Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN POST OPRASI HIDROKEL

DI RUMAH SAKIT TK II. DR.J.A LATUMETEN AMBON

Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan medical bedah II

Pada Praktek Klinik Keperawatan Semester IV

Jurusan Keperawatan Ambon

Disusun Oleh :

Nama : Felisya Bonara

Nim : P07120119017

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

JURUSAN KEPERAWATAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh empat serotype virus dengue dan ditandai dengan empat gejala
klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi pendarahan, hematomageli
dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom
renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat
menyebabkan kematian (Sucipto, 2011).
Dengue Hemmorhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue melalui gigitan nyamuk, penyakit ini telah dengan cepat menyebar
di seluruh wilayah WHO dalam beberapa tahun terakhir. Virus dengue
ditularkan oleh nyamuk betina terutama dari spesies Aedes aegypti dan, pada
tingkat lebih rendah, A. albopictus. Penyakit ini tersebar luas di seluruh daerah
tropis, dengan variasi lokal dalam risiko dipengaruhi oleh curah hujan, suhu dan
urbanisasi yang cepat tidak direncanakan (WHO, 2015)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus
Flavivirus, dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD
dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.
Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat
(Waris, 2013).
Demam berdarah dengue merupakan demam akut yang disebabkan oleh
virus dengue dan penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk aedes. Penyakit
ini biasanya ditandai oleh demam yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung selama 2-7 hari dengan suhu diatas 37,5 °C, adanya perdarahan
yang terjadi pada hari kedua dari demam dan umumnya terjadi pada kulit,
terjadi hepatomegali dan bisa juga terjadi syok (Nasronudin, 2007).
Demam berdarah (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD) merupakan
penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan dinegara sedang
berkembang, khususnya Indonesia. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya
angka morbiditas dan mortalitas. (Rampengan , 2007)
Demam Berdarah dengue adalah suatu infeksi arbovirus akut yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. Penyakit ini
sering menyerang anak, remaja an dewasa yang ditandai oleh panas, malaise,
sakit kepala, mual, nyeri, pegal seluruh tubuh, adanya petekia. Pada pasien
rejatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih dan jika
tak segera ditangani maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolic dan
kematian. Gangguan Hemostatis pada DBD menyangkut 3 faktor yaitu
perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Prinsip utama
dalam penatalaksanaan adalah tirah baring, pemberian makanan lunak dan
minum banyak, serta kolaborasi dokter dalam pemberian obat obatan
antipiretik, konsulti, antibiotik kortikosteroid dan anti koagulasi. (Suzanne C.
Smeltzer, 2001).

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Anatomi dan Fisiologi Berikut adalah anatomi fisiologi menurut (Vyas, et
al, 2014) yang berhubungan degan penyakit DHF yang petama adalah sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan
oksigen dari traktus distivus dan dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu,
sistem sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari
selsel ke ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa
metabolisme. Organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah,
dan darah.
1. Jantung
Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax, diantara
paru-paru, agak lebih kearah kiri.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a. Arteri (Pembuluh Nadi)
Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri dan kanan. Beberapa
pembuluh darah arteri yang penting :
1. Arteri koronaria
Arteri koronaria adalah arteri yang mendarahi dinding jantung
2. Arteri subklavikula
Arteri subklafikula adalah bawah selangka yang bercabang kanan kiri
leher dan melewati aksila.
3. Arteri Brachialis
Arteri brachialis adalah arteri yang terdapat pada lengan atas
4. Arteri radialis
Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
5. Arteri karotis
Arteri karotis adalah arteri yang mendarahi kepala dan otak
6. Arteri temporalis
Arteri temporalis adalah arteri yang teraba denyutnya di depan telinga
7. Arteri facialis
Teraba facialis adalah arteri yang denyutan disudut kanan bawah.
8. Arteri femoralis
Arteri femorais adalah arteri yang berjalan kebawah menyusuri paha
menuju ke belakang lutut
9. Arteri Tibia
Arteri tibia adalah arteri yang terdapat pada kaki
10. Arteri Pulmonalis
Arteri pulmonalis adalah arteri yang menuju ke paru-paru.
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah mikroskop.
Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya
bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar yang disebut
vena.
c. Vena (pembuluh darah balik)
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung. Beberapa vena yang
penting
1. Vena Cava Superior Vena balik yang memasuki atrium kanan,
membawa darah kotor dari daerah kepala, thorax, dan ekstremitas atas.
2. Vena Cava Inferior Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung
dari semua organ tubuh bagian bawah
3. Vena jugularis Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke
jantung
4. Vena pulmonalis Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari
paru-paru.

3. Darah
Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang disebut
plasma dan bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah suatu jaringan
tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna merah. Darah
adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma.
Jadi darah adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah yang
berwarna merah yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel darah
yang befungsi sabagai transfer makanan bagi sel. Volume darah pada tubuh
yang sehat / organ dewasa terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau
kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap orang tidak sama
tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.
Tekanan viskositas atau kekentalan dari pada darah lebih kental dari pada air
yaitu mempunyai berat jenis 1.041 – 1.067 dengan temperatur 380C dan PH
7.37 – 1.45. Fungsi darah secara umum terdiri dari :
a. Sebagai Alat Pengangkut
1) Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
2) Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paruparu
3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh.
4) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang
akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit, antibody atau zat-zat
anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh. Adapun proses pembentukan sel
darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu : sumsum tulang, hepar dan
limpa.

a. Sumsum Tulang
Susunan tulang yang aktif dalam proses hemopoesis adalah :
1) Tulang Vertebrae
Vertebrae merupakan serangkaian tulang kecil yang tidak teratur
bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang mampu
melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan penopang tubuh. Tubuh
manusia mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae mempunyai korpus
(badan ruas tulang belakang) terbentuk kotak dan terletak di depan dan
menyangga. Bagian yang menjorok dari korpus di belakang disebut arkus
neoralis (Lengkung Neoral) yang dilewati medulla spinalis, yang
membawa serabut dari otak ke semua bagian tubuh. Pada arkus terdapat
bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh otot-otot yang
menggerakkan tulang belakang yang dinamakan prosesus spinosus.
2) Sternum (tulang dada)
Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai pelekat tulang kosta
dan klavikula. Sternum terdiri dari manubrium sterni, corpus sterni, dan
processus xipoideus.
3) Costa (Tulang Iga)
Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang Costa vertebio sterno, 3 pasang costa
vertebio condralis dan 2 pasang costa fluktuantes. Costa dibagian
posterior tubuh melekat pada tulang vertebrae dan di bagian anterior
melekat pada tulang sternum, baik secara langsung maupun tidak
langsung, bahkan ada yang sama sekali tidak melekat.
b. Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada tubuh
manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen di bawah
diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus
hepatikus sinestra, keduanya bertemu membentuk ductus hepatikus
comunis. Ductus hepaticus comunis menyatu dengan ductus sistikus
membentuk ductus coledakus.
c. Limpa
Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk setengah
bulan berwarna kemerahan, limpa adalah organ berkapsula dengan
berat normal 100 – 150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai
organ limfaed dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah.
Limpa juga berfungsi menghancurkan sel darah merah yang rusak.

C. KEMUNGKINAN DATA FOKUS HANSIL WAWANCARA


1. Ibu klien mengatakan anaknya demam sejak 4 hari
2. Ibu klien mengatakan naknya susah makakan dan malas minum
3. Ibu klien mengatakan anaknya hanya minum kurang lebih 1000 ml/24 jam
4. Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya menurun dan makan hanya
sedikit

D. KEMUNGKINAN DATA FOKUS HASIL PEMERIKSAAN FISIK


1. Anak tampak lemas.
2. TTV: S: 37,8°C, N: 110 x/menit
3. Indeks masa tubuh (IMT): 16,23
4. Kulit teraba hangat
5. Membrane mukosa kering
6. Turgor kulit tidak elastis
7. Konjungtiva anemis
8. Trombosit 136 ribu/uL
9. Hematokrit 35,2 %
10. Hemoglobin 12,0 g/dL
11. Terdapat bitnik-bintik mrah pada tubuh

E. KEMUNGKINAN HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


a. Pemeriksaan darah
1. Pemeriksaan Darah lengkap
a) Hemoglobin biasanya meningkat, apabila sudah terjadiperdarahan
yang banyak dan hebat Hb biasanya menurun. Nilai normal: Hb: 10-
16 gr/dL
b) Hematokrit meningkat 20% karena darah mengental dan terjadi
kebocoran plasma. Nilai normal: 33- 38%
c) Trombosit biasa nya menurun akan mengakibat trombositopenia
kurang dari 100.000/ml . Nilai normal: 200.000-400.000/ml
d) Leukosit mengalami penurunan dibawah normal. Nilai normal: 9.000-
12.000/mm
2. Pemeriksaan kimia darah akan menunjukkan: hipoproteinemia,
hipokloremia, dan hyponatremia
3. Pemeriksaan analisa gas darah, biasanya diperiksa:
a) pH darah biasanya meningkat. Nilai normal: 7.35-7.45
b) Dalam keadaan lanjut biasanya terjadi asidosis metabolic
mengakibatkan pCO2 menurun dari nilai normal (35 – 40 mmHg) dan
HCO3 rendah.
a. Pemeriksaan rontgen thorak
Pada pemeriksaan rontgen thorak ditemukan adanya cairan di rongga
pleura yang meyebabkan terjadinya effusi pleura. (Wijayaningsih, 2013)

