Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“Menyusun Perencanaan Manajemen Keperawatan Suatu Unit Ruang Rawat Sesuai


denan Tahapan Penyusunan Perencanaan dan Standar Akreditasi Pelayanan “

Dosen Pengampu: Indri Erwhani, Ners., M.Pd., M. Kep

DISUSUN OLEH:

Kelompok 2

Alisa Sri A.

Eem Fitriyani (SR19213087)

Melin (SR19213092)

Nurmaya (SR19213083)

Putri Ramadini

Retno Aldita Melyani

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN INSTITUT

TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT


2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi Wabarokatu

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Manajemen Keperawatan dengan judul “Menyusun Perencanaan
Manajemen Keperawatan Suatu Unit Ruang Rawat Sesuai denan Tahapan Penyusunan
Perencanaan dan Standar Akreditasi Pelayanan”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan dengan perkembangan
kurikulum terbaru, khususnya mata kuliahManajemen Keperawatan.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan para
pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik, sehingga dapat
diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik demi perbaikan di
masa mendatang.

Pontianak, 15 Februari 2023

Penyusun,

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1

B. Rumusan masalah..........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

D. Manfaat...........................................................................................................................1

BAB ll................................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................2

1. Konsep Dasar, Tujuan, Syarat, Komponen Perencanaan..........................................2

2. Jenis Perencanaaan Yang Disusun Kepala Ruang Rawat.........................................2

3. Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen............................2

4. Perencanaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Diruang Rawat Dan Puskesmas


Yang Sesuai Dengan Standar akreditasi Nasional dan Internasional......................4

BAB III............................................................................................................................21

PENUTUP.......................................................................................................................21

A. Kesimpulan...................................................................................................................21

B. Saran..............................................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan


organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan dapat
berjalan.

Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang buruk adalah suatu hal
yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase
mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan kita
mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan
memperhitungkan peraihan kesempatan kedalam pemecahan masalah dengan
mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang
merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah
perusahaan atau yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk
menghasilkan keuntungan. Selama proses pemecahan masalah, manajer
akan terlibat dalam pengambilan keputusan.

Di kehidupan sehari-hari kita sebenarnya kehidupan yan selalu


bersangkutan dengankeputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik
yang diperoleh setelah melakukan musyawarah. Pengambilan keputusan
sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang
pemimpin.

Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan


pelayanan kesehatan masyarakat sekaligus merupakan pos terdepan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat untuk maksud tersebut, puskesmas
berfungsi melaksanakan tugas teknis dan administrative.

Pusat kesehatan masyarakat berfungsi sebagaipenggerak sumber


daya masyarakat dalam bidang kesehatan, motor pembangunan berwawasan
kesehatan dan pelayanan kesehatan strata pertama. Selama ini yang banyak

4
berkembang adalah puskesmas merupakan pelayanan kesehatan masyarakat
strata pertama sehingga fungsi yang lain seolah tertinggal.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana konsep dasar, tujuan, syarat, dan komponen perencanaan?
2. Bagaimana jenis perencanaan yang disusun kepala ruang gawat?
3. Bagaimana proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen?
4. Bagaimana perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat
dan puskesmas yang sesuai standar akreditasi nasional dan internasional?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui konsep dasar, tujuan, syarat, dan komponen perencanaan.
2. Mengetahui jenis perencanaan yang disusun kepala ruang gawat.
3. Mengetahui proses penyusunan rencana penyelesaian masalah manajemen.
4. Mengetahui perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat
dan puskesmas yang sesuai standar akreditasi nasional dan internasional.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dasar, tujuan, syarat, komponen perencanaan.


1. Konsep dasar perencanaan
a) Pengertian perencanaan
Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang
mencakup penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara
keseluruhan memperjelas visi, misi dan filosofi organiasi, memperkirakan
efektifitas tindakan dan menyiapkan karyawan untuk melaksanakannya (Gillies,
1994 dalam Seniwati dkk, 2022).

Perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang


apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi dan
keputusan.(Suarli dan Bahtiar, 2013 dalam Asmuji, 2014).

Perencanaan merupakan langkah awal sebelum kegiatan dilaksanakan


yang meliputi kegiatan merumuskan tujuan puskesmas sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan. Tanpa ada perencanaan puskesmas, tidak
akan ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk
mencapai tujuan puskesmas. (Alamsyah, 2011 dalam dalam Asmuji,
2014).

b) Manfaat perencanaan
1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
2) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas.
3) Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.
4) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan.
5) Memudahkan koordinasi
6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipahami.
7) Meminimlkan pekerjaan yang tidak pasti.
8) Menghemat waktu dan dana. (Seniwati dkk, 2022).

6
2. Tujuan perencanaan
Tujuan perencanaan adalah untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai
sasaran dan tujuan, agar penggunaan personel dan fasilitas tersedia efektif, efektif
dalam hal biaya, membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang, dapat digunakan untuk menemukan
kebutuhan untuk berubah. (Seniwati dkk, 2022).

3. Syarat perencanaan
Peryaratan perenecanaan menurut Simamora, 2012 dalam Asmuji, 2014)
yaitu:

a) Factual atau realistis


Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal
ini berarti perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk
dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi keperawatan.

b) Logis atau rasional


Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini
berarti perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat
dijalankan.

c) Fleksibel
Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang fleksibel.
Perencanaan yang baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan
dengan kondisi dimasa datang, sekalipun tidak berarti perencanaan dapat
diubah seenaknya.

d) Komitmen
Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh
anggota dalam organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi.

e) Komprehensif
Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya
menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun
tidak langsung dalam organisasi.

7
4. Komponen perencanaan
Menurut Nursalam, 2011 dalam Asmuji, 2014) manajemen keperawatan
terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu
sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu: input, proses, output, control dan
mekanisme umpan balik.

a) Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa
informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya
merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan
tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Input yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau
orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan
alat, prosedur tetap dan lain-lain.

b) Output
Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran
yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan
keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk
menindaklanjuti hasil atau keluaran.

Output yang menjadi tolak ukur pada hasil yang dicapai, misalnya
jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.

c) Control
Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan
melalui penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan
kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.
8
d) Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan,
audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja
perawat. Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan
berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan
manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan
proses keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga proses
keperawatan, terdiri atas kegiatan pengumpulan data, identifikasi masalah,
pembuatan rencana, pelaksanaan kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil
(Gillies, 2011 ).

e) Proses
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu
tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa
sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi,
argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari
kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian
akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok
pasien.

Proses yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan misalnya


kecepatan pelayanan, pelayanan dengan rumah dan lain-lain.

B. Jenis Perencanaan Yang Disusun Kepala Ruang Rawat


Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung
kepada jenis perencanaan yang disusun kepalaruangan diantaranya adalah :
1) Menunjuk ketua tim yang bertugas didalam ruangan.

2) Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya.

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan


pulang bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasijumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan aktivitasdan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan.
5) Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan.

9
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan,
medis yang dilakukan, progam pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.

8) Membantu dan mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.


10) Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit. (Syahputra,
2014).
Menurut Asmuji (2014) jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat
selain yang sudah disebutkan dan dijelaskan di atas, kegiatan perencanaan dalam
manajemen keperawatan adalah membuat perencanaan jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek atau disebut juga
“perencanaan operasional” adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu
jam sampai dengan satu tahun; perencanaan jangka menengah adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun; sedangkan
perencanaan jangka panjang atau sering disebut “perencanaan strategis” adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai dengan 20 tahun.

Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya hanya dibuat untuk jangka


pendek. Menurut Keliat, dkk (2016), rencana jangka yang dapat diterapkan di

ruang perawatan adalah rencana harian, rencana bulanan, dan rencana


tahunan.

a) Rencana harian

Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing


perawat yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat
oleh kepala ruang, ketua tim/ perawat primer, dan perawat pelaksana.
b) Rencana bulanan

Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan.
Rencana bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana
bulanan dapat dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/ perawat primer.
c) Rencana tahunan

10
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali.
Rencana tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun
sebelumnya. Rencana tahunan dibuat oleh kepala ruang.
Ada dua jenis perencanaan yaitu :
1. Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang
ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan umum suatu organisasi. Perencanaan
jangka panjang digunakan untuk mengembangkan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah
tidak sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
2. Perencanaan operasional menguraikan kativitas dan prosedur yang akan
digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-
orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur serta
menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan metode untuk
mengevaluasi perawatan pasien.
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2013) sebagai
berikut: Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan — peraturan : membuat perencanaan jangka pendek
dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan
biaya — biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana
perubahan.

Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut depkes


(2011), dengan melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi: merencanakan jumlah
dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan, merencanakan
jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan, merencanakan dan menentukan
jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.

C. Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen


Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak sisi yang
akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini, langkah teknis yang dapat
dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu memetakan masalah dengan suatu
metode analisis tertentu seperti mengguanakan analisis SWOT dan TOWS. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan adalah:

11
1) Pengumpulan data.

2) Analisis lingkungan

a) Analisis Situasi

Jika keperawatan ingin berhasil, jangan takut untuk berpikir besar. Oleh
karena itu, keperawatan harus memulai bertindak berdasarkan tujuan. Perawat
sebagai manusia seringkali melewatkan hal-hal semestinya perawat lakukan dan
melakukan hal-hal yang mestinya perawat lewatkan. Hal ini terjadi karena
sebagian besar perawat lupa merumuskan tujuan dari setiap langkah yang
diambilnya sehingga seringkali terjadi perawat tersesat ditengah jalan dan hanya
berputar-putar. Selalu diperlukqan upaya untuk memusatkan konsentrasi
organisasi layanan keperawatan untuk melihat apa yang diinginkanya,
bagaimana cara mencapainya dan melakukan evaluasi sejauh mana hal tersebut
terlaksana. Proses manajemen merupakan proses yang holistik,
melibatkan banyak sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah, langkah
teknis yang dapat dilaksanakan adalah bagaimana keperawatan dapat memetakan
masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti SWOT< TOWS dan analisi
“tulang ikan” .

b) Analisis SWOT: ]trenght, Weakness, Opportunities, Threats.


Analisis SWOT adalah bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi
sebagai sebagai factor masukan, yang kemudian di kelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus di ingat baik — baik oleh para
pengguna analisis SWOT bahwa analisis SWOT adalah semata — mata alat
analisis yang di tujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang di hadapi atau
yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisis
“ajaib”yang mampu memberikan jalan keluar yang “ajaib” bagi masalah —
masalah yang di hadapi oleh organisasi layanan keperawatan. Analisis tersebut
terbagi atas empat komponen dasar berikut:
1. Srength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
keperawatan pada saat ini.
2. Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
keperawatan atau program layanan asuhan keperawatan pada saat ini.
12
3. Opportunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
berkembang bagi layanan keperawatan di masa depan.
4. Threat (T).

Tabel 3-1 contoh pasangan kekuatan dan kelemahan dalam analisis situasi.

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen


S Perawat di ruangan W Jumlah anggota yang
saat ini memiliki besar menurunkan
jumlah anggota yang tingkat efektivitas
sangat besar. koordinasi dan
komunikasi antar-
anggota

Tabel 3-2 Contoh pasangan kesempatan dan ancaman dalam analisis situasi

Komponen Subkomponen Komponen Subkomponen


S Tersedianya W Jumlah anggota yang
pendidikan besar menurunkan
keperawatan tingkat efektivitas
membuat makin koordinasi dan
banyak komunikasi antar-
anggota

Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi keperawatan yang datang


dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi layanan keperawatan di
masa depan. Selain empat komponen dasar analisis SWOT ini, berkembang pula
beberapa subkomponen hasil proses analisis yang jumlahnya bergantung pada
kondisi organisasi. Sebenarnya masing — masing subkomponen adalah
pengejawatahan dari masing — masing komponen, seperti komponen
Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, komponen weakness
mungkin memiliki 8 subkomponen, dan seterusnya. Terdapat 2 model analisis
SWOT yang umum di gunakan dalam melakukan analisis situasi antara lain
model kuantitatif dan model kualitatif.
13
a. Model kualitatif. Suatu asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang
berpasangan antara S dan W serta O dan T. kondisi berpasangan ini terjadi karena
di asumsikan bahwa dalam setiap kekuatan, selalu ada kelemahan yang
tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka, selalu ada ancaman yang
harus di waspadai. Ini berarti bahwa setiap satu rumusan Srength (S), harus selalu
memiliki satu pasangan Weakness (W), dan setiap satu rumusan Opprtunity (O)
harus memiliki pasangan satu Threat (T).
b. Model kualitatif, unit urutan dalam membuat analisis SWOT kualitatif, tidak
berbeda jauh dengan urut — urutan model kuantitatif. Perbedaan besar di antara
keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing — masing
komponen. Apabila pada model kuantitatif, setiap subkomponen S memiliki
pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen T. akan tetapi, dalam model
kualitatifhal tersebut tidak terjadi, selain itu sub komponen pada masing-masing
komponen ( S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu
sama lain.
Matriks Strenghts Weaknesses
TOWS
Opportunities Strategi SO Strategi WO
Susun daftar Gunakan kekuatan Tanggulangi
peluang untuk kelemahan
memanfaatkan dengan
peluang memanfaatkan
peluang
Thrats Strategi ST Strategi WT
Susun daftar Gunakan Perkecil
ancaman kekuatahn untuk kelemahan dan
menghindari hindari ancaman
ancaman

Sebagai alat analisis, analisis SWOT berfungsi sebagai panduan


pembuatan peta. Ketika berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti
karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat
menggambarkan banyak jalan yang dapat di temput jika ingin mencapai tujuan
tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah di

14
tetapkan. Tujuan dapat di tetapkan dengan membangun visi — misi atau program
dalam layanan keperawatan yang akan di bahas. (Simamora, 2012). Pada analisis
SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Pengisian Item Knternal Hamtors (IFAS) dan Nxternal jamtors (EFAS)

Cara pengisian IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang


ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh
pengumpulan data pada bagian lain di dalam buku ini).Data tersebut
dibedakan menjadi dua, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan
(weakness) dan kekuatan (strength) dan EFAS yang meliputi aspek peluang
(opportunity) dan ancaman (Threateneh).
2. Bobot

Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai


dengan 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi
perusahaan.
3. Peringkat (Tating)

Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala


mulai 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut. Data peringkat didapatkan berdasarkan hasil pengukuran baik secara
observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor kekuatan dan peluang
menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor kelemahan dan
ancaman menggambarkan nilai kinerja yang negatif. Kemudian, bobot dikali
dengan peringkat untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.
4. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, untuk mendapatkan nilai
IFAS adalah: kekuatan dikurangi kelemahan (S — W) dan EFAS adalah
peluang dikurangi ancaman (O — T). Hasil dari nilai IFAS dan EFAS
kemudian dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Kuadran) untuk
mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak kuadran.
a. Pada kuadran WO, strategi perencanaan bersifat progresif/turn arounh
dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk mendapatkan
kesempatan (peluang).
b. Pada kuadran SO, strategi perencanaan bersifat agresif dengan tujuan
mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk mendapatkan peluang

15
yang lebih dalam menghadapi persaingan.
c. Pada kuadran ST, strategi perencanaan bersifat diversifikasi dengan
tujuan merubah kekuatan internal yang ada untuk mengantisipasi faktor
ancaman dari luar.
d. Pada kuadran WT, strategi perencanaan bersifat bertahan dnegan tujuan
mempertahankan eksistensi supaya institusi/perusahaan tetap ada dan
dapat menjalankan fungsinya secara minimal.

c) Analisis TOWS

Menurut Simamora (2012) model ini di kembangkan oleh david (2010) yang
tidak menggunakan singkatan SWOT seperti yang lazimnya, namun menggunakan
TOWS David tampaknya ingin mendahulukan analisis ancaman dan peluang, untuk
kemudian melihat sejauh mana kapabilitas internal sesuai dan cocok dengan factor
— factor eksternal tersebut. Terdapat empat strategi yang tampil dari hasil analisis
TOWS tersebut.
Strategi SO digunakan untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia
dalam lingkungan eksternal. Para manager tidak akan meninggalkan kesempatan
untuk memanfaatkan kekuatannya mengejar peluang yang di maksud. Strategi WO
bertujuan memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari
lingkungan luar. Sering di jumpai dilema bahwa ada peluang terlihat, namun
organisasi tidak mampu mengejarnya. Strategi ST akan di gunakan organisasi
untuk menghindari, setidaknya memperkecil dampak ancaman yang datang dari
luar. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang di arahkan pada usaha
memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Dalam hal
ini, aktivitas organisasi mungkin harus menghentikan sementara dan
membubarkannya, lalu organisasi yang baru atau melebur masuk ke organisasi
sejenis yang lain, mengadakan rasionalisasi, dan lain — lain.
3) Analisis Tulang Ikan
Analisis tulang ikan digunakan untuk mengategorikan berbagai sebab
potensial dari suatu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah
dipahami dan rapi. Cara ini juga membantu dalam menganalisi apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses, yaitu dengan cara memecah proses menjadi
sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material,

