Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehtan
keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga juga didefinisikan suatu rangkain kegiatan dalam praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga, pada tatanan komunitas
dengan menggunakan proses keparawatan, berpedoman pada standar keperawatan,
berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung
jawab keperawatan (kelompok kerja keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey & grace, 2001)
Menurut teori / model family center nursing friedman, meliputi 7 komponen
pengkajian yaitu:
Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian
a. Data umum
a) Identitas kepala keluarga
b) Komposisi kepala keluarga
c) Genogram
d) Tipe keluarga
e) Suku bangsa
f) Agama
g) Status social ekonomi keluarga
h) Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembengan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
ini.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing- masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular
pada keluarga serta riwayat kebiasaan / gaya hidup yang mempengaruhi
kesehatan.

c. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah yang meliputi : ukuran rumah (luas rumah), kondisi
dalam dan luar rumah, kebersihan rumah, ventilasi rumah, saluran
pembuangan air limbah, air bersih, pengelolaan sampah, kepemilikan
rumah, kamar mandi / WC, denah rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat,
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan / kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
bersama, serta perkumpulan yang ada. Sejauhmana keluarga berinteraksi
dengan masyarakat (organisasi sosial yang diikuti oleh anggota keluarga)
e) System pendukung keluarga
Yang termasuk pada system pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologi
dan dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga serta
cara keluarga memecahkan masalah.
b) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. Respon keluarga bila
ada anggota keluarga yang mengalami masalah, serta power yang
digunakan keluarga.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing–masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
d) Nilai dan norma keluarga.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan keluarga.
e. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku, serta bagaimana memperkenalkan anggota anggota keluarga
dengan dunia luar.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan terkait 5 fungsi kesehatan keluarga yaitu
bagaimana keluarga mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat
anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, dan memodifikasi
lingkungan.
Kondisi perawatan kesehatan ditujukan pada seluruh anggota keluarga
(bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi / promosi).
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksikeluarga adalah: Berapa
jumlah anak yang direncakan oleh keluarga , bagaimana keluarga
merencakan jumlah anggota keluarga, adakah penggunaan alat
kontrasepsi.
f. Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan stressor jangka panjang
Stesor jangka pendek yaitu stesor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stesor jangka panjang
yaitu stesor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 6 bulan.
b) Respon keluarga terhadap stress
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi / stesor.
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan. Adakah cara keluarga mengatasi
masalah secara maladaptive.
g. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
h. Pemeriksaan fisik ( Head to toe)

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajan.
Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a) Aktual (terjadi defisit / gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan.
Diagnosa gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan / masalah
kesehatan dikeluarga, didukung dengan adanya beberapa data maladaptive.
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga nyata / sign (S).
Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu:
 Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi :
Persepsi terhadap keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah.
 Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi:
Sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
masalah yang dirasakan keluarga, keluarga menyarah terhadap masalah
yanga dialami, sikap negatif terhadap masalah kesehatan, kurang
percaya terhadap tenaga kesehatan, serta informasi yang salah.
 Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
meliputi:
Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit, sifat dan
perkembangan keluarga perawatan yang dibutuhkan, sumber- sumber
yang ada dalam keluarga, sikap keluarga terhadap yang sakit.
 Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:
Keuntungan / manfaat pemeliharaan linhkungan, pentingnya hiegyene
sanitasi, upaya pencegahan penyakit
 Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga, meliputi:
Keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan yang didapat, kepercayaan
keluarga terhadap petugas kesehatan, pengalaman keluarga yang
kurang baik, pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.
b) Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
c) Potensial (keadaan sejahtera / “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan belum ada data maladaptive. Perumusan diagnosa
keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem (P) saja
uatau P (problem) dan S (symptom/sign), tanpa komponen etiologi (E).

3. Intervensi keperawatan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta
rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan dirumuskan untuk
mengatasi atau meminimalkan stresor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga
tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel,
pencegahan sekunder untuk memperkuat garis pertahanan sekunder dan pencegahan
tersier untuk memperkuat garis pertahanan resisten (Anderson & Mc Farlane, 2000).
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan
tujuan jangka panjang (tujuan umum) megacu pada bagaimana mengatasi problem /
masalah (P) dikeluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khusus)
mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus
SMART (S= spesifik, M=measurable / dapat diukur, A= achievable / dapat dicapai,
R= reality, T=
Time limited / punya limit waktu).

4. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilkukan setelah perencanaan program.
Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari keluarga, memandirikan
keluarga. Seringkali perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan
waktu yang cukup untuk merencanakan implementasi.

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan
sekumpulan informasi yang sistematis berkenaan dengan program kerja dan
efektifitas dari serangkaian program yang digunaka terakhir program kegiatan,
karakteristik dan hasil yang telah dicapai (Patton, 1986 dalam Halvie, 1998).
Evaluasi digunakan untuk mengetahui sebarapa tujuan yang ditetapkan telah
tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk keluarga setempat sesuai
dengan kondisi dan situasi keluarga. Program evaluasi dilaksanakan untuk
memastikan apakah hasil program sudah sejalan dengan sasaran dan tujuan yang
direncanakan.
Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara
operasional.
S : adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
O : adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah di capai dengan mengacu pada tujuan
yang terkait dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga
pada tahapan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marily. 2010. “Buku Ajar Keperawatan Keluarga” . Jakarta : EGC
Friedman, Marily. 2013. “Buku Ajar Keperawatan Keluarga” . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai