirinya maupun untuk orang lain
yang belum memiliki pekerjaan. Sementara bagi suatu organisasi atau perusahaan
dapat memberikan kemajuan bagi kualitas kerja karyawan maupun peningkatan
kualitas produksi dalam organisasi atau perusahaan sehingga menjadikan organisasi
tersebut dapat terus mengalami peningkatan. Namun hal tersebut tidaklah mudah,
semuanya haruslah memiliki modal yang cukup, seperti modal administratif, skill,
pengetahuan dalam memanage suatu usaha yang baik dan juga modal kemitraan
dengan suatu individu ataupun organisasi lain. Karena terkadang dalam berwirausaha
kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kurangnya modal uang, sumber daya,
maupun kreatifitas.
Wirausaha merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini karena sudah
terbukti dapat mengatasi berbagai macam masalah yang ada khususnya bidang
ekonomi, sosial dan yang menyangkut pekerjaan ataupun kualitas sumber daya
manusia. Berwirausaha saat ini tidak hanya menjadi kepentingan perorangan saja
tetapi sudah menjadi kepentingan bersama dalam suatu organisasi. Adanya modal,
pengalaman, skill, pelajaran serta pengetahuan tentang wirausaha menjadi point
penting dalam membangun suatu usaha dan mengelola usaha yang baik, yang
kemudian akan dapat membedakan kesuksesannya dengan yang lain dalam mengelola
suatu usaha, tanpa menyingkirkan pentingnya networking/kemitraan serta peran
orang-orang yang membantu dan memberikan masukan yang positif terhadap
usahanya.
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis ingin memberikan informasi
tentang memanage usaha yang baik, dan bagaimana cara seorang manajer
perusahaan/lembaga dalam menghadapi persaingan pasar saat ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja konsep manajemen dan pemasaran ?


2. Bagaimana pemasaran yang baik atau terpadu ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi pemasaran ?
4. Bagaimana perusahaan menghadapi persaingan pasar saat ini ?
5. Bagaimana karakteristik yang baik sebagai wirausahawan ?
6. Apa saja kiat-kiat menjadi wirausahawan sukses ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Menguraikan dan memahami konsep manajemen dan pemasaran ?


2. Menguraikan dan memahami pemasaran terpadu ?
3. Menguraikan dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran ?
4. Menguraikan dan memahami persaingan pasar saat ini ?
5. Menguraikan dan memahami karakteristik wirausahawan ?
6. Menguraikan dan memahami kiat-kita menjadi wirausahawan sukses ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Perubahan

Pengertian Perubahan
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987).
Perubahan adalah hal yang pasti terjadi, termasuk di dalam konteks organisasi.
Perubahan terjadi karena yang menjalankan organisasi adalah manusia, dan manusia
terus berubah. Sering dikatakan satu hal yang pasti terjadi di dunia adalah perubahan.
Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis.

Manajemen perubahan adalah proses terus-menerus memperbaharui organisasi


berkenaan dengan arah, struktur, dan kemampuan untuk melayani kebutuhan yang
selalu berubah dari pasar, pelanggan dan para pekerja itu sendiri. Kegiatan manajemen
perubahan harus berlangsung pada tingkat tinggi mengingat laju perubahan yang
dihadapi akan lebih besar dari masa sebelumnya.

Kemungkinan untuk mengimplementasikan perubahan secara berhasil sangat


meningkat apabila setiap orang yang terlibat didalamnya memiliki pemahaman yang
sama tentang apa yang akan terjadi, dan mengapa hal tersebut akan terjadi. Dalam hal
ini, para pengambil keputusan perlu menyadari benar-benar bahwa perubahan
merupakan suatu proses konstan di dalam suatu organisasi modern.
Sebagai sebuah proses, perubahan tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Menurut M. Nur Nasution (2010), perubahan pada sebuah organisasi
dapat memicu timbulnya penolakan baik dari individu maupun dari organisasi itu
sendiri.

Faktor Pendorong Perubahan

1. Lingkungan Eksternal: tingkat persaingan, politik, ekonomi, kekuatan global,


demografik, sosial, teknologi, konsumen ;
2. Lingkungan Internal: silus kehidupan produk, pergantian pimpinan,
ketersediaan sumber daya internal, konflik.

Setiap perubahan memiliki tujuan tertentu yang dapat berupa upaya penyesuaian
terhadap perubahan lingkungan (misalnya selera konsumen berubah, adanya peraturan
baru yang diberlakukan pemerintah, kemajuan teknologi, dan lain-lain) dan upaya
peningkatan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai kondisi yang lebih baik.1

2.2 Manajemen Kewirausahaan

Ada 3 hal yang menentukan keberhasilan berwirausaha, yaitu: modal,


pengelolaan, dan pemasaran. Jadi pengelolaan atau manajemen dan pemasaran
memegang peranan penting karena dalam ulasannya kita akan mempelajari cara
mengelola sendiri atau mendatangi konsumen.

 Konsep dan Prinsip Dasar Manajemen


Siapa saja yang menekuni bidang wirausaha harus menguasai keterampilan
manajerial agar tujuan-tujuan wirausaha itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen sekarang sudah menjadi ilmu independent. Bagi sebagian orang
manajemen dianggap sebagai sebuah seni dalam mengelola sumber daya yang ada,
karena manajemen berhubungan dengan kepemimpinan dan seseorang manajer atau
pemimpin dituntut untuk memiliki karisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran,
kemampuaan menjalin hubungan antar manusia yang semuanya itu banyak ditentukan
oleh bakat seseorang dan tidak dapat dipelajari. Ilmu manajemem diaplikasikan dalam
1
http://myirfanberbagi.blogspot.co.id/2016/04/makalah-manajemen-perubahan-tantangan.html, di
akses 21 Maret 2017, pukul 17:00 WIB.
berbagai bidang. Menurut Siswanto (1981), memjelang akhir abad 2, manajemen
menjadi ilmu yang bercabang, antara lain: (1) manajemen sumber daya manusia, (2)
manajemen operasi atau produksi, (3) manajemen strategi, (4) manajemen pemasaran,
(5) manajemen keuangan, dan (6) manajemen informasi teknologi. Dalam kaitannya
dengan kegiatan usaha yang ditujukan untuk membangun kekuatan ekonomi, kinerja
professional, atau pertumbuhan organisasi, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu
dan seni mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan
merujuk pada prinsip-prinsip dasar tertentu. Prinsip-prinsip dasar itu antara lain:

1. Pembagian Kerja (Division of Work)


Pembagian kerja disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian kelompok
sehingga pelaksanaan kerja berjalan secara efektif dan efisien. Konsep umum yang
digunakan adalah “the right man in the right place”.

