Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

FUNGSI PERENCANAAN DALAM MENEJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
ANNISA HIRDAYANTI 003STYC18
APRIANTI PURNAMASARI 004STYC18
DIANA NOVITA 009STYC18
DITA ARDIANA 010STYC18
FENI FERNIANSYAH 017STYC18
FITRA ALUYA 019STYC18
KHUSNUL CHATIMAH 027STYC18
IIN HUSNIA DEPI 029STYC18
IKA CANDRA ULA 030STYC18

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN NERS JENJANG AKADEMIK

MATARAM

2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyeslesaikan
tugas makalah ini. Solawat beriring salam tak lupa pula kita haturkan kepada
junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu sehingga memperlancar
proses pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terimakasi sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menginspirasi untuki para pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Mataram, 9 Maret 2022


Penulis
Kelompok II

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam Keperawatan ................................ 3
2.2 Tujuan Perencanaan ............................................................................. 9
2.3 Komponen Perencanaan....................................................................... 9
2.4 Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen......... 10
2.5 Perencanaan Dalam Menejemen Asuhan Keperawatan....................... 13
2.6 Contoh Kasus Perencanaan Dalam Keperawatan Di Ruang Rawat..... 14
BAB III ANALISA JURNAL........................................................................ 16
3.1 Analisis Jurnal...................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manejemen dalam menentukan
mengatur arah sisitem dan kemudahan menuntun system itu sendiri. Proses
perencanan sendiri terdir dari identifikasi tujuan yang akan dicapai, membuat
strategi untuk mencapai tujuan, mengatur, atau menciptakan apa yang dibuuhkan,
implementasi, dan memonitor. Perencanaan bisa sangat detail, spesifik dan kaku
ataupun luas, umum dan fleksibel. Perencanaan yaitu menentukan beberapa hal di
awal, dikerjaan. Dalam keperawatan seorang manajer keperawatan melakukan
fungsi perencanaan dalam mengatur ketenagaan, kemudian kepala ruangan
membuat jadwal dinas serta pembagian tanggung jawab bagi setiap perawat.
Cakupan yang lebih luas yaitu yang termasuk dalam fungsi perencanaan yaitu
bagaimana mencapai visi dan misi organisasi (Sihombang et al., 2021).
Fungsi perencanaan bergantung pada proses pengambilan keputusan. Bagian
dari perencanaan yaitu menentukan alternative mana yang akan diambil antara
berbagai pilihan. Selanjutnya dalam keperawatan sendiri manajer seringkali harus
memperhatikan keseimbangan anatara kebutuhan pasien, tenaga, urusan
administrasi dan dokter di bawah kondisi yang terbatas sumber daya manusia
(Sihombang et al., 2021)
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana konsep dasar perencanaann dalam keperawatan?
1.2.2. Apa saja tujuan dari perencanaan yang di susun?
1.2.3. Apa saja komponen dari perencanaan?
1.2.4. Bagaimana proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen?
1.2.5. Bagaimana perencanaan harian, mingguan, dan bulanan dalam manajemen
asuhan keperawatan di ruang rawat yang sesuai dengan akreditas di rumah
sakit dan puskesmas?

1
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui konsep dasar perencanaann dalam keperawatan?
1.3.2. Untuk mengetahui tujuan dari perencanaan yang di susun?
1.3.3. Untuk mengetahui komponen dari perencanaan?
1.3.4. Untuk mengetahui proses penyusunan rencana penyelesaian masalah
manajemen?
1.3.5. Untuk mengetahui perencanaan harian, mingguan, dan bulanan dalam
manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat yang sesuai dengan
akreditas di rumah sakit dan puskesmas?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Perencanaan Dalam Keperawatan


