Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS

Dosen Pembimbing:
Winny Lian Seventeen,SE,M.AK

Nama Kelompok 4:
1. Lesi (21040013)
2. Feo Rentina Wahyu Meillani (21040025)
3. Melani Isabela Putri (21040041)
4. Agnes Wediya (22040040)

UNIVERSITAS PROF DR.HAZAIRIN SH BENGKULU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji berserta syukur Kami serahkan kehadiran Allah swt yang telah menciptakan manusia
beserta alam dan isinya. Shalawat dan salam juga Kami sanjung sajikan kepangkuan junjungan
alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam yang tidak berilmu
pengetahuan ke alam yang berilmu pengetahuan, seperti sekarang ini. Serta para sahabat yang
telah sebagai Akhirnya kami dapat mewujudkan satu karya tulis yang berbentuk makalah ini
untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Akuntansi. Kami menyadari sebagai manusia dalam
penyusunan makalah ini masih sangat banyak kekurangan. Oleh karena itu, besar harapan Kami
mendapat masukan, saran dan kritikan dari pembaca karya tulis ini. Semoga makalah inidapat
memberi solusi bagai permasalahan perekonomiaan di Indonesia juga dapat bermanfaat bagi
pembaca dari karya tulis ini.

                                                                                         Bengkulu, 22 Desember 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 2
1.1 Latar belakang ……………………………………………………………. 2
1.2 Rumusan masalah ………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan masalah …………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….. 3
2.1 Pengertian kualitas dan produktivitas ……………………………………... 3
2.1.1 Sejarah pengendalian kualitas dan produktivitas ……………………….. 3
2.1.2 Teori Diagram Kontrol …………………………………………………. 4
2.1.3 Diagram Rata-Rata ……………………………………………………… 4
2.1.4 Diagram Rentang ………………………………………………………. 5
2.1.5 Diagram Atribut ………………………………………………………… 5
2.1.6 Diagram Batang ………………………………………………………… 7
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….. 9
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. 9
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era industrialisasi yang semakin kompetitif kini menuntut setiap perusahaan untuk
dapat ikut serta dalam persaingan. Salah satu usaha yang dilakukan perusahaan agar dapat
bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil produksinya. Dengan hasil produksi yang
berkualitas, makadiharapkan para pelanggan/konsumen akan tertarik dan membeli hasil
produksi yang ditawarkan oleh perusahaan. Untuk mencapai produk yang berkualitas,
perusahaan harus selalu melakukan pengawasan dan peningkatan terhadap kualitas
produknya, sehingga akan diperoleh hasil akhir yang optimal. Kualitas yang meningkatakan
mengurangi terjadinya kerusakan produk sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus
menurun dan pada akhirnya meningkatkan laba. Biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya
dengan usaha peningkatan kualitas produk disebut biaya kualitas

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Apa definisi dan jenis-jenis biaya kualitas?
Bagaimana menyusun laporan biaya kualitas dan membedakan antara pandangan
konvensional tentang tingkat kualitas yang diterima dan pandangan yang didasarkan pada
pengendalian kualitas?
Mengapa infoemasi biaya kualitas dibutuhkan dan bagaimana informasi tersebut digunakan?
Bagaimana menghitung dampak perubahan produktivitas atas laba?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan pembahasan materi kualitas dan produktivita:
Pengukuran,pelaporan dan pengendalian ini adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan jenis-jenis biaya kualitas.
oran biaya kualitas dan membedakan antara pandangan konvensional tentang tingkat
kualitas yang dapat diterima dan pandangan yang didasarkan pada pengendalian kualitas.
Menjelaskan mengapa informasi biaya kualitas dibutuhkan dan menunjukkan bagaimana
informasi tersebut digunakan.
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan produktivitas dan menghitung dampak perubahan
produktivitas atas laba.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kualitas Dan Produktivitas


Istilah produktivitas ini sering digunakan dalam aktivitas pekerjaan dan juga kegiatan
produksi, tetapi hal ini juga sangat berkaitan dengan aktivitas sehari-hari. Produktivitas
adalah ukuran yang ditentukan untuk mengetahui seberapa baik kualitas sumber daya yang
dimiliki, serta dimanfaatkan guna mendapatkan hasil yang optimal. Biasanya istilah
produktivitas ini digunakan dalam hal Produksi Industri atau diberlakukan pada para
pegawai dan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan. Hal ini digunakan untuk
membandingkan input dan output dari sumber daya yang ada. Dalam kegiatan sehari-hari
produktivitas ini harus diperhatikan dengan baik.
Produktivitas bisa diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki untuk bisa menghasilkan
suatu daya dalam berproduksi. Pengertian produktivitas menurut Sinungan yaitu merupakan
relasi antara hasil fisik maupun hasil nyata yang berupa barang atau jasa, dengan
mendapatkan masukan yang sesungguhnya.
Sementara menurut Brown dan Ghiselli, produktivitas itu jika dilihat dari dua segi ada
output dan hilangnya waktu. Jika dilihat dari output maka produktivitas ini memiliki dua
aspek yakni kualitas dan jumlah, sementara jika dipandang dari segi hilangnya waktu maka
produktivitas ini sebagai alat untuk mengukur produktivitas kerja.

2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Dan Produktivitas


Pada tahun 1324, WA Shewart dari bell telephone laboratories mengembangkan
diagram atau grafik statsitik untuk mengendalikan variable-variabel produk. Hal ini yang
menjadi permulaaan dari pengendalian kualitas statiskal. Kemudian pada dekade yang
sama, H.F Dodge dan HG Roiming, keduanya juga dari bell telephone mengembangkan
teknik pengambilan sample penerimaan untuk menggantikan inspeksi 100% . pada tahun
1940 , pengendalian kualitas menggunakan metode statistik mulai digunakan di amerika
dengan James duran sebagai pelopor.
Pada tahun 1946, America society for qualtity control dibentuk pada tahun 1950,
Edward Deming memberikan kuliah tentang metode statiskal kepada insinyur jepang akan
pentingnya tanggung jawab kualitas pada manajemen puncak dan dijepang mulai
penerapan total qualtity control. Kekalahan Jepang pada perang dunia II, membangkitkan
budaya Jepang dalam membangun sistem kualitas modern. Hadirnya pakar kualitas W.
Edward Deming di Jepang pada tahun 1950 membuat para ilmuwan dan insinyur Jepang
lebih bersemangat dalam membangun dan memperbaiki sistem kualitas. Keberhasilan yang
cukup pesat pada perusahaan Jepang di bidang kualitas menjadi perhatian perusahaan-
perusahaan di negara maju lainnya. Perusahaan kelas dunia kemudian mempelajari apa
yang pemah diraih oleh perusahaan Jepang dalam mengembangkan konsep kualitas.
Sejarah pengembangan dari konsep di atas dan tokoh-tokohnya dapat disebutkan di
bawah ini:
Pada tahun 1946-1950 adalah periode perintisan atau periode penelitian dan penelaahan
(Research and Study). Pada periode ini, yaitu pada bulan Juli 1950, Dr. W. E. Deming
menyampaikan seminar delapan hari mengenai kualitas pada para ilmuwan, insinyur dan
para eksekutif perusahaan Jepang.

v
Tahun 1951 - 1954 adalah periode pengendalian mutu statistik (Statistical Quality
Control). Pada bulan Juli 1954 diadakan seminar tentang manajemen pengendalian mutu
(Quality Control Mangement Seminar) dengan pembicara Dr. J. M. Juran.
Tahun 1955 -1960 adalah periode pengendalian mutu secara sistematik. Kelompok belajar
pengendalian mutu (Quality Control Study Group) memperkenalkan pengendalian mutu
menyeluruh dalam perusahaan (Company Wide Quality Control atau CWQC).
Tahun 1961 dikatakan sebagai periode pemantapan dan pengembangan (New Quality
Creation). Pada tahun 1962, Prof. DR. Kaoru Ishikawa memperkenalkan Gugus Kendali
Mutu (Quality Control Circle
Kemudian Pada akhir 1980 an, industri otomotif mulai menerapkan pengendalian proses
statisitik (statiscal process control). Industri lainnya dan departemen pertahanan amerika
juga menerapkan SPC. Kemudian konsep baru yang bernama Continues qualtity
improvement dibangun yang membutuhkan total quality management. Kemudian
penekanan utama terhdap aspek-aspek kualitas semakin berlanjut pada era 1990 an.
Kemudian terbentuklah ISO 9000 di amerika serikat yang menjadi model dunia untuk
sistem kualitas. Sampai saat ini telah berkembang menjadi ISO 9000-:2000 dan
dikembangkan pula ISO 14000 yang mengatur tentang
kepedulian suatu industri terhadap lingkungan.