2. Wewenang dan Tanggung Jawab (authority and responsibility)


Kegiatan usaha yang dikelola dengan baik harus memberikan wewenang dan
tanggung jawab kepada para pengelola atau pelaksananya dengan seimbang. Dalam
hal ini, semakin kecil wewenang, maka semakin kecil pertanggungjawaban, atau
sebaliknya. Dan wewenang dan tanggung jawab terbesar dipegang oleh pemimpin.

3. Disiplin (discipline)
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang, apabila wewenang tidak
berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Karena itulah pemegang
disiplin harus dapat menanamkan disiplin sehingga mempunyai tanggung jawab
terhadap pekarjaan sesuai dengan wewenang yang dipegang.

4. Kesatuan Perintah (unity of command)


Seorang manajer atau pemimpin harus memahami bahwa bawahannya bekerja
di bawah satu komando atau perintah. Mereka harus memparhatikan prinsip kesatuan
perintah agar pelaksanaan kerja dapat berjalan lancar.
5. Kesatuan Pengarahan (unity of direction)
Manajer juga harus mampu mengarahkan pekerjaan bawahannya menuju
tujuan dan sasaran yang diharapkan. Hal ini bertalian erat dengan pembagian kerja,
wewenang dan tanggung jawab.

6. Mengutamakan Kepantingan Organisasi


Setiap individu harus mementingkan kepentingan organisasi, karena hal ini
merupakan salah satu syarat penting dalam organisasi manapun. Hal itu dapat
terwujud bila setiap pribadi merasa senang dalam bekerja karena suasana kerja yang
baik.

7. Pengupahan
Gaji atau upah merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya
kelancaran dan kepuasan kerja. Gaji yang sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab seorang karyawan akan membuat ketanangan kerja.

8. Pemusatan Tanggung Jawab (centralized Responsibility)


Wewenang dan tanggung jawab tertingggi ada pada pemimpin, namun tidak
diartikan sebagai pemusatan kekuasaan untuk menggunakan wewenang seenaknya.

9. Hierarki
Hierarki merupakan susunan atau urutan jabatan atau kewenangan organisasi
dari posisi paling tinggi sampai paling rendah. Perusahaan yang berhierarki adalah
perusahaan yang berbirokrasi.

10. Ketertiban (order)


Berkaitan erat dengan kedisiplinan, contohnya seperti kepatuhan terhadap
aturan-aturan dan administrasi organisasi atau birokrasi yang telah di tetapkan
sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
11. Keadilan dan Kejujuran
Manajemen tidak hanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan ekonomi, tapi
juga untuk menumbuhkan moralitas dan mentalitas setiap orang yang terlibat di
dalamnya.

12. Stabilitas Kondisi kerja


Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas kerja. Seorang manajer harus
dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan personal dan sosial di antara
bawahannya untuk mengantisipasi timbulnya gejola.

13. Prakarsa (Initiative)


Prakarsa muncul karena adanya kehendak untuk menciptakan sesuatu yang
lebih baik (betterment and improvement) dalam upaya menciptakan inovasi untuk
tujuan bersama.

14. Semangat Kesatuan, Semangat Korps


Dalam suatu organisasi sangat penting untuk menjaga dan menjamin keutuhan
serta integritas sebuah organisasi agar tidak terjadi pecah belah organisasi.

 Konsepsi Pemasaran
Pemasaran secara umum dapat didefinisikan sebagai proses untuk memasarkan
produk. Selain itu definisi yang lebih komprehensif menurut Philip Kotler (2000),
mengatakan bahwa pemasaran adalah sebuah proses social yang melibatkan individu-
individu dan atau kelompok untuk memperolah apa yang mereka butuhkan melalui
transaksi produk menurut nilai yang mereka sepakati. Menurut Kotler (2000), ada tiga
langkah penting yang harus dilakukan oleh seorang professional pemasaran dalam
memasarkan produk. Ketiga langkah tersebut akan secara singkat dijelaskan dalam
uraian dibawah ini.

1. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat haterogen
dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat
homogen. Tentunya dimaksudkan agar pemasaran lebih terarah, efektif dan efisien.
Ada 4 kriteria yang harus dipenuhi segmen pasar, yaitu:
a. Terukur (Measurable), artinya dapat diukur baik besarnya.maupun luasnya,
serta daya belinya.
b. Terjangkau (Accessible), artinya dapat dicapai.
c. Cukup luas (Substantial).
d. Dapat dilaksanakan (Actionable).
Sementara itu, segmentasi pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan kriteria
tertentu. Secara umum setiap perubahan akan mensegmentasikan pasarnya atas dasar:
a) Keadaan geografis, dilakukan dengan cara membagi pasar ka dalam unit-unit
geografis seperti Negara, propinsi, kabupaten, kota, dll. Harus memperhatikan
kebutuhan dan selera konsumen ditiap wilayah.
b) Keadaan demografis, dilakukan dengan cara membagi pasar kedalan variable-
variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, keluarga, besar pendapatan,
dll.
c) Keadaan psikografis, dilakukan dengan cara membagi pasar kedalam
kelompok menurut kelas social, gaya hidup, dll.

2. Penetapan Pasar Sasaran (Target Market)


Merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih
segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Seorang pemasar harus
mengerti betul tentang teknik-teknik dalam mengatur potensi pasar dan meramalkan
permintaan pada masa yang akan datang. Perusahaan harus membagi pasar menjadi
segmen-segmen pasar utama, setiap segmen kemudian dievaluasi, dipilih, dan
diterapkan segmen tertentu sebagai sasaran. Ada 5 strategi peliputan pasar, yaitu:
a. Konsentrasi pasar tunggal, sebuah perusahaan dapat memusatkan kegiatannya
dalam satu bagian dari pasar.
b. Spesialisasi produk, perusahaan memutuskan untuk memproduksi 1 jenis
produk.
c. Spesialisasi pasar, perusahaan yang mambuat produk untuk 1 pangsa pasar.
d. Spesialisasi selektif, perusahaan selektif memilih kegiatan, kecuali bahwa
kegiatan usaha itu mengandung peluang yang menarik
e. Peliputan keseluruhan (whole coverage), perusahaan menyediakan sebuah
produk untuk setiap orang sesuai dengan daya beli masing-masing.

