a. Definisi
b. Epidemiologi
c. Patofisiologi
1) Saluran cerna
d. Manifestasi Klinis
2) Radang usus
e. Diagnosis
Isolasi BTA merupakan gold standard untuk mendiagnosis TB
paru tetapi sulit untuk menetapkan diagnosis dari berbagai bentuk
tuberkulosis abdominal. Sejauh ini, diagnosis TB abdominal didapat
dengan ditemukannya TB pada jaringan secara histologis (misalnya
ditemukan tuberkel dengan kaseasi atau kuman BTA dalam lesi) atau
temuan operasi sugestif TB atau inokulasi pada hewan atau kultur
jaringan yang menghasilkan pertumbuhan M. tuberculosis. Sekarang,
dengan semakin majunya tehnik radio-imaging, Lingenfelser
menetapakan kriteria baru untuk mendiagnosis TB abdominal:
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4) Tehnik Pencitraan:
Barium Studies
Laparoscopy
Serodiagnosis
- Mencegah kekambuhan
- Mengurangi transmisi atau penularan kepada yang lain
2. Prinsip pengobatan TB
1. Isoniazid (INH)
Efek samping berat: hepatitis imbas obat yang timbul pada 0,5% pasien.
Bila terjadi hepatitis imbas obat atau ikterik, hentikan OAT dan
pengobatan sesuai pedoman TB pada keadaan khusus.
2. Rifampisin
- Sindrom perut: sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah, diare
- Hepatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut OAT
harus distop dan pentalaksaan sesuai pedomam TB pada keadaan
khusus
- Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila
salah satu dari gejala ini terjadi, rifampisin harus segera dihentikan
dan jangan diberikan lagi
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air
mata dan air liur. Warna merah tersebut terjadi karena metabolisme obat
dan tidak berbahaya.
3. Pirazinamid
Efek samping utama ialah hepatitis imbah obat. Nyeri sendi juga dapat
terjadi (beri aspirin) dan terkadang dapat menyebabkan serangan arthritis
Gout, hal ini karena berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam urat.
Kadang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan.
4. Etambutol
5. Streptomisin
http://www.apiindia.org/pdf/medicine_update_2007/102.pdf