Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas berkatNya lah
saya dapat menyelesaikan makalah gizi diet tepat waktu.
Makalah gizi diet disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah “gizi
diet” di kampus. Selain itu,saya juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang “Nutrisi Pada Pasien Luka Bakar”

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah.


Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni . saya juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Ambon, 16 Juli 2020

1
DAFTAR ISI

Halaman judul…………………………………………………………………1

Kata pengantar………………………………………………………………...2

Daftar isi ………………………………………………………………………3

Bab I…………………………………………………………………………….4

A. Latar belakang……………………………………………………………….4
B. Rumusan masalah……………………………………………………………6
C. Tujuan………………………………………………………………….……6

Bab II…………………………………………………………………….……..7

A. Pengertian Luka Bakar………………………………………………………7


B. Klasifikasi Luka Bakar ……………………………………………………..9
C. Tujuan Diet Luka Bakar…………………………………………………….12
D. Menjalankan diet luka bakar………………………………………………..12
E. Syarat Dan Prinsip Diet Pada Luka Bakar…………………………………..13
F. Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian Pada Luka Bakar……………….………15
G. Preskripsi Diet (Penetapan Diet)……………………………………….……16
H. Bahan Makanan Sehari Serta Bahan Makanan Yang
Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan…………………………………….…….18
I. Cara pengobatan luka bakar………………………………………………… 22

Bab III……………………………………………………………………….…..25

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..25
B. Saran………………………………………………………………………….25

Daftar pustaka………………………………………………………………….26

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu sangat tinggi. Menurut
WHO, pada tahun 2004 hampir 310.000 orang diseluruh dunia meninggal karena
luka bakar dan 30% diantaranya berusia dibawah 20 tahun.

Anak rentan mengalami kekurangan gizi karena adanya kebutuhan kalori


tambahan untuk tumbuh dan berkembang, dan kadang-kadang tidak dapat
memenuhi asupan peroral bila sakit. Luka bakar pada anak lebih berat dibanding
dewasa, sehingga anak dengan luka bakar dapat berada pada kondisi sakit kritis
dan berisiko mengalami gangguan nutrisi

Tujuan dari dukungan nutrisi pada luka bakar adalah memberikan energi, cairan,
dan nutrisi dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan fungsi vital dan
homeostasis, memperbaiki aktivitas sistem imun, menurunkan risiko overfeeding,
mengganti protein yang hilang, mempertahankan massa tubuh terutama lean body
mass, mencegah kelaparan dan defisiensi nutrien tertentu, mempercepat
penyembuhan luka dan mengatasi infeksi. Kekurangan gizi dapat memperpanjang
masa perawatan dan penyembuhan, memperburuk keadaan kurang gizi yang
sedang berlangsung atau dapat menyebabkan anak kurang gizi paska luka bakar.
Sebaliknya, kelebihan gizi dapat menyebabkan peningkatan produksi
karbondioksida, mengganggu fungsi hepar, menyebabkan hiperglikemia,
hiperosmolaritas, dan gangguan ginjal.

Luka bakar merupakan salah satu rasa nyeri yang sangat hebat yang
pernah/dapat dialami seseorang yaitu rasa nyeri yang diakibatkan oleh terbakar.
Sewaktu luka bakar terjadi, terjadi rasa sakit yang sangat hebat karena ujung-

3
ujung dari saraf rusak sehingga menimbulkan perasaan sakit yang terus menerus.
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, kimia, listrik, cahaya, atau radiasi. Luka
bakar menjadi penting karena dapat menyebabkan kematian.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan
khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab (etiologi) dan
anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar
atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih
intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis
dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau
paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan
yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau percikan api.
Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko infeksi yang lebih besar
daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau
tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan
teknik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain.
Selain teknik pengobatan dan perawatan luka bakar yang baik, pasien luka
bakar juga membutuhkan nutrisi yang baik untuk mendukung penyembuhannya.
Gangguan nutrisi pada pasien yang dirawat dapat disebabkan karena keadaan
penyakit penderita atau dapat juga disebabkan kurangnya perhatian petugas
kesehatan. Menurut pakar ahli gizi sekitar 75 persen status gizi pasien yang
dirawat di rumah sakit mengalami penurunan. Karena itu pelayanan gizi pasien,
khususnya bagi penderita luka bakar, yang dirawat di rumah sakit perlu dilakukan
secara dini agar dapat dilakukan upaya pemberian nutrisi yang diperlukan.
Pemberian nutrisi pun bukan sekadar memberi makan, tetapi juga harus
memperhatikan kebutuhan gizi penderita. Dengan demikian kerja sama antara
dokter yang merawat dengan ahli gizi amat diperlukan agar makanan yang
dihidangkan sesuai dengan kebutuhan penderita tersebut.

4
B. Rumusan masalah
1. Apa itu luka bakar ?
2. Jelaskan klasifikasi luka bakar?
3. Jelaskan tujuan diet luka bakar?
4. Mengapa harus menjalankan diet luka bakar?
5. Syarat dan prinsip luka bakar?
6. Jelaskan Jenis Diet dan Indikasi Pemberian pada Luka Bakar?
7. Jelaskan Preskripsi Diet luka bakar?
8. Sebutkan Bahan Makanan Sehari serta Bahan Makanan yang
Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan?
9. Bagaimana cara pengobatan luka bakar di rumah dan dirumah sakit?

C. Tujuan
- Dapat membuat pembaca mengetahui apa itu luka bakar serta luka
bakar serta klasifikasi luka bakar
- Dapat membuat pembaca mengetahui tujuan diet luka bakar
- Dapat membuat pembaca mengetahui syarat, prinsip, jenis, indikasi
serta penempatan diet luka bakar
- Dapat membuat pembaca mengetahui cara mengobati luka bakar
dengan baik
- Dan dapat membuat pembaca mengetahui makanan apa saja yang di
anjurkan dan tidak di anjurkan bagi pasien penderita luka bakar

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Luka Bakar

1.  Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Sedangkan menurut Moenajat
(2001) luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan
beberapa keadaan yang mengancam kehidupan.

2.  Etiologi
Panas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa jenis
bahan kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar.
Panas atau suhu yang tinggi ini bisa berasal dari gas, cairan dan bahan padat
(solid) yang mengalami eningkatan suhu. Biasanya bagian tubuh yang terbakar
adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi pada jaringan di bawah kulit,
bahkan organ dalam pun bisa mengalami luka bakar meskipun kulit tidak
terbakar.
Sebagai contoh, meminum minuman yang sangat panas atau zat kaustik
(misalnya asam) bisa menyebabkan luka bakar pada kerongkongan dan
lambung. Menghirup asap dan udara panas akibat kebakaran gedung bisa
menyebabkan terjadinya luka bakar pada paru-paru.

6
Selain itu penyebab luka bakar yang lain adalah karena radiasi dan sengatan
listrik. Luka bakar listrik bisa disebabkan oleh suhu diatas 49820 Celsius, yang
dihasilkan oleh suatu arus listrik yang mengalir dari sumber listrik ke dalam
tubuh manusia.
Resistensi (kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran
listrik) yang tinggi terjadi pada kulit yang bersentuhan dengan sumber listrik,
karena itu pada kulit tersebut banyak energi listrik yang diubah menjadi panas
sehingga permukaannya terbakar.
Luka bakar listrik juga menyebabkan kerusakan jaringan dibawah kulit yang
sangat berat. Ukuran dan kedalamannya bervariasi dan bisa menyerang bagian
tubuh yang jauh lebih luas daripada bagian kulit yang terluka. Kejutan listrik
yang luas bisa menyebabkan kelumpuhan pada sistem pernafasan dan
gangguan irama jantung sehingga denyut jantung menjadi tidak beraturan.
Luka bakar kimia bisa disebabkan oleh sejumlah iritan dan racun, termasuk
asam dan basa yang kuat, fenol dan kresol (pelarut organik), gas mustard dan
fosfat.

3.  Patofisiologi
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh darah sehingga
air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan
edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan
hemokonsentrasi. Burn shock ( shock Hipovolemik ) merupakan komplikasi
yang sering terjadi dimana  manisfestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini
adalah :
a.    Respon kardiovaskuiler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran
kapiler mengakibatkan kehilangan natrium, air dan protein plasma, edema
jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung serta hemokonsentrasi
sel darah merah dan penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh. 
b.    Respon Renalis

7
Dengan menurunnya volume intravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR
menurun mengakibatkan keluaran urine juga menurun dan bisa berakibat gagal
ginjal.

c.    Respon Gastro Intestinal


Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas
gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik
dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan yang luas.
d.    Respon Imonologi

Kulit merupakan mekanisme pertahanan terhadap organisme yang berasal dari


luar. Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan
mikroorganisme masuk kedalam luka.

B. KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan


perawatan, luka bakar diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka,
dan keseriusan luka, yakni :
1.    Berdasarkan penyebab
a) Luka bakar karena api
b) Luka bakar karena air panas
c) Luka bakar karena bahan kimia

8
d) Laka bakar karena listrik
e) Luka bakar karena radiasi
f) Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
2.    Berdasarkan kedalaman luka bakar
a.    Luka bakar derajat I
a) Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
b) Kulit kering, hiperemi berupa eritema
c) Tidak dijumpai bulae
d) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
e) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10
hari
b.    Luka bakar derajat II
a) Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
b) Dijumpai bulae.
c) Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
d) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi
diatas kulit normal.

Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :


a. Derajat II dangkal (superficial)
1) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
2)   Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,   kelenjar
sebasea masih utuh.
3) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.

b. Derajat II dalam (deep)


1) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
2) Organ-organ kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian
besar masih utuh.

9
3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
c.    Luka bakar derajat III
a) Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih
dalam.
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea mengalami kerusakan.
c) Tidak dijumpai bulae.
d) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering
letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.
e) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal
sebagai eskar.
f) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung
saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
g) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi
spontan dari dasar luka.
3.    Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori,
yaitu :
a.    Luka bakar mayor
a) Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan
lebih dari 20% pada anak-anak.
b) Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
c) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
d) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri
tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya
luka.
e) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
f) Luka bakar moderat

10
g) Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20%
pada anak-anak.
h) Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
i) Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki,
dan perineum.
Luka bakar minor yang terdiri dari luka bakar tingkat 1 di bagian tubuh mana saja,
termasuk luka bakar tingkat dua yang lebarnya 5–7,5 cm.

c.    Luka bakar minor


Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak
(1992) adalah :
a) Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan
kurang dari 10 % pada anak-anak.
b) Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
c) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
d) Luka tidak sirkumfer.
e) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
Luka bakar mayor yang terdiri dari luka bakar tingkat 2 pada tangan, kaki, wajah,
alat kelamin, dan bagian tubuh lainnya dengan lebar luka lebih dari 5–7,5 cm.
Derajat luka bakar tingkat 3 juga termasuk kelompok luka bakar mayor.

Dibandingkan dengan luka bakar tingkat 1 dan 2, derajat luka bakar tingkat 3
lebih berisiko menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti infeksi, dehidrasi
berat, dan bahkan menyebabkan kematian.

Luka bakar yang parah juga dapat berisiko menyebabkan hipotermia dan


hipovolemia atau berkurangnya jumlah cairan di dalam darah. Kondisi ini
dapat menyebabkan syok.

C. Tujuan Diet Luka Bakar

11
Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan
mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi
secara optimal selama proses penyembuhan, dengan cara :
1.    Mengusahakan dan mempecepat penyembuhan jaringan yang rusak
2.    Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
3.    Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia.
4.    Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro

D. Melakukan diet luka bakar


Pemilihan makanan yang tepat tidak hanya mengembalikan energi yang hilang
dari pasien luka bakar, tetapi juga membantu memperbaiki kerusakan jaringan
yang terjadi. Tanpa diet yang baik, maka pasien luka bakar justru akan
semakin kritis, kekurangan energi, dan kerusakan jaringan yang terjadi akan
bertambah parah. Pemberian dan komposisi dari makanan juga tergantung
dengan derajat luka bakar yang diderita, semakin tinggi derajat luka bakarnya
maka semakin tinggi kebutuhan akan zat gizinya

E. Syarat dan Prinsip Diet pada Luka Bakar


Syarat-syarat diet luka bakar adalah:
1.    Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral
Dini (NED).
2.    Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar
yaitu:
a.    Menurut Curreri : 25 kkal/kg BB aktual + 40 kkal x % luka bakar
b.    Menurut Asosiasi Dietetik Australia berdasarkan % luka bakar.
Kebutuhan energi sehari berdasarkan persen luka bakar
Luka Bakar (%) Kebutuhan Energi (kkal)
<10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB

12
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
> 50 2,0 x AMB

Sumber: Handbook No. 6 Principles of Nutritional Management of Disorders.


JADA, 1990

3.    Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total.


