Dosen Pembimbing:
Winny Lian Seventeen,SE,M.AK
Nama Kelompok 4:
1. Lesi (21040013)
2. Feo Rentina Wahyu Meillani (21040025)
3. Melani Isabela Putri (21040041)
4. Agnes Wediya (22040040)
i
KATA PENGANTAR
Puji berserta syukur Kami serahkan kehadiran Allah swt yang telah menciptakan manusia
beserta alam dan isinya. Shalawat dan salam juga Kami sanjung sajikan kepangkuan junjungan
alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam yang tidak berilmu
pengetahuan ke alam yang berilmu pengetahuan, seperti sekarang ini. Serta para sahabat yang
telah sebagai Akhirnya kami dapat mewujudkan satu karya tulis yang berbentuk makalah ini
untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Akuntansi. Kami menyadari sebagai manusia dalam
penyusunan makalah ini masih sangat banyak kekurangan. Oleh karena itu, besar harapan Kami
mendapat masukan, saran dan kritikan dari pembaca karya tulis ini. Semoga makalah inidapat
memberi solusi bagai permasalahan perekonomiaan di Indonesia juga dapat bermanfaat bagi
pembaca dari karya tulis ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Tahun 1951 - 1954 adalah periode pengendalian mutu statistik (Statistical Quality
Control). Pada bulan Juli 1954 diadakan seminar tentang manajemen pengendalian mutu
(Quality Control Mangement Seminar) dengan pembicara Dr. J. M. Juran.
Tahun 1955 -1960 adalah periode pengendalian mutu secara sistematik. Kelompok belajar
pengendalian mutu (Quality Control Study Group) memperkenalkan pengendalian mutu
menyeluruh dalam perusahaan (Company Wide Quality Control atau CWQC).
Tahun 1961 dikatakan sebagai periode pemantapan dan pengembangan (New Quality
Creation). Pada tahun 1962, Prof. DR. Kaoru Ishikawa memperkenalkan Gugus Kendali
Mutu (Quality Control Circle
Kemudian Pada akhir 1980 an, industri otomotif mulai menerapkan pengendalian proses
statisitik (statiscal process control). Industri lainnya dan departemen pertahanan amerika
juga menerapkan SPC. Kemudian konsep baru yang bernama Continues qualtity
improvement dibangun yang membutuhkan total quality management. Kemudian
penekanan utama terhdap aspek-aspek kualitas semakin berlanjut pada era 1990 an.
Kemudian terbentuklah ISO 9000 di amerika serikat yang menjadi model dunia untuk
sistem kualitas. Sampai saat ini telah berkembang menjadi ISO 9000-:2000 dan
dikembangkan pula ISO 14000 yang mengatur tentang
kepedulian suatu industri terhadap lingkungan.
vii
Apabila data baru harus dikumpulkan, informasi atribut pada umumnya mudah diperoleh
atau tidak mahal, serta tidak membutuhkab keterampilan khusus untuk mengumpulkan
data.
Kebanyakan data yang dikumpulkan untuk pelaporan manajemen adalah dalam bentuk
atribut dan menjadi lebih bermanfaat apabila dilakukan analisis dengan diagram kontrol
untuk data atribut tersebut.
Memprioritaskan area masalah dan menggunakan diagram kontrol itu ditempat yang
paling membutuhkan. Penggunaan diagram kontrol untuk data atribut yang berkaitan
dengan ukuran-ukuran kunci kualitas secara keseluruhan seringkali mampu memberikan
petunjuk tentang area proses spesifik yang membutuhkan pengujian lanjutan, termasuk di
dalamnya kemungkinan menggunakan diagram kontrol variabel.
Jenis-jenis kontrol chart atribut :
P Chart, digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian dari item-item dalam
kelompok yang sedang diinspeksi. Digunakan untuk mengendalikan proporsi produk cacat
yang dihasilkan dalam suatu proses. Proporsi yang tidak memenuhi syarat merupakan rasio
banyaknya item yang tidak memenuhi syarat dalam suatu kelompok terhadap total
banyaknya item dalam kelompok tersebut. Jika item tersebut tidak standar pada satu atau
lebih karakteristik yang diperiksa maka item itu digolongkan tidak memenuhi syarat.
NP Chart, diagram kontrol NP chart mirip dengan diagram kontrol P, tetapi pada diagram
kontrol NP terjadi perubahan skala pengukuran. Diagram kontrol NP menggunakan ukuran
banyaknya item yang tidak memenuhi spesifikasi atau banyaknya item yang tidak sesuai
dalam suatu pemeriksaan. Diagram kontrol NP dan P dapat digunakan untuk situasi
sebagai berikut ; data banyak item yang tidak sesuai adalah lebih bermanfaat dan mudah
untuk diinteprestasikan dalam pembuatan laporan dibandingkan dengan data proporsi,
ukuran contoh (n) bersifat konstan dari waktu ke waktu.
C Chart, suatu item yang tidak memenuhi syarat atau yang cacat dalam proses
pengendalian kualitas didefinisikan sebagai tidak memenuhi satu atau lebih spesifikasi
standar untuk item tersebut maka item tersebut akan dikategorikan cacat atau tidak
memenuhi syarat. penggolongan produk cacat berdasarkan kriteria di atas kadang-kadang
untuk jenis produk tertentu dianggap kurang representatif, karena mungkin saja suatu
produk masih dapat berfungsi dengan baik walaupun satu atau lebih titik spesifikasi yang
tidak memenuhi spesifikasi. Contohnya : perakitan komputer. Jika terdapat banyak titik
lemahnya maka tentu saja produk tersebut perlu dikategorikan sebagai produk cacat atau
tidak memenuhi syarat. Hal ini berarti bahwa perusahaan memberikan toleransi atas
kelemahan pada satu atau beberapa titik spesifikasi yang tidak memenuhi syarat sepanjang
tidak mempengaruhi fungsi dari produk tersebut. Oleh karenanya diagram kontrol yang
sesuai adalah diagram kontrol C atau C chart yang didasarkan pada banyaknya titik
spesifik yang tidak memenuhi syarat dalam suatu item.