16
mesin, prosedur, kebijakan, dan lain-lain. Menfaat analisis tulang ikan adalah
memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan. Langkah-langkah dalam
dalam membuat analisi tulang ikan:
1. Mengidentifikasi akibat atau masalah. Tulis akibat atau masalah yang
akan ditangani pada kotak paling kanan diagram tulang ikan, misalnya laporan
keperawatan akhir bulan terlambat
2. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. Dari garis horizontal utama,
terdapat empat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Sebab tipa cabang
mewaliki “sebab utama” dari masalah yang ditulis.
3. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saram. Setiap
kategori memiliki penyebab yang perlu diuraikan dengan menggunanakan
curah pendapat. Bila penyebab dikemukakan, tentukan bersama-sama karena
penyebab tersebut harus ditempatkan pada diagram tulang ikan. Sebab-sebab
dituliskan pada garis horizontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari
garis horizontal utama.
4. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. Setelah setiap kategori diisi,
cari sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori. Sebab sebab inilah
yang merupakan petunjuk :sebab yang tampaknya paling mungkin”. Catat
jawabanya pada kertas flipchart terpisah
5. Mencapai kesepakatan atas sebab yang paling mungkin. Di antara sebab sebab
harus dicari sebab yang paling mungkin. Kaji kembali sebab yang telah
didaftarkan dan tanyakan, “mengapa ini sebabnya?”. Tanyakan mengapa
sampai pertanyaan itu tidak dapat dijawab lagi, dan pada tahap ini sebab pokok
teridentifikasi.

17
Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah hal-hal yang
merupakan modal bagi pelayanan anajemen, dengan modal itu akan lebih
menjamin pencapaian tujuan yang terdiri dari 6M yaitu:
a. M1 (Man) : Ketenagaan/sumber daya manusia.

b. M2 (Material) : Sarana dan prasarana.

c. M3 (Method) : Metode asuhan keperawatan.

d. M4 (Money) : Pemasukan.

e. M5 (Mutu) : Keselamatan pasien,


kepuasan pasien,
kenyamanan, kecemasan, perawatan diri, pengetahuan/perilaku pasien.
f. M6 (Machine) : Alat, mesin.

3) Pengorganisasian data: memilih data yang mendukung


dan data yang menghambat.
4) Pembuatan rencana: tentukan objektif, uraian kegiatan, prosedur, target,
waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya, peralatan, metode yang digunakan.

D. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang rawat dan


Puskesmas yang sesuai dengan standar akreditasi nasional dan internasional
1. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di ruang
rawat inap
a) Pengorganisasian
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan
pembagian tugas dari masing-masing personel. Sebagai contoh untuk
pengelolaan di ruang rawat inap, maka diselenggarakan pengorganisasian
dengan pembagian peran sebagai berikut :
1) Kepala Ruangan.
2) Perawat Primer.
3) Perawat Asosiet.
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan

18
misi Rumah sakit atau Puskesmas, hasil penyelenggaraan model asuhan
keperawatan sebelumnya, bagaimana kekuatan sumber daya yang ada dan
sarana serta prasarana yang telah diidentifikasi pada pengumpulan data
sebelumnya.
b) Rencana Strategi Perencanaan
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan
bagaimana rencana strategis yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan
didalam Manajemen Keperawatan. Organisasi mulai menentukan dan
mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan yang
professional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur
kebutuhan tenaga perawat, mengatur tugas dan wewenang dari masing-
masing perawat di ruangan, jadwal kerja dari masing-masing perawat,
bagaimana mensupervisi perawat, bagaimana system kepemimpinannya,
instalasi instalasi yang menunjang idalam proses keperawatan seperti
farmasi, radiologi, laboratorium, gizi (jalur opersional). Hubungan dengan
bagian-bagian lain yang turut mendukung didalam organisasi rumah sakit
ini (anggaran, karyawan, non medis).
c) Pengaturan dan Kegiatan
Pada tahap ini setelah semua rencana strategis disusun maka mulai
dilakukan penentuan kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan kapan
waktunya. Sebagai contoh dibawah ini akan diberikan rencana kegiataan
kelompok dalam penerapan model asuhan keperawatan professional yang
akan dilakukan dalam satu bulan
Minggu Uraian rencana kerja
I 1) Pembuatan struktur organisasi kelompok
2) Orientasi ruangan dan perkenalan
3) Analisa situasi dan perumusan masalah
4) Penyusunan program kerja
5) Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional
6) Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran
dalam penerapan model praktek keperawatan profesional
7) Penyusunan format pengkajian khusus dan sistem

19
dokumentasi asuhan keperawatan
8) Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat dan
kelengkapan administrasinya
9) Penyusunan format supervise
10) Penyusunan format penunjang kegiatan lainnya seperti
format kegiatan harian
11) Uji coba peran

II 1) Penerapan model asuhan keperawatan profesional:


aplikasi peran, pendelegasian tugas dan proses
dokumentasi keperawatan
2) Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi
keperawatan
3) Penyelenggaraan supervise keperawatan
4) Penyelenggaraan sentralisasi obat
5) Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam

III 1) Penerapan model asuhan keperawatan profesional:


aplikasi peran, pendelegasian tugas dan proses
dokumentasi keperawatan
2) Penerapan semua program
3) Penyelenggaraan rotasi 24 jam

IV 1) Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan


profesional
2) Penyusunan laporan

Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu


pelaksanaanya, selanjutnya mulai dilakukan persiapan untuk
pelaksanaannya. Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan- bahan
yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti
pelaksanaan, bagaimana deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan
kembali jadwal (pembagian tugas).
d) Persiapan Pendokumentasian

20
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara
lain bentuk sistim dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Termasuk didalam pesiapan ini
adalah mengevaluasi kesesuaian format yang dipergunakan selama ini
berdasarkan criteria : apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi
keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua perawat yang ada di
ruangan, apakah efisien dan efektif dalam pelaksanaannya. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan tentang model
pendokumentasian yang sesuai.
e) Persiapan Evaluasi
Evaluasi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi
dan sekaligus didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya
secara umum.
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh
kepala ruang. Swanburg (2010) menyatakan bahwa dalam keperawatan,
perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan.
1) Lingkup Manajemen Keperawatan (Suyanto, 2015) terdiri dari:
Manajemen pelayanan keperawatan dirumah sakit dikelola oleh bidang
perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:

a) Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan)

b) Manajemen menengah (kepala unit pelayanan/supervisor)

c) Manajemen bawah (kepala ruang perawatan)

d) Manajemen Asuhan Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan


proses keperawatan pada prinsipnya menggunakan konsep-konsep
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian atau evaluasi. (Suyanto, 2015).
2) Proses manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatan menurut
Nursalam (2016) yaitu:

a. Pengkajian- pengumpulan data. Pada tahap ini seseorang manajer


dituntut tidak hanya mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien,

21
melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit atau puskesmas):''
tenaga keperawatan, administrasi, dan bagian keuangan yang akan
mempengaruhi fungsi organisasi keperawatn secara keseluruhan.
Manajer perawat yang efektif harus mampu memanfaatkan proses
manajemen dalam mencapai suatu tujuan melalui usaha orang lain.

b. Perencanaan. Menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam


mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan
disini dimaksud untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan
keperawatan kepada semua pasien, menehgakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan.

c. Pelaksanaan. Manajemen keperawatan yang memerlukan kerja melalui


orang lain, maka tahap implementasi dalam proses manajemen terdiri
atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk menjalankan
tindakan yang telah direncanakan.