4.    Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak
yang tinggi menyebabkan penundaan respon kekebalan sehingga pasien lebih
mudah terkena infeksi.
5.    Karbohidrat sedang yaitu 50-60 % dari kebutuhan energi total. Bila pasien
mengalami trauma jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55 %
dari kebutuhan energi total.
6.    Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan, untuk
membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya ditambahkan dalam
bentuk suplemen. Kebutuhan beberapa jenis vitamin adalah sebagai berikut:
a. Vitamin A minimal 2 kali AKG
b. Vitamin B minimal 2 kali AKG
c. Vitamin C minimal 2 kali AKG
d. Vitamin E 200 SI
7.    Mineral tinggi, terutama zat besi, seng ,natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.
8.    Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara
intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan ditujukan untuk mengganti cairan
yang hilang agar tidak terjadi shock.

Sedangkan prinsip diet untuk luka bakar antara lain :

13
1.    Kebutuhan kalori dapat dihitung dengan menggunakan rumus Ireton-Jones,
sementara kebutuhan proteinnya dapat diperkirakan berdasarkan rasio kalori
terhadap nitrogen atau jumlah protein yang dibutuhkan pada masing-masing
keadaan.
2.    Terapi imunonutrisi dapat dilakukan dengan memberikan suplemen preparat
enteral yang mengandung glutamin, arginin, dan asam lemak omega 3. Glutamin
dan arginin merupakan asam-asam amino yang dalam keadaan sehat tergolong
non-esensial tetapi pada keadaan stres berat akan menjadi asam-asam amino
esensial. Kadar glutamin dan arginin yang memadai akan mengendalikan respon
inflamasi dan mempercepat proses penyembuhan.
3.    Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yang hilang dengan
ditambah jumlah keluar urine serta feses dan insensible waterloss.
4.    Pemberian suplemen vitamin dan mineral diperlukan pada trauma, luka bakar
dan pembedahan. Vitamin C dengan takaran 500-1000 mg/hari diperlukan untuk
pembentukan kolagen bagi proses kesembuhan luka yang optimal.

F. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian pada Luka Bakar


1) Diet Luka Bakar I
Diet Luka Bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa cairan Air Gula
Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh dengan pengaturan sebagai
berikut :
a. 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong diberi AGGS dan
Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara drip (tetes) dengan kecepatan
50 ml/jam.
b. 8-16 jam kemudian, jumlah energi per ml ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml
dengan kecepatan yang sama.
c. 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah, energi
ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-75 ml/menit. Diatas
24 jam bila tidak ada keluhan kecepatan pemberian makanan dinaikkan
sampai dengan 100 ml/menit.

14
d. Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan Makanan Cair Penuh
diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian makanan
dihentikan selama 2 jam.
 2.    Diet Luka Bakar II
Diet Luka Bakar II merupakan perpindahan dari Diet Luka Bakar I, yaitu
diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan Makanan
Cair Penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.
Cara pemberiannya sebagai berikut :
a. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat
berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa.
b. CairanAGGS, tidak terbatas.
c.     Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali sehari.
Volume setiap kali pemberian disesuaikan dengan kemampuan
pasien, maksimal     300 ml.
d. Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-4 kali
sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan Cair Penuh untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
e. Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pemberian
disesuaikan dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi
terpenuhi.
                                                                                     
G. Preskripsi Diet (Penetapan Diet)
1.    Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati dan aliran darah
ke saluran cerna kembali normal. Makanan yang diberikan harus mudah dicerna
dan diserap seperti larutan hidrat arang (maltodextrin)
2.    Pilih bahan makanan yang mudah dilumatkan, seperti :
a. Ikan sebagai sumber protein hewani,
b. Tahu atau tempe sebagai sumber protein nabati
c. Sayur dan buah yang mudah dilumatkan seperti : wortel, labu siam,
lobak, pepaya,dll

15
3.    Pemberian susu kedelai, kacang merah dan kacang hijau dapat dianjurkan untuk
memberikan glutamin dan arginin yang banyak terdapat di dalam produk kacang-
kacangan, khususnya kacang merah. Minyak ikan yang kaya akan vitamin A dan
asam lemak omega 3 dapat pula diberikan sementara minyak zaitun yang
merupakan sumber asam lemak omega 9 dapat pula dimakan mentah sebagai
campuran susu atau formula enteralnya.
4.    Gunakan susu skim untuk menambah kandungan protein dalam sereal, sup, dll.
Jangan gunakan santan sebagai bahan untuk menggurihkan makanan karena
santan terutama yang kental kaya akan asam lemak jenuh
5.    Minum banyak air untuk mengencerkan darah. Misalnya 1 gelas air mineral
setiap 2 hingga 3 jam sekali dan minum setiap kali terbangun untuk buang air
kecil pada malam hari
6.    Untuk menghindari keletihan setelah sembuh dari trauma, luka bakar atau
pembedahan, kepada pasien dapat dianjurkan agar makan sedikit-sedikit tetapi
sering.

H. Bahan Makanan Sehari serta Bahan Makanan yang Dianjurkan dan


Tidak Dianjurkan
1.    Bahan Makanan Sehari
a. Bentuk Cair
Diberikan dalam bentuk Makanan Cair Penuh, yaitu Formula Rumah Sakit (FRS)
dan Formula Komersial (FK).
b. Bentuk Saring
Diberikan dalam bentuk Makanan Saring, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Bahan Makanan Sehari (Makanan Cair)

Bahan Makanan Berat (gr) URT


Tepung Beras 90 15 sdm

Maizena 15 3 sdm

16
Telur Ayam 50 1 btr

Daging sapi 100 2 ptg sdg

Tahu 100 1 bh bsr

Kacang Hijau 25 2 ½  sdm

Pepaya 300 3 ptg sdg

Margarin 10 1 sdm

Santan 100 ½ gls

Gula Pasir 60 6 sdm

Gula Merah 50 5 sdm

Susu 500 2 ½ gls


Sumber : Penuntun Diet, ed. baru. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006

Makanan ini ditambah Makanan Cair sebagai berikut:

1)   Pukul 10.00     : Makanan Cair Penuh 200 ml


2) Pukul 16.00     : Makanan Cair Penuh 200 ml
3)   Pukul 21.00     : Makanan Cair Penuh 200 ml
4)   Pukul 05.00     : Makanan Cair Penuh 200 ml

c.       Bentuk Lunak

Diberikan dalam bentuk Makanan Lunak, yang dapat dilihat pada tabel
berikut:

Bahan Makanan Sehari (Makanan Lunak)

Bahan Makanan Berat (gr) URT

17
Beras 250 5 gls nasi tim

Daging 100 2 ptg sdg

Telur Ayam 50 1 btr

Tempe 100 4 ptg sdg

Kacang Hijau 25 2 ½ sdm

Sayuran 200 2 gls

Buah Pepaya 200 2 ptg sdg

Gula Pasir 50 5 sdm

Minyak 25 2 ½ sdm

Susu 200 1 gls


Sumber : Penuntun Diet, ed. baru. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006

Makanan ini ditambah Makanan Cair sebagai berikut:

a) Pukul 10.00     : Makanan Cair Penuh 200 ml


b) Pukul 16.00     : Makanan Cair Penuh 200 ml
c) Pukul 21.00     : Makanan Cair Penuh 200 ml
d) Pukul 05.00     : Makanan Cair Penuh 200 ml

d.   Bentuk Biasa

Diberikan dalam bentuk Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (Diet ETPT),
yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Bahan Makanan yang Ditambahkan

pada Makanan Biasa (Diet ETPT)

18
Bahan Makanan ETPT I ETPT II
Berat (gr) URT Berat (gr) URT
Susu 200 1 gls 400 2 gls

Telur Ayam 50 1 btr 100 2 btr

Daging 50 1 ptg sdg 100 2 ptg sdg

Formula Komersial 200 1 gls 200 1 gls

Gula Pasir 30 3 sdm 30 3 sdm


Sumber : Penuntun Diet, ed. baru. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietisien Indonesia, 2006

Bila pasien tidak dapat menghabiskan porsi makanan biasa, maka frekuensi
makan dapat ditambah menjadi 4 kali makanan utama. Jadwal makanan adalah
sebagai berikut:

1)  Pukul 08.00          : Makan Pagi


2) Pukul 10.00          : Selingan
3) Pukul 13.00          : Makan Siang
4) Pukul 16.00          : Selingan
5)  Pukul 18.00          : Makan Malam I
6) Pukul 21.00          : Makan Malam II
7) Pukul 05.00          : Selingan

a) Makanan yang di anjurkan untuk pasien diet luka bakar

Dari berbagai tingkatan luka bakar, sebenarnya Anda bisa melakukan diet untuk
menstabilkan kondisi tubuh sebab luka bakar. Ada beberapa asupan makanan
yang mesti diperhatikan supaya tubuh tetap dalam kondisi baik-baik saja.
Berbagai asupan itu seperti:

19
1) Mengonsumsi makanan yang tinggi protein sesuai dengan porsi yang
dianjurkan adalah cara alami mengatasi masalah luka bakar pada tubuh Anda.
Asupan protein ini diperlukan guna memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

2) Pengaruh dari luka bakar bisa mengganggu kekuatan tubuh karena banyak
sekali energy yang terbuang. Untuk itu, mengonsumsi karbohidrat cukup
adalah solusi terbaik supaya asupan sumber energy tubuh bisa dipenuhi sebaik
mungkin.