U Chart, Diagram kontrol U mengukur banyaknya ketidak sesuaian (titik spesifik) per unit
laporan inspeksi dalam periode yang mungkin memiliki ukuran contoh (banyaknya item
yang diperiksa). Mirip dengan diagram kontrol kecuali pada banyaknya ukuran sampel
yang digunakan. Pada diagram kontrol C memilki ukuran sampel pada setiap kali
pengamatan adalah satu buah,sedangkan pada diagram kontrol U ukuran sampel dapat
bervariasi pada setiap kali pengamatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa diagram kontrol
U dapat digunakan apabila ukuran contoh lebih dari satu unit atau mungkin bervariasi dari
waktu ke waktu.
viii
2.1.6 Diagram Batang
Diagram batang adalah bentuk diagram yang menyajikan nilai atau data statistik dalam
bentuk batang-batang persegi panjang mengikuti frekuensinya. Diagram batang
digambarkan secara tegak dan mendatar.
Bagian sumbu tegak disebut diagram batang tegak (vertikal) merupakan tempat bagi
frekuensi-frekuensi data yang disajikan, sedangkan sumbu mendatar disebut diagram
batang mendatar (horizontal) merupakan tempat kategori atau nilai data yang akan
disajikan.
Tujuan penggunaan diagram batang biasanya digunakan untuk menyajikan perkembangan
suatu informasi data dari waktu ke waktu. Sehingga ketika menyimpulkan data yang
disajikan, kita harus dapat menentukan nilai rata-rata dari data yang terdapat pada diagram
batang.
Cara Menentukan Nilai Rata-Rata Diagram Batang
Untuk mencari nilai rata-rata pada diagram batang, langkah pertama adalah menjumlahkan
frekuensi seluruh nilai data terlebih dahulu, kemudian dibagi dengan banyaknya kategori
data yang ada. Langkah-langkah tersebut dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
Untuk memahami rumus nilai rata-rata diagram batang tersebut, silahkan perhatikan
beberapa contoh soal berikut ini mengenai cara mencari nilai rata-rata pada diagram
batang.
Contoh diagram batang.
Diagram batang di atas merupakan data pertambahan jumlah penduduk selama 5 tahun
terakhir. Berapakah nilai rata-rata pertambahan jumlah penduduk per tahun?
Penyelesaian:
Jumlah seluruh data = 18 + 20 + 10 + 16 + 18 = 82
Banyak data = 5
Nilai rata-rata = Jumlah seluruh data / Banyak data
ix
Nilai rata-rata = 82/5
Nilai rata-rata = 16,4
Jadi, nilai rata-rata pertambahan jumlah penduduk per tahunnya adalah 16,4.
x
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi karena kurang
pengetahuanya seorang manajer dalam menganalisis biaya kualitas.Dengan mempelajari dan
mengaplikasikan sitem informasi biaya kualitas,diharapkan seorang manajer nantinya
mampu mengistimasi biaya kualitas dengan baik.Dalam suatu perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi akan lebih efesien biaya jika seorang manajer / akuntannya sudah
mampu menelusuri biaya kualitas yang tidak tersembunyi.
Informasi biaya kualitas dapat berguna untuk seorang manajer dalam pengambilan
keputusan, mengevaluasi kinerja program meningkatkan kualitas secara menjeluruh dan
membantu perbaikan berbagai keputusan manajerial.Karena begitu pentingnya biaya
kualitas wajib bagi sebuah perusahaan untuk menelusuri biaya kualitasnya.
Selain dari pentingnya biaya kualitas perusahaan juga harus memperhatikan hubungan
output maupun input dalam sebuah kegiatan produktivitas.Karena akan mempengaruhi
harga,laba usaha,dan insentif bagi karyawan.Agar mencapai ketiga tersebut perusahaan
harus memenuhi hubungan efisiensi trade-off infut.Apabila tercapai efisiensi trade-off input
maka akan tercapai pula efisiensi produktif total.
Dengan adanya kombinasi antara biaya kualitas dan produktivitas maka perusahaan akan
mampu mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien.
xi
DAFTAR PUSTAKA
HTTPS://SG.DOCWORKSPACE.COM/L/SIHWCHZUKABBVKJ0G?SA=00&ST=0T
HTTPS://ID.M.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/DIAGRAM_KONTROL#:~:TEXT=DIAGRAM
%20KONTROL%20(CONTROL%20CHART)%20ADALAH,KONDISI%20YANG
%20TERKONTROL%20ATAU%20TIDAK
HTTPS://WWW.RUMUSSTATISTIK.COM/2013/07/RENTANG-RANGE.HTML
HTTP://WWW.STATISTIKOLAHDATA.COM/2011/11/CONTROL-CHART-FOR-
ATTRIBUTE.HTML?M=1
HTTPS://CILACAPKLIK.COM/2021/09/CARA-MENENTUKAN-NILAI-RATA-RATA-
DIAGRAM-BATANG.HTML
xii