3. Penempatan Produk
Mencakup formulasi penempatan produksi dalam persaingan dan menetapkan
pencampuran pemasaran (mixed marketing) yang terperinci. Penempatan produk
adalah upaya merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu di
antara para konsumen.

 Pemasaran Terpadu
Pemasaran terpadu atau marketing mix merupakan kombinasi variabel atau
kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan
oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.
Pengertian marketing mix secara umu adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan
kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat
unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan
sistem distribusi.

1) Product (barang/jasa)
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang
akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna
mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang
ditawarkan. Produk merupakan elemen yang sangat penting, sebab perusahaan
berusaha untuk memenuhi “kebutuhan dan keinginan” dari konsumen. Namun produk
dan jasa tidak berdiri sendiri karena sangat berkaitan erat dengan target market yang
dipilih. Sedangkan sifat dari produk/jasa tersebut :
 Tidak terwujud ( karena jasa tidak bisa dilihat,dirasa, diraba, didengar atau
dicium sebelum ada transaksi pembelian).
 Tidak dapat dipisahkan ( suatu produk jasa tidak bisa dipisahkan dari
sumbernya).
 Berubah-ubah (bidang jasa sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat
tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana
disajikan.
 Daya tahan ( jasa tidak dapat disimpan).

2) Price (harga)
Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan dan keuntungan yang diperoleh
digantungkan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk ditentukan
pada besarnya pengobanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba
atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penentuan harga dari suatu
perusahaan merupakan hal yang sangat penting, karena sangat berpengaruh terhadap
hidup matinya suatu perusahaan. Oleh karena itu hendaknya setiap perusahaan dapat
menetapkan harga yang tepat, karena dengan itu perusahaan dapat memberi
keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek dan jangka panjang.

3) Place (saluran distribusi)


Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan
dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya adalah menentukan penyampaian
produk/jasa ke pasar melalui rute yang efektif dan tiba ditempat yang tepat. Dalam
memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan. Diantaranya:
a. Sifat pasar dan lokasi pembeli
b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara
c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis
d. Jaringan pengangkutan

4) Promotion ( promosi produk)


Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi
pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya ada beberapa cara
menyebarkan informasi ini, yaitu :
a. Periklanan ( advertising ) periklanan ini dilakukan lewat surat kabar, radio,
majalah, televisi, ataupun dalam bentuk poster yang dipasang ditempat
strategis.
b. Penjualan pribadi (personal selling) perusahaan melakukan kontak langsung
dengan calon konsumennya. Contohnya door to door selling, mail order,
telephone selling, dan direct selling.
c. Promosi penjualan (sales promotion) perusahaan menjajakan produknya
sedemikian rupa sehingga konsumen mudah untuk melihatnya dan tertarik.
d. Publisitas (publicity) publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu
membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai
usaha untuk “menyosialisasikan” atau “memasyarakatkan”.

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran


Pemasaran melibatkan berbagai faktor yang saling terkait, karena itu
pemasaran harus dilakukan menurut pertimbanagan yang matang. Menurut Winardi
(1981), tiga faktor yang diperlukan dalam menjalankan proses pemasaran antara lain :

1. Rencana Strategi Perusahaaan


Rencana strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang merupakan suatu
rencana pemasaran jangka panjang yang bersifat menyeluruh dan strategis, yang
merumuskan berbagai strategi dan program pokok keberhasilan strategi pemasaran
tergantung pada analisis dan pengamatan oleh perusahaan terhadap faktor-faktor yang
dapat mempengaruhinya. Ciri-ciri rencana strategis pemasaran perusahaan adalah:
a. Bersifat komprehensif ;
b. Dampak yang diharapkan sangat luas;
c. Pertimbangan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
perusahaan;
d. Jadwal waktu atau timing yang ditentukan fleksible terhadap perubahan;
2. Lingkungan Mikro Perusahaan
Lingkungan mikro terdiri atas para pelaku yang langsung berkait dengan
perusahaan yang mempengaruhi kemampuan untuk melayani pasar, yaitu :
a. Perusahaan. Organisasi perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi
lingkungan mikro.
b. Pemasok (supplier) adalah perusahaan atau individu yang menyediakan
sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk
memproduksi barang dan jasa tertentu.
c. Distributor adalah perusahaan-perusahaan yang membantu perusahaan dalam
promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada para konsumen akhir.
Peran yang mereka lakukan antara lain :
1) Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan
untuk menemukan konsumen.
2) Perusahaan distribusi fisik. Perusahaan ini membantu perusahaan dalam
menyimpan dan memindahkan produk.
3) Agen jasa pemasaran, perusahaan yang membantu perusahaan dalam
mengarahkan dan mempromosikan produknya kepasar yang tepat.
4) Perantara keuangan, contohnya seperti bank, perusahaan kredit, asuransi
dan perusahaan lain yang membantu dalm segi keuangan.
d. Pelanggan atau Konsumen yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi
konsumen aats barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan, baik itu individu,
lembaga, dll.
e. Perusahaan Pesaing. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem
pemasaran guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan lain. Para
pesaing ini perlu diidentifikasi dan dimonitor segala tindakannya didalam
pasar.
f. Masyarakat Umum. Perusahaan harus memperlihatkan sejumlah besar lapisan
masyarakat yang menaruh perhatian terhadap kegiatan perusahaan, karena
masyarakat umum dapat memperlancar perusahaan mencapai sasarannya.
3. Lingkungan Makro Perusahaan
Terdiri atas kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar
dan mempengaruhi pelaku lingkungan mikro. Variabel-variabel lingkungan makro
terdiri atas:
a. Lingkungan demografis atau kependudukan, menunjukkan keadaan dan
permasalahan mengenai penduduk karena penduduklah yang membentuk suatu
pasar.
b. Lingkungan ekonomi, menunjukkan sistem ekonomi yang diterapakan.
c. Lingkungan fisik, menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu,
penggunaan sumber daya alam, dll.
d. Lingkungan teknologi menunjukkan peningkatan kecepatan pertumbuhan
teknologi, peraturan-peraturanyang berkenaan dengan perubahan teknologi,
dll.
e. Lingkungan sosial/budaya, menunjukkan keadaan suatu masyarakat mengenai
norma , nilai, aturan kehidupan yang berlaku dalam masyarakaat, dll.

 Persaingan Pasar
Sebuah perusahaan harus siap bersaing dengan perusahaan lain yang membuat
produk sejenis. Untuk menghadapi persaingan pasar, strategi yang diterapkan harus
fisioner. Tentunya SWOT Analisis (strength, weakness, opportunity, treath) sangat
diperlukan, untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada.
Strategi bersaing bergantung pada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam
pasar. Swastha (1990) membedakan kelompok usaha, sebagai berikut:
1) Market Leader
Perusahaan ini menjadi titik pusat orientasi para pesaing. Ia merupakan
perusahaan dominant yang ditiru, ditantang, dan dijauhi perusahaan lain. Biasanya
perusahaan ini mengembangkan strategi:
a. Mengembangkan pasar keseluruhan
b. Melindungi bagian-bagian pasar yang telah dikuasai.
c. Meningkatkan pangsa pasar.
2) Market challenger
Perusahaan yang mempunyai urutan kedua atau lebih rendah bisa disebut
“runner up” atau “penyusul”. Mereka dapat menyerang market leader dan pesaing-
pesaing lain dalam suatu usaha. Perusahaan inilah yang disebut market challenger.
Beberapa strategi penyerangan yang bisa digunakan:
a. Menetapkan sasaran strategi lawan, langkah awal yang harus dilakukan untuk
menantang pasar adalah menetapkan sasaran, dan perusahaan harus melakukan
analisis persaingan yang sitematis.
b. Memilih strategi menyerang, secara umum ada 2 strategi:
a) Serangan frontal, serangan ini dilakukan dengan mengarahkan seluruh
kekuatan yang dimiliki tepat berhadapan dengan lawan. Kekuatannyalah
yang diincar.
b) Serangan melambung, konsentrasi kekuatan untuk menyerang kelemahan
lawan.2

Perubahan yang terjadi di pasar dewasa ini memerlukan organisasi yang


mampu bergerak melampaui kemampuan manajemen tradisional. Menghadapi kondisi
pasar yang semakin kompetitif, pengembangan manajemen konvensional dirasakan
tidak cukup. Untuk membantu kinerja manajer, diperlukan upaya mengembangkan
kemampuan kewirausahaan.
Maletz dan Katzenbach menjelaskan bagaimana suatu organisasi menjalankan
program pengembangan manajemen, termasuk modul klasikal, kerjalapang,
kewirausahaan yang terdiri dari pengembangan bisnis riil, dan dukungan dan
mentoring dari akademisi, konsultan, dan ekspert industri.
Namun, Maletz dan Katzenbach juga mengungkapkan bahwa mereka tidak
banyak melakukan pengeluaran dalam pengembangan manajemen karena terlihat
bahwa orang sebenarnya tidak banyak berubah. Ketika memulai bisnis mereka merasa
bahwa akan dapat mengubah setiap orang. Akan tetapi, sekarang dia sadar bahwa pada
2
Sugihartono, “Kewirausahaan”, diakses dari
(http://file.upi.edu/Direktori/JUR_PEND_BAHASA_JEPANG/196301041988031) pada 17 Maret
pukul 21:50
dasarnya orang besar mempunyai kualitas instrinsik tertentu, seperti kecerdasan,
integritas, perasaan tentang apa yang mejadi masalah dan kemampuan berhubungan
dengan orang lain. Karakteristik ini jauh lebih penting dari pada setiap keterampilan
yang mereka kembangkan selama ini.3
Pernyataan di atas tersebut menjelaskan mengapa banyak eksekutif puncak
mempertanyakan efektifitas usaha pengembangan manajemen. Eksekutif puncak telah
terlihat beberapa hasil nyata dari investasi yang lalu dalam mengembangkan
pemimpin masa depan. Oleh karena itu, lebih mudah mengonsentrasikan pada
penggunaan tenaga kerja yang mampu mengembangkan dirinya sendiri.
Masalahnya adalah bahwa kita akan cepat kehilangan kemampuan jika semata-
mata menguntungkan diri dengan cara cepat merekrut orang yang mampu melakukan
pengembangan diri. Survey yang mereka lakukan terhadap pejabat korporasi dan
eksekutif yang sangat potensial mengidentifikasikan bahwa kesenjangan paling besar
di mata pemimpin ini adalah pengembangan.
Selebihnya, organisasi sekarang ini secara rutin menghadapi masalah yang
mendalam dalam menentukan arah strategis atau secara radikal meredesain struktur
organisasi. Perubahan mendadak seperti ini biasanya memerlukan kemampuan yang
berbeda dari yang dimiliki manajer sekarang.4
Organisasi yang menjalankan perubahan harus menemukan cara untuk
mengembangkan individu baru dan kemampuan institusi, tidak hanya mencapai tujuan
strategis, tetapi juga untuk menarik dan menahan orang terbaik. Dalam organisasi
yang tumbuh dengan cepat, kesempatan untuk pengembangan adalah cukup
berlimpah.
Management Development sering disamakan dengan pelatihan formal. Karena
alasan tersebut, organisasi yang paling efektif mengembangkan proses tersebut
melihat kemampuan ini sebagai capability building atau membangun kapabilitas,
suatu usaha yang luas dan terpadu yang berjalan baik, diluar training dan
pengembangan diri. Kapabilitas yang diperlukan adalah kemampuan di bidang

3
Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta: PT Raja Crafindo 2006) h.31
4
Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta: PT Raja Crafindo 2006) h.32
kewirausahaan.5

 Membangun Manajer Wirausaha


Suatu perusahaan multinasional dengan teknologi tinggi mencari kemampuan
pengembangan kewirausahaan dari manajer umum dengan menerapkan prinsip-
prinsip yang menjadi karakteristik program pengembangan manajemen terbaik.
Masalah besaran kelembagaan struktur baru menjadi lebih ruwet dengan budaya
birokrasi yang mau mendengarkan dan menerima inisiatif dan dituntut oleh
lingkungan baru.

