LUKA BAKAR
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Case Analysis Metode (CAM)
disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan sebaik baiknya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Definisi......................................................................................................4
B. Etiologi......................................................................................................4
C. Manifestasi Klinis......................................................................................4
D. Kedalaman Luka Bakar.............................................................................5
E. Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Derajat dan Luasnya Kulit yang
Terkena.................................................................................................................6
F. Luas Luka Bakar Berdasarkan Rule Of Nine................................................6
G. Luas Permukaan Tubuh (%) Berdasarkan lund and browder...................7
H. Penatalaksanaan.........................................................................................8
I. Perawatan Luka...........................................................................................10
J. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................11
BAB IV..................................................................................................................28
PENUTUP.............................................................................................................28
A. Kesimpulan..............................................................................................28
Daftar Pustaka......................................................................................................29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan bentuk trauma yang terjadi sebagai akibat
dari aktifitas manusia dalam rumah tangga, industri, trafic accident,
maupun bencana alam. Luka bakar ialah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air
panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).
Anak-anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi
untuk mengalami luka bakar. Kaum remaja laki-laki dan pria dalam usia
kerja juga lebih sering menderita luka bakar dari pada yang diperkirakan
lewat representasinya dalam total populasi. Sebagian besar luka bakar
terjadi di rumah. Memasak, memanaskan dan menggunakan alat-alat
listrik merupakan pekerjaan yang lazimnya terlihat dalam kejadian ini.
Kecelakaan industry juga menyebabkan banyak kejadian luka bakar
(Brunner&Suddarth, 2002). Sehingga sangat perlu adanya penanganan
atau pertolongan pertama pada luka bakar yang benar. Pertolongan
pertama adalah penanganan yang diberikan saat kejadian atau bencana
terjadi di tempat kejadian, sedangkan tujuan dari pertolongan pertama
adalah menyelamatkan kehidupan, mencegah kesakitan makin parah, dan
meningkatkan pemulihan.
Namun ada kebiasaan masyarakat yang kurang tepat, jika terjadi
luka bakar banyak orang yang memberikan pertolongan pertama pada
kasus luka bakar. 2 Dengan mengoleskan pasta gigi, mentega, kecap,
minyak, dan masih banyak lagi anggapan dan kepercayaan seseorang yang
selama ini diyakini di masyarakat. Hingga kini masih banyak masyarakat
yang percaya dengan hal tesebut. Seharusnya pertolongan pertama yang
dapat dilakukan adalah sesegera mungkin mendinginkan area yang terkena
dengan air sejuk yang mengalir selama minimal 20 menit. Hal ini untuk
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini akan diuraikan dalam bab
pembahasan berdasarkan latarbelakang yang telah dibuat.rumusan masalah
makalah ini terdiri dari:
1. Apa definisi dari luka bakar ?
2. Bagaimana etiologi luka bakar ?
3. Bagaimana manifestasi klinis luka bakar ?
4. Bagaimana kedalaman luka bakar ?
5. Bagaimana klasifikasi luka bakar ?
6. Bagaimana luas luka bakar ?
7. Bagaimana Luas Permukaan Tubuh luka bakar ?
8. Bagaimana penatalaksanaan luka bakar ?
9. Bagaimana perawatan luka bakar ?
10. Apa saja pemeriksaan penunjang luka bakar ?
11. Bagai mana perjalanan penyakit luka bakar ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep umum mengenai luka bakar.
2. Tujuan Khusus
Tujuan pembuatan makalah dapat disebut juga jawaban dari setiap
rumusan masalah. Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui definisi luka bakar
3
PEMBAHASAN
A. Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak langsung dengan
suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi. Luka bakar
mengakibatkan tidak hanya kerusakan pada kulit, tetapi juga mempengaruhi
seluruh sistem tubuh. Pasien dengan luka bakar luas (mayor) akan menyebabkan
berbagai macam komplikasi sehingga memerlukan penangan khusus.
