Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus
testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis.
Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia external,
yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke
dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka
tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak.
Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan
hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan
jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada
bayi hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28
minggu , testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap
testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi
testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau
cedera pada skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang
epididimis) atau orchitis (radang testis).

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana pengertian dari Hidrokel ?
b. Apa saja penyebab timbulnya Hidrokel ?
c. Bagaimana klasifikasi dari penyakit Hidrokel ?
d. Bagaimana pathofisiologi atau perjalanan penyakit Hidrokel ?
e. Bagaimana manifestasi klinis Hidrokel ?
f. Apa saja penatalaksanaan dan pemeriksaan penunjang Hidrokel ?
g. Apa komplikasi dari Hidrokel ?
h. Bagaimana aplikasi Asuhan Keperawatan pada pasien Hidrokel ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat memahami penyakit hidrokel dan bagaimana
mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan pasien penderita
hidrokel
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengerti pengertian hidrokel

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


b. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab-penyebab hidrokel
c. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi hidrokel
d. Mahasiswa dapat menjelaskan perjalanan penyakit hidrokel
e. Mahasiswa dapat memahami manifestasi klinis dari hidrokel
f. Mahasiswa dapat memberikan penatalaksanaan hidrokel
g. Mahasiswa mengatahui komplikasi hidrokel
h. Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien
hidrokel

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan fisiologi sistem perkemihan


1. Testis
Terletak di dalam skrotum.Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan
sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).
2. Saluran
a. Epididimis Fungsinya mengumpulkan sperma dari testis dan
menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan
sperma.
b. Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis.
c. Uretra punya 2 fungsi: Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan
air kemih dari kandung kemih. Bagian dari sistem reproduksi
yang mengalirkan semen.
d. Vesicula Seminalis adalah sepasang kantong yang memproduksi 60%
cairan air mani dimana air sperma diangkut, cairan ini digunakan
untuk menyediakan nutrisi bagi sperma.
3. Kelenjar
a. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma.
b. Kelenjar Cowper menghasilkan cairan berwarna bening menuju
saluran kencing saat rangsangan seksual sebelum ejakulasi
dan orgasme.
4. Organ Genitalia Eksterna terdiri dari :
1. Penis terdiri dari:
a. Akar (menempel pada didinding perut)
b. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
c. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
d. Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih)
terdapat di ujung glans penis.
2. Dua rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus,
terletak bersebelahan.
3. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi
uretra.Jika terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan
tegak (mengalami ereksi).
4. Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel
normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh.

Gambar 2.1 Hidrokel Normal


2.2 Pengertian Hidrokel

Hidrokel berasal dari dua kata yaitu hidro (air) dan cell (ronggga atau
celah). Dapat diartikan secara harfiah bahwa hidrokel adalah adanya
penumpukan air pada rongga khususnya pada tunika vaginalis. (Behram.
2000).

Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus


testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis.
Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia eksternal,
yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke
dalam skrotum. Cairan peritonium mengalir melalui saluran yang terbuka
teersebut dan terperangkap didalam skrotum sehingga skrotum membengkak.
(Parmono Budi 2008)

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


Gambar2.2 Hidrokel

Gambar2.3 Macam-Macam Hidrokel

2.3 Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena :
a. belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran
cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau
b. belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau
reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu
tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat
menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi
aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.

2.4 Pathofisiologi
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis
yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran
mikroskopis dengan rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan
demikian cairan dari rongga peritoneum dapat masuk ke dalam kantong
hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum. Pada kehidupan fetal,
prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai scrotum. Ujung
bawah kantong ini mengelilingi testis dan disebut tunika vaginalis. Apabila
terjadi atrofi pada ujung proksimal dan tengah sehingga bagian distal yang
mengelilingi testis tetap terbuka, maka terjadi hidrokeltestikularis.
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus
spermatikus, juga dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam
rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan
menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan,
jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis.

Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang
saling berhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan
tampak lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang
masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan
mengecil pada esok paginya setelah anak tidur semalaman.
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis
atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau
reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor,
infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan
yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam keseimbangan
antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


Tes Transiluminal Hidrokel

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


 Pathway
Sekunder
Primer (Idiopatik)
(kelainan pada testis, tumor, infeksi, trauma testis)

Terganggunya sekresi / Reabsorbsi cairan dikantung hidrokel

Kurangnya pengetahuan
Produksi cairan berlebih

Ansietas
Obstruksi aliran limfe
Operasi Aspirasi

Gg pd jaringan kulit, trauma pembedahan


Insisi Menekan
bedah pembuluh darah yang ada di dalam testis

Nyeri Resiko tinggi infeksi


Atrofi testis

Gangguan interaksi sperma pembengkakan Nyeri

Gesekan dan peregangan jaringan kulit skortum

Sperma tidak bertahan


Infertilisasi
Resiko kerusakan integritas kulit

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


2.5 Manifestasi klinis
Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah cairan
yang tertimbun.
- Bila timbunan cairan hanya sedikit, maka testis terlihat seakan-akan sedikit
membesar dan teraba lunak.
- Bila timbunan cairan banyak terlihat skrotum membesar dan agak tegang.
- Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan dikantong skrotum
dengan konsistensi kistus
- pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.
- Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah – olah mengelilingi testis
sehingga testis tak dapat diraba.
- Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
- Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak
disebelah kranial testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada
diluar kantong hidrokel.

2.6 Klasifikasi Hidrokel


1) Berdasarkan kapan terjadinya, yaitu :
a. Hidrokel primer Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan
penutupan prosesus vaginalis. Prosesusvaginalis adalah suatu
divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi kanalis
inguinalisdan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak
diperlukan terapi karena dengansendirinya rongga ini akan menutup
dan cairan dalam tunika akan diabsorpsi.
b. Hidrokel sekunder Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung
berkembang lambat dalam suatu masa dandianggap sekunder terhadap
obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan oleh kelainantestis atau
epididimis. Keadaan ini dapat karena radang atau karena suatu proses
neoplastik.Radang lapisan mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan
terjadinya produksi cairanberlebihan yang tidak dapat dibuang keluar
dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfedalam lapisan luar tunika.
2) Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan
beberapa macam hidrokel, yaitu
a. Hidrokel testis,
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak
dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari.
b. Hidrokel funikulus

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial
dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar
kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap
sepanjang hari.
c. Hidrokel komunikan
Merupakan hidrokel yang terjadi karena adanya faktor / penyebab lain,
bukan dari daerah tunika vaginalis itu sendiri. Ada hubungan dengan
rongga perut, bisa membesar dan biasanya lebih cepat dan harus di
operasi. Jenis ini biasanya terjadi kongenital dimana terjadi akibat
adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari
rongga perut ke dalam skrotum
Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan
terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Secara normal,
hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah
bayi lahir. Apabila setelah anak berumur 1 tahun cairan hidrokel ini tetap ada
maka dapat dilakukan tindakan operatif.

2.7 Penatalaksanaan Medis


Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh
sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu
dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel
adalah dengan aspirasi dan operasi.

1. Aspirasi
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka
kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa
infeksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :

a. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah


b. Indikasi kosmetik
c. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu
pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


2. Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena
seringkali hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat
operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniografi. Pada hidrokel testis dewasa
dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi
kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai
cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in
toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan
lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur 2 tahun.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel
bisa dlakukan anestesi umum ataupun regional (spinal). Tindakan lain adalah
dengan aspirasi jarum (disedot pakai jarum). Cara ini nggak begitu digunakan
karena cairan hidrokelnya akan terisi kembali. Namun jika setelah diaspirasi
kemudian dimasukkan bahan pengerut (sclerosing drug) mungkin bisa
menolong.

