Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
1
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………………1
Kata pengantar………………………………………………………………...2
Bab I…………………………………………………………………………….4
A. Latar belakang……………………………………………………………….4
B. Rumusan masalah……………………………………………………………6
C. Tujuan………………………………………………………………….……6
Bab II…………………………………………………………………….……..7
Bab III……………………………………………………………………….…..25
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..25
B. Saran………………………………………………………………………….25
Daftar pustaka………………………………………………………………….26
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu sangat tinggi. Menurut
WHO, pada tahun 2004 hampir 310.000 orang diseluruh dunia meninggal karena
luka bakar dan 30% diantaranya berusia dibawah 20 tahun.
Tujuan dari dukungan nutrisi pada luka bakar adalah memberikan energi, cairan,
dan nutrisi dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan fungsi vital dan
homeostasis, memperbaiki aktivitas sistem imun, menurunkan risiko overfeeding,
mengganti protein yang hilang, mempertahankan massa tubuh terutama lean body
mass, mencegah kelaparan dan defisiensi nutrien tertentu, mempercepat
penyembuhan luka dan mengatasi infeksi. Kekurangan gizi dapat memperpanjang
masa perawatan dan penyembuhan, memperburuk keadaan kurang gizi yang
sedang berlangsung atau dapat menyebabkan anak kurang gizi paska luka bakar.
Sebaliknya, kelebihan gizi dapat menyebabkan peningkatan produksi
karbondioksida, mengganggu fungsi hepar, menyebabkan hiperglikemia,
hiperosmolaritas, dan gangguan ginjal.
Luka bakar merupakan salah satu rasa nyeri yang sangat hebat yang
pernah/dapat dialami seseorang yaitu rasa nyeri yang diakibatkan oleh terbakar.
Sewaktu luka bakar terjadi, terjadi rasa sakit yang sangat hebat karena ujung-
3
ujung dari saraf rusak sehingga menimbulkan perasaan sakit yang terus menerus.
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, kimia, listrik, cahaya, atau radiasi. Luka
bakar menjadi penting karena dapat menyebabkan kematian.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan
khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab (etiologi) dan
anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar
atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih
intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis
dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau
paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan
yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau percikan api.
Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko infeksi yang lebih besar
daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau
tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan
teknik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain.
Selain teknik pengobatan dan perawatan luka bakar yang baik, pasien luka
bakar juga membutuhkan nutrisi yang baik untuk mendukung penyembuhannya.
Gangguan nutrisi pada pasien yang dirawat dapat disebabkan karena keadaan
penyakit penderita atau dapat juga disebabkan kurangnya perhatian petugas
kesehatan. Menurut pakar ahli gizi sekitar 75 persen status gizi pasien yang
dirawat di rumah sakit mengalami penurunan. Karena itu pelayanan gizi pasien,
khususnya bagi penderita luka bakar, yang dirawat di rumah sakit perlu dilakukan
secara dini agar dapat dilakukan upaya pemberian nutrisi yang diperlukan.
Pemberian nutrisi pun bukan sekadar memberi makan, tetapi juga harus
memperhatikan kebutuhan gizi penderita. Dengan demikian kerja sama antara
dokter yang merawat dengan ahli gizi amat diperlukan agar makanan yang
dihidangkan sesuai dengan kebutuhan penderita tersebut.
4
B. Rumusan masalah
1. Apa itu luka bakar ?
2. Jelaskan klasifikasi luka bakar?
3. Jelaskan tujuan diet luka bakar?
4. Mengapa harus menjalankan diet luka bakar?
5. Syarat dan prinsip luka bakar?
6. Jelaskan Jenis Diet dan Indikasi Pemberian pada Luka Bakar?
7. Jelaskan Preskripsi Diet luka bakar?
8. Sebutkan Bahan Makanan Sehari serta Bahan Makanan yang
Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan?
9. Bagaimana cara pengobatan luka bakar di rumah dan dirumah sakit?
C. Tujuan
- Dapat membuat pembaca mengetahui apa itu luka bakar serta luka
bakar serta klasifikasi luka bakar
- Dapat membuat pembaca mengetahui tujuan diet luka bakar
- Dapat membuat pembaca mengetahui syarat, prinsip, jenis, indikasi
serta penempatan diet luka bakar
- Dapat membuat pembaca mengetahui cara mengobati luka bakar
dengan baik
- Dan dapat membuat pembaca mengetahui makanan apa saja yang di
anjurkan dan tidak di anjurkan bagi pasien penderita luka bakar
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Sedangkan menurut Moenajat
(2001) luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan
beberapa keadaan yang mengancam kehidupan.
2. Etiologi
Panas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa jenis
bahan kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar.