2.1.2 Teori Diagram Kontrol


Diagram Kontrol (Control Chart) adalah sebuah grafik yang memberi gambaran tentang
perilaku sebuah proses. Diagram kontrol ini digunakan untuk memahami apakah sebuah
proses manufakturing atau proses bisnes berjalan dalam kondisi yang terkontrol atau
tidak.[1]

Contoh Diagram Kontrol


Sebuah proses yang cukup stabil, tetapi berjalan di luar batas yang diharapkan, harus
diperbaiki untuk menemukan akar penyebabnya untuk mendapatkan hasil perbaikan yang
fundamental.

2.1.3 Diagram Rata-Rata


Nilai mean merupakan suatu nilai rata-rata yang didapatkan dari jumlah total pada nilai-
nilai skala dibagi dengan jumlah ukuran sampel. Dalam kasus umum, nilai mean dapat
diartikan sebagai satu angka yang mewakili keseluruhan dataset. Nilai rata-rata tersebut
didapatkan dari hasil penjumlahan seluruh nilai yang ada dari masing-masing data,
kemudian dibagi dengan banyaknya data yang ada itu (Ghozali, 2016).  Mean adalah
indikator statistik yang dapat digunakan untuk mengukur rata-rata sebuah data.  Rata-rata
vi
ada beberapa macam, yaitu rata-rata hitung (aritmatik), rata-rata geometrik, rata-rata
harmonik dan lain-lain. Tetapi jika hanya disebut dengan kata “rata-rata” saja, maka rata-
rata yang dimaksud adalah rata-rata hitung (aritmatik). Mean atau istilah lainnya nilai rata-
rata adalah jumlah keseluruhan data dibagi banyaknya data (datum) (Sekaran, U. &
Bougie, R.J.,2016).
Sebagai contoh kasus nilai ujian mata kuliah system informasi akuntansi di kelas LA53,
dengan jumlah 50 mahasiswa dan dengan nilai yang berbeda-beda. Untuk mengetahui
berapa anak yang mendapatkan nilai diatas rata-rata, maka dosen akan mengolah data
dengan menggunakan rumus mean. Sebagai contoh lain seperti Nilai mean dari variabel
keamanaan system (K) dengan indikator K1 adalah 3.590, K2 adalah 3.418 dan K3 adalah
3.514. Nilai mean tersebut berada pada rentang nilai 3 sampai dengan 4 yang berarti rata-
rata responden setuju atau sangat setuju pada setiap indikator pada variabel keamanan
system (K). Mean digunakan untuk mencari nilai rata-rata dari skor total keseluruhan
jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun dalam distribusi data.

2.1.4 Diagram Rentang


Dalam sekelompok data kuantitatif akan terdapat data dengan nilai terbesar dan data
dengan nilai terkecil. Rentang (range) atau disebut juga dengan jangkauan adalah selisih
antara data dengan nilai yang terbesar dengan data denga nilai yang terkecil tersebut.
R = x_{max} - x_{min}
Dimana RR adalah range (jangkauan atau rentang), x_{max} adalah nilai data yang paling
besar dan x_{min} nilai data yang paling kecil.
Contoh Soal No. 1
Hitunglah rentang dari data
20, 21, 19, 17, 20, 21, 23, 24, 25
Jawab:
Data terbesar (x_{max} adalah 25 dan data terkecil (x_{min} adalah 17. Dengan demikian,
rentang/jangkauan adalah
R = x_{max} - x_{min}
= 25 – 17
=8

2.1.5 Diagram Atribut


Control chart for attribute atau diagram kontrol atribut digunakan apabila data yang
diperoleh berbnetuk data atribut. Data atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan
dengan ya atau tidak, seperti: sesuai atau tidak sesuai , bagus atau jelek, terlambat atau
tidak terlambat (tepat waktu), dan lain-lain. Data ini dapat dihitung untuk keperluan
pencatatan dan analisis.
Diagram kontrol untuk data atribut adalah penting untuk beberapa alasan berikut :
Situasi-situasi yang berkaitan dengan data atribut ada dalam proses teknikal atau
administrasi, sehingga teknik-teknik analisis atribut menjadi berguna dalam banyak
penerapan.
Data atribut telah tersedia dalam banyak situasi termasuk dalam aktivita inspeksi material,
proses perbaikan atau inspekasi akhir.