2.8 Komplikasi
1. Hematom pada jaringan skrotum yang kendor
2. Kalau tidak ditangani segera, penumpukan cairan ini bisa mengganggu
kesuburan dan fungsi seksualnya.
3. Infeksi testis.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
HIDROKEL

3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa,
alamat, status perkawinan, dan penanggung biaya dll
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh ada cairan pada kantong zakar dan terasa
nyeri.
2. Riwayat penyakit sekarang
klien mengeluh benjolan semakin membesar disertai rasa nyeri saat
tersentuh. Keluhan kantong zakar terdapat cairan dan terasa berat
terutama saat posisi berdiri
3. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah klien pernah mengalami Trauma, kecelakaan sehingga
testis rusak, Konsumsi obat-obatan yang mengganggu
spermatogenesis, Pernah menjalani operasi yang berefek
4. Riwayat penyakit keluarga
kaji apakah saudara / keluarga klien memiliki penyakit yang sama
dengan penderita.
c. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : composmentis, adanya benjolan pada kantong zakar
dan terasa nyeri.
b) TTV
- TD: meningkat
- Nadi: normal
- RR: normal
- Suhu: meningkat

 Review of system
a. B1 (Breath)
Biasanya pasien dengan hidrokel tidak di temukan masalah
pada sistem pernafaan.Kecuali jika ada penyakit yang
menyertai atau kemungkinan komplikasi.
b. B2 (Blood)
Biasanya pasien hidrokel terjadi takikardi
c. B3 (Brain)

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


Biasanya GCS Normal, Pendengaran, penciuman, perabaan dan
penglihatan klien normal.
d. B4 (Bladder)
Biasanya pada hidrokel terjadi nyeri saat BAK karena ada
benjolan berisi cairan pada kantong zakar.
e. B5 (Bowel)
Biasanya pada hidrokel tidak terjadi penurunan nafsu makan.
f. B6 (Bone)
Biasanya terjadi kesulitan untuk beraktivitas karena adanya
benjolan berisi cairan pada kantong zakar yang menyebabkan
nyeri.
1. Activity daily living
1) Aktivitas
Biasanya pada pasien dengan hidrokel terjadi kesulitan beraktivitas.
2) Sirkulasi
Biasanya pasien hidrokel terjadi takikardi
3) Eliminasi
Biasanya pasien dengan hidrokel akan terjadi nyeri saat BAK
karena ada benjolan berisi cairan pada kantong zakar.
4) Makanan dan cairan
Biasanya pasien hidrokel tidak terjadi penurunan nafsu makan
5) Neurosensori
Biasanya pasien dengan hidrokel peka terhadap rangsang

6) Nyeri/kenyamanan
Biasanya pasien dengan hidrokel mengalami gangguan rasa nyaman
nyeri karena terdapat benjolan berisi cairan pada kantong zakar

3.2 Diagnosa Keperawatan


A. Pre operasi
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
pembengkakan skrotum
2. Resiko kerusakan integritas kulit : skorotum berhubungan dengan
adanya gesekan dan peregangan jaringan kulit skrotum.
3. Perubaan body image : citra tubuh berhubungan dengan perubahan
bentuk skrotum.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan .
B. Post operasi
1. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi post op.
2. Defisit pengetahuan orangtua berhubungan dengan nkondisi anak :
prosedur pembedahan, perawatan post op,program pentalaksanaan.
3. Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan, trauma
pembedahan.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel
3.3 Rencana Keperawatan
A. Pre operasi
1. Dx 1 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
pembengkakan skrotum.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Diharapkan nyeri dapat berkurang bahkan hilang
KH :
K : Pasien mengetahui cara mengontrol nyeri
A : Pembengkakan skrotum berkurang
P : Pasien mampu mempraktekkan cara mengatasi nyeri dengan
tekhnik relaksasi distraksi
P : Skala nyeri 0-3, pasien tampak rileks
Intervensi Rasional
1. Kaji skala, karakteristik dan lokasi 1. mengidentifikasi nyeri
nyeri yang dialami klien sesuai dengan akibat gangguan lain.
PQRST