(Moenadjat,2003)
Luka bakar merupakan respon kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma
suhu/ termal seperti api, air panas, listrik atau zat-zat yang bersifat membakar
seperti asam kuat dan basa kuat. Luka bakar dengan ketebalan parsial merupakan
luka bakar yang tidak termasuk epitel kulit maupun hanya merusak sebagian dari
epitel. Luka bakar dengan ketebalan penuh merusak semua sumber-sumber
pertumbuhan kembali epitel kulit. ( Arif Mz,2017)
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam. (Rudi Haryono, dkk 2019)
B. Etiologi
Menurut (Rudi Haryono, dkk 2019)
1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn); gas, cairan, dan bahan
padat (solid)
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
4
5
C. Manifestasi Klinis
1. Luka bakar derajat pertama ditandai oleh kemerahan dan nyeri.
Dapat timbul lepuh setelah 24 jam dan kemudian kulit mungkin
terkelupas.
2. Luka bakar derajat kedua superfisial ditandai dengan adanya lepuh
dan nyeri hebat. Terbentuk lepuhan yang terjadi beberapa menit
setelah cedera. Ketika lepuhan pecah, ujung-ujung saraf terekspos
langsung dengan udara. Karena respons nyeri dan taktil masih
utuh, penanganan luka bakar ini menimbulkan rasa yang sangat
nyeri.
3. Luka bakar derajat kedua dalam ditandai dengan adanya lepuh dan
rasa nyeri. Apabila dibandingkan dengan luka bakar derajat kedua
superfisial, pada luka bakar ini tidak begitu nyeri karena neuron
sensoris sudah mengalami destruksi yang luas.
4. Luka bakar derajat ketiga tampak datar, tipis, dan kering. Dapat
ditemukan koagulasi pembuluh-pembuluh darah. Mungkin kulit
tampak putih atau hitam dengan tekstur kasar.
5. Luka bakar derajat empat menimbulkan edma atau bula. Dalam
beberapa jam, cairan dan protein berpindah dari kapiler ke ruang
interstisial sehingga terjadi bula. Pada keadaan ini timbul respons
imunologi berupa peningkatan laju metabolisme yang berdampak
terhadap peningkatan kebutuhan kalori. (Rudi Haryono, dkk 2019)
D. Kedalaman Luka Bakar
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak
dan disebut sebagai luka bakar superficial partial-thickness, deep partial-
thickness dan full-thickness. Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka
bakar dearajat satu, dua dan tiga.
1. Luka bakar derajat satu: Epidermis mengalami kerusakan atau
cedera dan sebagian dermis turut cedera. Luka tersebut bisa terasa
nyeri, tampak merah dan keting seperti luka bakar matahari, atau
6
Antebrakhium Kiri 3 3 3 3 3 3
Tangan Kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tangan Kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha Kanan 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Paha Kiri 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Cruris Kanan 5 5 5,5 6 6,5 7
Cruris Kiri 5 5 5,5 6 6,5 8
Kaki Kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki Kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
H. Penatalaksanaan
1. Perawatan di Tempat Kejadian
a) Mematikan Api
Jika pakaian turut terbakar, api dapat dimatikan jika korban
menjatuhkan diri dan menggulingkan tubuhnya di lantai atau tanah
( “drop and roll” ); segala sesuatu yang ada untuk mengurangi
nyala api, seperti selimut, permadani atau jas, dapat digunakan.
Berdiri diam memaksa korban untuk menghirup nyala pi serta
asap, dan berlari akan memperbesar nyala api tersebut. Jika sumber
luka bakarnya adalah arus listrik, sumber listrik harus dipadamkan.