 Pentingnya Kewirausahaan
Eksekutif senior pada awalnya skeptic bahwa kewirausahaan, dan bukannya
keterampilan manajemen, merupakan focus yang tepat. Akan tetapi, kebutuhan akan
perubahan dan pertumbuhan telah memaksa. Satu-satunya cara untuk maju adalah
dengan mengembangkan kewirausaan dengan dorongan yang kuat terhadap daya
saing dan fokus yang kuat pada kebutuhan pelanggan. Terlebih lagi, wirausaha
dengan cepat menjadi cekatan dalam menjalankan operasi dalam lingkungan yang
berubah. Kenyataannnya, mereka sering bekerja membentuk perubahan lingkungan
untuk keuntungannya, dan terobsesi dalam mempengaruhi pertumbuhan mereka.
Wirausaha murni jarang mampu bertahan dalam suatu organisasi besar. Individu
semacam ini terdorong menciptakan usahanya sendiri, dimana keberuntungan pribadi
dapat dibuat, dan kekayaan pribadi dapat diperoleh. Sudah tentu di luar pengeluaran
awal perusahaan, insentif keuangan secara dramatis adalah jarang.
Akan tetapi, perusahaan dapat meningkatkan lebih banyak kewirausahaan
dengan mengombinasikan praktik manajerial yang tepat dan dengan mengatur system
pengupahan yang bervariasi atau bonus yang member manajer tonggak yang kuat
dalam keberhasilannya. Untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan,
perusahaan besar memfokuskan pada tiga faktor kunci, yaitu orientasi pada tindakan,

5
Ibid, h.33
keterampilan manajemen umum, serta kepemimpinan dan pengaruh, dengan
penjelasan sebagai berikut.
a. Orientasi pada tindakan merupakan kemampuan untuk menyampaikan hasil,
adanya keinginan untuk mengambil dan mengelola risiko, melakukan inovasi dan
kreatifitas.
b. Keterampilan manajemen umum dengan memfokuskan pada pelanggan,
meningkatkan kemmapuan tim, dan membangun jejaring, dan melakukan analisis
bisnis.
c. Kepemimpinan dan pengaruh, dalam membangun kapasitas dalam menetapkan
arah dan melakukan coaching untuk sukses, kemampuan untuk belajar dari
keberhasilan dan kegagalan, dan menyeimbangkan antara gambaran besar dengan
aktifitas operasional.

 Proses Pembelajaran Kewirausahaan


Peserta belajar tentang bagaimana menjalin hubungan satu sama lain dan
dengan manajer kunci lainnya, keduanya membagi pengalaman yang sedang
berlangsung dan bekerjasama di pasar. Peserta melanjutkan bertemu dan
bekerjasama, lama setelah selesai dalam program. Selanjutnya, banyak lulusan
program bergerak menjadi mentor bagi lainnya dalam perusahaan dan dalam proses
menguji kepemimpinan kewirausahaan. Akhirnya peserta menerima coaching dari ahli
yang dikenal secara internal maupun dari eksternal perusahaan. Coaching ini menjadi
instrument untuk mendapatkan keahlian dalam keterampilan manajemen baru dan
perilaku kewirausahaan.
Program harus diorganisasi sebagai siklus hidup kewirausahaan tentang
penciptaan, pengembangan, dan implementasi kesempatan.Masing-masing modul
klasikal 1-2 minggu dan diikuti dengan kerja lapang selama 1-3 bulan, di mana
peserta menerapkan apa yang telah di pelajari dikelas. Kunci dari kerja lapang adalah
dengan menempatkan konsep klasikal kedalam praktik, kemudian
mengkombinasikannya dengan dukungan coaching dari virtual faculty dari luar
( akademisi, konsultan, ekspert industri) dan dari dalam (manajer senior, ahli
fungsional, mentor, lulusan dari program sebelumnya). Kerja lapang merupakan
sentral tujuan bisnis dari peserta. Dengan demikian, desain programnya adalah
membantu peserta bekerja lebih efektif, dan bukannya menjadi sumber tambahan
pekerjaan.6