2. Catat petunjuk nnonverbal seperti 2. mendeskripsikan tingkat


gelisah, menolak untuk bergerak, nyeri
berhati-hati saat beraktifitas dan
meringis.
3. Ajarkan pasien untuk memulai posisi 3. mengurangi sensasi nyeri.
yang nyaman atau tekhnik relaksasi
misalnya duduk dengan kaki agak
dibuka dan nafas dalam.
4. mengurangi sensasi nyeri
4. Berikan tindakan nyaman massage
punggung, mengubah posisi dan
aktifitas senggang. 5. menjadi acuan dalam
5. Observasi dan catat pembesaran perkembangan terapi yang
skrotum ( bila perlu ukur tiap hari), sudah diberikan.
cek adanya keluhan nyeri. 6. mengurangi sensasi nyeri.
6. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai
indikasi.

2. Dx 2 : Resiko kerusakan integritas kulit : skorotum berhubungan


dengan adanya gesekan dan peregangan jaringan kulit skrotum.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
Diharapkan kerusakan integritas kulit tidak terjadi.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel
KH :
K : Pasien dapat mengidentifikasi kerusakan integritas kulit.
A :Pasien Menunjukkan prilaku untuk mempertahankan integritas kulit
agar tidak terjadi komplikasi.
P : Pasien tidak menggaruk kulitnya
P: Tidak ada lecet dan kemerahan di sekitar area pembesaran.
Intervensi Rasional
1. Kaji adanya tanda kerusakan 1. mengetahui lebih dini gejala
kulit seperti lecet dan kerusakan kulit untuk dilakukan
kemerahan sekitar area intervensi selanjutnya.
pembesaran ( lipatan paha ).
2. Berikan salep atau pelumas. 2. mencegah kerusakan kulit.
3. Kurangi aktifitas klien selama 3. mencegah kerusakan yang lebih
sakit. parah.
4. Berikan posisi yang nyaman : 4. memberikan sirkulasi bagi aliran
abduksi. darah.
5. Anjurkan klien menggunakan 5. mencegah iritasi yang lebih parah.
pakaian yang longgar terutama
celana.

3. Dx 3: Perubaan body image : citra tubuh berhubungan dengan


perubahan bentuk skrotum.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
Diharapkan klien mengerti bahwa penyakit ini dapat
disembuhkan.
KH:
K : Pasien dapat mengetahu cara menerima keadaan diri sendiri.
A: Pasien dapat mengutarakan perasaan tentang perubahan
penampilan, fungsi sexual, dan tingkat aktivitas.
P : Pasien mampu Mengungkapkan bahwa perubahan fisik
merupakan akibat dari proses penyakit.
P : Pasien mau bergaul dengan keluarga dan orang lain
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat pengetahuan 1. mengidentifikasi luas masalah
pasien tentang kondisi dan dan perlunya intervensi.
pengobatan, dan ansietas
seubungan dengan situasi saat

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


ini
2. Perhatikan perilaku menarik 2. indicator terjadinya kesulitan
diri pada keluarga, tidak menangani stress terhadap apa
efektif menggunakan yang terjadi.
pengingkaran atau perilaku
yang mengindikasikan terlalu
mempermasalahkan tubuh dan
fungsinya.
3. Tentukan tahap berduka. 3. identifikasi tahap yang pasien
perhatikan tanda depresi sedang alami memberikan
berat/lama. pedoman untuk mengenal dan
menerima perilaku dengan tepat.
Depresi lama menunjukan
intervensi lanjut.
4. Akui kenormalan perasaan. 4. pengenalan perasaan tersebut
diharapkan membantu orangtua
pasien untuk menerima perilaku
dan mengatasinya secara efektif.

