Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep dasar penyakit


1. Pengertian
Hidrokel adalah sesuatu yang tidak nyeri bila ditekan, massa berisi cairan
yangdihasilkan dari gangguan drainase limfatik dari skrotum dan pembengkakan
tunikavaginalis yang mengelilingi testis (Lewis, 2014).
Hidrokel adalah penyebab umum dari pembengkakan skrotum dan
disebabkanoleh ruang paten di tunika vaginalis. Hidrokel terjadi ketika ada
akumulasi abnormalcairan serosa antara lapisan parietal dan visceral dari
tunika vaginalis yangmengelilingi testis (Parks & Leung, 2013).
Hidrokel adalah pelebaran kantong buah zakar karena terkumpulnya cairan
limfedi dalam tunica vaginalis testis. Hidrokel dapat terjadi pada satu atau dua
kantung buahzakar (Kemenkes RI, 2013)
hidrokel adalah penumpukan cairan berlebihan di antara cairan lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis, yang dalam keadaan normal cairan ini
berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di
sekitarnya (Purnomo, 2010)
Hydrocele adalah suatu penyakit dimana penderita mengalami kondisi
berupapenumpukan cairan pada selaput yang melindungi testis. Hydrocele
adalahpenumpukan cairan yang berlebihan antara lapisan parietalis dan visceralis
tunikavaginalis testis. (Pramono, 2008)
2. Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena hal berikut ini.
1. Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran
cairanperitoneum ke prosesus vaginalis (Hernia Komunikan)
2. Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam
melakukanreabsorbsi cairan hidrokel.
Pada bayi laki-laki, hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada
usiakehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi ke dalam
skrotum, dimanasetiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi
cairan yang mengelilingitestis tersebut.
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder.Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan
pada testis atauepididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi
atau reabsorbsi cairan dikantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin
suatu tumor, infeksi, atau traumapada testis/epididimis, dan penyumbatan
cairan atau darah di dalam kordaspermatika. Kemudian hal ini dapat
menyebabkan produksi cairan yang berlebihanoleh testis, maupun obstruksi
aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus
3. Epidemiologi
Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup
danlebih sering terjadi pada bayi prematur. Lokasi tersering adalah di sebelah
kanan, danhanya 10% yang terjadi secara bilateral. Insidensi menurun
seiring denganbertambahnya umur. Risiko hidrokel lebih tinggi pada bayi
prematur dengan beratbadan lahir kurangdari 1500 gram dibandingkan dengan
bayi aterm.

4. Anatomi dan fisiologi


a. Testis
Terletak di dalam skrotum.Testis memiliki 2 fungsi, yaitu
menghasilkan sperma dan membuat testosteron(hormon seks pria yang
utama).
b. Saluran
1) EpididimisFungsinya mengumpulkan sperma dari testis dan
menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan sperma.
2) Vas Deferensmerupakan saluran yang membawa sperma dari
epididimis.
3) Uretrapunya 2 fungsi: Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air
kemih darikandung kemih. Bagian dari sistem reproduksi yang
mengalirkan semen.
4) Vesicula Seminalisadalah sepasang kantong yang memproduksi 60%
cairan air mani dimana air sperma diangkut, cairan ini digunakan
untuk menyediakan nutrisi bagi sperma.
c. Kelenjar
1) Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakansumber makanan
bagi sperma
2) Kelenjar Cowper menghasilkan cairan berwarna bening menuju
saluran kencing saat rangsangan seksual sebelum ejakulasi dan
orgasme
d. Organ Genitalia eksternaOrgan Genitalia eksterna terdiri atas :
1) Penis terdiri dari:
a) Akar (menempel pada didnding perut)
b) Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
c) Glans penis(ujung penis yang berbentuk seperti kerucut). Lubang
uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di
umung glans penis.
2) rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak
bersebelahan.
3) Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi
uretra.Jika terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak
(mengalami ereksi).
4) Skrotummerupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara
normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh

5. Patofisiologi

Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus


vaginalis yangmasih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui
saluran mikroskopisdengan rongga peritoneum dan berbentuk katup
sehingga cairan dari ronggaperitoneum dapat masuk ke dalam kantong
hidrokel dan sukar kembali ke ronggaperitoneum (Mantu, 1993). Pada
kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat berbentukkantong yang mencapai
scrotum. Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital(bawaan sejak
lahir) ataupun ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis
tersebutsehingga menyebabkan tidak menutupnya rongga peritoneum
dengan prosessusvaginalis sehingga terbentuklah rongga antara tunika
vaginalis dengan cavumperitoneal dan menyebabkan terakumulasinya
cairan yang berasal dari sistem limfatikdisekitarnya. Cairan seharusnya
seimbang antara produksi dan reabsorbsi oleh sistemlimfatik di sekitarnya,
tetapi pada penyakit ini terjadi gangguan sistem sekresi ataureabsorbsi cairan
limfa sehingga terjadi penimbunan pada tunika vaginalis. Akibat daritekanan
yang terus-menerus, terjadi obstruksi aliran limfe atau vena di dalam
funikulusspermatikus dan terjadi atrofi testis yang dikarenakan akibat dari
tekanan pembuluhdarah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.

Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus


spermatikus dan jugadapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam
rongga perut pada undensensustestis. Hidrokel infantilis biasanya akan
menghilang dalam tahun pertama, umumnyatidak memerlukan pengobatan
jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis.Hidrokel testis
dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang
salingberhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan
tampak lebihbesar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang
masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan
mengecil pada esok paginyasetelah anak tidur semalaman.

Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder.Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis
atau epididimis yangmenyebabkan terganggunya sistem sekresi atau
reabsorpsi cairan di kantong hidrokel.Kelainan tersebut mungkin merupakan
suatu tumor, infeksi atau trauma pada testisatau epididimis. Dalam keadaan
normal cairan yang berada di dalam rongga tunikavaginalis berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistemlimfatik (Purnomo,
2003)

6. Tanda dan gejala


Gejala dan Tanda Hidrokel pada Umumnya :
1) Pembesaran skrotum. Di bagian bawah besar, bagian atas kecil seperti buah
peer.
2) Penderita merasa berat pada skrotumnya
3) Rasa nyeri dapat dirasakan penderita, pada bentuk kronik jarang ada keluhan
ini.
4) Palpasi hidrokel teraba elastik, lunak sampai tegang. (tergantung isi cairan
hidrokel)
5) Adanya fluktuasi cairan hidrokel
6) Hidrokel tidak dapat direposisi seperti pada hernia, kecuali ada hubungan
antarahidrokel dan rongga perut
7) Testis mungkin teraba, mungkin tidak. (tergantung banyaknya cairan yang
ada)
8) Bila penderita disuruh batuk, dalam hal ini impuls batuk tidak diteruskan ke
hidrokel.(karena pada hidrokel tidak ada hubungan dengan rongga perut)

7. Pemeriksaan penunjang/ diagnostic


1. Transiluminasi
Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya
menemukan massa skrotum. Dilakukan di dalam suatu ruang gelap, sumber
cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum (ADAM, 2013) Struktur
vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembusi
sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang
mengandung cairan serosa, seperti hidrokel.
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum
dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel), vena
abnormal (varikokel) dan kemungkinan adanya tumor.
8. Komplikasi
Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma
danhidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis
sehinggamenimbulkan atrofi testis (Purnomo,2010). Komplikasi yang dapat
terjadi pada pasiendengan hidrokel yaitu:
1. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi
2. Mengganggu kesuburan dan fungsi seksual pasien
3. Infeksi testi
4. Kompresi pada peredaran darah testis.

9. Penatalaksanaan
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel menurut Mursalim (2012) adalah :
1. Aspirasi
Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka
kekambuhannyatinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa
infeksi. Beberapaindikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah sebagai
berikut :
a. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
b. Indikasi kosmetik
c. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu
pasiendalam melakukan aktivitasnya sehari-hari
2. Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena
seringkalihidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat
operasi hidrokel,sekaligus melakukan herniografi. Pada hidrokel testis
dewasa dilakukanpendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan
marsupialisasi kantong hidrokelsesuai cara Winkelman atau aplikasi kantong
hidrokel sesuai cara Lord. Padahidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi
hidrokel secara in toto. Pada hidrokeltidak ada terapi khusus yang diperlukan
karena cairan lambat laun akan diserap,biasanya menghilang sebelum
umur 2 tahun. Tindakan pembedahan untukmengangkat hidrokel ini bisa
dlakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).Indikasi operasi
perbaikan hidrokel menurut Noviana (2011) adalah sebagaiberikut :
1. Gagal untuk hilang pada umur 2 tahun
2. Rasa tidak nyaman terus-menerus akibat hidrokel permagna
3. Pembesaran volume cairan hidrokel sehingga dapat menekan
pembuluhdarah
4. Adanya infeksi sekunder (sangat jarang)

Penatalaksanaan Post Operasi

Penyembuhan post-operasi hidrokel biasanya cepat. Terapi yang


dapat diberikanmenurut Noviana (2011) antara lain sebagai berikut.

1. Analgetik a.Ibuprofen 10mg/kg setiap 6-8 jam;b.paracetamol


15 mg/kg setiap 6-8 jam;c.hindari penggunaan narkotika pada
bayi karena adanya risiko apneud.Paracetamol dengan kodein
(1mg/kg kodein) setiap 6-8 jam
2. Sekitar 2 minggu setelah operasi, posisi mengangkang harus
dihindari untukmencegah perpindahan testis yang mobile
keluar dari scrotum, dimana dapatterjebak oleh jaringan ikat
dan mengakibatkan cryptorchidism sekunder.
3. Aktivitas olahraga harus dibatasi selama 4-6 minggu.

B. Konsep asuhan keperawatan


Pengkajian Keperawatan
1. Anamnese Berkaitan dengan lamanya pembengkakan skrotum dan apakah
ukuran pembengkakan itu bervariasi baik waktu istirahat maupun dalam
keadaan emosional (menangis, ketakutan).
2. Pemeriksaan Fisik Lakukan pemeriksaan pada posisi berbaring dan berdiri.
Jika pada posisi berdiri tonjolan tampak jelas, baringkan pasien pada posisi
supine. Bila terdapat resolusi pada tonjolan (dapat mengecil), harus
dipikirkan kemungkinan hidrokel komunikan atau hernia. Bila tonjolan tidak
terlihat, lakukan valsava maneuver untuk meningkatkan tekanan
intarabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan dengan
menyuruh pasien meniup balon, atau batuk. Pada bayi, dapat dilakukan
dengan memberikan tekanan pada abdomen (palpasi dalam) atau dengan
menahan kedua tangan bayi diatas kepalanya sehingga bayi akan
memberontak sehingga akan menimbulkan tonjolan. Hidrokel dapat dibedakan
dengan hernia melalui beberapa cara :
a. Pada pemeriksaan fisik dengan transiluminasi hidrokel berwarna
merah terang, dan hernia gelap
b. Hidrokel pada saat diinspeksi terdapat benjolan yang hanya di
skrotum
c. Auskultasi pada hidrokel tidak ada bising usus, pada hernia ada bising
usus
d. Pada saat dipalpasi hidrokel teraba seperti kistik, tetapi pada hernia
teraba kenyal
e. Hidrokel tidak dapat didorong, hernia dapat didorong.
f. Lakukan transiluminasi test Transiluminasi adalah sorotan dari
sebuah lampu secara terus menerus pada area tubuh atau organ
untuk memeriksa adanya kelainan. Sediakan lampu kamar yang
redup atau dimatikan sehingga area tubuh dapat dilihat lebih jelas,
ambil senter, pegang skrotum, sorot dari bawah, bila sinar merata
atau menyala pada bagian skrotum, maka isinya cairan
g. Kaji setelah pembedahan berupa infeksi, perdarahan, disuria dan
drainase.

Diagnose keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan agen pencederah fisik

Intervensi keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri Berhubungan Setelah dilakukan 1. identifikasi sakala nyeri
Dengan Agen tindakan 1x7 jam 2. observasi ttv
Pencederah Fisik diharapkan nyeri 3. kolaborasi pemberian
berkurang dengan obat analgetik
kriteria hasil.
1) keluhan nyeri
hilang atau tidak
ada

Referensi
1. Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri
2. Purnomo, B., Daryanto, B., Seputra, K.P. 2010. Pedoman Diagnosis & Terapi.SMF
Urologi Laboratorium Ilmu Bedah. RSU dr. Saiful Anwar. Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijara Malang
3. Mantu, F. N, 1994, Catatan Kuliah Bedah Anak, 145, Jakarta, EGC.
4. Noviana, Retno Sindi., Etna Nur Afri Yuyetta 2011. Analisis Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bei Periode 2006 - 2010). Jurnal Akuntansi & Auditing. Volume 8. No.
1
5. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta,EGC, 1997
6. Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas Kedokteran
UniversitasBrawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186

Anda mungkin juga menyukai