b) Mendinginkan Luka Bakar
Sesudah api dipadamkan, daerah yang terbakar dan pakaian yang
menempel pada daerah tersebut dibasahi dengan air yang sejuk
untuk mendinginkannya dan menghambat proses perjalanan luka
bakar. Setelah proses ini dihambat, kompres dingin merupakan
pertolongan pertama yang paling tepat. Merendam luka bakar
dengan sering dalam air yang sejuk atau menggunakan kompres
handuk yang dingin akan mengurangi rasa sakit dengan segera dan
membatasi edema serta kerusakan jaringan setempat. Namun
demikian, kita tidak boleh sekali-kali mengompres luka bakar
selama lebih dari beberapa menit dengan air es atau dengan kasa
9
J. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan terutama untuk luka bakar yang
parah. Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan, antara
lain:
1. Pemeriksaan darah, meliputi perhitungan jenis kimia darah,
analisis gas darah dengan carboxyhemoglobin, analisis urine,
creatinin phosphokinase dan myoglobin urine (luka bakar akibat
listrik), serta pemeriksaan faktor pemberian darah.
2. Pemeriksaan radiologi, meliputi foto toraks (untuk mengetahui
apakah ada kerusakan akibat luka bakar atau adanya trauma dan
12
PATHWAY
Kerusakan kulit
keru
kerusakan (epidermis dan dermis)
integritas kulit
Luka bakar
Oliguri
a
Nyeri akut
ANALISA KASUS
Seorang laki-laki, Tn.M, berusia 39 tahun, tersiram air panas dan segera dibawa
ke RSHS. Luka bakar tampak sampai tendon mengenai seluruh tangan kanan,
paha depan kanan dan perineum. Pasien mengerang kesakitan dengan wajah
tegang skala 7 (0-10), mengatakan kulitnya serasa dikuliti dan terus menerus.
Tampak eksudat sedang, keluar dari luka.
Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 110 x/menit,
RR: 24 x/menit, Hb 12 gr/dl, Ht 29%, trombosit 115.000/mm 3 , leukosit 14.000,
albumin 2,9 dan BB pasien 50 kg, tinggi badan 160 cm. Terpasang kateter urin
dengan jumlah urin 100 cc selama 12 jam, warna kuning agak pekat. Turgor kulit
kering.
− S (Suhu) : 37,0o C
2). Pemeriksaan Antropometri
− BB (berat badan) : 50 kg
− TB (tinggi Badan) : 160 cm
− BMI (Body Mask Index) : -
− LLA (Lingkar Lengan Atas):-
3). Pengkajian Persistem
a. System Pernafasan
Respirasi 24 x /menit, dan perlu di tambahkan apakah ada pernafasan
cuping hidung tidak ada sesak tidak ada suara nafas tambahan
b. System kardiovaskuler
TD 150/80 mmHg Nadi 110 x/ menit, nadi distal teraba sangat kuat
secara bilateral tidak peningkatan JVP, tidak ada masalah di jantung
c. System pencernaan
Hal yang harus dikaji adalah bising usus, mukosa bibir, kesimetrisan
abdomen, warna abdomen, luka di abdomen, tekstur, kebersihan lidah,
gigi dan mulut
d. System integument
Pasien turgor kulitnya kering.
e. Sistem persarafan
1) Kesadaran dan orientasi : Compos Mentis
2) Nilai GCS : 15
3) Memori :
4) Tes fungsi syaraf otak :
seperti:
Nervus Olfaktori (N. I):
Fungsi: saraf sensorik, untuk penciuman
Nervus Optikus (N. II)
Fungsi: saraf sensorik, untuk penglihatan
Nervus Okulomotoris (N. III)
17
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x/hari Belum BAB
Warna
Keluhan Tidak ada keluhan
b. BAK
Frekuensi 4x
Warna
Keluhan Tidak ada keluhan BAK Terpasang kateter urin
dengan jumlah urin 100 cc
selama 12 jam, warna kuning
agak pekat.
5 Personal hygiene
a. Mandi 2x/ hari
b. Keramas 1x/2 hari Belum melakukan personal
c. Gunting kuku Jika sudah panjang hygiene
g. Data Psikologis
1). Status Emosi
Pasien terlihat tegang meregang kesakitan akibat lukabakar
2). Konsep Diri
a). Gambaran Diri : tidak terkaji namun yang harus dikaji yaitu tentang
pandangan klien terhadap kondisi tubuhnya saat ini.
b). Harga Diri : tidak terkaji, naming yang harus dikaji yaitu tentang
harga dirinya terhadap kondisinya.
c). Peran diri : tidak terkaji, yang harus dikaji yaitu sebagai apa peran di
keluarganya klien tersebut.
d). Identitas diri : pasien seorang laki laki yang berusia 39 tahun
e). Ideal diri : tidak terkaji, yang harus dikaji yaitu harapan klien untuk
kedepannya.
3). Gaya Komunikasi : klien mampu berkomunikasi dalam menyampaikan
apa yang dirasakannya.
h. Data Sosial
Tidak terkaji namun harus ada yang dikaji sebagai berikut :
Berisi hubungan pasien dengan yang lain, keluarga, teman, kerabat dan
perawat.
i. Data Spritual
20
2) Pemeriksaan Lain
k. Terapi
cairan atau
darah.
B. Analisa Data
Dehidrasi
-RR 24 x/menit
DS:-mengatakan Merangsang reseptor nyeri
kulitnya serasa di kuliti Dihantarkan oleh serabut α,β
terus menerus dan delta.
Persepsi nyeri
Nyeri akut
Resiko Infeksi
hasilnya.
2. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1.tentukan lokasi,kualitas dan 1. untuk menempatkan
Agen Cedera Fisik keperawatan selama 2x24 jam, keparahan nyeri sebelum pengobatan dengan tempat yang
Luka Bakar Nyeri dapat teratasi dengan mengobati pasien benar.
kriteria hasil 2. monitor ttv sebelum dan 2. untuk mengetahui keefektifan
sesudah pemberian analgesik dalam pemberian obatnya.
narkotik 3. dapat meningkatkan relaksasi
3. berikan kebutuhan dan kenyamanan klien.
kenyamanan dan aktivitas lain 4. meningkatkan motivasi klien
yang dapat membantu relaksasi untuk sembuh.
untuk memfasilitasi penurunan
nyeri
4. berikan harapan yang positif
mengenai keefektifan
pemberian analgetik untuk
mengoptimalkan respon
pasien.
3 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1.kaji ukuran, warna, 1.untuk mengetahiu langkah
integritas kulit B.d keperawatan selama 2x24 jam, kedalaman luka, dan kondisi perawatan selanjutnya.
26
cidera kimiawi regenerasi jaringan baik sekitar luka. 2.merawat dan membantu proses
kulit luka bakar. dengan kriteria hasil: 2.lakukan perawatan luka penyembuhan dan menjaga aga
mencapai penyembuhan tempat bakar yang tepat dan tindakan tidak terjadi infeksi.
waktu pada area luka bakar. control infeksi. 3. untuk mempertahankan
3.pertahankan penutupan luka, kebersihan luka dan
dengan mempertahankan keseterilannya agar penyembuhan
balutan diatas area graft baru. optimal.
4 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan 1.monitor karakteristik luka, 1. mengkaji adakah tanda infeksi
keperawatan selama 2x24 jam, warna dan ukuran dan peningkatan kondisi luka.
tidak ada tanda tanda infeksi 2. pertahankan teknik balutan 2. mempertahankan kebersihan
dengan kriteria hasil: steril ketika melakukan steril klien agar tidak infeksi.
Tak ada demam, pembentukan perawatan luka dengan tepat 3. agar dapat tertangani dengan
jaringan granulasi baik. 3. anjurkan pasien dan cepat.
keluarga untuk mengenal tanda 4. menjaga agar tidak terinfeksi.
dan gejala infeksi 5.Mengetahui tanda tanda infeksi.
4. persiapan lingkungan yang 6.untuk mengoptimalkan tahap
steril dan pertahankan proses penyembuhan dan
maksimum aseptik selama mempercepat.
keseluruhan proses
27
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah trauma pada kulit yang disebabkan oleh panas atau suhu
tinggi, Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar, Luka bakar suhu
tinggi, Luka bakar listrik, Luka bakar kimiawi, Luka Bakar Radiasi (Radiasi
Injury)
B. Saran