 Karakteristik Wirausahawan
Karakteristik wirausahawan yang umum dan harus dimiliki yakni sebagai
berikut :
1) Berani mengambil resiko. Karakteristik seorang wirausahawan adalah
kemauan menanggung resiko. Seorang wirausahawan dengan perhitungan
yang matang berani menanggung resiko jika perhitungan yang salah.
2) Terobsesi oleh kesempatan. Seorang wirausahawan selalu mencari dan
memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk menciptakan produk atau jasa
yang baru atau lebih baik dari yang sudah ada. Ksempatan dapat muncul
karena adanya produk baru seperti munculnya telephone seluler, computer, dll.
3) Kreatif. Berbagai faktor teori kreatifitas dalam pendekatan konvergensi
(confluence approach) menurut Baron dan Share adalah: Keterampilan
intelektual, kemampuan melihat masalah dengan cara baru. Pengetahuan dasar
yang luas dan kaya. Cara berfikir yang tepat. Memiliki kepribadian seperti
berani mengambil resiko dan toleran. Mempunyai motivasi intrinsic dan
berorientasi pada tugas. Lingkungan yang menunjang kreatifitas.
4) Memiliki motif berprestasi. Orang yang mulai berbisnis adalah mereka yang
merasakan dan mempunyai keyakinan diri yang kuat. Jika kita akan
menempatkan uang kita pada ririko tertentu, kita harus mempunyai keyakinan
kuat bahwa kita akan berhasil. Jika mau berwirausaha kita harus mempunyai
kebutuhan berprestasi “Need for Achivement” yang kuat. Wirausahawan yang
berhasil dicirikan oleh dorongan atau motivasi (drive), kemampuan berfikir,
kompetensi hubungan manusia, keterampilan teknis dan komunikasi.
5) Mampu mengerjakan tugas dengan lebih baik. Wirausahawan harus memiliki
6
Wibowo. Manajemen Perubahan. (Jakarta: PT Raja Crafindo 2006) h.35
kemampuan dan keterampilan untuk melaksanakan sebuah tugas dengan lebih
baik dari pada yang lainnya. Bakat merupakan modal untuk mencapai suatu
keberhasilan, bakat juga merupakan penyelesaian. Jika kita dapat memenuhi
pekerjaan secara penuh berarti kita berhasil menyelesaikannya.
6) Kesabaran dan kesiapan. Memulai usaha apapun selalu beresiko gagal,
kesulitan dana dan lainnya. Agar berhasil diperlukan waktu, kesabaran dan
kesiapan dalam menghadapi kendala-kendala yang datang menghadang.
7) Tidak menunggu semua ada. Memulai usaha tidak perlu menunggu semua ada.
Yang harus kita lakukan adalah memanfaatkan yang ada dan melengkapi
sambil berjalan. Yang paling esensial untuk memulai bisnis adalah ide dan
gagasan dan bagaimana mewujudkannya.
8) Memiliki hubungan sosial yang baik. Memulai usaha seringkali perlu bantuan
orang lain seperti keluarga, teman, dan bank. Namun sebelum mencari
dukungan dari orang lain kita harus mulai dari diri sendiri.
9) Menyukai apa yang kita lakukan. Modal utama menjalani usaha adalah
menyenangi usaha yang kita lakukan. Tanpa minat kita akan mudah
menyerang ditengah jalan bila mengalami berbagai persoalan.
10) Menguasai ilmu dalam bidang usaha yang dilakukan. Yang dimaksud ilmu
adalah segala hal yang menyangkut usaha yang akan kita lakukan. Dengan
bermodalkan ilmu (skill) yang memadai paling tidak usaha yang kita hadapi
tidak tersendat. Konsumen cenderung membeli barang atau jasa ditempat yang
bik pengelolaannya atau penyajiannya baik.
11) Memiliki modal usaha. Wirausahawan yang akan membuka usaha juga
memerlukan modal. Modal dapat berupa modal sendiri atau kerja sama dengan
orang lain.selain itu, modal juga dapat berupa hubungan baik dan kepercayaan.
12) Amanah dan jujur. Terakhir wirausahawan harus amanah, jujur, dan teliti.
Seorang wirausahawan harus harus menepati janji, tidak menipu pelanggan,,
dan tetep memegang teguh pendirian.
13) Mengenali kesempatan. Salah satu upaya agar kita mengenali kesempatan
adalah mempunyai akses atas informasi dan mampu memanfaatkannya sebaik
mungkin. Upaya kearah itu dapat dilakukan melalui pekerjaan yang
menyerupai mereka dengan informasi.

 Kiat-Kiat Keberhasilan Berwirausaha


Ada sepuluh kunci sukses menjalani usaha, yaitu:
1) Pusatkan diri pada apa yang kita inginkan. Prinsip ini merupakan prinsip yang
paling penting. Kita tidak mau gagal dalam berwirausaha,
kekuranganpelanggan atau hasil kerja yang tidak memuaskan.
2) Atasi frustasi. Banyak wirausahawan kecil yang memulai usahanya dengan
harapan dapat mengangkat taraf hidupnya. Memang betul, namun dapat pula
menyebabkan masalah. Kuncilah adalah hadapi semua masalah dan cari
solusinya daripada menganggapnya sebagai tantangan atau ajakan untuk
tumbuh.
3) Atasi kebosanan. Hadapilah rasa bosan dengan positif. Sebagian besar
wirausahawan memiliki sifat visioner yang secara konstan muncul dengan
gagasan-gagasan yang brilian dan orang yang memiliki kemampuan yang luar
biasa untuk berpikir kreatif.
4) Setiap mengambil keputusan ingatlah selalu “Bagaimana keputusan itu
memberi nilai tambah bagi kehidupan atau usaha kita?” nilai tambah
merupakan bahan dasar yang dapat memberikan kesuksesan keuangan dan
memastikan bahwa usaha yang kita jalankan menawarkan sesuatu yang setiap
orang mencarinya.
5) Buatlah setiap keputusan berwirausaha dengan didasari pertanyaan
“Bagaimana hal ini akan memberi nilai tambah kepada pelanggan wirausaha
atau pada kehidupan kita?”
6) Ciptakan identitas usaha berdasarkan hasil akhir yang kita tetapkan dari pada
berdasarkan kondisi kita saat ini. Tidak jarang kita menetapkan tujuan yang
tinggi. Tetapi tak jarang menemui kesulitan memahami bagaimana kita
mencapainya.
7) Jauhkan pikiran-pikiran sempit dalam diri kita seperti takut ditolak,
penghargaan diri (self esteem) yang rendah, dan kurang focus sebab hal-hal
tersebut akan membesar manakala kita bekerja sendiri tanpa seorang atasan
yang mengawasi kita.
8) Kembangkan pikiran yang memberdayakan dalam diri kita. Kita dapat
menjauhkan diri dari pikiranpikiran sempit dalam diri kita. Namun, bila tidak
menggantikannya dengan pikiran-pikiran yang memberdayakan, kita akan
kembali kepikiran-pikiran lama.
9) Ciptakan sumber penghasilan yang beragam. Jangan menyimpan sumber daya
kita dalam satu usaha saja, “don‟t keep all their eggs in one basket.” Jika kita
seorang pelatih, pertimbangkan untuk membuat buku kerja dan produk yang
berkaitan dengan penghasilan kita.
10) Mintalah bantuan dan nasihat dari mentor dan pelatih. Jika kita ingin
membuka sebuah bisnis/usaha, bertanyalah dulu seluk beluk bisnis itu pada
orang yang telah lama malang melintang dan berhasil dalam bisnis tersebut.7

7
Sugihartono, “Kewirausahaan”, diakses dari
(http://file.upi.edu/Direktori/JUR_PEND_BAHASA_JEPANG/196301041988031) pada 17 Maret
pukul 21:55
2.3 Hubungan Antara Manajemen Perubahan dan Manajemen Kewirausahaan

Untuk mengantisipasi era persaingan perdagangan bebas , banyak perusahaan di


Indonesia baik yang berskala besar, menengah maupun yang berskala kecil mulai
menata ulang strategi persaingannya dengan melakukan kajian terhadap tujuan
strategik perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan pasar baik di tingkat lokal,
nasional, maupun internasional, dan juga melakukan evaluasi yang intens (terus
menerus secara mendalam) terhadap kompetensi internal perusahaan itu sendiri,
termasuk dalam hal ini melakukan penilaian terhadap kinerja pemasaran.