2.1.1. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah sebagian bagian penting dari setiap fase
manajemen. Setiap perencanaan harus didasarkan atas tujuan, kebijakan
dan prosedur administrasi yang terstandar sebelumnya.
Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang
mencakup penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara
keseluruhan memperjelas visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan
sumber daya organisasi, mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah
tindakan, memperkirakan efektifitas tindakan dan menyiapkan karyawan
untuk melaksanakannya (Mugianti, 2016)
Menurut Kron & Gray (1987) perencanaan didefinisikan sebagai
penentuan terlebih dahulu suatu tindakan, agar mencapai hasil yang
diinginkan di masa yang akan datang. Hal ini meliputi keputusan apa yang
akan dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya dan siapa yang
melakukannya (Kamalia et al., 2020).
2.1.2. Elemen-Elemen Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan, ada elemen-elemen penting yang harus
diperhatikan, yakni:
a. Memilih anlternatif. Apa saja yang menjadi perioritas masalah dan
alternative solusi.
b. Alokasi sumber dya. Berapa dana, tenaga, fasilitas, sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Pencapaian tujuan. Besarnya target yang akan dicapai.
d. Berorientasi ke masa depan. Masa yang akan datang, harus lebih baik
dari konsidisi saat ini (Kamalia et al., 2020).

3
2.1.3. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan diharapkan menjadi pedoman bagi pelaksanaan kegiatan
yang ditunjukan untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Perencanaan membuat proses pencapaian tujuan lebih terarah.
c. Perencanaan dapat memperkirakan (forecast) terhadap nilai-nilai yang
akan dilalui.
d. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai
alternative tentang cara terbaik untuk memilih kombinasi cara terbaik.
e. Perencanaan dilakukan berdasarkan skala prioritas (tujuan, sasaran,
maupun tindakan).
f. Dengan perencanaan maka aka nada suatu alat ukur untuk melakukan
evaluasi (Kamalia et al., 2020).
2.1.4. Syarat Perencanaan
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam perencanaan yakni:
a. Tujuan akhir yang dikehendaki
b. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkan (yang mencerminkan
pemilihan dari berbagai alternative).
c. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
d. Masalah-masalah yang dihadapi
e. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.
f. Kebijakan-kebijakan untuk melaksanakan
g. Orang, organisasi atau badan pelaksanaannya.
h. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
i. Logis dan rasional.
j. Fleksibel
k. Komitmen
l. Komperensif atau menyeluruh (Kamalia et al., 2020)

4
2.1.5. Perencanaan Dalam Manajemen Keperawatan
Perencanaan manajemen keperawatan dalam suatu ruang rawat inap
dilaksanakan oleh kepala ruangan dengan melibatkan semua personil yakni
ketua tim dan perawat pelaksana. Perencanaan kepala ruangan rawat inap
meliputi kebutuhan tenaga dan penugasan tenaga, pengembangan tenaga,
kebutuhan logistic ruangan, program kendali mutu yang akan disusun
untuk mencapai tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Selain itu,
kepala ruangan juga merencanakan kegiatan di ruangan seperti pertemuan
dengan staf pada permulaan dan akhir minggu untuk melakukan evaluasi
terhadap kehgiatan perawat apakah sudah sesuai dengan standar atau belum
(Tulak, 2020).
Perencanaan manajemen keperawataan diawali dengan perumusan
tujuan organisasi yang dijelaskan dalam visi, misi, filosofi dan tujuan
sebagai arahan kebijakan organisasi (Tulak, 2020).
a. Merumuskan Visi
Visi yang dalam istilah lain disebut mimpi merupakan pernyataan
yang berisikan tentang mengapa organisasi dibentuk. Visi menjadi
dasar untuk menyusun suatu perencanaan, yang disususn secara
singkat, jelas dan mendasar serta ada batasan waktu (Tulak, 2020).
Contoh Visi: “Mengoptimalkan kemampuan hidup pasien dan
unggul dalam pelayanan kardiovaskuler tahun 2021”
b. Merumuskan Misi
Misi merupkan uraian yang berisi pernyataan oprasional guna
mencapai visi yang telah ditetapkan. Misi berisis pernyataan singkat
yang mengidentifikasi alasan keberradaan organisasi dan tujuan serta
fungsi organisasi di masa depan(Tulak, 2020).
Contoh Misi:
1) Memberikan asuhan keperawatanp ada pasien bedah secara holistik
bio-psiko-sosio kultural dan spiritual.

