Disusun Oleh :
SYLVIA MELI CHRISTINA PURBA
DBD 118 010
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, karunia
dan hidayah yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul ”Dasar Dasar Manajemen Tambang”.
Dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak lupa saya ucapkan
Terima Kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, terdapat kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun tidak
disengaja, untuk itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya juga
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah yang saya buat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna
dalam proses pembelajaran khusunya mata kuliah Manajemen Tambang dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Terima Kasih dan semoga bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
iii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 22
3.2 Saran.............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dari uraian latar belakang diatas, maka penyusun akan menyusun
makalah dengan judul “Fungsi Manajemen Tambang dan Fungsi Organisasi
dalam Suatu Usaha Pertambangan”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Unsur-unsur ini dikenal pula sebagai 5 m, bila dinyatakan dalam bahasa
Inggris. Bahan (materials) tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam
industri manufaktur logam misalnya. Ia juga bisa berarti material dalam artian
mineral non-logam.
Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya ini harus diingat
bahwa semua itu tidak tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang
mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat dan secermat
mungkin. Dengan demikian proses manajemen yang baik harus bisa
memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
4
Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat strategis dan meliputi
kurun waktu rencana jangka panjang.
5
Terdapat beberapa jenis kekuasaan yang mungkin diperlukan, di
antaranya adalah :
1. Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi atau jabatan tertentu
(Legitimate).
2. Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum (Coercive power).
3. Kekuasaan untuk memberikan penghargaan (Reward power).
4. Kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang lain mengikuti atau
melakukan peniruan (Reference power).
5. Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan pengetahuan, pengalaman,
kemampuan, dan keterampilan (Expert power).
6
lagi. Begitu seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling bawah
sehingga memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir.
Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari
bawah merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan
dimulai dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah.
Kemudian dilakukan pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada
lapisan manajemen di atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan
tertentu. Begitu seterusnya sampai akhirnya mencapai lapisan
manajemen puncak (top management), tujuan tersebut akhirnya
terumuskan sebagai kesepakatan bersama.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam tujuan ini berkenaan
dengan tingkatan dalam organisasi adalah tujuan memiliki hirarki atau
tingkatan tertentu pula. Pada tingkatan organisasi paling atas, dengan
kata lain tingkat manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global.
Makin ke bawah tingkatan tujuan tersebut makin terjabarkan sehingga
bersifat sangat spesifik dan operasional. Misalkan sebuah perusahaan
bertujuan meningkatkan jumlah keuntungan pada tahun produksi
mendatang. Bagi bagian pemasaran, tujuan tersebut dapat dirumuskan
lagi dalam bentuk sasaran penjualan (misalkan dalam rupiah) tahun
mendatang yang harus dicapai. Pada tingkatan di bawahnya lagi tujuan
tersebut dijabarkan lagi dalam penentuan strategi promosi yang harus
dilakukan.
2.4.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan
pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang
untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
7
Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dibedakan
menjadi :
1. Kebijaksanaan (policy),adalah rencana yang menerangkan
keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang
menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
2. Prosedur,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
3. Metode,adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang
harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
4. Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari
kegiatan-kegiatan yang direncanakan.
5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran
uang dalam suatu kegiatan.
6. Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian
sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan-
kegiatan.
Di samping itu perencanaan juga dapat dilihat dari sudut
jangkauan waktu atau kurun (horizon) perencanaannya. Ada rencana
yang jangkauan waktunya panjang atau lebih dikenal lagi dengan
sebutan rencana janka panjang (strategis), misalkan rencana untuk 5
tahun mendatang. Di lain pihak ada rencana yag jangkauan waktunya
lebih pendek, misalkan rencana untuk satu tahun bahkan satu bulan
mendatang, yang disebut sebagai rencana operasional (taktis).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun
perencanaan secara umum adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan
kegiatan-kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka
pencapaian tujuan tersebut.
3. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan
mengklasifikasikannya atas kepentingannya.
8
4. Menetapkan batasan-batasan perencanaan.
5. Menetapkan alternatif-alternatif rencana.
6. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang
ada.
7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta
penjadwalan pelaksanaannya.
8. Melakukan pemeriksaan ulang (review) terhadap rencana yang
diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.
2.4.3 Staffing
Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan
pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan
tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan
proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada
tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right
position, right time).
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi
tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan
dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus
dijelaskan lingkup tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta
keterampilan yang diisyaratkan yang dikenal sebagai uraian jabatan
(job description) dan persyaratan jabatan (job requirement).
Berdasarkan kedua hal inilah baru dilakuan proses staffing tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini
pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan sumber daya manusia, yaitu tahapan penentuan akan
kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan
mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang
akan dilakukan di samping juga mempertimbangkan faktor luar
seperti kondisi pasar tenaga kerja.
2. Pengerahan tenaga kerja (recruitment), yang dapat berasal dari pasar
tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu
sendiri.
9
3. Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan
posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari
proses pengerahan tenaga kerja.
4. Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu
posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan
bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan
jabatannya.
5. Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap tenaga kerja yang
ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan
mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu (secara
berkala).
2.4.4 Pengaturan
Pengaturan (directing) adalah usaha untuk memobilisasi sumber-
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam
satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan
proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar
dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang
memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana
hubungan kerja yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang
dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi.
Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki motivasi yang
berbeda-beda. Apabila motivasi ini dapat dikenali dan kemudian
dirangsang dengan tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan
memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan yang baik harus
memperhatikan aspek motivasi tersebut.
Aspek lain yang sangat penting dalam pengaturan adalah
koordinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
koordinasi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang masih
dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya
10
makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasi
yang semakin sulit. namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan
dan tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan tersebut.
2. Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau
informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang.
3. Adanya kesatuan komando.
2.4.5 Pengawasan
Pengawasan (supervising) didefinisikan sebagai interaksi
langsung antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk
mencapai kinerja serta tujuan organisasi tersebut.
Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu dikenal adanya suatu
kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan
informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal adalah kelompok
yang dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh
manajemen untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu.
Namun demikian dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda
dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang
kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula.
Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga
bisa menghambat organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa
mengatasi kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini.
Bagaimana menjaga hubungan antar individu dan juga antar kelompok
formal-informal harus dilakukan dengan baik.
2.4.6 Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai,
yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat
kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan
pengendalian inilah dilihat apakah yag direncanakan tersebut dapat
dicapai atau tidak.
11
Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja
yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu.
2. Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard
yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada
dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses
manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan
perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga
proses manajemen berulang kembali.
12
Seluruh kegiatan harus diawasi dan dikontrol baik terhadap orang atau
mekanisme pekerjaan.
13
Berhubungan dengan kepuasan ekonomi (penghasilan yang baik),
Psikologis (kejiwaan), Sosial (lebih dihormati)
14
2.8.1 Kebutuhan Personel
Secara umum dapat digambarkan kebutuhan personel perusahaan
dapat diurut mulai dari dewan komisaris, direksi, sekretaris, keuangan,
divisi / bagian beserta staff, superintenden / supervisor / seksi beserta
staff, pengawas / mandor / kepala lapangan, operator, dan lain-lain.
Sementara untuk tenaga staff, jumlah tenaga kerja cukup dengan
memeriksa jabatan-jabtan yang masih kosong, (belum ada pejabatnya).
Untuk tenaga operasional, perlu dihitung terlebih dahulu berdasarkan
beban kerja yang ada. Dengan memperhitungkan absensi dan
perputaran tenaga kerja yang ada (sebagai cadangan ) maka akan
diperoleh angka jumlah tenaga kerja operasional yang diperlukan.
15
Senior Manager
Senior manager membawahi beberapa manager.
Contoh :
1. Senior Manager Produksi
Membawahi :
a. Manajer Penambangan
b. Manajer Preparasi dan Pengolahan
c. Manajer Penunjang Tambang
d. Manajer Pemasaran
e. Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
f. Manajer Geologi & Eksplorasi
2. Senior Manager Administrasi Perusahaan
Membawahi :
a. Manajer Keuangan
b. Manajer Pelatihan dan Pengembangan
c. Manajer Hubungan Masyarakat
d. Manajer Sarana Prasarana Umum
e. Manajer Dokumentasi dan Pengarsipan
f. Manajer Informasi dan Teknologi
MANAJER
Manager adalah merupakan orang yang memimpin pada
bidang-bidang tertentu dan fungsi utamanya adalah manyusun
rencana dalam pengelolaan faktor-faktor operasional yang manjadi
tanggung jawabnya.
Manajer membawahi beberapa orang Assisten Manajer (Super
Intendent), yang diberi kewenangan pada setiap unitnya.