Seiring perkembangan dan pesatnya persaingan dalam berwirausaha menuntut


wirausahawan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk atau
jasa yang dimilikinya dalam rangka menyelaraskan kebutuhan konsumen yang
semakin beragam dan tanpa batas, maka dari itu perlu adanya manajemen perubahan.
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka pemecahan
masalah dan menemukan peluang (doing new thing). Inovasi merupakan fungsi utama
dalam proses kewirausahaan. Peter Druckermengatakan inovasi memiliki fungsi yang
khas bagi wirausahawan. Dengan inovasi wirausahawan menciptakan baik
sumberdaya produksi baru maupun pengelolahan sumber daya yang ada dengan
peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Inovasi adalah sutu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat di
pasarkan. Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik suatu gagasan murni memegang
peranan penting, dan fikiran kreatif mengembangkanya menjadi gagasaan berharga.
Meskipun demikian terdapat perbedaan yangsignifikan antara sebuah ide yang timbul
semata dari spekulasi dan ide yang merupakan hasil pemikiran riset pengalaman dan
kerja yang sempurna hal yang lebih penting, Wirausahawan yang prospektif harus
mempunyai keberanian untuk memberikan sebuah ide melalui tahapan
pengembangan. 8

Dengan demikian inovasi adalah suatu kombinasi visi untuk menciptakan suatu
gagasan yang lebih baik dan keteguhan serta dedikasi untuk mempertahankan konsep
melalui implementasi. Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang di
lakukan dengan sepenuh hati. Proses ini di mulai dengan analisis sumberdaya
kesempatan yang menjadi obyek. Inovasi beresifat konseptual dan perseptual, dapat di
pahami dan dilihat inovator harus maelihat bertanya dan mendengar orang lain dalam
mencari inovasi. Mereka berfikir keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka
melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta
memperhatikan potensi pengguna inovasi yang di carinya untuk memenuhi harapan
nilai dan kebutuhan.Inovasi yang berhasil pada umumnya sederhan dan terfokus dan
di tujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan cermat.

8
http://top-studies.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-inovatif-kewirausahaan.html, diakses 21
Maret 2017, pukul 17:20 WIB.
BAB III

CONTOH MASALAH

3.1 Permasalahan

 Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian saat ini sangat pesat seiring dengan


pertumbuhan ekonomi di segala bidang terutama bidang perdagangan yang mulai
menawarkan produk investasi seperti franchise, lisensi, dan lain-lain. Diantara sekian
banyak produk investasi yang ditawarkan, franchise merupakan salah satu alternatif
investasi yang dipilih karena proses pengoperasiannya yang mudah, dan sistem
manajerial yang sudah jelas serta sesuai dengan standar operasi yang telah
dilaksanakan di perusahaan secara umum.
Produk franchise yang ditawarakan antara lain dalam bidang kuliner, ritel, dan
jasa.Banyaknya jumlah penduduk Indonesia menjadikan Indonesia sebagai pasar
yang potensial. Para pebisnis pun berpeluang masuk ke Indonesia untuk
memasarkan berbagai jenis barang maupun jasa. Salah satunya adalah bisnis di
industri makanan cepat saji (fast food). Di Indonesia, perusahaan multinasional yang
bergerak di industri makanan cepat saji (fast food) terus mengalami perkembangan.
Semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di industri makanan cepat saji (fast
food, seperti McDonald’s, KFC, Pizza Hut, Wendys, dan lain-lain.)
Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat kompetisi pada industri tersebut.
Untuk memenangkan persaingan, perusahaan terus berlomba-lomba dalam
menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Maka
dari itu, perusahaan di industri makanan cepat saji (fast food) menerapkan strategi
inovasi, seperti inovasi pada menu, desain interior, fasilitas, dan lain-lain.
Dalam hal ini kami meengkhususkan diri pada produk franchise dalam bidang
kuliner yaitu restoran cepat saji McDonald’s. McDonald’s merupakan salah
satu franchise terbesar yang berkembang pesat di Indonesia maupun di dunia
internasional. Sampai saat ini, McDonald’s masih menunjukkan eksistensinya dalam
perkembangan perekonomian suatu negara.

 Manajemen Inovasi pada McDonald’s


Inovasi merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian besar pada
McDonald’s. Inovasi yang dilakukan oleh McDonald’s tidak hanya berkutat pada
menu dan layanan yang merupakan core business perusahaan ini. Berikut adalah
innovation of all time yang dilakukan perusahaan McDonald’s :
1) Indoor setting (1950)
2) Drive thru window (1970)
3) Menambahkan Breakfast Menus (1980)
4) Menambahkan Play Area (1990)
5) Redesign bagian dapur
6) Gerai Self-service (2004)
7) 3 Separate Dining Sections (sekarang)
 Linger zone dengan kursi yang nyaman dan koneksi wi-fi
 Grab and go zone dengan counter yang tinggi
 Zona fleksibel untuk anak – anak dan keluarga
Berdasarkan daftar inovasi ini, enam dari tujuh inovasi terbesar yang
dilakukan McDonald’s selama peusahaan ini berdiri adalah inovasi di bidang
layout. Maka dapat disimpulkan bahwa inovasi terbesar yang pernah dilakukan
oleh McDonald’s berada pada bidang penataan layout. Dengan tujuh inovasi ini,
McDonald’s melakukan desain ulang pada 30.000 gerainya yang tersebar di
seluruh dunia secara hampir serentak.
McDonald’s memiliki visi menjadi restoran cepat saji dengan pelayanan
terbaik di dunia, sehingga dia merancang strategi yang mendukung efisiensi
pekerjaan di dapur untuk mempercepat proses delivery produknya. Layout
McDonald’s yang dipakai hingga saat ini adalah layout yang didesain agar jika
karyawan diperlukan untuk berpindah dalam menyelesaikan pekerjaan, hanya
akan perlu berpindah paling banyak dua langkah kaki.
Layout adalah hal strategis yang harus diperhatikan, karena strategi
penataan layout berbasis cost-effective untuk mendukung perusahaan untuk
menjadi lebih kompetitif (Heizer,2008). Adapun hal – hal yang diperhatikan
McDonald’s dalam inovasi layout-nya yaitu :
 Utilisasi ruang, peralatan, dan manusia yang lebih baik
 Perbaikan arus material maupun manusia
 Perbaikan lingkungan kerja yang lebih aman bagi karyawan
 Perbaikan interaksi dengan konsumen
 Fleksibilitas
Berikut salah satu contoh layout pada McDonald’s :

