Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA

BAKAR

Oleh:

1 Agus wandi 6 Dui Afriani

2 Amar subki 7 Fadhlina

3 Aida Alvina 8 Intan Rizkuna

4 Amira 9 Khairun Nisa

5 Cut Intan J

Pengasuh:

Ns. Nuri Nazari, M.Kep

STIKes Medika Nurul Islam

Program Studi Ilmu Keperawatan

2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan


kepada penulis dalam menyelesaikan “Asuhan keperawatan luka bakar” ini dengan lancar
tanpa halangan yang berarti. Makalah ini disusun dengan harapan mampu menambah dan
meningkatkan wawasan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada
dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah dan semua pihak yang secara langsung
maupun tidak langsung yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk kebaikan di kemudian hari. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Sigli, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar isi.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 4
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 4
1.3 Tujuan................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6


2.1 Konsep Luka Bakar............................................................................ 6
1. Pengertian Luka Bakar................................................................... 6
2. Etiologi Luka Bakar........................................................................ 7
3. Tanda dan Gejala Luka Bakar........................................................ 7
4. Patofisiologi Luka Bakar................................................................ 8
5. Penilaian Terhadap Luka Bakar..................................................... 8
2.2 Pencegahan Luka Bakar...................................................................... 9
2.3 Pendidikan kesehatan yang dapat di berikan....................................... 9
2.4 Asuhan Keperawatan........................................................................... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 22


4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 22
4.2 Saran............................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka bakar telah menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang menyebabkan
kematian sekitar 180.000 orang per tahun yang diakibatkan oleh luka bakar. Sebagian
besar terjadi di beberapa negara yang berpenghasilan rendah serta menengah dan
hampir dua pertiganya terjadi di Asia Tenggara dan Afrika.
Di Negara Indonesia saat ini diketahui adanya data cidera akibat kecelakaan kerja dari
PT Jamsostek, dimana pada tahun 2007 ditemukan 83.714 orang, tahun 2008 ditemukan
94.736 orang, tahun 2010 ditemukan 98.711 orang dan tahun 2011 ditemukan 99.491
orang. Menurut laporan di tahun 2012 – 2014 terdapat 3.518 kasus luka bakar. Angka
kejadian pada tahun 2012 sejumlah 1.187 kasus, pada tahun 2013 menurun menjadi
1.123 kasus dan meningkat pada tahun 2014 terdapat 1.209 kasus.
Pravelensi tertinggi luka bakar terdapat di provinsi Papua (2.0%) dan Bangka
Belitung (1.4%) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Kejadian luka
bakar mayoritas berusia 20 tahun dan sebagian besar terjadi dirumah (Rahayuningsih,
2012). Individu dewasa yang berusia 65 tahun dan lansia juga rentan terjadi cedera
luka bakar. Individu dewasa terjadi cedera luka bakar diakibatkan merokok
sembarangan, disabilitas fisik dan jiwa, dan intoksikasi alkohol. Sedangkan lansia
terjadi cedera luka bakar diakibatkan air panas dikarenakan kulit lansia jauh lebih tipis
(LeMoneet al,.2015).
Luka bakar umunya merupakan salah satu keadaan yang terjadi akibat kecelakaan
terkenanya permukaan kulit dengan panas yang diakibatkan oleh benda panas, listrik atau
zat kimia yang bersifat membakar. Meskipun penyebab dan insiden bervariasi menurut
pekerjaan dan industri, 29% dari luka bakar yang membutuhkan rawat inap dikatakan
berhubungan dengan pekerjaan. Luka bakar karena bahan kimia, dilaporkan sebagai
penyebab paling umum terjadi dan sebagian besar (67,8%) dari luka bakar tersebut terjadi
pada lingkungan pekerjaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Luka bakar
2. Bagaimana pencegahan luka bakar
3. Apa pendidikan kesehatan yang dapat diberikan
4. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep dari lukabakar.
2. Mengetahui pencegahan terhadap luka bakar
3. Mengetahui pendidikan kesehatan yang dapat di berikan
4. Mengetahui asuhan keperawatan terhadap luka bakar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar


1. Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar juga dapat didefinisikan sebagai suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas tinggi. Hal ini disebabkan karena pada luka bakar terdapat
keadaan sebagai berikut:
a. Terdapat kuman dengan patogenitas tinggi.
b. Terdapat banyak jaringan mati.
c. Mengeluarkan banyak air, serum dan darah
d. Terbuka untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi)
e. Memerlukan jaringan untuk menutup
f. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif
dibandingkan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial.

Di Indonesia, luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan
rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih
dan terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu
tim trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah thoraks,
bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik,
psikiatri, dan psikologi.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang
ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu
menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka
bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan kebula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari
keropeng luka bakar derajat tiga.
2. Etiologi Luka Bakar
Penyebab terjadinya luka bakar yaitu (Hardisman, 2016) antara lain:
a. Scald Burns, luka bakar yang disebabkan oleh uap asap yang panas, biasanya
terjadi karena air panas dan sering terjadi di masyarakat. Air pada suhu 69°C
menyebabkan luka bakar parsial atau dalam waktu hanya dalam 3 detik.
b. Flame Burns, luka bakar yang disebabkan oleh kebakaran rumah seperti
penggunaan detector asap, kebakaran yang berhubungan dengan merokok,
penyalahgunaan cairan yang mudah terbakar, tabrakan kendaraan bermotor
dan kain terbakar oleh kompor atau pemanas ruangan.
c. Flash Burns, luka bakar yang di sebabkan oleh ledakan gas alam, propana,
butana, minyak destilasi, alcohol dan cairan mudah terbakar kain.
d. Contact Burns, luka bakar yang disebabkan dari logam panas, plastik, gelas
atau batu bara panas seperti setrika, oven, dan bara kayu.
e. Chemical Burns, luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, yang
bersifat asam kuat atau basa kuat.
f. Electrical Burns, luka bakar yang di sebabkan oleh benda – benda yang dialiri
arus listrik.
3. Tanda Dan Gejala
Menurut Wong and Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka baka radalah:
a. Grade I, kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali,
sembuh dalam 3 – 7 hari dan tidak ada jaringan parut.
b. Grade II, kerusakan pada epidermis dan dermis, terdapat vesikel (benjolan
berupa cairan atau nanah) dan oedem subkutan (adanya penimbunan dibawah
kulit), luka merah dan basah, mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21 – 28
hari tergantung komplikasi infeksi.
c. Grade III, kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah
keputih - putihan (seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan
jaringan mati) atau hitam keabuan (seperti luka yang kering dan gosong juga
termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh
sendiri (perlu skin graf).
d. Luka Bakar grade IV, luka yang terjadi pada derajat ini yang menyebabkan
permukaan kulit sudah berwarna hitam.
4. Patofisiologi Luka Bakar
Luka bakar (combustio) pada tubuh dapat terjadi karena konduksi panas langsung
atau radiasi elektromagnetik. Setelah terjadi luka bakar yang parah, dapat
mengakibatkan gangguan hemodinamika, jantung, paru, ginjal serta metabolic akan
berkembang lebih cepat. Dalam beberapa detik saja setelah terjadi jejas yang
bersangkutan, isi curah jantung akan menurun, mungkin sebagai akibat dari reflex
yang berlebihan serta pengembalian vena yang menurun. Kontaktibilitas miokardium
tidak mengalami gangguan.
5. Penilaian Derajat Luka Bakar
Luka bakar dibagi menjadi 4 derajat antara lain:
a. Luka bakar grade I yang di sebut dengan luka bakar superficial yang mengenai
lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah dermis. Sering
disebut sebagai epidermal burn, kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan
terasa nyeri. Pada hari keempat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling)..
b. Luka bakar gradeII, Superficial partial thickness: luka bakar yang meliputi
epidermis dan lapisan atas dari dermis, kulit tampak kemerahan, oedem dan
rasa nyeri lebih berat dari pada luka bakar gradeI. Ditandai dengan bula yang
muncul beberapa jam setelah terkena luka. Bila bula disingkirkan akan terlihat
luka bewarna merah muda yang basah, luka sangat sensitive dan akan menjadi
lebih pucat bila terkena tekanan, akan sembuh dengan sendirinya dalam 3
minggu (bila tidak terkena infeksi), tapi warna kulit tidak akan sama seperti
sebelumnya. Deep partial thickness: luka bakar meliputi epidermis dan
lapisan dalam dari dermis disertai juga dengan bula, permukaan luka berbecak
merah muda dan putih karena variasi dari vaskularisasi pembuluh darah
(bagian yang putih punya hanya sedikit pembuluh darah dan yang merah muda
mempunyai beberapa aliran darah, luka akan sembuh dalam 3 – 9 minggu.
c. Luka bakar grade III, Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen , Rasa
sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung – ujung saraf dan pembuluh
darah sudah hancur. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai
mengenai otot dan tulang.
d. Luka Bakar grade IV, Luka yang terjadi pada derajat ini yang menyebabkan
permukaan kulit sudah berwarna hitam.
2.2 Pencegahan Terhadap Luka Bakar
Prinsip utama untukpencegahan didalam kesehatan dan kedokteranadalah 5 level yang
terdiri dari Health Promotion, specific protection, early diagnosis and prompt treatment,
Disability limitation and rehabilitation. Namun scara teoritis, pencegahan dapat dibagi
menjadi 3 tingkatan, yaitu;
1. Pencegahan Primer
Tujuan adalah mencegah pajanan bahan yang menyebabkan sensitisasi di
lingkungan kerja. Penghilangan atau modifikasi risiko dari pajanan bahan
berbahaya sebelum penyakit terjadi. Perlu eliminasi dan reduksi pajanan zat
berbahaya dan ditujukan pada timbulnya penyakit : hindari bahan penyebab, pakai
alat pelindung diri, tingkatkan kapasitas pekerja yang dapat meminimalisasi risiko
sebelum sensitisasi terjadi.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menurunkan beratnya luka bakar melalui
edukasi terhadap pertolongan pertama. Contoh: Pemeriksaan berkala meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (radiologis, spirometri
dan lain-lain).Pemeriksaan berkala dilakukan selang waktu tertentu yang teratur -
sifat dan luasnya risiko yang terjadi, Fokus pemeriksaan lebih ditujukan pada
organ dan sistem tubuh yang paling mungkin terpengaruh di tempat kerja.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas terhadap
luka bakar. untuk meminimalkan komplikasi, menghindari kecacatan,
meningkatkan kualitas hidup agar dapat menjalani kehidupan secara normal dan
dapat diterima oleh lingkungan

2.3 Pendidikan Kesehatan yang dapat diberikan


Pendidikan kesehatan merupakan konsep pendidikan yang diterapkan dalam bidang
kesehatan yang dilakukan dengan tujuan dapat mengubah perilaku individu dan
masyrakat yang tidak sehat menjadi sehat.
Luka bakar ringan bisa ditangani rumah, edukasi pasien termasuk perawatan di rumah
dan mengetahui kapan harus mencari perawatan medis. Promosi kesehatan mencakup cara
mencegah luka bakar di rumah atau di tempat kerja.
Kebanyakan kasus luka bakar merupakan kasus ringan yang dapat ditangani di rumah,
namun pasien harus diedukasi kasus di mana harus mencari pertolongan medis, jika:
1. Luka bakar yang melibatkan wajah, tangan/jari, daerah genitalia, dada, dan leher.
2. Luka bakar melibatkan daerah persendian (contoh: lutut, bahu)
3. Luka bakar dalam (kedalaman parsial atau penuh) atau luka bakar yang luas (> 7,5
cm)
4. Pasien berusia <5 tahun atau >70 tahun
5. Ada tanda-tanda infeksi sekunder seperti: demam (suhu > 38oC), daerah kulit
kemerahan, nyeri, bernanah.
Penatalaksanaan luka bakar di rumah pada luka bakar superfisial atau parsial sebagian
besar dapat ditangani sendiri pada pasien. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk
merawat luka:
1. Bersihkan Area Luka
Jika ada pakaian yang masih menempel, buka dengan hati-hati, jika lengket ke
kulit, sebaiknya cari pertolongan medis. Membersihkan area luka cukup dengan air
dingin mengalir dan sabun.
2. Dinginkan Area Luka
Selanjutnya, untuk mencegah area luka bakar menyebar sekaligus untuk
mengurangi rasa sakit, alirkan air dingin (bukan air es) ke area luka. Jangan
menggunakan es batu untuk ditempel langsung karena akan menambah rasa sakit
dan menambah kerusakan jaringan.
3. Cegah Infeksi
Krim antibakterial dapat dioleskan di sekitar daerah luka agar infeksi sekunder
tidak timbul. Luka harus dijaga bersih dengan dicuci dengan air dan sabun biasa
setiap hari.
4. Penanganan Rasa Nyeri
Jika luka bakar nyeri, obat anti-nyeri over thecounter dapat diminum. Untuk area
di tangan dan kaki, elevasi ekstremitas berkala dapat membantu mengurangi rasa
nyeri karena mencegah bengkak.
5. Jangan Digaruk
Pada masa penyembuhan seringkali luka menjadi gatal, namun area luka tidak
boleh digaruk. Losio pelembab dapat digunakan di sekitar area untuk mengurangi
rasa gatal serta dapat ditambah dengan antihistamin over thecounter jika
diperlukan.
6. Tindak Lanjut
Jika area luka bakar meluas, menjadi nyeri, atau kemerahan (tanda-tanda infeksi
sekunder), harap mencari pertolongan medis.
2.4 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas pasien
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tanggal masuk : 1 November 2020
Usia : 26 tahun
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Aceh/Indonesia
Alamat : Cot Teungoh
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikan : Tamat SMA
a. Keluhan Utama
Klien merintih kesakitan dan sesak napas karena luka bakar 3 jam sebelum MRS.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
3 jam sebelum masuk RSUZA, Tn. S menderita luka bakar karena terkena ledakan
tabung gas elpiji. Kesadaran composmentis, TD: 100/70 mmHg, Nadi: 110x/mnt, S:
37,6o C, RR: 29x/menit, TB: 165 cm, BB: 60 kg pasien mengeluh sesak dan nyeri di
daerah yang terbakar.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.S mengatakan belum pernah mempunyai riwayat masuk rumah sakit/operasi di
RS sebelumnya. Riwayat Diabetes Melitus tidak ada dan Hipertensi tidak ada.

d. Riwayat / keadaan Psikososial dan Spiritual


Bahasa yang digunakan pasien sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Klien
kurang menyukai tubuhnya, semenjak terkena luka bakar status klien dalam
keluarga adalah sebagai suami dan ayah. Pasien puas terhadap posisi dalam
keluarga dan pasien terhadap jenis kelaminya, pasien ingin melanjutkan tugasnya
sebagai kepala keluarga, pasien ingin kembali kerumah dan berjumpa dengan
anaknya. Pasien berharap lukanya cepat sembuh. Hubungan pasien dengan keluarga
baik, dengan pasien sering mendapat dukungan dari keluarga, pasien yakni terhadap
kesembuhannya, persepsi terhadap penyakit hanya sebagai cobaan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, TBC
f. Pola aktivitas dan latihan
sebelum sakit pasien dapat melakukan aktivitas sehari – ahri seperti makan ,minum,
toileting, berpakaina dan bekerja secara mandiri. Sedangkan selama sakit aktivitas
seperti makan atau minum, toileting dan mobilisasi dibantu oleh keluarga atau
perawat.
g. Pola istirahat tidur
sebelum sakit pasien mengatakan setiap hari tidur selama 6-7 jam, dan jarang tidur
siang karena bekerja. Sedangkan selama sakit, pasien mengatakan tidur 5-6 jam
dimalam hari dan 1-2 jam disiang hari.
h. Pola kognitif presepsi
pasien mengatakan tidak mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran juga
penciuman juga fungsinya. Selama sakit pasien mengatakan mengalami gangguan
nyeri pada daerah leher, perut dan punggung sehingga sulit beratifitas. Karakteristik
nyeri yang dirasakan sebagai berikut:
 P: nyeri akibat trauma luka bakar
 Q : nyeri terasa panas
 R : rasa nyeri terasa didaerah leher, dada dan punggung.
 S : Skala nyeri 7 dari 10
 T: Hilang timbul dan meningkat jika danya aktivitas, dan saat tertekan lama untuk
daerah punggung.
Pasien juga mengatakan masih merasa sesak saat bernapas.

Pemeriksaan Fisik
1. Primary survey
a. Airway : tidak tampak adanya sumbatan jalan napas , darah (-), muntahan (-),
suara napas tidak ngorok.
b. Breathing : : kedua dinding thorak tampak normal, napas spotan, rochi (-),
whezhing (-). Napas cepat dangkal , irreguler, RR 29x/menit.
c. Circulasi : pasien tidak tampak pucat, sianosis (-), HR 110x/menit reguler.
d. Disability : GCS : eye 4 verbal 5 movement 6 = 15
e. Exposure : pakaian pasien segera dievakuasi guna mengurangi pajanan
berkelanjutan serta menilai luas dan derajat luka bakar.
2. Secondary survey
Status Generalis
KeadaanUmum : Tampak sakit berat
Kesadaran :Compos mentis
Tekanan darah :100/70 mmHg
Nadi :110x/mnt, reguler
Suhu : 37,8oC
Pernapasan : 29x/menit
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg
3. Kelenjar Getah Bening
Submandibula : tidak teraba
Leher : tidak teraba
Supraklavikula : tidak teraba
Ketiak : tidak teraba
Lipat paha : tidak teraba
4. Kepala
Ekspresi wajah : menyeringai, menahan sakit
Rambut : hitam
Simetri muka : simetris tidak ada lebam.

5. Mata
Lapang pandang normal.
Pupil : isokor
Sklera :tidak ikterik
Konjungtiva :tidak anemis
Kelopak mata : tidak udema.
Reflek : cahaya langsung +/+
6. Telinga
Tidak tampak kelainan.
7. Mulut
Bentuk : normal
Mukosa bibir : kering
8. Leher
Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm warna
kulit merah
pucat.
Tekanan vena Jugularis (JVP) : 2-5 cmH2O
Kelenjar Tiroid : tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe : tidak taraba membesar
9. Dada
Bentuk : simetris
Pembuluh darah : tidak tampak
Retraksi sela Iga : (+)
10. Paru – paru
Inspeksi : pergerakan paru simetris, tampak retaksi dinding dada ringan.
Pasien tampak sesak.
Palpasi : bentuk normal. Tugor kulit menurun ≥ 2 detik
Perkusi : sonor
Auskultasi : ronchi (-) whezhing (-)
11. Jantung
Inspeksi : tidak tampak iktus kordis
Auskultasi : BJ I-II regular , murmur (-) , gallop (-), Lain – lain normal.
12. Perut
Inspeksi : datar, tidak ada ascites, tampak luka bakar bagian bawah
Memanjang Ukuran 15x3 cm ( derajat 3 )
Palpasi : supel, hati tidak membesar
Perkusi : shifting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal.
13. Punggung
Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian punggung (18%). Warnanya merah,
keabu-abuan, sedikit tampak cairan.
Hasil laboratorium
HB : 14,5g/dl
Lekosit ; 29.600/mm3
Trombosit : 213.000/mm3
Ht : 30%
Ureum : 39mg/dl
Kretinin : 1,3mgdl
Na : 133 mmol/L
K : 3,68mmol/L
Cl : 112 mmol/L

Status luka bakar :


a. tampak luka bakar di perut bagian bawah memanjang ukuran 15x3 cm ( derajat 3 )
= 9% derajat 2
b. Terdapat luka bakar menyeluruh pada bagian punggung . Warnanya merah, keabu-
abuan, sedikit tampak cairan. = 18% derajat 3
c. Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm warna kulit
merah pucat. = 4,5% derajat 2
d. Luas luka bakar = 31,5% dengan derajat kedalaman 2-3

Penatalaksanaan medis
 Rumus baxter : (% luka bakar)x (BB)x(4cc)
31,5%x60x 4= 7560/24jam
8 jam pertama : 3780 cc
8 jam kedua : 1890cc
8 jam ke 3 : 1890
 Mendapat O2 2liter permenit nasal kanul
 Therapy obat :
1. Inj. Cefotaxin 1gr/12 jam : anti infeksi
2. Inj. Keterolac 1gr/8jam : anti nyeri
3. Tab. tramadol 50mg/8jam : anti nyeri
4. Mebo salep.
5. Supratul

2. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS: Klien merasa lemas Luka bakar Permeabilitas kapiler
DO: meningkat
 Turgor kulit menurun ≥ ↓
2 detik. Evaporasi / Penguapan
 Mukosa kering cairan
 TTV : TD 100/70 ↓
mmHg, Nadi :110x/mnt, Kehilangan cairan tubuh
regular, Suhu : 37,8ºC ↓
Pernapasan : 29x/m Defisit volume cairan

 Rumus baxter : (% luka


bakar)x (BB)x(4cc)
31,5%x60x 4=
7560/24jam
8 jam pertama : 3780 cc
8 jam kedua : 1890cc
8 jam ke 3 : 1890
 Luas luka bakar =
31,5% dengan derajat
kedalaman 2-3
2 DS: Pasien mengeluh sesak Luka bakar Vasodilatasi Pembuluh
DO: Darah
 Tampak kesulitan ↓
bernafas/sesak Penyumbatan saluran nafas
 Gerakan dada simetris bagian atas
 Pola napas cepat dan ↓
dangkal, irreguler Edema paru
 TTV : RR: 29x/menit ↓
Hiperventilasi

Gangguan pertukaran gas

3 DS: klien mengeluh panas dan Luka bakar Kerusakan kulit/ jaringan
sakit dan edema
DO: ↓
 TTV: TD100/70mmHg, Nyeri akut
Nadi: 110x/mnt,
S: 37,8ᵒC,
RR: 29x/menit
 Pasien nampak meringis
kesakitan sambil
memegang dada yang
sakit.
 P: trauma luka bakar
 Q : terasa panas
 R : sisi trauma/cidera
yang sakit
 S : Skala nyeri 7
 T: Hilang timbul dan
meningkat jika adanya
aktivitas
 Mendapatkan anti nyeri:
- Inj. Keterolac
1gr/8jam : anti nyeri.
-Tab. tramadol
50mg/8jam : anti nyeri
4 DS: pasien mengeluh perih, Luka bakar Kerusakan kulit/ jaringan
sakit ↓
DO: Inflamasi, Lesi
 Kulit kemerahan hingga Kerusakan integritas kulit
nekrosis ↓
 Luas luka bakar = Gangguan integritas kulit
31,5% dengan derajat
kedalaman 2-3.
 Kulit tidak utuh
 Akral dingin, lembab
 Suhu 37,8ºC
 Peningkatan leukosit
(26.900mm3 )

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b.d banyaknya penguapan/cairan tubuh yang keluar
2. Gangguan pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas
3. Nyeri akut b.d kerusakan kulit dan jaringan
4. Gangguan integritas kulit b.d kerusakan kulit dan jaringan yang terkena luka bakar

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Defisit volume  BP 100-140/60-90  Monitor dan catat intake, output
cairan b.d mmHg (urine 0,5 – 1 cc/kg.bb/jam)
banyaknya  Produksi urine >30  Beri cairan infus yang
penguapan/cairan ml/jam (minimal 1 mengandung elektrolit (pada 24
tubuh yang keluar ml/kg BB/jam) jam ke I), sesuai dengan rumus
(Setelah dilakukan  Ht 37-43 % formula yang dipakai
tindakan  Turgor elastic  Monitor vital sign
keperawatan dalam  Mucosa lembab  Monitor kadar Hb, Ht,
waktu 2 x 24 jam elektrolit, minimal setiap 12
 Akral hangat
pemulihan cairan
optimal dan  Rasa haus tidak jam.
keseimbangan ada
elektrolit serta
perfusi organ vital
tercapai)
2 Gangguan  Tidak ada tanda-  Mengkaji tanda-tanda distress
pertukaran tanda sianosis nafas, bunyi, frekuensi, irama,
gas/oksigen b.d  Frekuensinafas 12 kedalaman nafas.
kerusakan jalan - 24 x/mnt  Monitor tanda-tanda hypoxia
nafas(Setelah  SP O2 > 95 (agitsi,takhipnea,
dilakukan tindakan stupor,sianosis)
keperawatan dalam  Monitor hasil laboratorium,
waktu 2 x 24 jam AGD, kadar oksihemoglobin,
oksigenasi jaringan hasil oximetri nadi.
adekuat)  Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemasangan endotracheal
tube atau tracheostomi tube bila
diperlukan.
 Kolabolarasi dengan tim medis
untuk pemasangan ventilator
bila diperlukan.
 Kolaborasi dengan tim medis
untuik pemberian inhalasi terapi
bila diperlukan
3 Nyeri akut b.d  Skala 1-2  Kaji rasa nyeri yang dirasakan
kerusakan kulit dan  Expresi wajah klien
jaringan(Setelah tenang  Atur posisi tidur dengan
dilakukan tindakan  Nadi 60-100x/mnt nyaman
keperawatan dalam  Klien tidak gelisah  Anjurkan klien untuk teknik
selama masa relaksasi
perawatan nyeri  Lakukan prosedur pencucian
berkurang) luka dengan hati-hati
 Anjurkan klien untuk
mengekspresikan rasa nyeri
yang dirasakan
 Beri tahu klien tentang
penyebab rasa sakit pada luka
bakar
 Kolaborasi dengan tinm medis
untuik pemberian analgesik
4 Gangguan integritas  Luka sembuh  Kaji luka pada fase akut
kulit b.d kerusakan sesuai dengan fase (perubahan warna kulit)
kulit dan jaringan  penyembuhan luka  Cegah adanya gesekan pada
yang terkena luka kulit yang terdapat luka
bakar (Setelah  Lakukan perawatan pada luka
dilakukan tindakan bakar
keperawatan selama
masa penyembuhan
luka bakar sembuh
dengan baik dan
integritas kulit)

5. Evaluasi
DX 1 S : Klien merasa tidak lemas
O : Turgor kulit baik, mukosa lembab, kadar Kalium= 4.0 mEq/L dan
kadar Natrium= 135 mEq/L, intake dan output seimbang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Dx 2 S : Klien mengatakan sesak berkurang
O : Klien kadang-kadang masih terlihat bernafas cepat, RR: 25
kali/menit, SaO2 = 95 %
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Dx 3 S : Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 4


O : Klien tidak meringis dan nadi 95 kali/ detik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Dx 5 S : Klien masih mengeluhkan perih pada luka


O : Masih ada luka terbuka
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka
bakar juga dapat didefinisikan sebagai suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi.

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler
yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan oedem dan menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan
berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar
menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan,masuknya cairan
kebula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari keropeng
luka bakar derajat tiga.

Luka bakar ringan bisa ditangani rumah, edukasi pasien termasuk perawatan di rumah
dan mengetahui kapan harus mencari perawatan medis. Promosi kesehatan mencakup cara
mencegah luka bakar di rumah atau di tempat kerja. Kebanyakan kasus luka bakar
merupakan kasus ringan yang dapat ditangani di rumah, namun pasien harus diedukasi
kasus di mana harus mencari pertolongan medis.

3.2Saran
1. Tenaga kesehatan
Sebagai tim kesehatan agar lebih bisa meningkatkan pengetahuan tentang luka
bakar dan pendidikan kesehatan terhadapnya yang efektif  dan juga sebaiknya kita
memberikan informasi atau health education mengenai luka bakar kepada para
masyarakat.
2. Masyarakat
Masyarakat sebaiknya mengindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya Luka
bakar baik di tempat kerja, maupun di sekitar rumah
DAFTAR PUSTAKA

Azzam Rahman. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Luka Bakar. http://medical bedah-
rahman azzam. Blogspot.com/2008/02/asuhan keperawatan-klien-lukabakar.html.
dibuka tanggal 9 November 2020.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta : Salemba Medika.
Schwarz.RJ. (2007). Management of postburn contractures of the upper extremity. Journal
of burn care research 28: 212-219

Wiktor A, Richards D. Patienteducation: Skinburns (BeyondtheBasics). Diakses November


2020. Dapat diakses melalui [URL]: https://www.uptodate.com/contents/skin-burns-
beyond-the-basics

WimdeJong. 2005. Bab3: Luka, Luka Bakar: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi2. EGC. Jakarta.
p66 -88

Anda mungkin juga menyukai