5. Anjurkan orang terdekat untuk 5. menyampaikan harapan untuk


memperlakukan pasien secara mengatur situasi dan membantu
normal dan bukan sebagai perasaan harga diri dan orang
orang cacat. lain.
6. Yakinkan keluarga bahwa 6. memperkuat keyakinan keluarga
penyakit ini dapat dan memberikan semangat yang
disembuhkan dan tetap sabar mempertahankan harga diri
menghadapi kondisi anaknya. keluarga dan menghindari
kecemasan yang berlebihan

4. DX 4 : Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
Diharapkan, klien memahami, dan mengerrti tentang prognosa
dan diagnose penyakit yang dialaminya.
KH:
K: pasien mengetehui penyebab ansietas
A: pasien mengetahui cara mengetasi ansietas
P: pasien mampu menunjukkan atau melakukan cara mengatasi ansietas
P: - pasien mengatakan cemas berkuran atau hilang
- Ekspresi wajah tampak tenang

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


- Pasien tidak banyak bertanya
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat kcemasan pasien 1. Untuk membantu intevensi
selanjutnya
2. Beritahu dan jelaskan tentang 2. menghilangkan kecemasan klien
prognosa dan diagnose penyakit karena ketidaktahuan tentang
yang dialaminya prosedur.
3. Jelaskan tindakan yang akan 3. menghilangkan kecemasan klien
dilakukan terhadap sebelum karena ketidaktahuan tentang
tindakan dilakukan. prosedur.
4. Libatkan keluarga dalam 4. mengindari persepsi yang salah
perawatan terhadap klien. dan membantu menghilangkan
kecemasan.
5. Berikan informasi bahwa 5. menghilangkan kecemasan klien
penyakit ini dapat hilang karena ketidaktahuan tentang
dengan sendirinya. prosedur.

B. Post operasi
1. DX 1: Resiko infeksi berhubungan dengan insisi post op.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi.
KH:
K: pasien mengetahui apa yg menjadi faktor resiko terjadinya infeksi
A: pasien mengetahui cara yang biasa digunakan untuk mengurangi
resiko terjadinya infeksi
P: klien menunjukan cara mengurangi resiko terjadinya infeksi
P: - tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi
- TTV dalam batas normal
Intervensi Rasional
1. kaji tanda-tanda vital dan tanda 1. Untuk mengetahui agar tidak
terjadinya infeksi terjadi infeksi
2. Cuci tangan sebelum dan 2. mengurangi kontaminasi silang
sesudah melakukan aktivitas
walupun menggunakan sarung
tangan steril.
3. mengurangi jumlah lokasi yang
3. Batasi penggunaan alat atau
dapat menjadi tempat masuk
prosedur invasive jika
organisme
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel
memungkinkan 4. mencegah masuknya bakteri,
4. Gunakan teknik steril pada mengurangi risiko infeksi
waktu penggatian nosokomial
balutan/penghisapan/berikan
lokasi perawatan, misalnya
Jalur invasive 5. mencegah penyebaran infeksi/
5. Gunakan sarung tangan/pakaian kontaminasi silang.
pada waktu merawat luka yang
terbuka/antisipasi dari kontak
langsung dengan sekresi
ataupun ekskresi

2. DX 2 : Defisit pengetahuan klien berhubungan dengan : prosedur


pembedahan, perawatan post op,program pentalaksanaan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
Diharapkan klien memahami dan mengerti tentang prosedur pembedahan,
perawatan setelah operasi dan pengobatanya.

KH:
K: klien menyatakan pemahamannya proses pembedahan
A: pasien mengerti tentang prosedur perawatan
P: pasien mampu mengerti prosedur pembedahan
P: - Ekspresi wajah tampak tenang
- Pasien tidak banyak bertanya

Intervensi Rasional
1. Kaji ulang pembatasan aktivitas 1. mencegah komplikasi lanjut dari
pascaoperasi. pergerakan dan aktivitas yang
berlebihan.
2. Dorong aktivitas sesuai toleransi 2. mencegah kelemahan,
dengan periode istirahat periodic meningkatkan penyembuhan,
dan lekas kembali pulih norma
3. Diskusikan perawatan insisi, 3. pemahaman meningkatkan
termasuk mengganti balutan, kerjasama dengana program
pembatasan mandi, dan kembali terapi, meningkatkan
ke dokter untuk mengangkat penyembuhan dan program
jahitan/ pengikat. perbaikan.
4. Identifikasi gejala yang 4. upaya intervensi menurunkan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel
memerlukan evaluasi medic, risiko komplikasi serius contoh
contoh peningkatan nyeri; lambatnya penyembuhan.
edema/eritema luka, adanya
drainase, demam.