Contoh :
1. Manajer Penambangan
Membawahi :
a. Ass.Man. PIT A
b. Ass.Man. PIT B
c. Ass.Man. Disposal
16
d. Ass.Man. Perencanaan
e. Ass.Man. Pusat Kendali Tambang
f. Dan seterusnya
2. Manajer Penunjang Tambang
Membawahi :
a. Ass.Man. Peledakan
b. Ass.Man. Dewatering
c. Ass.Man. Alat Berat
d. Ass.Man. Perawatan Elekrik dan Mekanik
e. Dan seterusnya
17
Membawahi :
a. Tim Perencanaan Tambang
b. Tim Surveyor
c. Tim Gambar Teknik
d. Dan seterusnya
3. Ass. Man. Peledakan
Membawahi :
a. Supervisor Gudang Handak
b. Supervisor Pemboran Lubang Ledak
c. Supervisor Pelaksanaan Peledakan
d. Dan seterusnya
Supervisor
Supervisor adalah sebagai pengawas langsung atau inspeksi
pada jangka waktu berkala dan sebagai perantara antara pelaksana
dan pimpinan sehingga harus mampu secara rinci teknik
pelaksanaan. Bawahan dari pada Supervisor adalah para foreman
(mandor)
Contoh :
1. Supervisor Bench 1,2,3 ; PIT. A
Membawahi :
a. Foreman Backhoe, untuk penggarukan dan pemuatan
b. Foreman Dumptruck, untuk pengangkutan.
c. Dan seterusnya
2. Tim Perencanaan
Membawahi :
a. Perencanaan operasi Mingguan
b. Perencanaan operasi bulanan
c. Perencanaan operasi Tahunan.
d. Dan seterusnya
Foreman
Forman adalah sebagai mandor yang selalu berada di lapangan
untuk mengawasi operasi produksi.
18
Contoh :
Foreman backhoe
Membawahi :
a. Operator Backhoe 1
b. Operator Backhoe 2
Operator
Operator adalah sebagai tenaga terlatih yang mampu
mengoperasikan alat tertentu dengan efektif serta efisien. Biasanya
dari mulai assisten manajer hingga ke bagian direksi juga memiliki
jajaran staff pada masing-masing bagiannya yang terdiri dari
sekertaris, juru ketik, keuangan, pesuruh dan lain-lain.
Secara singkat manajemen organisasi tambang adalah seperti
diuraikan di atas namun pada setiap pembentukan struktur pelaksana
perusahaan tambang harus disesuaikan dengan besar kecilnya
perusahaan itu sendiri, sehingga akumulasi personil yang dibutuhkan
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan.
19
Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagi berikut :
a. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer dan bertanggung jawab
terhadap perencanaan tambang baik jangka pendek maupun jangka
panjang, laporan produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan sasaran
produksi dan kualitas produk.
b. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi yang bertugas melakukan
ekplorasi yang dibantu oleh para staff dan bagian penambangan yang
bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan, dan pemuatan
serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
20
c. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu yang
mempunyai fungsi menganalisa bahan galian yang akan diolah.
d. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
a. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang timbul karena operasi
tambang, mengontrol, rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
c. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang.
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
e. Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer dan bertanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan yangmendukung operasi tambang,
anatara lain:
a. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat-menyurat
c. Personalia dan umum.
d. Security / satpam
e. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat setempat
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen tambang adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan segala sumber daya
yang berkaitan dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien.
3.2 Saran
saran saya adalah dengan adanya makalah ini maka saya berharap
Dosen, Tenaga Pengajar lainnya maupun Mahasiswa khusunya di jurusan
Teknik Pertambangan dapat mempelajari lebih detail lagi mengenai mata
kuliah yang bersangkutan, karena dalam materi dari fungsi manajemen
tambang dan fungsi organisasi dalam suatu usaha petambangan sendiri
tersimpan ilmu-ilmu yang tidak kalah pentingnya dari mata kuliah lainnya.
Dan juga pembahasan mengenai makalah ini mempunyai banyak manfaat
terlebih setelah memasuki lapangan kerja nantinya. Misalnya dapat
mengetahui susunan organisasi pada suatu perusahaan pertambangan. Saya
berharap materi untuk fungsi manajemen tambang dan fungsi organisasi
dalam suatu usaha petambangan dapat menjadi referensi dalam proses
pembelajaran di ruang perkuliahan.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://dennynatalian.blogspot.com/2010/11/manajemen-tambang_30.html
http://jemyannas.blogspot.com/2011/02/manajemen-organisasi.html
http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/manajemen-tambang.html
http://www.realminers.com/2010/12/mechanism-of-rock-fracturing-by.html
http://www.slideshare.net/vestersaragih/manajemen-tambang-materi-1