3) Mengonsumsi makanan kaya lemak memang bagus untuk proses


penyembuhan luka bakar. Dengan catatan asalkan kandungan lemak dalam
makanan adalah lemak jenuh, misal lemak pada kacang-kacangan, minyak
zaitun, alpukat, dan juga ikan.

4) Terakhir, pastikan asupan vitamin dan mineral juga cukup ketika Anda
menjalani diet luka bakar.

Kondisi cedera luka bakar mengakibatkan tubuh membutuhkan asupan nutrisi


yang lebih tinggi selama masa penyembuhan. Semakin luas luka bakar yang ada
maka semakin banyak pula nutrisi yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan.
Secara umum tidak ada jenis makanan tertentu yang dilarang dikonsumsi oleh
penderita luka bakar, namun sangat dianjurkan untuk menerapkan asupan diet
tinggi kalori dan tinggi protein.

Tujuan jenis diet tinggi kalori dan tinggi protein tersebut adalah :

1. Meningkatkan sistem imunitas untuk melawan risiko infeksi


2. Membantu penyembuhan luka yang lebih cepat
3. Menjaga massa otot
4. Mencegah penurunan berat badan selama masa pemulihan

Diet tinggi kalori dan protein tidak hanya dipenuhi pada makanan utama, namun
makanan selingan (snack) sebaiknya juga yang memiliki nilai gizi tinggi. Hindari
makanan dengan nilai nutrisi yang rendah seperti snack manis, permen, daging
berlemak, atau roti. Konsumsilah makanan seperti daging utuh tanpa lemak, biji-
bijian utuh, sayur, buah, serta produk olahan susu rendah lemak.

20
b) Makanan yang tidak boleh di konsumsi oleh pasien luka bakar

Berikut ini beberapa Makanan Yang Harus Dihindari Saat Penyembuhan Luka
Bakar, diantaranya :
- Daging, Daging memang memiliki gizi dan nutrisi yang baik untuk tubuh.
Namun, gizi dari daging tersebut akan dapat memperlambat proses penyembuhan
luka bakar yang anda alami.

- Ikan, Tahukah anda bahwa ikan itu akan membuat luka bakar yang anda derita
menjadi terasa gatal dan tidak nyaman bahkan akan membuat proses
penyembuhan luka menjadi lama dan terganggu.

- Telur, Kandungan protein yang tinggi pada telur akan dapat membuat proses
penyembuhan semakin menjadi lambat. Hal ini akan mengakibatkan efek yang
dirasakan gatal pada luka.

- Buah-buahan yang memiliki rasa asam seperti asam jawa, lemon, dan masih
banyak lagi.

I. Penanganan Luka Bakar

a. di Rumah

Penanganan di rumah bisa dilakukan pada penderita luka bakar derajat 1. Cara
yang harus dilakukan antara lain:

a) Mendinginkan luka bakar dengan air mengalir selama 15 menit atau lebih
lama. Jangan gunakan es atau air dingin.
b) Mengonsumsi paracetamol untuk meredakan rasa nyeri.

21
Bila luka bakar tidak membaik, disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter,
dokter dapat memberikan pengobatan berupa:

a) Obat oles penghilang nyeri yang berisi


b) Salep atau krim antibiotik pada luka yang timbul infeksi.

Hindari penggunaan kapas selama perawatan karena serat kapas dapat menempel
pada luka bakar dan berisiko menimbulkan infeksi.

b. di Rumah Sakit

Penanganan di rumah sakit perlu dilakukan untuk penderita luka bakar derajat 2
atau 3 dan beberapa kondisi tertentu, seperti:

a) Luka bakar dengan persentase area yang terbakar melebihi 20%.


b) Luka bakar yang disebabkan oleh bahan kimia dan listrik.
c) Luka bakar dalam yang terjadi di wajah, tangan, lengan, kaki, tungkai, alat
kelamin, bokong, dan persendian yang menimbulkan luka lepuh.
d) Penderiita dalam kondisi hamil, berusia di bawah 5 tahun atau di atas 60
tahun, menderita penyakit tertentu (diabetes, penyakit jantung, atau
penyakit paru-paru).
e) Penderita mengalami syok yang ditandai dengan berkeringat terus, tubuh
penderita dingin, napas pendek, lemah, dan pusing.