vii
Apabila data baru harus dikumpulkan, informasi atribut pada umumnya mudah diperoleh
atau tidak mahal, serta tidak membutuhkab keterampilan khusus untuk mengumpulkan
data.
Kebanyakan data yang dikumpulkan untuk pelaporan manajemen adalah dalam bentuk
atribut dan menjadi lebih bermanfaat apabila dilakukan analisis dengan diagram kontrol
untuk data atribut tersebut.
Memprioritaskan area masalah dan menggunakan diagram kontrol itu ditempat yang
paling membutuhkan. Penggunaan diagram kontrol untuk data atribut yang berkaitan
dengan ukuran-ukuran kunci kualitas secara keseluruhan seringkali mampu memberikan
petunjuk tentang area proses spesifik yang membutuhkan pengujian lanjutan, termasuk di
dalamnya kemungkinan menggunakan diagram kontrol variabel.
Jenis-jenis kontrol chart atribut :
P Chart, digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian dari item-item dalam
kelompok yang sedang diinspeksi. Digunakan untuk mengendalikan proporsi produk cacat
yang dihasilkan dalam suatu proses. Proporsi yang tidak memenuhi syarat merupakan rasio
banyaknya item yang tidak memenuhi syarat dalam suatu kelompok terhadap total
banyaknya item dalam kelompok tersebut. Jika item tersebut tidak standar pada satu atau
lebih karakteristik yang diperiksa maka item itu digolongkan tidak memenuhi syarat.
NP Chart, diagram kontrol NP chart mirip dengan diagram kontrol P, tetapi pada diagram
kontrol NP terjadi perubahan skala pengukuran. Diagram kontrol NP menggunakan ukuran
banyaknya item yang tidak memenuhi spesifikasi atau banyaknya item yang tidak sesuai
dalam suatu pemeriksaan. Diagram kontrol NP dan P dapat digunakan untuk situasi
sebagai berikut ; data banyak item yang tidak sesuai adalah lebih bermanfaat dan mudah
untuk diinteprestasikan dalam pembuatan laporan dibandingkan dengan data proporsi,
ukuran contoh (n) bersifat konstan dari waktu ke waktu.
C Chart, suatu item yang tidak memenuhi syarat atau yang cacat dalam proses
pengendalian kualitas didefinisikan sebagai tidak memenuhi satu atau lebih spesifikasi
standar untuk item tersebut maka item tersebut akan dikategorikan cacat atau tidak
memenuhi syarat. penggolongan produk cacat berdasarkan kriteria di atas kadang-kadang
untuk jenis produk tertentu dianggap kurang representatif, karena mungkin saja suatu
produk masih dapat berfungsi dengan baik walaupun satu atau lebih titik spesifikasi yang
tidak memenuhi spesifikasi. Contohnya : perakitan komputer. Jika terdapat banyak titik
lemahnya maka tentu saja produk tersebut perlu dikategorikan sebagai produk cacat atau
tidak memenuhi syarat. Hal ini berarti bahwa perusahaan memberikan toleransi atas
kelemahan pada satu atau beberapa titik spesifikasi yang tidak memenuhi syarat sepanjang
tidak mempengaruhi fungsi dari produk tersebut. Oleh karenanya diagram kontrol yang
sesuai adalah diagram kontrol C atau C chart yang didasarkan pada banyaknya titik
spesifik yang tidak memenuhi syarat dalam suatu item.
U Chart, Diagram kontrol U mengukur banyaknya ketidak sesuaian (titik spesifik) per unit
laporan inspeksi dalam periode yang mungkin memiliki ukuran contoh (banyaknya item
yang diperiksa). Mirip dengan diagram kontrol kecuali pada banyaknya ukuran sampel
yang digunakan. Pada diagram kontrol C memilki ukuran sampel pada setiap kali
pengamatan adalah satu buah,sedangkan pada diagram kontrol U ukuran sampel dapat
bervariasi pada setiap kali pengamatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa diagram kontrol
U dapat digunakan apabila ukuran contoh lebih dari satu unit atau mungkin bervariasi dari
waktu ke waktu.