5
2) Melakukan tindakan perawatan luka dengan menggunakan
manajemen perawatan luka modern.
3) Menyediakan sarana prasarana untuk menunjang manajemen
perawatan luka modern.
4) Melakukan penelitian tindakan bedah berdasarkan perkembangan
dan trend perawatan bedah.
c. Merumuskan Filosofi
Filosofi merupakan nilai dan keyakinan yang mengarahkan semua
tindakan organisasi. Filosofi menjadi dasar yang mengarahkan semua
perencanaan selanjutnya sesuai dengan misi yang telah ditetapkan.
Truck (2000) menyatakan bahwa nilai dan prinsip yang berasal dari
filosofi menjadi parameter pengambilan keputusan untuk menentukan
hal yang sangat penting bagi organisasi (Tulak, 2020).
Contoh Filosofi:
1) Individu memiliki harkat dan martabat
2) Setiap individu memiliki potensi untuk berubah.
3) Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk holistik ( bio-
psiko-sosial-spiritual)
4) Pasien adalah individu yang unik dan bermartabat
d. Merumuskan Tujuan
Tujuan didefinisikan sebagai seuatu yang akan dicapai sebagai arah
kebijakan bagi organisasi dalam menentukan apa yang harus dalam
menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara
mencapainya. Menurut Gillies (1994), tujuan yang baik harus
memenuhi kriteria berikut ini:
1) Tujuan harus menjelaskan arah
2) Tujuan memungkinkan untuk dicapai
3) Tujuan harus terukur yang berarti berisi ketentuan kuantitatif
4) Ada batasan waktu untuk mencapai target

6
5) Perencanaan akhir setiap tujuan dapat diterima semua anggota
organisasi
6) Menyuususn kriteria untuk melihat seberapa besar tujuan tercapai
7) Setiap tujuan mendukung sasaran organisasi

Contoh Tujuan: “Meningkatkan kualifikasi tenaga perawatan yang


handal dan kompeten dalam keperawatan bedah melalui pendidikan dan
pelatihan (Tulak, 2020).

2.1.6. Jenis Perencanaan Dalam Manajemen Keperawatan


Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka
waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai perencanaan
operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan
kurun waktu satu jam sampai dengan satu tahun.
b. Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk
kegiatan dengan kurun waktu antara satu tahun sampai lima tahun.
c. Perencanaan jangka panjang atau sering disebut perencanaan strategis
adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai 20 tahun
(Mugianti, 2016).
Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam:
a. Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya
masalah aktual yang dihadapi saat ini.
b. Perencanaan proaktif yaitu perencanaan yang disusun sebelum
masalah timbul, antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dan
meningkatkan kemampuan organisasi(Mugianti, 2016)
Menurut proses penyusunan perencanaan diklasifikasikan menjadi:
a. Pendekatan Perkembangan yang menguntungkan (Profitabel Growth
Approach) yaitu Perencanaan yang dilakukan dengan menganalisa
sarana produksi yang dimiliki dan dihubungkan dengan kebutuhan
yang muncul dari lingkungan. Mengusahakan terjadinya