Panas atau suhu yang tinggi ini bisa berasal dari gas, cairan dan bahan padat
(solid) yang mengalami eningkatan suhu. Biasanya bagian tubuh yang terbakar
adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi pada jaringan di bawah kulit,
bahkan organ dalam pun bisa mengalami luka bakar meskipun kulit tidak
terbakar.
Sebagai contoh, meminum minuman yang sangat panas atau zat kaustik
(misalnya asam) bisa menyebabkan luka bakar pada kerongkongan dan
lambung. Menghirup asap dan udara panas akibat kebakaran gedung bisa
menyebabkan terjadinya luka bakar pada paru-paru.
6
Selain itu penyebab luka bakar yang lain adalah karena radiasi dan sengatan
listrik. Luka bakar listrik bisa disebabkan oleh suhu diatas 49820 Celsius, yang
dihasilkan oleh suatu arus listrik yang mengalir dari sumber listrik ke dalam
tubuh manusia.
Resistensi (kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran
listrik) yang tinggi terjadi pada kulit yang bersentuhan dengan sumber listrik,
karena itu pada kulit tersebut banyak energi listrik yang diubah menjadi panas
sehingga permukaannya terbakar.
Luka bakar listrik juga menyebabkan kerusakan jaringan dibawah kulit yang
sangat berat. Ukuran dan kedalamannya bervariasi dan bisa menyerang bagian
tubuh yang jauh lebih luas daripada bagian kulit yang terluka. Kejutan listrik
yang luas bisa menyebabkan kelumpuhan pada sistem pernafasan dan
gangguan irama jantung sehingga denyut jantung menjadi tidak beraturan.
Luka bakar kimia bisa disebabkan oleh sejumlah iritan dan racun, termasuk
asam dan basa yang kuat, fenol dan kresol (pelarut organik), gas mustard dan
fosfat.
3. Patofisiologi
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh darah sehingga
air, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan
edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia dan
hemokonsentrasi. Burn shock ( shock Hipovolemik ) merupakan komplikasi
yang sering terjadi dimana manisfestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini
adalah :
a. Respon kardiovaskuiler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran
kapiler mengakibatkan kehilangan natrium, air dan protein plasma, edema
jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung serta hemokonsentrasi
sel darah merah dan penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
b. Respon Renalis
7
Dengan menurunnya volume intravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR
menurun mengakibatkan keluaran urine juga menurun dan bisa berakibat gagal
ginjal.
8
d) Laka bakar karena listrik
e) Luka bakar karena radiasi
f) Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat I
a) Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
b) Kulit kering, hiperemi berupa eritema
c) Tidak dijumpai bulae
d) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
e) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10
hari
b. Luka bakar derajat II
a) Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
b) Dijumpai bulae.
c) Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
d) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi
diatas kulit normal.
9
3) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
c. Luka bakar derajat III
a) Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih
dalam.
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea mengalami kerusakan.
c) Tidak dijumpai bulae.
d) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering
letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.
e) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal
sebagai eskar.
f) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung
saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
g) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi
spontan dari dasar luka.
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori,
yaitu :
a. Luka bakar mayor
a) Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan
lebih dari 20% pada anak-anak.
b) Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
c) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
d) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri
tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya
luka.
e) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
f) Luka bakar moderat
10
g) Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20%
pada anak-anak.
h) Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
i) Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki,
dan perineum.
Luka bakar minor yang terdiri dari luka bakar tingkat 1 di bagian tubuh mana saja,
termasuk luka bakar tingkat dua yang lebarnya 5–7,5 cm.
Dibandingkan dengan luka bakar tingkat 1 dan 2, derajat luka bakar tingkat 3
lebih berisiko menimbulkan komplikasi berbahaya, seperti infeksi, dehidrasi
berat, dan bahkan menyebabkan kematian.
11
Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan
mencegah terjadinya gangguan metabolik serta mempertahankan status gizi
secara optimal selama proses penyembuhan, dengan cara :
1. Mengusahakan dan mempecepat penyembuhan jaringan yang rusak
2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
3. Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia.
4. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro
12
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
> 50 2,0 x AMB
13
1. Kebutuhan kalori dapat dihitung dengan menggunakan rumus Ireton-Jones,
sementara kebutuhan proteinnya dapat diperkirakan berdasarkan rasio kalori
terhadap nitrogen atau jumlah protein yang dibutuhkan pada masing-masing
keadaan.
2. Terapi imunonutrisi dapat dilakukan dengan memberikan suplemen preparat
enteral yang mengandung glutamin, arginin, dan asam lemak omega 3. Glutamin
dan arginin merupakan asam-asam amino yang dalam keadaan sehat tergolong
non-esensial tetapi pada keadaan stres berat akan menjadi asam-asam amino
esensial. Kadar glutamin dan arginin yang memadai akan mengendalikan respon
inflamasi dan mempercepat proses penyembuhan.
3. Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yang hilang dengan
ditambah jumlah keluar urine serta feses dan insensible waterloss.
4. Pemberian suplemen vitamin dan mineral diperlukan pada trauma, luka bakar
dan pembedahan. Vitamin C dengan takaran 500-1000 mg/hari diperlukan untuk
pembentukan kolagen bagi proses kesembuhan luka yang optimal.
14
d. Apabila ada keluhan kembung dan mual, AAGS dan Makanan Cair Penuh
diberikan dalam keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian makanan
dihentikan selama 2 jam.
2. Diet Luka Bakar II
Diet Luka Bakar II merupakan perpindahan dari Diet Luka Bakar I, yaitu
diberikan segera setelah pasien mampu menerima cairan AGGS dan Makanan
Cair Penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan tubuh normal.
Cara pemberiannya sebagai berikut :
a. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dapat
berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa.
b. CairanAGGS, tidak terbatas.
c. Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali sehari.
Volume setiap kali pemberian disesuaikan dengan kemampuan
pasien, maksimal 300 ml.
d. Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-4 kali
sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan Cair Penuh untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
e. Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi pemberian
disesuaikan dengan kemampuan pasien sehingga asupan zat gizi
terpenuhi.
G. Preskripsi Diet (Penetapan Diet)
1. Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati dan aliran darah
ke saluran cerna kembali normal. Makanan yang diberikan harus mudah dicerna
dan diserap seperti larutan hidrat arang (maltodextrin)
2. Pilih bahan makanan yang mudah dilumatkan, seperti :
a. Ikan sebagai sumber protein hewani,
b. Tahu atau tempe sebagai sumber protein nabati
c. Sayur dan buah yang mudah dilumatkan seperti : wortel, labu siam,
lobak, pepaya,dll
15
3. Pemberian susu kedelai, kacang merah dan kacang hijau dapat dianjurkan untuk
memberikan glutamin dan arginin yang banyak terdapat di dalam produk kacang-
kacangan, khususnya kacang merah. Minyak ikan yang kaya akan vitamin A dan
asam lemak omega 3 dapat pula diberikan sementara minyak zaitun yang
merupakan sumber asam lemak omega 9 dapat pula dimakan mentah sebagai
campuran susu atau formula enteralnya.
4. Gunakan susu skim untuk menambah kandungan protein dalam sereal, sup, dll.
Jangan gunakan santan sebagai bahan untuk menggurihkan makanan karena
santan terutama yang kental kaya akan asam lemak jenuh
5. Minum banyak air untuk mengencerkan darah. Misalnya 1 gelas air mineral
setiap 2 hingga 3 jam sekali dan minum setiap kali terbangun untuk buang air
kecil pada malam hari
6. Untuk menghindari keletihan setelah sembuh dari trauma, luka bakar atau
pembedahan, kepada pasien dapat dianjurkan agar makan sedikit-sedikit tetapi
sering.
Maizena 15 3 sdm
16
Telur Ayam 50 1 btr
Margarin 10 1 sdm
c. Bentuk Lunak
Diberikan dalam bentuk Makanan Lunak, yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
17
Beras 250 5 gls nasi tim
Minyak 25 2 ½ sdm
d. Bentuk Biasa
Diberikan dalam bentuk Diet Energi Tinggi Protein Tinggi (Diet ETPT),
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
18
Bahan Makanan ETPT I ETPT II
Berat (gr) URT Berat (gr) URT
Susu 200 1 gls 400 2 gls
Bila pasien tidak dapat menghabiskan porsi makanan biasa, maka frekuensi
makan dapat ditambah menjadi 4 kali makanan utama. Jadwal makanan adalah
sebagai berikut:
Dari berbagai tingkatan luka bakar, sebenarnya Anda bisa melakukan diet untuk
menstabilkan kondisi tubuh sebab luka bakar. Ada beberapa asupan makanan
yang mesti diperhatikan supaya tubuh tetap dalam kondisi baik-baik saja.
Berbagai asupan itu seperti:
19
1) Mengonsumsi makanan yang tinggi protein sesuai dengan porsi yang
dianjurkan adalah cara alami mengatasi masalah luka bakar pada tubuh Anda.
Asupan protein ini diperlukan guna memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
2) Pengaruh dari luka bakar bisa mengganggu kekuatan tubuh karena banyak
sekali energy yang terbuang. Untuk itu, mengonsumsi karbohidrat cukup
adalah solusi terbaik supaya asupan sumber energy tubuh bisa dipenuhi sebaik
mungkin.
4) Terakhir, pastikan asupan vitamin dan mineral juga cukup ketika Anda
menjalani diet luka bakar.
Tujuan jenis diet tinggi kalori dan tinggi protein tersebut adalah :
Diet tinggi kalori dan protein tidak hanya dipenuhi pada makanan utama, namun
makanan selingan (snack) sebaiknya juga yang memiliki nilai gizi tinggi. Hindari
makanan dengan nilai nutrisi yang rendah seperti snack manis, permen, daging
berlemak, atau roti. Konsumsilah makanan seperti daging utuh tanpa lemak, biji-
bijian utuh, sayur, buah, serta produk olahan susu rendah lemak.
20
b) Makanan yang tidak boleh di konsumsi oleh pasien luka bakar
Berikut ini beberapa Makanan Yang Harus Dihindari Saat Penyembuhan Luka
Bakar, diantaranya :
- Daging, Daging memang memiliki gizi dan nutrisi yang baik untuk tubuh.
Namun, gizi dari daging tersebut akan dapat memperlambat proses penyembuhan
luka bakar yang anda alami.
- Ikan, Tahukah anda bahwa ikan itu akan membuat luka bakar yang anda derita
menjadi terasa gatal dan tidak nyaman bahkan akan membuat proses
penyembuhan luka menjadi lama dan terganggu.
- Telur, Kandungan protein yang tinggi pada telur akan dapat membuat proses
penyembuhan semakin menjadi lambat. Hal ini akan mengakibatkan efek yang
dirasakan gatal pada luka.
- Buah-buahan yang memiliki rasa asam seperti asam jawa, lemon, dan masih
banyak lagi.
a. di Rumah
Penanganan di rumah bisa dilakukan pada penderita luka bakar derajat 1. Cara
yang harus dilakukan antara lain:
a) Mendinginkan luka bakar dengan air mengalir selama 15 menit atau lebih
lama. Jangan gunakan es atau air dingin.
b) Mengonsumsi paracetamol untuk meredakan rasa nyeri.
21
Bila luka bakar tidak membaik, disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter,
dokter dapat memberikan pengobatan berupa:
Hindari penggunaan kapas selama perawatan karena serat kapas dapat menempel
pada luka bakar dan berisiko menimbulkan infeksi.
b. di Rumah Sakit
Penanganan di rumah sakit perlu dilakukan untuk penderita luka bakar derajat 2
atau 3 dan beberapa kondisi tertentu, seperti:
Khusus untuk penderita luka bakar yang mengalami syok, penanganan dapat
dilakukan dengan cara:
Ada beberapa tindakan yang dilakukan dokter dalam menangani penderita luka
bakar di rumah sakit, antara lain :
22
a) Memasang alat bantu napas kepada penderita luka bakar di wajah atau
leher, agar paru-paru tetap mendapat pasokan oksigen.
b) Pada penderita luka bakar yang mengalami syok, penderita akan
diposisikan khusus dan diberikan infus cairan. Pemberian infus cairan juga
dilakukan untuk mencegah dehidrasi.
c) Memasang selang makanan pada penderita luka bakar yang luas dan sulit
untuk makan.
d) Memberikan antibiotik jika penderita mengalami infeksi.
e) Mengangkat luka parut, agar aliran darah lebih lancer dan mempercepat
pertumbuhan lapisan kulit baru.
f) Jika diperlukan, dokter juga dapat menyuntikkan vaksin tetanus.
Jika penderita mengalami luka bakar yang cukup dalam, dokter akan
melakukan operasi cangkok kulit sebagai upaya penanganan lanjutan. Pada
prosedur ini, jaringan parut di area luka bakar akan diganti dengan kulit sehat
yang diambil dari bagian tubuh lain.
Luka bakar derajat 1 ringan dapat pulih dalam waktu dua minggu sedangkan luka
bakar derajat 2 atau 3 baru dapat pulih dalam beberapa bulan atau tahun. Luka
bakar yang lebih serius akan meninggalkan bekas luka di permukaan kulit.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu sangat tinggi
B. Saran
1. pemenuhan nutrisi diet luka bakar sangat di perlukan agar energy kembali stabil
24
2. Penanganan luka dan diet sebaiknya dilakukan di rumah sakit agar lebih
terkontrol dan untuk menghindari dampak lebih fatal pascakebakaran.
3. jikalau melakukan penanganan luka bakar di rumah maka, pasien harus lebih di
control agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/diet-luka-bakar-pengobatan/
https://www.alodokter.com/mengenal-derajat-luka-bakar-dan-perawatannya
https://www.google.com/search?q=gambar+pasien+luka+bakar+derajat+3
http://auliya-0210.blogspot.com/2012/04/pelayanan-gizi-pada-luka-bakar.html
https://www.alodokter.com/luka-bakar/pengobatan
https://www.giziklinkku.com/2018/09/diet-luka-bakar-dlb.html
https://www.alodokter.com/luka-bakar
https://www.kaskus.co.id/thread/5bbc0d07620881fa488b4567/makanan-yang-harus-
dihindari-saat-penyembuhan-luka/
25