viii
2.1.6 Diagram Batang
Diagram batang adalah bentuk diagram yang menyajikan nilai atau data statistik dalam
bentuk batang-batang persegi panjang mengikuti frekuensinya. Diagram batang
digambarkan secara tegak dan mendatar.
Bagian sumbu tegak disebut diagram batang tegak (vertikal) merupakan tempat bagi
frekuensi-frekuensi data yang disajikan, sedangkan sumbu mendatar disebut diagram
batang mendatar (horizontal) merupakan tempat kategori atau nilai data yang akan
disajikan.
Tujuan penggunaan diagram batang biasanya digunakan untuk menyajikan perkembangan
suatu informasi data dari waktu ke waktu. Sehingga ketika menyimpulkan data yang
disajikan, kita harus dapat menentukan nilai rata-rata dari data yang terdapat pada diagram
batang.
Cara Menentukan Nilai Rata-Rata Diagram Batang
Untuk mencari nilai rata-rata pada diagram batang, langkah pertama adalah menjumlahkan
frekuensi seluruh nilai data terlebih dahulu, kemudian dibagi dengan banyaknya kategori
data yang ada. Langkah-langkah tersebut dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:

Rata-Rata =Jumlah Seluruh Data / Banyak Data

Untuk memahami rumus nilai rata-rata diagram batang tersebut, silahkan perhatikan
beberapa contoh soal berikut ini mengenai cara mencari nilai rata-rata pada diagram
batang.
Contoh diagram batang.

Diagram batang di atas merupakan data pertambahan jumlah penduduk selama 5 tahun
terakhir. Berapakah nilai rata-rata pertambahan jumlah penduduk per tahun?
Penyelesaian:
Jumlah seluruh data = 18 + 20 + 10 + 16 + 18 = 82
Banyak data = 5
Nilai rata-rata = Jumlah seluruh data / Banyak data

ix
Nilai rata-rata = 82/5
Nilai rata-rata = 16,4

Jadi, nilai rata-rata pertambahan jumlah penduduk per tahunnya adalah 16,4.

x
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi karena kurang
pengetahuanya seorang manajer dalam menganalisis biaya kualitas.Dengan mempelajari dan
mengaplikasikan sitem informasi biaya kualitas,diharapkan seorang manajer nantinya
mampu mengistimasi biaya kualitas dengan baik.Dalam suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi akan lebih efesien biaya jika seorang manajer / akuntannya sudah
mampu menelusuri biaya kualitas yang tidak tersembunyi.
Informasi biaya kualitas dapat berguna untuk seorang manajer dalam pengambilan
keputusan, mengevaluasi kinerja program meningkatkan kualitas secara menjeluruh dan
membantu perbaikan berbagai keputusan manajerial.Karena begitu pentingnya biaya
kualitas wajib bagi sebuah perusahaan untuk menelusuri biaya kualitasnya.
Selain dari pentingnya biaya kualitas perusahaan juga harus memperhatikan hubungan
output maupun input dalam sebuah kegiatan produktivitas.Karena akan mempengaruhi
harga,laba usaha,dan insentif bagi karyawan.Agar mencapai ketiga tersebut perusahaan
harus memenuhi hubungan efisiensi trade-off infut.Apabila tercapai efisiensi trade-off input
maka akan tercapai pula efisiensi produktif total.
Dengan adanya kombinasi antara biaya kualitas dan produktivitas maka perusahaan akan
mampu mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien.

xi
DAFTAR PUSTAKA

HTTPS://SG.DOCWORKSPACE.COM/L/SIHWCHZUKABBVKJ0G?SA=00&ST=0T

HTTPS://ID.M.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/DIAGRAM_KONTROL#:~:TEXT=DIAGRAM
%20KONTROL%20(CONTROL%20CHART)%20ADALAH,KONDISI%20YANG
%20TERKONTROL%20ATAU%20TIDAK

HTTPS://WWW.RUMUSSTATISTIK.COM/2013/07/RENTANG-RANGE.HTML

HTTP://WWW.STATISTIKOLAHDATA.COM/2011/11/CONTROL-CHART-FOR-
ATTRIBUTE.HTML?M=1

HTTPS://CILACAPKLIK.COM/2021/09/CARA-MENENTUKAN-NILAI-RATA-RATA-
DIAGRAM-BATANG.HTML

xii

Anda mungkin juga menyukai