7
keseimbangan antara sarana yang dimiliki dengan kebutuhan
lingkungan. SALING BANGUN : SA (Sarana Produksi) LING
(Lingkungan masyarakat), BANGUN (Perkembangan yang
menguntungkan)(Mugianti, 2016)
b. Pendekatan SWOT (Strenght, Wakness, Opportunity dan Threat)
Rencana disusun dengan proses perencanaan, dimulai dengan
menganalisa faktor internal yang berhubungan dengan kekuatan
(Strenght) dan kelemahan (Weaknes), selanjutnya melakukan analisa
faktor eksternal yang berhubungan dengan peluang (opportunity) dan
tekanan/ancaman (Threat). Setelah diketahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman selanjutnya disusun rencana strategis untuk
mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis harus diterjemahkan ke
dalam rencana operasional yang mencantumkan target yang harus
dicapai(Mugianti, 2016).
2.2. Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan penyususnan perencanaan dalam manajemen keperawatan
diuraikan sebagai berikut:
a. Meningkatkan peluang untuk sukses mencapai tujuan organisasi
b. Menstimulasi berpikir secara analisis
c. Mencegah timbulnya krisis manajemen
d. Menfasilitasi berpikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel
e. Meningkatkan keterlibatan staf dan proses komunikasi
f. Menjamin biaya yang efektif (Tulak, 2020)
2.3. Komponen Perencanaan
Komponen perencanaan dari manajemen keperawatan, antara lain:
1. Input
a. Informasi
b. Personal
c. Peralatan
d. Fasilitas

8
2. Proses
Kelompok manajemen yang terdiri dari jenjang tertinggi hingga dengan
perawat pelaksana yang mempunyai tugas maupun wewenang dalam
melaksanakan perencanaan, organisasi, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3. Output
a. Askep (asuhan keperawatan)
b. Pengembangan staf sampai
c. Riset
4. Control
a. Budget
b. Evaluasi kerja
c. Akreditas
5. Feed back
a. Laporan finansial
b. Audit keperawatan
c. Survey
d. Kendali mutu kinerja (Damanik, 2020)
2.4. Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen
Proses penyusunan rencana strategis keperawatan merupakan kegiatan
sistematis mulai dari pengembangan ide-ide menuju pada kinerja keperawatan
sebagai tujuan dan sasaran yang terbaik melalui kajian dan analisis masalah-
masalah utama dengan mengintegrasikan kekuatan dan kelemahan yang ada di
dalam lingkungan internal, serta peluang dan tantangan yang dihadapi pada
lingkungan eksternal, untuk kemudian merumuskan strategi, program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 3-5 tahun kedepan(Kamalia
et al., 2020). Menurut Fred R. David (2011) dan Thimas L Wheeleb & J. David
Hunger (2012) proses penyususnan manajemen strategi dimulai dari;
merumuskan strategi, implementasi strategi dan evaluasi dan pengawasan.
Rumusan strategi (visi, misi, objective, strategy, dan policies), implementasi

9
strategi (program, budget dan procedure), dan evaluasi dan pengawasan
(performance). Akan tetapi sebelum perumusan strategi diawali dengan
melakukan environmental scaning terhadap ;ingkungan eksternal, natural,
siciental, task, lingkungan internal, struktur, budaya dan sumberdaya. Penyusunan
rencana strategu dilakukan melalui 4 tahapan yakni:

Visi, Tahap I Kinerja


Misi, keperawatan
Identivikasi Masalah
Tujuan,
Sasaran
Analisis dan pemilihan masalah prioritas (Pakai
Metode USG)

Perumusan sasaran untuk mengatasi masalah

Analisis Swot yang berkaitan dengan rencana


pencapaian sasaran

Perumusan Strategi

Tahap II
Penyusunan Rencana Kerja

Tahap III
Pelaksanaan

Tahap IV
Evaluasi dan Pengendalian

a. Tahap I Tahap Diagnosa


Pada tahap ini merupakan tahap awal dari manajemen strategic dengan
kegiatannya adalag menentukan visi, dan misi sesuai tugas organisasi. Visi