McDonald’s memiliki standar untuk inovasi layout-nya, yaitu :


 Penanganan maksimal material dengan alat yang tersedia
 Kapasitas dan kebutuhan ruang yang efisien
 Aspek lingkungan dan keindahan (estetika)
 Aliran informasi, material dan manusia yang efisien
 Biaya yang diperlukan untuk interaksi/aliran material dan manusia antar area
kerja
Inovasi pengaturan layout pada perusahaan McDonald’s ini ternyata bisa
meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan McDonald’s. Hal ini yang
pada akhirnya membuat McDonald’s dikenal sebagai perusahaan fast food
ternama di dunia, dan terus bisa mengekspansi bisnisnya ke luar negeri. Prinsip
pengembangan inovasi yang dijalankan oleh McDonald’s adalah “freedom within a
framework” yaitu pemberian ruang yang bebas dan fleksibel bagi orang-orang yang
ada di McDonald’s untuk berkreasi dan mencoba banyak hal. Prinsip yang
memungkinkan terjadinya ‘kesalahan’ untuk penyempurnaan ini ternyata tidak
merugikan perusahaan, malah membuat perusahaan menemukan banyak inovasi dan
temuan yang menguntungkan dan mendukung atmosfer inovatif dalam
perusahaan (atau yang biasa disebut “helps avoid the really stupid things at
scale”).
Secara khusus, McDonald’s memiliki Innovation Centre yang berfungsi
menguji temuan – temuan yang ada dari karyawan maupun dari Departemen
Research & Development. Pengujian ini dilakukan karena sebagian besar inovasi di
McDonald’s muncul dari lapangan, sehingga sangat perlu diuji kebenarannya secara
ilmiah. Innovation Centre ini yang pada akhirnya banyak melahirkan inovasi
yang membuat McDonald’s bertahan dan terus berkembang hingga saat ini.
Adapun inovasi yang dilakukan oleh McDonald’s dalam bidang – bidang
yang lain diantaranya :

 Packaging
Dengan adanya isu mengenai pemanasan global, McDonald’s
meresponnya dengan menerapkan desain packaging berbasis good planet (tidak
menggunakan bahan yang tidak terurai pada tanah). Dengan strategi semacam ini,
McDonald’s sekaligus membangun hubungan dengan konsumennya. McDonald’s
memposisikan diri sebagai perusahaan yang peduli dengan penyelamatan
lingkungan, sehingga orang-orang yang mengkonsumsi produk McDonald’s akan
merasa turut dalam usaha penyelamatan lingkungan.

 Reduction of energy usage


Dengan adanya isu mengenai pemanasan global, McDonald’s juga
meresponnya melalui pengurangan penggunaan energi dalam menjalankan proses
bisnisnya.

 Reduction of carbon emission


Aspek ini berhubungan dengan dua aspek sebelumnya, yaitu packaging
dan pengurangan penggunaan energi. Dengan meminimalisasi penggunaan kedua
aspek tersebut (dan menghilangkan subtansi yang membahayakan lingkungan),
maka McDonald’s juga mengurangi emisi karbon dalam proses bisnisnya. Hal ini
juga membantu meningkatkan positioning perusahaan untuk menarik konsumen, yaitu
sebagai salah satu perusahaan yang peduli terhadap penyelamatan lingkungan.

 Go Global, Act Locally


Hal ini secara spesifik merujuk pada inovasi menu dari McDonald’s.
McDonald’s menggunakan strategi bisnis (proses bisnis, marketing, dll) yang
terpusat, namun untuk citarasa produk di masing-masing negara akan berbeda satu
sama lain.

 Corporate strategy
Setelah perkembangannya yang cukup signifikan, maka manajemen
McDonald’s pada saat itu berinovasi dengan memulai strategi franchising yang
dimulai dari negara asalnya, kemudian berekspansi ke luar negeri, hingga saat
ini memiliki sekitar 35.000 gerai yang tersebar di lebih dari 100 negara.

Prinsip pengembangan inovasi yang dijalankan oleh McDonald’s adalah


“freedom within a framework”. Inovasi yang diterapkan McDonald’s berupa layout
restoran, intelectual property yang dirupakan sebagai lisensi yang dijual kepada
franchisee-nya. McDonald’s juga memiliki Innovation Centre yang akhirnya banyak
melahirkan inovasi di McDonald’s dan menjadikan perusahaan ini sukses di
bidangnya. Respon dari pelanggan di seluruh dunia sngatlah baik dengan adanya
inovasi produk yang terus-menerus dilakukan oleh McDonald’s.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setiap perubahan yang terjadi pasti ada proses didalamnya untuk menyesuaikan
dengan perubahan yang terjadi. Pada proses tersebut harus ada komitmen bersama
bahwa perubahan yang dilakukan ialah untuk kemajuan bersama demi terciptanya
lingkungan organisasi yang lebih baik dan mengikuti setiap perkembangan yang
terjadi di dunia luar sehingga organisai ataupun perusahaan tersebut tidak ketinggalan
dalam segala aspek, baik itu aspek sosial ekonomi maupun aspek yang berhubungan
dengan teknologi dan alat pendukung kinerja lainnya sehingga dapat bersaing dalam
segala hal dengan organisasi maupun perusahaan lain. Dari hasil perubahan ini
diharapkan dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan ataupun organisasi dan
tidak menutup kemungkinan dari perubahan ini akan dapat pula memajukan
organisasi ataupun perusahaan tersebut ke arah yang lebih maju dan lebih baik lagi
dari masa sebelumnya.
4.2 Saran

Perubahan sangat membutuhkan sekali proses penyesuain di dalamnya untuk


tercapainya tujuan perubahan itu sendiri. Adakalanya proses tersebut membutuhkan
waktu yang tidak bisa ditentukan, Oleh karena itu dalam masalah perubahan
khususnya pada suatu organisasi harus ada pengertian antara ketua dan anggota
ataupun antara pimpinan dan bawahannya supaya proses menuju perubahan yang
diinginkan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan bersama.

Anda mungkin juga menyukai