d. Evaluasi. Tahap akhir manajerial adalah mengevaluasi seluruh


kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk
menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai
dengan organisasi yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-
faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
2. Penerapan Manajemen Ceperawatan Pada Setting Pelayanan di
Tumah Sakit
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi
keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan yaitu:
a) Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan

b) Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang


efektif

c) Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan

d) Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien

22
e) Manajemen keperawatan harus terorganisir

f) Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan

g) Devisi keperawatan yang baik

h) Manajemen menggunakan komunikasi yang efektif

i) Pengembangan staf

j) Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan

Pada setting ruang rawat rumah sakit kita mengenal adanya kepala
ruangan (karu). Kepala ruangan adalah tenaga perawat yang diberikan tugas
memimpin satu ruang rawat danbertanggung jawab terhadap pemberian asuhan
keperawatan. Adapun hal-hal yang dikelola oleh kepala ruang yaitu:
1. SDM Keperawatan

2. Sarana dan prasarana

3. Biaya/anggaran

4. Sistem informasi

5. Karu secara terus menerus belajar dan menguasai pengetahuan


manajemen yang digunakan untuk menyelesaikan masalah manajerial.
6. Karu berasumsi bahwa perawat pelaksana memerlukan
peningkatan kompetensi.
7. Organisasi tetap eksis melaluiupaya karu melakukan
perubahan/pembaharuan.
Adapun lingkup kegiatan kepala ruangan (Huber, 2014) yaitu :

a. Mengelola praktik klinik keperawatan dan askep diruang rawat

b. Mengkoordinasikan pelayanan ruangan dengan tim kesehatan

c. Mengelola keuangan

d. Mengelola SDM keperawatan di ruangan

23
e. Bertanggung jawab terhadap staf dan pengaturan shift

f. Mengevaluasi kualitas dan askep yang tepat

g. Mengorientasikan dan mengembangkan staf

h. Menjamin terlaksananya standar dan aturan lain

i. Mempertahankan kenyamanan/keamanan pasien

3. Ketenagaan keperawatan di ruang rawap inap


Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam
manajemen keperawatan. Swanburg (2010) menyatakan bahwa pengaturan
staf keperawatan merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan
untuk menentukan jumlah dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan
untuk memberikan asuhan keperawatan pada standar yang ditetapkan
sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur sistem kepegawaian
secara keseluruhan (Gillies, 2010). Ketenagaan adalah kegiatan manajer
keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan
meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi
(Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya
tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan
kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat
diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi
kebutuhan.
Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari
kekurangan dan kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas
pasien. Kebijakan prosedur ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan
dikomunikasikan kepada semua staf. Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh
melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau kontrak pekerja. Kebijakan
ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk menentukan
apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus dilakukan
agar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif
(Marquis dan Huston, 2010).

24
4. Perencanaan dalam manajemen asuhan keperawatan di puskesmas
Menurut Menkes (2015) yaitu puskesmas merupakan garda depan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Puskesmas yang merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka
perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang
ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib untuk diakreditasi
secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, demikian juga akreditasi merupakan
salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang bekerja sama dengan BPJS.
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan
mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem
manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan
program, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk
mendapatkan sertifikat akreditasi.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi Puskesmas adalah keselamatan
dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini
ditegakkan sebagai upaya meningkatkan kualitas dan keselamatan pelayanan.

25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan


profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan
keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat
pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan
professional.
Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap yang
dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil mulai dari
perawat pelaksana, ketua tim, dan kepala ruangan. Sebelum melakukan
perencanaan terlebih dahulu dianalisa dan dikaji sistem, strategi organisasi,
sumber-sumber organisasi, kemampuan yang ada, aktifitas spesifik dan
prioritas.
Proses manajemen merupakan proses yang holistic, melibatkan banyak
sisi yang akan saling berinteraksi. Sebagai langkah awal dari proses ini,
langkah teknis yang dapat dipelajari adalah bagaimana keperawatan mampu
memetakan masalah dengan suatu metode analisis tertentu seperti
mengguanakan analisis SWOT dan TOWS.
B. SARAN

Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti


dan dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang
menyusun perencanaan manajemen keperawatan suatu unit ruang rawat dan
puskesmas. Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawat.

26
DAFTAR PUSTAKA
Asmuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media
Seniwati, S., Anugrahwati, R., Silitonga, J. M., Hutagaol, R., Gunawan, D., Sihura, S. S.
G., ... & Solehudin, S. (2022). Buku Manajemen Keperawatan.

27

Anda mungkin juga menyukai