10
adalah suatu pandangan yang menembus masa depan yang jauh, yang
merupakan arah atau petunjuk bagi tercapainya tujuan organisasi. Visi
menjawab pertanyaan akan menjadi apa organisasi dimasa mendatang.
Contohnya: RS mempunyai visi, yakni akan menjadi rumah sakit yang terbaik
di daerah ini. Atau menjadi RS pilihan dan kebanggaan masyarakat dan lain-
lain, sehingga visi keperawatan adalah menjadi pusat pelayanan keperawatan
prima terbaik di nusantara.
Dari visi ini kemudian disususn misi yang harus diemban. Misi
menyatakan cara mencapai visi masa depan masing-masing oraganisasi. Kata-
kata yang sellalu muncul dalam penrnyataan misi RSUD adalah kualitas
terjangkau, kepuasaan pasien dsbnya. Kegiatan berikutnya melakukan kajian
langsung terhadap kondisi lingungan internal dan eksternal. Kajian ini akan
memfokuskan pada kekuatan (Strength), kelemahan (Weakneses), Peluang-
peluang (Opportunities) dan ancaman-ancaman (Threats) suatu organisasi.
Hasil kajian akan didapatkan faktor pendoron dan penghambat yang
merupakan isu-isu utama dari organisasi. Dari sinilah selanjutnya menyususn
rencana strategic (Kamalia et al., 2020).
b. Tahap II Tahap Perencanaan
Pada tahap ini ditentuan strategi pengembangan berdasarkan tujuan dan
penetapan prioritas. Kemudian menyusun rencana oprasional 3-5 tahun.
Dalam penyusunan rencana oprasional harus mempertimbangkan kebijakan
yang ada, program-program prioritas harus dilakukan dan sasaran yang ingin
dicapai. Sasaran-sasaran yang ingin dicapai harus mempunyai tahapan-
tahapan tidak memungkinkan sekaligus tercapai. Karena itu disusun program
anggaran tahunan(Kamalia et al., 2020).
c. Tahap III Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini merupakan suatu tahap dimana seluruh rangkaian kegiatan
dalan program dilaksanakan agar tahap pelaaksanaan ini berjalan secara
efektif setiap reponden pada program dan anggaran yang telah disusun
sebelumnya (Kamalia et al., 2020).

11
d. Tahap IV Tahap Evaluasi dan Pengendalian
Tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan program adalah pengendalian dan
evaluasi yntuk mengendaalikan setiap kegiatan yang menyimpang dari
program yang telah ditetapkan, dan menenukan sejauh mana keberhasilan
program yang telah dicapai, apakah sesuai dengan visi misi organisasi yang
telah ditetapkan. Jika tidak, maa perlu melakukan perbaikan-perbaikan
kembali untuk pelaksanaan strategi berikutnya (Kamalia et al., 2020).
2.5. Perencanaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat
a. Perencanaan harian (jangka pendek) antara lain:
Perencanaan harian terkait dengan pengkajian, penetapan rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi yang dilakukan oleh ketua
tim/perawat primer. Setiap kepala ruangan/perawat primer mengevaluasi
dokumentasi pasien, apakah pasien mempunyai rencana keperawatan, apakah
tindakan keperawatan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana
perawatan. Kepala ruangan akan memberikan umpan balik kepada ketua tim.
Kepala ruangan akan melakukan pergantian dinas apabila terjadi perubahan
kondisi di ruangan. Kepala ruang juga membuat perencanaan kegiatan dinas
pagi, sore, dan malam (Sitorus & Panjaitan, 2011).
b. Perencanaan bulanan
Pada perencanaan bulanan kepala ruangan mengatur jadwal dinas, melakukan
permintaan bahan/material di ruang rawat. Rencana permintaan bahan
dilakukan berdasarkan kebutuhan dengan mengidentifikasi kebutuhan
material dalam satu bulan. Kepala ruangan melakukan pertemuan denga staf
setiap bulan minimal dua kali secara individual. Kepala ruangan membuat
daftar nama semua tenaga di ruang rawat dan merencanakan pertemuan
tersebut. Pada pertemuan individual akan dibahas bagaimana individu
memenuhi filosofi objektif rumah sakit, pembagian kerja dan penampilan
kerja. Pada perencanaan bulanan kepala ruangan juga mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan staf terkait penampilan kerja, memberi
penghargaan dan mengidentifikasi perbaikan. Kepala ruangan juga

