DAN PENGADA AN
• Obat merupakan barang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang sakit.
Pentingnya obat dalam pelayanan kesehatan memberikan konsekuensi yang besar
pula dalam anggaran obat (Trisnantoro, 2003).
• Anggaran obat di rumah sakit untuk obat dan alat kesehatan yang dikelola instalasi farmasi
mencapai 50-60% dari seluruh anggaran rumah sakit.
• Pengelolaan obat berhubungan erat dengan anggaran di suatu tempat pelayanan kesehatan
• Menurut Depkes RI secara nasional biaya obat sebesar 40%-50% dari jumlah operasional
pelayanan kesehatan. Mengingat begitu pentingnya dana dan kedudukan obat maka
pengelolaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien sehingga dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya bagi pasien
• Pengelolaan obat meliputi seleksi dan perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan
penggunaan.
DMC MENURUT QUICK, 2012
1. TAHAP SELEKSI
• Proses seleksi merupakan awal yang sangat menentukan dalam perencanaan obat karena melalui
seleksi obat akan tercermin berapa banyak item obat yang akan dikonsumsi dimasa datang (Quick,
dkk, 2012).
• Pada proses pemilihan obat seharusnya mengikuti pedoman seleksi obat yang disusun oleh WHO
(1993) antara lain:
Memilih obat yang tepat dan terbukti efektif serta merupakan drug of choice
Memilih seminimal mungkin obat untuk suatu jenis penyakit, mencegah duplikasi
Melakukan monitoring kontra indikasi dan efek samping obat secara cermat untuk
mempertimbangkan penggunaannya
Biaya obat, yang secara klinik sama harus dipilih yang termurah
Menggunakan obat dengan nama generik.
• Tujuan seleksi obat yaitu adanya suplai yang menjadi lebih baik, pemakaian obat lebih rasional,
dilihat dari biaya pengobatan lebih terjangkau atau rendah.
• Dalam hal ini ada dampak dari seleksi obat yaitu tingginya kualitas perawatan (Quality of care)
dan biaya pengobatan lebih efektif.
• Kriteria seleksi obat pada pengelolaan di rumah sakit :
a. Treatment dibutuhkan oleh sebagian besar populasi
b. Berdasar pola prevalensi penyakit (10 penyakit terbesar)
c. Aman dan manjur yg didukung dg bukti ilmiah
d. Mempunyai manfaat yg maksimal dg risiko yg minimal termasuk mempunyai rasio manfaat-biaya
yg baik
e. Mutu terjamin
• Sebagai pembanding dalam seleksi obat bisa menggunakan Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN), dalam pemilihan obat
• Pemilihan obat esensial didasarkan atas kriteria berikut : (Kemenkes, 2011)
1) Mempunyai rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan bagi pasien.
2) Kulaitas harus terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.
3) Praktis dan mudah dalam penyimpanan dan pengangkutan.
4) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan sesuai dengan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan.
5) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penggunaan oleh pasien.
6) Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) (farmakoekonomi) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung (indirect cost).
2. TAHAP PENGADAAN
• Kegiatan ini meliputi perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan dan
anggaran rumah sakit.
A. Perencanaan Obat
• Perencanaan menurut Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No.1197/SK/MenKes/X/2004
merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis , jumlah dan harga perbekalan farmasi yang
sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan obat.
• Pedoman perencanaan, meliputi : DOEN, formularium rumah sakit, standar terapi rumah
sakit, ketentuan setempat yang berlaku, data catatan medik, anggaran yang tersedia,
penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, dan
rencana pengembangan (Depkes RI, 2004).
• Perencanaan dipengaruhi berbagai hal seperti beban epidemiologi penyakit, keefektifan obat
terhadap suatu penyakit dan dipertimbangkan pula harga obat (Budiono dkk, 1999).
PERENCANAAN
• Selama tahun 2009 (Januari – Desember) pemakaian Parasetamol tablet sebanyak 2.500.000 tablet untuk
pemakaian selama 10 (sepuluh) bulan.
• Pernah terjadi kekosongan selama 2 (dua) bulan
• Sisa stok per 31 Desember 2009 adalah 100.000 tablet.
• Rumus :
A = ( B+C+D ) - E
Keterangan :
A= Rencana Pengadaan
B= Pemakaian rata-rata x 12 bulan
C= Buffer stock (10%– 20%)
D= Lead time 3 – 6 bulan
E= Sisa stok
• Selama tahun 2009 (Januari – Desember) pemakaian Parasetamol tablet sebanyak 2.500.000 tablet untuk
pemakaian selama 10 (sepuluh) bulan. Pernah terjadi kekosongan selama 2 (dua) bulan.
Sisa stok per 31 Desember 2009 adalah 100.000 tablet.
• Pemakaian rata-rata Paracetamol tablet perbulan tahun 2009 adalah 2.500.000 tablet / 10 = 250.000 tablet.
• Pemakaian Paracetamol tablet tahun 2009 (12 bulan) = 250.000 tablet X 12 = 3.000.000 tablet.