Khusus untuk penderita luka bakar yang mengalami syok, penanganan dapat
dilakukan dengan cara:

a) Membaringkan tubuh penderita di tempat yang datar.


b) Mengangkat tungkai penderita setinggi 30 sentimeter.
c) Posisikan area luka bakar di atas jantung jika memungkinkan.

Ada beberapa tindakan yang dilakukan dokter dalam menangani penderita luka
bakar di rumah sakit, antara lain :

22
a) Memasang alat bantu napas kepada penderita luka bakar di wajah atau
leher, agar paru-paru tetap mendapat pasokan oksigen.
b) Pada penderita luka bakar yang mengalami syok, penderita akan
diposisikan khusus dan diberikan infus cairan. Pemberian infus cairan juga
dilakukan untuk mencegah dehidrasi.
c) Memasang selang makanan pada penderita luka bakar yang luas dan sulit
untuk makan.
d) Memberikan antibiotik jika penderita mengalami infeksi.
e) Mengangkat luka parut, agar aliran darah lebih lancer dan mempercepat
pertumbuhan lapisan kulit baru.
f) Jika diperlukan, dokter juga dapat menyuntikkan vaksin tetanus.

Jika penderita mengalami luka bakar yang cukup dalam, dokter akan
melakukan operasi cangkok kulit sebagai upaya penanganan lanjutan. Pada
prosedur ini, jaringan parut di area luka bakar akan diganti dengan kulit sehat
yang diambil dari bagian tubuh lain.

Dokter bedah plastik juga dapat melakukan operasi rekonstruksi untuk


memperbaiki penampilan dan meningkatkan fleksibilitas sendi yang terganggu
karena luka bakar. Selain itu, fisioterapi dan psikoterapi juga dibutuhkan agar
penderita dapat segera kembali beraktivitas.

Luka bakar derajat 1 ringan dapat pulih dalam waktu dua minggu sedangkan luka
bakar derajat 2 atau 3 baru dapat pulih dalam beberapa bulan atau tahun. Luka
bakar yang lebih serius akan meninggalkan bekas luka di permukaan kulit.

  

23
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu sangat tinggi

Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat


meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Luka bakar perlu ditangani secara saksama untuk mencegah kejadian
yang mengancam jiwa. Prinsip utama penanganan luka bakar, menurut situs burn
survivors online, meliputi pengurangan rasa sakit, mencegah infeksi,
menyeimbangkan cairan dan elektrolit tubuh, serta asupan gizi yang baik.

Diet pada luka bakar bertujuan untuk mempercepat penyembuhan dan


mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi secara
optimal selama proses penyembuhan.

B.  Saran

1. pemenuhan nutrisi diet luka bakar sangat di perlukan agar energy kembali stabil

24
2.   Penanganan luka dan diet sebaiknya dilakukan di rumah sakit agar lebih
terkontrol dan untuk menghindari dampak lebih fatal pascakebakaran.

3. jikalau melakukan penanganan luka bakar di rumah maka, pasien harus lebih di
control agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian nutrisi

4,. Umtuk pemberian makanan hrus di kondisikan dengan kondisi pasien

5. untuk keseimbangan ciran elektrolit pasien harus di berikan maknan yang


berprotein

DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/diet-luka-bakar-pengobatan/

https://www.alodokter.com/mengenal-derajat-luka-bakar-dan-perawatannya
https://www.google.com/search?q=gambar+pasien+luka+bakar+derajat+3
http://auliya-0210.blogspot.com/2012/04/pelayanan-gizi-pada-luka-bakar.html

https://www.alodokter.com/luka-bakar/pengobatan

https://www.giziklinkku.com/2018/09/diet-luka-bakar-dlb.html

https://www.alodokter.com/luka-bakar

https://www.kaskus.co.id/thread/5bbc0d07620881fa488b4567/makanan-yang-harus-
dihindari-saat-penyembuhan-luka/

25

Anda mungkin juga menyukai