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus dengue.
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan krtidak mampuan mencerna makanan
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan istirahat tidur terganggu.
5. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler.
6. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual
dan nafsu makan yang menurun
7. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktoe
pembekuan darah (trombositopeni)

G. PERENCANAAN, TUJUAN DAN KRITERIA HASIL


1. Perencanaan
a. Kaji suhu tubuh pasien
b. Beri kompres air hangat
c. Ciptakan suasana terapuetik untuk menumbuhkan kepercayaan
d. Dengarkan dengan penuh perhatian
e. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
f. Memonitor berat badan
g. Memberikan makanan tinggi serat untuk mecegah konstipasi
h. Anjurkan posisi duduk
i. Anjurkan mengambil posisi nyaman
j. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai
toleransi). Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
evaporasi.
k. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat. Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian
yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan
suhu tubuh.
l. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap
3 jam sekali atau sesuai indikasi.
m. Awasi vital sign tiap 3 jam/sesuai indikasi
n. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi,
o. Pemberian cairan intravena
p. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
q. Observasi dan catat masukan makanan pasien.
r. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan).
s. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu
makan.
t. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit
u. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest ).
v. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika
ada tanda perdarahan seperti : hematemesis, melena, epistaksis.
w. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara
kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah
2. Tujuan
a. Suhu tubuh Kembali normal
b. Pasien bebas dari demam
c. Tingkat ansietas menurun
d. Nutrisi terpenuhi
e. Status kenyamanan meningkat
f. Tidak terjadi defisit voume cairan
g. Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi 
h. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan
makanan sesuai dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan
i. Tidak terjadi perdarahan
j. Jumlah trombosit meningkat.
3. Kriteria hasil
a. Suhu tubuh Kembali normal (36-37,5 °C)
b. Input dan output seimbang
c. Kecemasan menurun
d. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
e. Porsi makan dihabiskan
f. Berat badan meningkat
g. Keluhan sulit tidur menurun
h. Vital sign dalam batas normal
i. Tidak ada tanda presyok
j. Akral hangat
k. Input dan output seimbang
l. Vital sign dalam batas normal
m. Tidak ada tanda presyok
n. Akral hangat
o. Tekanan darah dan nadi dalam batas normal reguler, pulsasi kuat
p. Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat.

H. PERENCANAAN TINDAKAN UNTUK MASING-MASING DIAGNOSA


1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi virus dengue.
Perencanaan Tindakan:
a. Kaji suhu tubuh pasien
b. Beri kompres air hangat
c. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai
toleransi). Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
evaporasi.
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat. Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian
yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan
suhu tubuh.
e. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap
3 jam sekali atau sesuai indikasi.

2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi


Rencana tindakan:
a. Ciptakan suasana terapuetik untuk menumbuhkan kepercayaan
b. Dengarkan dengan penuh perhatian
c. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien

3. Deficit nutrisi berhubungan dengan krtidak mampuan mencerna makanan


a. Memonitor berat badan
b. Memberikan makanan tinggi serat untuk mecegah konstipasi
c. Anjurkan posisi duduk

4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan istirahat tidur terganggu.


a. Anjurkan mengambil posisi nyaman

5. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan


intravaskuler ke ekstravaskuler.
Perencanaan Tindakan:
a. Awasi vital sign tiap 3 jam/sesuai indikasi
b. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi,
c. Pemberian cairan intravena

6. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual
dan nafsu makan yang menurun
Perencanaan Tindakan:
a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
b. Observasi dan catat masukan makanan pasien.
c. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan).
d. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu
makan.

7. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktoe


pembekuan darah (trombositopeni)
Perencanaan Tindakan:
a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit
b. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest ).
c. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika
ada tanda perdarahan seperti : hematemesis, melena, epistaksis.
d. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara
kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah
I. REFERENSI

1. Sucipto, C.D. 2011. Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta: Goysen Publishing


2. Waris, L., Yuana, W.T., 2013. Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat terhadap
Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber
Binatang. Vol. 4, No. 3:144-49
3. Vyas, Jatin M, et al. 2014. Dengue Hemorrhagic Fever. Diakses pada hari
Selasa, 20 Oktober 2015 jam 12.00 WIB dari
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373.htm
4. WHO. 2015. Dengue and Severe Dengue. Diakses pada hari Selasa, 20 Oktober
2015 jam 12. 10 WIB dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/
5. Nasronudin, 2007, Imunopatofisiologimolekuler Infeksi Virus Dengue dalam
Penyakit Infeksi di Indonesia-Solusi Kini dan Mendatang, Airlangga University
Press Surabaya : 47-91.
6. Rampaeng, T. H. 2007. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
7. Wijayaningsih, K.S. 2013. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info
Media
8. Suzanne, C. Smeltzer. (2001). Keperawatan medikal bedah, edisi 8. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai