Anda di halaman 1dari 17

1.

LATAR BELAKANG

Pelayanan Kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan


dan merupakan wujud pelaksanaan pekerjaan kefarmasian berdasarkan UU No.23
tahun 1992 tentang Kesehatan. Saat ini paradigma pelayanan kefarmasian telah
bergeser dari drug oriented menjadi pelayanan yang berorientasi pada pasien yang
mengtacu pada asas pharmaceutical care. Kegiatan pelayanan yang semula hanya
berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi bertambah menjadi pelayanan yang
komprehensif berbasis pasien dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Konsekuensi dari perubahan paradigma tersebut maka apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar mampu berkomunikasi dengan
tenaga kesehatan lain secara aktif, berinteraksi langsung dengan pasien disamping
menerapkan keilmuannya dibidang farmasi. Apoteker disarana pelayanan kesehatan
mempunyai tanggung jawab dalam memberikan informasi yang tepat tentang terapi
obat pada pasien. Apoteker berkewajiban menjamin bahwa pasien mengerti dan
memahami serta patuh dalam penggunan obat, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan keberhasilan terapi khusunya kelompok pasien lanjut usia dan pasien
dengan penyakit kronis.

2. TUJUAN
- Tujuan Umum
Tercapainya keberhasilan terapi obat
- Tujuan Khusus

 Terlaksananya pendampingan pasien oleh mahasiswa farmasi yang sebagai


calon apoteker untuk mendukung efektivitas, keamanan, dan kesinambungan
pengobatan.

 Terwujudnya komitmen, keterlibatan, dan kemandirian pasien, dan keluarga


dalam penggunaan obat dan atau alat kesehatan yang tepat.

 Terwujudnya kerjasama profesi kesehatan pasien dan keluarga.

pg. 1
3. MANFAAT

- Bagi Pasien

 Terjaminnya keamanan, efektifitas dan keterjangkauan biaya pengobatan

 Meningkatkan pemahaman dalam pengelolaan dan penggunaan obat dan/atau


alat kesehatan

 Terhindarnya reaksi obat yang tidak diinginkan

 Terselesaikannya masalah penggunaan obat dan/atau alat kesehatan dalam


situasi tertentu

- Bagi Apoteker

 Pengembangan kompetensi apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah

 Pengakuan profesi farmasi oleh masyarakat kesehatan, masyarakat umum dan


pemerintah

 Terwujudnya kerjasama antar profesi kesehatan

4. PRINSIP- PRINSIP PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH

 Pengelolaan pelayanan kefarmasian di rumah dilaksanakan oleh apoteker yang


kompeten

 Mengaplikasikan peran sebagai pengambil keputusan profesional dalam


pelayanan kefarmasian sesuai kewenangan

 Memberikan pelayanan kefarmasian di rumah dalam rangka meningkatkan


kesembuhan dan kesehatan serta pencegahan komplikasi

 Menjunjung tinggi kerahasiaan dan persetujuan pasien (confidential and inform


consent)

 Memberikan rekomendasi dalam rangka keberhasilan pengobatan

 Melakukan telaah (review) atas penatalaksanaan pengobatan

 Menyusun rencana pelayanan kefarmasian berdasarkan pada diagnosa dan


informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan dan pasien/keluarga

pg. 2
 Membuat catatan penggunaan obat pasien (Patient Medication Record) secara
sistematis dan kontiniu, akurat dan komprehensif

 Melakukan monitoring penggunaan obat pasien secara terus menerus

5. PERAN MAHASISWA FARMASI DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN


DI RUMAH

Peran mahasiwa dalam pelayanan kefarmasian dirumah meliputi:

a) Penilaian dan Pencatatan data awal pasien

 Nama Pasien, alamat, No.Telp, dan tanggal lahir pasien

 Nama, alamat, no telp yang bias dihubungi dalam keadaan emergency

 Tinggi, berat badan, dan jenis kelamin pasien

 Pendidikan terakhir pasien

 Hasil diagnose

 Hasil uji laboratorium

 Riwayat penyakit pasien

 Riwayat alergi

 Profil pengobatan pasien yang lengkap (Obat Keras, dan OTC),


imunisasi, obat tradisional (Medication history interview)

 Nama dokter, alamat, no telp, dll

 Institusi atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pelayanan


kesehatan dirumah dan no.telp

Jika pemberian pelayanan kefarmasian dirumah bersama-sama dengan


tenaga kesehatan lain, maka apoteker harus menjamin adanya tanggung
jawab dan komitmen bersama dari setiap tenaga kesehatan untuk berbagai
informasi yang berhubungan dengan pasien. Data yang diperoleh kemudian
dikoordinasikan dengan tenaga kesehatan lain.

pg. 3
b) Mengidenifikasi masalah kefarmasian yang terjadi

I. Cara penggunaan obat dirumah, yakni:

 Sesudah/sebelum/selama makan

 Mahasiswa perlu mengkonfirmasi bagaiman cara pasien dalam


meminum obat

 Setiap obat memiliki aturan penggunan yang berbeda-beda.


Ketidaktepatan dalam penggunan obat akan mempengaruhi
efektivitas kerja obat

 Penggunaan obat cair (suspense)

 Mahasiswa perlu mengkonfirmasi kepada pasien bagaimana cara


menggunakan obat sediaan cair seperti suspense. Sediaan
suspense harus dikocok terlebih dahulu sebelum digunakanagar
zat aktif terdispersi secara merata dan dosis menjadi homogen.

 Mahasiswa perlu mengkonfirmasi kepada pasien bagaimana cara


menggunakan obat sediaan cair jika tertera aturan pakai 3x1
sendokn makan. Pengertian sendok makan, sendok the ataupun
sendok bubur dalam ilmu farmasi berbeda dengan sendok makan
masyarakat pada umumnya.

 Frekuensi penggunan obat 1 kali sehari atau 2 kali sehari atau 3 kali
sehari

 Perlu dilakukan pengecekan apabila pasien paham dengan


makna penulisan frekuensi penggunan obat pada label obat.
Misalnya 3x1 tablet makna yang benar adalah pasien
meminum obat 3 kali sehari sebanyak 1 tablet, diminum setiap 8
jam. Jangan sampai pasien memahaminya sebagai 3 tablet
diminum sekaligus pada satu waktu.

 Penggunaan Antibiotik

 Dalam hal penggunan antibiotic perlu ditanyakan apakah pasien


memiliki riwayat alergi atau tidak

pg. 4
 Untuk penggunaan antibiotic, antivirus, antifungi sebaiknya
diminum sesuai aturan penggunaan. Jika tertera 2x1 tablet
sebaiknya disarankan diminum 1 tablet setia[ 12 jam.

 Penggunaan obat tetes mata dan sediaan farmasi lain (suppositoria,


inhaler, turbuhaler, dll)

 Mahasiswa mengkonfirmasi kepada pasien bagaiman cara


penggunaan obat tetes mata jika pasien menggunakannya untuk
mengetahui apakah pasien benar dalam menggunakannya.

 Mahasiswa mengkonfirmasi kepada pasien bagaimana cara


menggunakan obat tetes mata jika pasien menggunakannya
untuk mengetahui apakah pasien benar dalam menggunakannya.

II. Penyimpanan Obat

 Mahasiswa mengkonfirmasi kepada pasien bagaimana cara pasien


dalam menyimpan obat-obat yang sedang dikonsumsi.

 Kriteria penyimpanan antara obat satu dengan obat yang lain berbeda-
beda.

o Penyimpanan pada lemari es bukan berarti obat disimpan di dalam


freezer. Pasien sering melakukan hal ini
o Obat tetes mata setelah dibuka tidak boleh digunakan lagi setelah 30
hari sejak tanggal pertama di buka.
o Sirup kering antibiotic yang telah di rekontruksi stabil 7 hari pada suhu
kamar, dan 14 hari pada suhu lemari es
 Kesalahan dalam penyimpanan obat akan mempengaruhi stabilita bahan
aktif obat sehingga mempengaruhi efektifitas kerja obat.

III. Mengidentifikasi DRP


Mahasiswa belajar mengidentifikasi DRP pada obat yang sedang atau akan
diminum oleh pasien DRP meliputi:
 Ada indikasi tidak ada obat
 Ada obat tidak ada indikasi
 Pemilihan obat yang kurang tepat
 Dosis obat terlalu tinggi
 Dosis obat yang terlalu rendah
 Ketidakpatuhan pasien
 Reaksi obat yang tidak diinginkan

pg. 5
 Efek samping mengidentifikasi sekaligus memonitoring efek samping
obat
 Interaksi obat

c) Menyusun rencana asuhan kefarmasian

Dalam membuat rencana pelayanan kefarmasian untuk menyelenggarakan


pelayanan kefarmasian di rumah, mahasiswa farmasi berkerjasama dengan
pasien, keluarga dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain. Rencana
pelayanan kefarmasian ini sebaiknya mencakup hal-hal sebgai berikut:

 Gambaran masalah aktual dan masalah terkait obat dan cara


mengatasinya
 Gambarandari hasil terapi yang dilakukan
 Usulan pendidikan dan konseling untuk pasien
 Rencana khusus pelaksanaan monitoring dan frekuensi monitoring
yang akan dilakukan

Rencana pelayanan kefarmasian sebaiknya dibuat saat dimulainya terapi dan


secara teratur dikaji dan diperbaharui. Mahasiswa farmasi bertanggung jawab
mengkomunikasikan rencana pelayanan kefarmasian kepada pasien dan tenaga
kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien. Rencana pelayanan
kefarmasian ini diperbaharui oleh tim kesehatan yang harus dikomunikasikan
kesemua tenaga kesehatan yang terlibat. Rencana pelayanan kefarmasian dan
perubahannya harus didokumentasikan dalam catatan penggunaan obat pasien.

d) Pemantauan terapi obat

Mahasiswa farmasi secara terus menerus bertanggung jawab melakukan


pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan obat pasien sesuai rencana
pelayanan kefarmasian dan disampaikan semua hasilnya kepada tenaga kesehatan
yang terlibat dalam pengobatan pasien. Hasil pemantauan ini didokumentasikan
dalam catatan penggunaan obat pasien. Mahasiswa farmasi dalam berkolaborasi
dengan dokter dan tenaga kesehatan lain sebaiknya membuat protocol
pementauan terapi obat untuk berbagai pengobatan yang bersifat individual dan
khusus di dalam rencana pelayanan kefarmasian. Mahasiswa kemudian

pg. 6
menyiapkan suatu analisis interpretasi dan informasi ini dan membuat
rekomendasi untuk penyesuaian dosis dan keputusan apakah terapi dilanjutkan
atau dihentikan. Mahasiswa menjamin bahwa hasil uji laboratorium sesuai dan
dapat digunakan untuk pemantauan. Semua hasil pemantauan ini
didokumentasikan dalam catatan penggunaan obat pasien.

e) Monitoring efek samping obat

Mahasiswa melakukan pemantauan dan melaporkan hasil monitoring efek


samping obat dan kesalahan pengobatan. Mahasiswa farmasi memastikan bahwa
dokter telah menginformasikan setiap kemungkinan munculnya efek samping
obat. Efek samping yang munculdapat dijadikan indicator mutu pelayanan dan
monitoring efek samping obat harus menjadi bagian dari program pelayanan
secara terus menerus. Reaksi efek samping yang serius dan masalah terkait obat
harus dilaporkan ke Badan POM RI.

f) Konseling kepada pasien

Mahasiswa bertanggung jawab memastikan bahwa pasien menerima pendidikan


dan konseling tentang terapi pasien. Mahasiswa harus mudah dihubungi jika ada
pertanyaan atau munculnya permasalahan yang terkait obat. Mahasiswa juga
menyediakan informasi tambahan dalam bentuk tulisan untuk memperkuat
informasi yang diberikan secara lisan . dalam menentukan informasi yang
diberikan dalam pendidikan dan konseling pasien .

Mahasiswa membutuhkan pendapat dari para professional kesehatan, yang


meliputi:

 Gambaran pengobatan, mencakup obat, dosis , cara pemberian, interval


dosis, dan lama pengobatan
 Tujuan pengobatan dan indicator tujuan pengobatan
 Teknik penilaian untuk memonitoring efektivitas terapi
 Pentingnya mengikuti rencana perawatan
 Teknis aseptis
 Perawatan peralatan untuk pembuluh darah, jika ada

pg. 7
 Petunjuk cara pemberian obat
 Pemeriksaan obat dan peralatan yang digunakan
 Peralatan yang digunakan dan dan cara perawatannya
 Manajemen inventarisasi di rumah dan prosedur penyelamatan peralatan
 Potensi munculnya efek samping obat, interaksi obat-makanan, kontra
indikasi, reaksi yang tidak diharapkan dan cara mengatasinya
 Petunjuk penyiapan , penangan dan pembuangan obat, peralatan dan
pembuangan biomedis
 Informasi cara menghubungi tenaga kesehatan yang terlibat dalam
pengobatan pasien.

Melihat peran di atas maka diperlukan kompetensi khusus dan komitmen bagi
calon apoteker yang akan berperan di pelayanan kefarmasian di rumah. Sebagai
tim kesehatan, apoteker juga mempunyai tanggung jawab dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas. Dengan demikian menjamin kualitas aktivitas drug
regimen review (telaah rejimen obat), apoteker dapat mempengaruhi kesehatan
dan kualitas hidup pasien secara bermakna.

Telah rejimen obah adalah suatu proses yang dilakasanakan oleh apoteker.
Sasarannya adalah menjamin hasil optimal dari terapi obat. Termasuk di
dalamnya konsiderasi indikasi, efektivitas, keamanan dari setiap obat dan
ketaatan pasien dalam terapi obat. Peran apoteker adalah mengidentifikasi,
memecahkan , dan mencegah terjadinya masalah terkait obat/Drug Related
Problem (DRP) untuk dapat berperna dalam tim, pasien dan keluarganya.

pg. 8
CONTOH

PHARMACEUTICAL CARE KESEHATAN KELUARGA

I. INFORMASI PASIEN

1. Nama Anwar Mansyur


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Alamat Lengkap Perumahan Muara Sarana Indah No. H8 RT. 1 RW. 5 kecamatan
DAU
4. No. Telefon 08125295120
5. Umur 43 tahun
6. Berat Badan 70 kg
7. Agama Islam
8. Pekerjaan Wiraswasta (percetakan sebagai mandor)
9. Status Perkawinan Menikah
10. Jumlah Anak 6
11. Pendidikan Terakhir S1 FAI UMM
12. Golongan Darah B Rhesus positif

II. INFORMASI LAIN YANG TERKAIT

1. Pasien sedang hamil : Ya √ Tidak

2. Pasien sedang menyusui: Ya √ Tidak

3. Menggunakan kontrasepsi: Ya √ Tidak

Nama Pil Oral Kontrasepsi : ____________________________

Digunakan mulai : ____________________________________

III. INFORMASI HEALTH CARE

1. Nama Dokter : dr. Ninin

Telp. : _________________________________________________

2. Nama Apoteker : _________________________________________________

Telp : _________________________________________________

pg. 9
IV. RIWAYAT PENYAKIT PASIEN

Asma Kanker √ Diabetes

Penyakit Jantung Hipertensi √ batu ginjal

Lainnya …….

V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Keluarga (Ayah, Ibu, ..........) Riwayat Penyakit


- -

VI. RIWAYAT ALERGI

Alergi Gejala, Efek yang terjadi, Reaksi


Antibiotik -
Obat Lain -

Makanan -
Cuaca (dingin,........) -
Debu (lainnya….) -

VII. LIFE STYLE PASIEN

Life Style Keterangan


Kebiasaan Makan (Makanan berlemak, fast Suka makan seafood, minuman manis
food, minuman bersoda, dll)
Kebiasaan Merokok -
Kebiasaan Tidur Normal
Pola Kebersihan Pasien
Lainnya Jarang berolahraga
Pasien minum jamu buatan sendiri

pg. 10
VIII. DATA SWAMEDIKASI

Tersedia Kotak Obat di Rumah : √ Ya Tidak

Jumlah Satuan
(.....
Tanggal Tempat
Golongan Obat Nama Obat tablet/kapsul
Kadaluarsa Penyimpanan
/strip
/box/botol/tube)
Antibiotik -
Analgesik, Parasetamol
Antipiretik,
Antiinflamasi
Antihistamin -
Obat Sistem -
Pencernaan
(Diare, Laxatif,
dll)
Obat Sistem Obat batuk
Pernafasan (sirup OBH
(Batuk, Pilek, comb.)
Asma)
Vitamin Redoxon B
kompleks
Obat Herbal/ -
Suplemen
Lainnya

pg. 11
IX. RIWAYAT PENGOBATAN

Saat ini sedang menggunakan obat tertentu : Ya √ Tidak

Data Penggunaan Obat


Tgl Resep Catatan
Nama Bentuk Tgl Instruksi
Rute Dosis Indikasi Berhe Dokte Kefarm
Obat Sediaan Mulai Khusus
nti r asian
Metformin tablet
Glipirid
Inerson salep

*Saat ini pasien sudah tidak menggunakan obat diatas namun pasien pernah menggunakan
obat tersebut. Saat ini pasien menggunakan obat topical untuk mengobati psoriasisnya.

X. ANALISIS MASALAH TERKAIT OBAT

Problem Medik S/O Terkait Terapi Analisis Masalah Terkait


Obat

pg. 12
Pembahasan

Asuhan kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah tanggung jawab langsung apoteker


pada pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien dengan tujuan mencapai hasil
yang ditetapkan yang memperbaiki kualitas hidup pasien. Asuhan kefarmasian tidak hanya
melibatkan terapi obat tapi juga keputusan tentang penggunaan obat pada pasien. Termasuk
keputusan untuk tidak menggunakan terapi obat, pertimbangan pemilihan obat, dosis, rute
dan metoda pemberian, pemantauan terapi obat dan pemberian informasi dan konseling pada
pasien. Untuk itu sebagai calon farmasis kami melakukan home visit sebagai salah satu
bentuk pelayanan kefarmasian.
Berdasarkan hasil dari home visit yang dilakukan ke rumah pasien didiagnosa pasien
mengalami penyakit psoriasis. Psoriasis adalah gangguan inflamasi umum pada kulit,
psoriasis dimediasi oleh t-limfosit. Penyakit ini dihasilkan dari interaksi yang kompleks dari
beberapa faktor genetik dan lingkungan.

PSORIASIS

 Appearance

Pada umumnya bentuk psoriasis tebal, besar, merah, ada plak yang luas diseluruh
permukaan extensor dari siku dan lutut. Bidangnya simetris dan terkadang ada bidang
di bagian belakang area. Di bagian kulit kepala juga sering terlihat. Psoriasis juga
dapat mengenai telapak kaki.

 Faktor psikologi

Di beberapa orang bidang tersebut lama hilangnya dan terkadang terlihat sedikit ada
perubahan. Di kasus lainnya, perubahan kulit terkadang menjadi lebih parah dan
menyebar ke bagian tubuh lainnya, sering muncul ketika stress terjadi,pengaruh
psikologi dari gangguan kulit kronik seperti psoriasis tidak bisa diremehkan. Psoriasis
tidak dapat disembuhkan meskipun terdapat beberapa terapi yang dapat mengurangi
psoriasis. Beberapa jenis cream dan salep tersedia di pasaran, tetapi banyak dari
produk tersebut yang rusak, berbau, meninggalkan noda pada baju dan sulit untuk di
aplikasikan . terapi tersebut tidak selalu berhasil, dan dapat menyebabkan kulit sakit
dan terdapat kulit normal di sekitar plak psoriasis.

pg. 13
 Manajemen Terapi
Adapun terapi yang didapat pada pasien yaitu terapi farmakologi dan non farmakologi
untuk pasien psoriasis yaitu :

 Terapi non farmakologis :

 Teknik menurunkan stress, psikoterapi termasuk manajemen stress , teknik


relaksasi disarankan lebih dilakukan pada pasien yang menderita psioriasis.
Penurunan stress menunjukan bahwa dapat mengurangi keparahan dan
keluasaan psioriasis.
 Oatmeal baths. Mandi menggunakan oatmeal pada air hangat dapat
membantu mengurangi gatal-gatal karena psioriasis dan mengurangi
kebutuhan obat anti pruritic
 Non medicated moisturizers. Memelihara kelembapan kulit untuk
mengontrol psoriasis. Emolien mengembalikan kelembutan kulit,
mengurangi pruritis dan membantu mencegah nya kulit terkelupas dan
berdarah. Penggunaan moisturizer ini dipakai beberapa kali sehari untuk
mencegah kekeringan. Produk moisturizer tanpa pengharum yang
disarankan untuk digunakan.
 Hindari iritasi karena bahan kimia pada kulit. Sabun yang keras dan
detergen seharusnya tidak digunakan . pembersihan dilakukan dengan air
hangat , atau penggunaan bahn yang bebas lemak dan pengharum
 Hindari trauma kulit. Sunburn dapat memperparah psoriasis. Tabir surya
dengan spf minimal 15 harus rutin digunakan pada saat berada di luar
ruangan. Spf 30 lebih disarankan. Hindari menggaruk kulit, yang dapat
memperburuk psoriasis. Menggunakan pakaian yang tertutup dapat
menghindari dari iritasi kulit karena paparan sinar matahari

 Terapi farmakologi :
Alternatif terapi farmakologi untuk plak pada psoriasis termasuk terapi topical,
fototerapi, fotokemoterapi dan terapi sistemik (oral atau injeksi). Pemilihan terapi
biasanya berdasarkan keparahan dari penyakitnya itu sendiri. Pada beberapa
kasus, terapi dengan kombinasi lebih dipilih. Untuk terapi topikal dapat
digunakan pada pasien dengan psoriasis terbatas dan ringan. fototerapi dan
fotokemoterapi digunakan pada psoriasis sedang sampai berat. Terapi sistemik
biasanya digunakan pada pasien dengan plak yang luas dan sedang sampai

pg. 14
psoriasis yang berat. Untuk meminimumkan toksisitas pada pasien terapi sistemik
kadang digunakan secara bergiliran atau digunakan pada kombinasi dengan
terapi topikal dan fototerapi.
Terapi topikal untuk psoriasis adalah terapi awal untuk pasien dengan psoriasis
ringan sampai sedang. Terapi topical termasuk dengan kortikosteroid,antharalin,
vitamin D3 analog seperti calcipotriol, retinoids seperti tazarotene dan topikal
immunomodulators seperti tacrolimus and pimecrolimus.
 Terapi topical

Dokter biasanya akan memberikan terapi topical pada pasien psoriasis, biasanya berisi
hanya emollient saja atau dikombinasikan dengan bahan aktif. Emollient sangatalh
penting pada pasien psoriasis tetapi terkadang kurang dimanfaatkan.

 Calcipotriol atau tacalcitol

Turunan dari vitamin D yang terdapat pada calcipotriol atau tacalcitol. Sediaan ini
tidak berbau atau meninggalkan noda dan sudah digunakan secara luas pada
terapi psoriasis ringan sampai sedang. Sebuah review sistematik menunjukan
bahwa efikasi dari sediaan ini sama bagusnya dengan dithranol. Jika digunakan
secara berlebihan ada resiko menyebabkan hiperkalemia.

 Topical steroid

Topical steroid harus dibatasi pada penggunaan di bagian kulit yang lentur dan
bagian kulit kepala. Meskipun efektif untuk mengurangi plak kulit pada tubuh,
penggunaan dalam jumlah yang besar dan berlangsung lama pada kondisi
psoriasis kronik akan menimbulkan beberapa efek samping steroid seperti striae
(jaringan parut), skin atrophy, dan adrenocortical suppression. Penghentian
mendadak penggunaan preparasi steroid juga dapat memperparah psoriasis.

Terdapat kombinasi krim antara betamehtasone dan calciptriol, yang efektif tetapi
hanya dapat digunakan pada 30 % permukaan kulit. Digunakan hanya sampai
jangka waktu 4 minggu.

 Dithranol

pg. 15
Dithranol secara tradisional efektif dan merupakan terapi paling aman pada
psoriasis dan tersedia dalam bentuk sediaan cream (0,1 -2,0%) yang hanya dapat
digunakan dalam jangka waktu yang pendek sekitar 30 menit per hari dan baru
dihilangkan dengan emollient. Beberapa orang sangat sensitive pada dithranol
yang dapat menyebabkan iritasi kulit. . biasanya penggunaan dimulai dari
konsentrasi rendah kemudian secara bertahap dinaikkan sampai batas toleransi.
Pengguna sebaiknya mencuci tangannya sehabis pemakaian. Tidak digunakan
untuk bagian wajah, bagian tubuh yang lentur, serta genitalia. Ada beberapa orang
yang tidak bisa mentolerasi semuannya.

 Alternative terapi

Jika terapi oleh dokter tidak berhasil atau beberapa kasus memang parah. Terapi
lainnya termasuk phototerapi atau sistematik terapi dengan methotrexate, etretinate
atau cyclosporine. Namun beberapa dari terapi tersebut mempunyai efek samping
yang serius. Methotrexate telah dibuktikan efektif tetapi biasanya kambuh dalam
waktu 6 bulan, penggunaan methotreaxate jangka panjang memiliki resiko kerusakan
liver. (Symptoms in The Pharmacy 6th edition)

Kesimpulan

pg. 16
Pada pasien yang kami temui pasien mengalami psoriasis sejak lama yang
ditandai dengan timbulnya plak khas psoriasis di bagian bawah lutut dan dibagian siku
pasien. Pasien mendapatkan terapi topikal berupa salep racikan yang digunakan secara
teratur dioleskan pada bagian yang mengalami psoriasis. Disarankan kepada pasien untuk
menjaga tingkat stress, psikoterapi termasuk manajemen stress. Penurunan stress
menunjukan bahwa dapat mengurangi keparahan dan keluasaan psioriasis. Memelihara
kelembapan kulit untuk mengontrol psoriasis. Penggunaan moisturizer ini dipakai
beberapa kali sehari untuk mencegah kekeringan. Produk moisturizer tanpa pengharum
yang disarankan untuk digunakan.
Pasien juga disarankan agar menghindari iritasi karena bahan kimia pada kulit.
Sabun yang keras dan detergen seharusnya tidak digunakan . pembersihan dilakukan
dengan air hangat. Hindari juga trauma kulit. Sunburn dapat memperparah psoriasis. Tabir
surya dengan spf minimal 15 harus rutin digunakan pada saat berada di luar ruangan. Spf
30 lebih disarankan. Hindari menggaruk kulit, yang dapat memperparah dari psoriasis
pada pasien. Pasien diharapkan lebih rutin berolahraga karena dengan berolahraga
imunitas dari pasien akan meningkat.

pg. 17

Anda mungkin juga menyukai

  • Ctak Kartu Nama
    Ctak Kartu Nama
    Dokumen1 halaman
    Ctak Kartu Nama
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Sop Perawatan Bayi Baru Lahir Normal
    Sop Perawatan Bayi Baru Lahir Normal
    Dokumen2 halaman
    Sop Perawatan Bayi Baru Lahir Normal
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan 2019
    Surat Pernyataan 2019
    Dokumen2 halaman
    Surat Pernyataan 2019
    Hidayatullah Asmy
    Belum ada peringkat
  • Riset
    Riset
    Dokumen15 halaman
    Riset
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Segala
    Segala
    Dokumen4 halaman
    Segala
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover Sis. Endokrin
    Cover Sis. Endokrin
    Dokumen3 halaman
    Cover Sis. Endokrin
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Cushing Sy
    Cushing Sy
    Dokumen15 halaman
    Cushing Sy
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover Sis. Endokrin
    Cover Sis. Endokrin
    Dokumen3 halaman
    Cover Sis. Endokrin
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Isi Makalah
    Isi Makalah
    Dokumen1 halaman
    Isi Makalah
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover Dan Daftar Isi
    Cover Dan Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Cover Dan Daftar Isi
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar Dan Daftar Isi
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • 7.daftar Pustaka
    7.daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    7.daftar Pustaka
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Isi Makalah
    Isi Makalah
    Dokumen17 halaman
    Isi Makalah
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Dokumen2 halaman
    Osteoporosis
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Rock Way
    Belum ada peringkat
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Dokumen2 halaman
    Osteoporosis
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen18 halaman
    Bab 1
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Penanggulangan Bencana Tanah Longsor
    Penanggulangan Bencana Tanah Longsor
    Dokumen27 halaman
    Penanggulangan Bencana Tanah Longsor
    Anonymous y5kJydO
    Belum ada peringkat
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Dokumen2 halaman
    Osteoporosis
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • 7.daftar Pustaka
    7.daftar Pustaka
    Dokumen8 halaman
    7.daftar Pustaka
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Absen Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
    Absen Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
    Dokumen1 halaman
    Absen Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Materi 1 Dasar PP
    Materi 1 Dasar PP
    Dokumen37 halaman
    Materi 1 Dasar PP
    sischaaa
    Belum ada peringkat
  • Soal CRP Uab
    Soal CRP Uab
    Dokumen6 halaman
    Soal CRP Uab
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Edema Paru Fix
    Makalah Edema Paru Fix
    Dokumen32 halaman
    Makalah Edema Paru Fix
    feri
    Belum ada peringkat
  • Kasus Bencana Longsor
    Kasus Bencana Longsor
    Dokumen4 halaman
    Kasus Bencana Longsor
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat
  • Soal CRP Uab
    Soal CRP Uab
    Dokumen6 halaman
    Soal CRP Uab
    Widia Dwi Lestari
    Belum ada peringkat