3. Dx 3 : Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan,


trauma pembedahan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan resiko terjadinya infeksi tidak terjadi
KH:
K : Pasien mengetahui cara mengontrol nyeri
A : Berkurangnya tanda-tanda peradangan seperti kemeraha-
merahan, gatal, panas, perubahan fungsi
P : Pasien mampu mempraktekkan cara mengatasi nyeri dengan
tekhnik relaksasi distraksi
P : Skala nyeri 0-3, pasien tampak rileks

Intervensi: Rasional
1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, 1. berguna dalam pengawasan
beratnya (0-10). Selidiki dan keefektifan obat, kemajuan
laporkan perubahan nyeri penyembuhan.
dengan cepat
.
2. Pertahankan istirahat dengan posisi 2. gravitasi melokalisasi eksudat
semifowler. inflamasi
3. Dorong ambulasi dini. 3. meningkatkan normalisasi
fungsi organ.
4. Berikan aktivitas hiburan. 4. focus perhatian kembali,
meningkatkan relaksasi, dan
dapat meningkatkan
kemampuan koping.
5. Berikan analgetik sesuai indikasi. 5. intervensi terapi lain contoh
batuk dan ambulasi.

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Anatomi sistem perkemihan pria adalah testis, saluran epididimis, saluran
vas deferenssaluran uretra (memiliki 2 fungsi), saluran vesicular seminalis,
kelenjar prostet dan kelenjar cowper.
Organ genetelia eksterna terdiri dari penis (penis, akar, badan, glen penis,
lubang uretra)
b. Pengertian hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang
membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah
satu testis (Pramono, Budi. 2008)
c. Hidrokel dapat terjadi pada bayi dan pada orang dewasa, penyebab pada
bayi dapat terjadi karena belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis
atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam
melakukan reabsorbsi cairan hidrokel Pada orang dewasa, hidrokel dapat
terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
d. Gambaran klinis hidrokel congenital, Bila timbunan cairan hanya sedikit,
Bila timbunan cairan banyak terlihat skrotum membesar dan agak tegang,
Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari
e. Klasifikasi hidrokel yaitu Hidrokel primer Hidrokel primer terlihat pada
anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis
.Hidrokel sekunder Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung
berkembang lambat dalam suatu masa dandianggap sekunder terhadap
obstruksi aliran keluar limfe.
f. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul adalah
A. Pre operasi
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
pembengkakan skrotum
2. Resiko kerusakan integritas kulit : skorotum berhubungan dengan
adanya gesekan dan peregangan jaringan kulit skrotum.
3. Perubaan body image : citra tubuh berhubungan dengan perubahan
bentuk skrotum.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan .
B. Post operasi
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel
1. Resiko infeksi berhubungan dengan insisi post op.
2. Defisit pengetahuan orangtua berhubungan dengan nkondisi anak :
prosedur pembedahan, perawatan post op,program pentalaksanaan.
3. Nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit jaringan, trauma
pembedahan.

4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang,dan kami juga
berharap, setelah membaca makalah ini kita menjadi lebih mengetahui konsep
rencana asuhan keperawatan pada pasien Hidrokel.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad.1993. Ginekologi. Elstar. Bandung


Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC.
Jakarta

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel


Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA: 2000/2001 PSIK.FK.
Unair,Surabaya.
Friedman,Borten,Chapin. 1998. Seri Skema Diagnosa & Penatalaksanaan
Ginekologi. Edisi 2. Bina Rupa Aksara. Jakarta
Galle,Danielle. Charette,Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
EGC. Jakarta.
Hartono,Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining Di
Indonesia.Kursus Pra Kongres POGI XI Denpasar.Mombar Vol. 5 No.2
Mei 2001
Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo &
JNKKR -POGI, Jakarta..

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dg Hidrokel

Anda mungkin juga menyukai