12
merencanakan pertemuan dengan semua staf (kelompok), misalnya pada
diskusi kasus/ konferensi setiap bulan (Sitorus & Panjaitan, 2011).
c. Perencanaan tahunan (jangka panjang)
Perencanaan jangka panjang meliputi peningkatan mutu asuhan keperawatan,
pengembangan tenaga, penambahan peralatan, dan pengembangan
keprofesian (Sitorus & Panjaitan, 2011). Perencanaan di ruang rawat inap
melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan
kepala ruang. Perencanaan kepala ruang sebagai manajer meliputi
perencanaan tahunan, bulanan, mingguan dan harian. Perencanaan kepala
ruang di ruang rawat inap meliputi perencanaan kebutuhan tenaga dan
penugasan tenaga, pengembangan tenaga, kebutuhan logistik ruangan,
program kendali mutu yang akan disusun untuk pencapaian tujuan jangka
pendek, menengah dan panjang. Kepala ruang keperawatan harus tetap
memperhatikan bahwa rencana adalah alat, bukan tujuan akhir. Solusi yang
cepat, namun tidak tepat dapat menyebabkan seseorang mengabaikan
gambaran besar. Perencanaan dapat membantu manager keperawatan untuk
mengidentifikasi kesempatan di masa yang akan datang, mengantisipasi dan
menghindari masalah di masa yang akan datang, dan menyusun strategi dan
rangkaian tindakan
2.6. Contoh Kasus Perencanaan Dalam Keperawatan
Contoh perencanaan dalam manajemen keperawatan
Dalam ruang perawat, perencanaan biasanya hanya dibuat untuk jangka
pendek,jangka pendek yang dapat diterapkan diruangan perawat adalah rencana
harian,rencanan bulanan dan renncana tahunan yaitu:
Contohnya:
Seorang ibu karu dan para perawat yang sif malam dan sif pagi akan melakukan
operan rencana tindakan yang dilakukan pada perawat sif malam ke sif paginya.
Kegiatannya seperti:
1. Pada jam 07.00 perawat tim malam melakukan operan (pre conference) jika
jumlah tim lebih dari satu dan mengecek SDM dan sarana prasarana.

13
2. Pada jam 08.00 perawat mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi
dll).
3. Pada jam 09.00 perawat melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien
yang memerlukan perhatian khusus.
4. Pada jam 10.00 perawat tim malam dan perawat tim pagi melakukan supervisi
pada ketua tim/perawat pelaksana.perawat 1 misal namanya A melakukan
tindakan perawatan luka,perawat 2 nama nya si B melakukan tindakan
memberikan injeksi obat terhadap semua pasien yang ada diruangan tersebut
dan perawat 3 namanya si C melakukan tindakan pengambilan darah intavena
pada pasien untuk melakukan pemeriksan laburatorium.
5. Pada jam 11.00 hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur
/insidentil.
6. Pada jam 12.00 perawat mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan
yang belum teratasi.
7. Pada jam 13.00 perawat mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam dan esok harinya sesuai tingkat
ketergantungan pasien mengobservasi post conference.
8. Pada jam 14.00 perawat tim pagi melakukan operan kegiatan pagi ke perawat
tim siang untuk melanjutkan perencanaan tindakan selanjutnya kepasien.