• Pada umumnya buffer stock berkisar antara 10% - 20% (termasuk untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan
kunjungan). Misalkan berdasarkan evaluasi data diperkirakan 20% = 20% X 3.000.000 tablet = 600.000 tablet.
• Pada umumnya Lead time berkisar antara 3 s/d 6 bulan. Misalkan lead time diperkirakan 3 bulan = 3 X 250.000
tablet = 750.000 tablet.
• Kebutuhan Paracetamol tahun 2010 adalah = b + c + d, yaitu: 3.000.000 tablet + 600.000 tablet + 750.000
tablet= 4.350.000 tablet.
• Rencana pengadaan Paracetamol untuk tahun 2010 adalah: hasil perhitungan kebutuhan (e) – sisa stok=
4.350.000 tablet – 100.000 tablet = 4.250.000 tablet = 4.250 kaleng/ botol @ 1000 tablet.
SOAL
• Selama tahun 2016 (Januari – Desember) pemakaian Amoksisilin tablet sebanyak 2.200.000
tablet untuk pemakaian selama 11 (sebelas) bulan. Pernah terjadi kekosongan selama 1(satu)
bulan.
Sisa stok per 31 Desember 2016 adalah 75.000 tablet.
KASUS METODE MORBIDITAS
• 2. Contoh perhitungan metode morbiditas
a) Menghitung masing-masing obat yang diperlukan perpenyakit. Sebagai contoh untuk penyakit
OMSK (Otitis media supuratif kronik adalah radang kronik telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, terus-
menerus atau hilang timbul) tipe maligna pada orang dewasa dan anak-anak antara lain pada
pedoman pengobatan digunakan obat Amoksisilin dengan perhitungan sebagai berikut:
• Anak-anak
Standar pengobatan dengan Amoksisilin adalah 10 mg/kg BB dalam dosis terbagi 3 x sehari selama
14 hari. Jumlah episode 10.000 kasus. Bila berat badan anak diasumsikan adalah 12½ kg. Jumlah
maksimal untuk satu episode adalah 12½ kg x 10 mg/kg BB x 3 x 14 hari = 5.250 mg atau sama
dengan Amoksisilin sirup 125 mg/5 ml botol 60 ml.
Setiap botol mengandung= 60 mL/ 5 mL x 125 mg = 1.500 mg
Maka jumlah yang diperlukan = 5.250 mg/ 1.500 mg x 1 botol = 3½ botol.
Jumlah Amoksisilin sirup yang dibutuhkan untuk satu kasus = 3½ botol.
Jumlah Amoksisilin sirup yang dibutuhkan untuk 10.000 kasus = 10.000 x 3½ botol = 35.000 botol
• Dewasa
Standar pengobatan dengan Amoksisilin adalah 500 mg dalam dosis terbagi 3 x sehari selama 14
hari. Jumlah episode 15.000 kasus
• Dewasa
Standar pengobatan dengan Amoksisilin adalah 500 mg dalam dosis terbagi 3 x sehari selama 14
hari. Jumlah episode 15.000 kasus.
Jumlah yang dibutuhkan untuk satu kasus= 500 mg x 3 x 14 hari = 21.000 mg atau sama dengan
42 kaplet @500 mg
Untuk 15.000 kasus = 15.000 x 42 kaplet @500 mg = 630.000 kaplet
Jumlah kaplet per kemasan = 100 kaplet per kotak
Jumlah Amoksisilin yang dibutuhkan untuk 15.000 kasus.
= 630.000 kaplet /100 kaplet x 1 kotak = 6.300 kotak
• Penyakit Sinusitis anak dengan BB 25 kg, membutuhkan PCT dengan dosis 10 mg/kgBB tiap 6
jam selama 3 hari. Jumlah episode kasus 12.000. PCT sirup 120mg/5ml botol 60 ml
b) Pengelompokan dan penjumlahan masing-masing obat (hasil langkah a).
Sebagai contoh:
Amoksisilin kaplet 500 mg digunakan pada berbagai kasus penyakit.
Berdasarkan langkah pada butir a, diperoleh obat untuk:
• Stomatitis = 300.000 kaplet
• Sinusitis = 500.000 kaplet
• Pulpitis = 100.000 kaplet
• Periodontitis = 100.000 kaplet
• Leptospirosis = 50.000 kaplet
• Gangren Pulpa = 150.000 kaplet
• Faringitis Akut = 750.000 kaplet
• OMSK maligna = 504.000 kaplet
Total kebutuhan Amoksisilin 500 mg = 300.000 + 500.000 + 100.000 + 100.000 + 50.000 +
150.000 + 750.000 + 504.000 = 2.454.000 kaplet
Jumlah kaplet per kemasan= 100 kaplet per kotak.
Jumlah kemasan = 2.454.000 kaplet/ 100 kaplet x 1 kotak =24.540 kotak
Berarti jumlah total kebutuhan Amoksisilin 500 mg untuk semua kasus tersebut adalah 24.540
kotak@100 kaplet.
B. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui melalui pembelian, produksi atau pembuatan sediaan farmasi,
dan sumbangan atau hibah.
Yang termasuk dalam pengadaan adalah pengambilan keputusan dan tindakan untuk
menentukan jumlah obat yang spesifik, harga yang harus dibayar, kualitas obat yang
diterima, pengiriman barang tepat waktu, proses berjalan lancar tidak memerlukan
waktu dan tenaga berlebihan. Pemborosan waktu, tenaga dan dana akan meningkatkan
biaya obat dakan menurunkan kualitas pelayanan rumah sakit.
Pengadaan merupakan faktor terbesar menyebabkan pemborosan maka perlu dilakukan
efisiensi dan penghematan biaya.
Agar proses pengadaan dapat berjalan lancar dan teratur diperlukan struktur
komponen berupa personil yang terlatih dan menguasai permasalahan
pengadaan,metode dan prosedur yang jelas, sistem informasi yang baik, serta didukung
dengana dan fasilitas yang memadai (Budiono dkk, 1999).
METODE PENGADAAN
1. Open Tender (tender secara terbuka)
Open tender adalah suatu prosedur formal pengadaan obat yang mana dilakukan dengan cara mengundang
berbagai distributor baik nasional maupun internasional. Metode ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu
misalnya 2-3 kali setahun, hal ini disebabkan karena proses tender memerlukan waktu yang lama dan harganya lebih
murah.
2. Restricted tender (tender terbatas)
Metode ini dilakukan pada lingkungan yang terbatas, tidak diumumkan di Koran, biasanya berdasarkan kenalan,
nominalnya tidak banyak, serta sering ada yang melakukan pengaturan tender yaitu penawaran tertutup atau
selektif, para penyalur yang tertarik harus menerima semua persyaratan yang diajukan, melalui suatu proses formal
pre-kualifikasi yang mengacu pada good manufacturing practices (GMPS). Performa supply terdahulu, dan kekuatan
financial.
3. Competitive Negotiation (kontrak)
Pembeli membuat persetujuan dengan pihak supplier untuk mendapatkan harga khusus atau persetujuan pelayanan
dan pembeli dapat membayar dengan harga termurah. Metode kontrak jauh lebih menguntungkan, karena pihak
Rumah Sakit dapat melakukan negoisasi langsung dengan pabrik sehingga dapat mengurangi dana (diskon).
4.Direct Procurement
Merupakan cara yang paling mudah dan sederhana, namun cenderung lebih mahal karena jarang memperoleh
diskon. Ciri dari metode pengadaan langsung adalah pihak Rumah Sakit secara langsung melakukan pengadaan
perbekalan farmasi (setelah barang habis) kepada pihak PBF.
Tujuan pengadaan adalah
• untuk mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak, mutu yang baik,
• pengiriman barang yang terjamin tepat waktu,
• proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu yang berlebihan.
KEL.B :
1. PENGENDALIAN TDK TERLALU DIKENDALIKAN DGN
EOQ
KETAT
2. SIST. PENCATATAN CUKUP BAIK
3. PENINJAUAN BERKALA (3-6 BLN)
KEL.C : 1. PEMANTAUAN YG
SEDERHANA
STANDAR PERSEDIAAN
2. SIST. PENCATATAN YG BAIK
3. PENINJAUAN 1 TH SEKALI
PERENCANAAN ASPEK MEDIK &
EKONOMIK
UNTUK EVALUASI & EFISIENSI PERENCANAAN :
1. ANALISA NILAI ABC EVALUASI ASPEK
EKONOMI.
2. ANALISA VEN EVALUASI ASPEK MEDIK
3. KOMBINASI ABC DAN VEN
ABC ANALISIS CAN BE USED TO :
ACTUAL CONSUMPTION & MORBIDITY
REDUCE INVENTORY LEVEL SMALLER
QUANTITIES OF CLASS A ITEMS OR MORE
FREQUENT PURCHASE OR DELIVERY
INVENTORY CONTROL STAFF CLASS A ITEMS
KERUGIANNNYA :
1. WAKTU YANG LAMA
2. BIAS (KARENA SETIAP USER MEMILIKI KEINGINAN
SENDIRI-SENDIRI)
MODEL ABC (ALWAYS BETTER CONTROL)
A 10-20% 75-80%
B 20-30% 15-20%
C 60-80% 5-10%
100% 100%
ANALISIS ABC
1. Hitung jumlah dan yang dibutuhkan untuk masing2 obat dengan cara (kuantum obat x harga
obat)
2. Tentukan rankingnya mulai dari dana terbesar sampai terkecil
3. Hitung persentasenya terhadap total dana yang dibutuhkan
4. Hitung kumulasi persennya
5. Obat kelompok A termasuk dalam kumulasi 75%
6. Obat kelompok B termasuk dalam kumulasi >75%-95%
7. Obat kelompok C termasuk dalam kumulasi >95%-100%
ANALISA ABC
80
75 Klas A
60
50
%
40
Biaya
Pema 30
Klas B
kaian 20
10
Klas C
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% item persediaan