14
BAB III
ANALISIS JURNAL

No Nama peneliti Metode & Langkah Analisis data Kesimpulan


dan judul sampel penerapan
penelitian
1. Andhika Lungguh Metode penelitian Efektivitas seorang analisis mengenai Dari hasil
Perceka yang digunakan pemimpin dapat hubungan perencanaan dan penelitian
adalah deskriptif dilihat dari tingkat pengarahan kepala ruangan yang telah
Hubungan korelasi, dengan produktivitas kerja dengan motivasi kerja dilakukan
Perencanaan dan 43 sampel dan motivasi kerja perawat di RS mengenai
Pengarahan Kepala perawat, teknik bawahannya, hal Pameungpeuk Garut Tahun hubungan
Ruangan Dengan pengambilan data tersebut didapat atas 2017. rendah dengan p- perencanaan
Motivasi Kerja dilakukan dengan kemampuan seorang value = 0.001, p-value < α dan
Perawat di RS menggunakan pemimpin dalam = 0,005, dapat disimpulkan pengarahan
Pameungpeuk kuesioner. merencanakan, terdapat hubungan antara kepala ruangan
Garut Tahun 2017 membimbing , pengarahan kepala ruangan dengan
menjalankan dengan motivasi kerja motivasi kerja
Garut Tahun 2017 perencanaan serta perawat di RS perawat di RS
mengarahkan untuk Pameungpeuk Garut Tahun Pameungpeuk
pelaksanaan serta 2017. Derajat keeratan Garut Tahun
pengawasan kerja hubungan C = 0,436 2017 dapat
yang dapat dipahami termasuk kedalam kategori disimpulkan
bawahannya. sedang. Peluang motivasi bahwa: a)
akan meningkat 8,4 kali Sebagian dari
bila pengarahan kepala perawat
ruangan baik mengatakan
perencanaan
kepala ruangan
di RS
Pameungpeuk
Garut kurang
baik; b)
Sebagian dari
perawat
mengatakan
pengarahan
kepala ruangan
di RS
Pameungpeuk
Garut kurang
baik; c)
Motivasi kerja
sebagian dari
perawat
rendah di RS
Pameungpeuk

15
Garut Tahun
2017; d)
Terdapat
hubungan
antara
perencanaan
kepala ruangan
dengan
motivasi kerja
perawat di RS
Pameungpeuk
Garut Tahun
2017; dan
e) Terdapat
hubungan
antara
pengarahan
kepala ruangan
dengan
motivasi kerja
perawat di RS
Pameungpeuk
Garut Tahun
2017.

2. Ida Matul Jenis penelitian Kegiatan Hasil analisa bivariat Karakteristik


Khoiriyah, Alfi Ari yang dilakukan perencanaan kepala didapatkan p value 0,000 berdasarkan 61
Fakhrur Rizal. adalah studi ruang ialah (<0,05) yang artinya ada responden
kuantitatif yang menjalankan tujuan, hubungan antara fungsi sebagian besar
Hubungan Fungsi mengunakan standard, prosedur, perencanaan kepala usia responden
Perencanaan rancangan kebijakan atau ruangan dengan kinerja adalah 26-35
Kepala Ruangan deskriptif dengan peraturan yang perawat di RSUD tahun
dengan Kinerja pendekatan cross bersangkutan dengan Samarinda. Kemudian sebanyak 40
Perawat dalam sectional, dimana keselamatan pasien didapatkan OR (Odd Ratio) orang (65.6%),
Memberikan variabel dan perawat. Sangat yang artinya fungsi sebagian besar
Pelayanan independen dan diperlukannya perencanaan berpengaruh responden
Keperawatan di variabel dependen perencanaan kerena 5,80 kali terhadap kinerja adalah
Ruang Rawat Inap dilakukan hal ini menjadi perawat di RSUD. perempuan
RSUD Samarinda bersamaan tumpuan bagi sebanyak 47
diwaktu yang perawat dalam orang (77.0%),
2020 sama. bekerja. sebagian besar
responden
memiliki masa
kerja kurang
dari 5 tahun
sebanyak 24
orang (39.3%),
sebagian besar

16
responden
adalah
pendidikan D
III
Keperawatan
sebanyak 51
orang
(83.6%).Hasil
fungsi
perencanaan
kepala ruangan
didapatkan
sebagian besar
baik sebanyak
32 orang
(52.5%) dan
tidak kurang
sebanyak 29
orang
(47.5%).Hasil
kinerja
perawat
didapatkan
sebagian besar
baik sebanyak
37 orang
(60,7%) dan
kurang baik
sebanyak 24
orang (39.3%).

3. Yulia Ardiyanti, Populasi Salah satu upaya diketahui bahwa penelitian


Eka Listiana, Teguh penelitian pencegahan dan penanganan pasien dengan menunjukkan
Anindito, Siti meliputi perawat pengendalian infeksi HIV/AIDS di RSUD dr. H. bahwa
Aminah. pelaksana yang nosokomial adalah Soewondo Kendal sebagian penanganan
bekerja di ruang perlu dilakukan suatu besar lebih kategori baik pasien
HUBUNGAN rawat inap RSUD pemberian informasi yaitu 31 orang (53,4%) dan HIV/AIDS
ANTARA dr. H. Soewondo kepada seluruh staf kategori kurang sebanyak oleh perawat
PERENCANAAN Kendal yang yang ada di suatu 27 orang (46,6%). pelaksana dan
KEPALA RUANG meliputi ruang Rumah Sakit RSUD pelaksanaan
DENGAN flamboyan dan dr. H. Soewondo fungsi
PENANGANAN cempaka pada tanggal 27 – 29 manajemen
PASIEN HIV/AIDS sebanyak 71 Agustus 2015 keperawatan di
orang. Dalam melakukan pelatihan RSUD dr. H.
penelitian ini mengenai Soewondo
instrumen yang pencegahan dan Kendal
digunakan untuk pengendalian infeksi sebagian besar
mengumpulkan oleh himpunan berada pada
data adalah perawat pencegah kriteria baik

17
kuesioner dan pengendalian dan terdapat
terstruktur dengan infeksi dimana di hubungan
pertanyaan dalam pelatihan diantara kedua
terbuka untuk tersebut juga variabel
pertanyaan membahas tentang tersebut
identitas pencegahan infeksi
responden dan dan penanganan HIV
pertanyaan AIDS.
tertutup untuk
pengukuran
variabel terikat
maupun bebas.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang mencakup
penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan
memperjelas visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya
organisasi, mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan,
memperkirakan efektifitas tindakan dan menyiapkan karyawan untuk
melaksanakannya (Mugianti, 2016).
Fungsi perencanaan bergantung pada proses pengambilan keputusan. Bagian
dari perencanaan yaitu menentukan alternative mana yang akan diambil antara
berbagai pilihan. Selanjutnya dalam keperawatan sendiri manajer seringkali harus
memperhatikan keseimbangan anatara kebutuhan pasien, tenaga, urusan
administrasi dan dokter di bawah kondisi yang terbatas sumber daya manusia
(Huber, 2018).

18
DAFTAR PUSTAKA

Damanik, R. K. (2020). Pengembangan Desain System Informasi Manajemen


Keperawatan. Ahlimedia Press.

Kamalia, L., Said, A., & Risky, S. (2020). Manajemen Keperawatan. Media Sains
Indonesia.

Mugianti, S. (2016). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan.

Sihombang, R. M., Tahulending, P. S., Agustine, U., Rumerung, C. L., Hutapea, A.


D., Manalu, N. V., Simbolon, I., Purba, A. M. V., Patrisia, I., Suwandi, E. W.,
Sulung, N., & Purba, D. H. (2021). Manajemen Keperawatan. Yayasan Kita
Menulis.

Sitorus, R., & Panjaitan, R. (2011). Manajemen Keperawata: Manajemen


Keperawatan di Ruang Rawat. Sagung Seto.

Tulak, G. T. (2020). Manajemen Keperawatan Bagi Pendidik Vokasi. Cv. Kanaka


Media.

19

Anda mungkin juga menyukai