Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR

Dosen Pengampu :
Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns., M.Kep

Di Susun Oleh:
Kelompok 7
Reguler A
1. Muhammad Jovinco Rahmananda (P27820721022)
2. Putri Eka Nur Fadilah (P27820721029)

TINGKAT 2 SEMESTER 4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : Asuhan Keperawatan Luka Bakar


Disusun Oleh : Kelompok 7 Reguler A
1. Muhammad Jovinco Rahmananda (P27820721022)
2. Putri Eka Nur Fadilah (P27820721029)

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang kami
selesaikan adalah benar. Dengan ini kami menyatakan penulisan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Luka Bakar” telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang ditetapkan oleh
Ibu dosen.

Penyusun Surabaya, 26 Januari 2023


Dosen Pengampu

(Kelompok 7 Reguler A) (Hepta Nur Anugrahini, S.Kep., Ns., M.Kep)

i
KATA PENGANTAR

Tiada henti kami ucapkan puja dan puji syukur atas segala kelimpahan nikmat yang telah
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya juga kami ucapkan untuk segala pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini termasuk kepada pembuat berbagai sumber data yang kami pakai
dalam makalah ini.
Asuhan Keperawatan Luka Bakar ini bertujuan agar dapat menambah wawasan para
pembaca mengenai pembelajaran dan pengajaran serta mampu mengaplikasikan secara langsung.
Banyak kesalahan maupun kekeliruan baik dari sumber data maupun hal lain yang
mungkin terdapat dalam makalah ini. Maka demikian saya selaku penulis bersedia untuk
menerima kritik dan saran dari pembaca agar saya bisa memperbaiki makalah ini menjadi lebih
baik lagi. Kami selaku penulis telah berusaha dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan makalah
ini sehingga diharapkan makalah ini mampu membawa dampak yang positif pada kehidupan
pembaca.

Surabaya, 26 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Tujuan................................................................................................................................1

1.3 Manfaat..............................................................................................................................1

BAB II..............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

2.1. Definisi...............................................................................................................................2

2.2. Patofisiologi.......................................................................................................................2

2.3. Etiologi...............................................................................................................................2

2.4. Pathway..............................................................................................................................3

2.5. Manifestasi Klinis..............................................................................................................3

2.6. Komplikasi.........................................................................................................................4

2.7. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................4

BAB III............................................................................................................................................5

ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................................5

3.1. Pengkajian..........................................................................................................................5

3.2. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................9

3.3. Intervensi Keperawatan.....................................................................................................9

3.4. Implementasi Keperawatan..............................................................................................18


iii
3.5. Evaluasi............................................................................................................................18

BAB IV..........................................................................................................................................19

PENUTUP.....................................................................................................................................19

4.1. KESIMPULAN................................................................................................................19

4.2. SARAN............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................20

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Hal ini disebabkan karena
tingginya angka mortalitas dan morbiditas luka bakar, khusus pada negara dengan
pendapatan rendah-menengah, dimana lebih dari 90% angka kejadian luka bakar
menyebabkan kematian (mortalitas).bagaimana juga, kematian bukanlah satu-satunya akibat
dari luka bakar. Banyak penderita luka bakar yang akhirnya mengalami kecacatan
(morbiditas), hal ini tak jarang menimbulkan stigma dan penolakan masyarakat . (Gowri, et
al., 2012)

Permasalahan yang dialami oleh penderita luka bakar, selain komplikasi, adalah proses
penyembuhan luka bakar yang lama. Epitelisasi merupakan proses yang penting pada saat
penyembuhan luka bakar karena epitel melindungi tubuh dari paparan lingkungan. Selain itu,
epitel juga berguna dalam melindungi tubuh dari invasi bakteri, trauma, dan kehilangan
cairan. Semakin cepat proses repitelisasi epidermis, maka semakin cepat proses
penyembuhan luka. Oleh karena itu diperlukan suatu terapi yang dapat digunakan untuk
mempercepat proses repitelisasi epidermis pada luka bakar.

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada intugumen luka bakar

1.3 Manfaat
Menambah wawasan serta memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang asuhan keperawatan pada integumen luka bakar

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. (Musliha, 2010). Luka
bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas (thermal), bahan kimia,
elektrik dan radiasi (Suryadi, 2001).

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air
panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi juga disebabkan oleh kontak dengan suhu rendah
(Masjoer, 2003). Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas yang
memberikan gejala tergantung luas dalam dan lokasi lukanya (Tim Bedah, FKUA, 1999)

Jadi, luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh panas, kimia, elektrik
maupun radiasi.

2.2. Patofisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi, akibatnya akan
merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah besar dan akibat kerusakan
pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma sel darah, protein dan albumin, mengalami
gangguan fisiologi. Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang masif, terganggunya cairan
di dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga merusak pembuluh darah yang
mengakibatkan sumbatan pembuluh darah sehingga beberapa jam setelah terjadi reaksi
tersebut bisa mengakibatkan radang sistemik, maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari
kilasan diatas maka pada luka bakar juga dapat terjadi sok hipovelemik (burn syok).

2.3. Etiologi
Menurut Musliha 2010, luka bakar dapat disebabkan oleh ; 1. Luka bakar suhu tinggi
(Thermal Burn)

a. Gas

2
b. Cairan

c. Bahan padat (solid)

2. Luka bakar bahan kimia (Hemical Burn)

3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)

4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)

2.4. Pathway

2.5. Manifestasi Klinis


Menurut Wong dan Whaley’s 2003, tanda dan gejala pada luka bakar adalah :

3
1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri sekali,
sembuh dalam 3-7 hari dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam),
terdapat vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya
penimbunan dibawah kulit), luka merah dan basah mengkilap, sangat nyeri, sembuh
dalam 21-28 hari tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III
4. Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan
(seperti merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam
keabu-abuan (seperti luka yang kering dan gosong juga termasuk jaringan mati),
tampak kering, lapisan yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).
2.6. Komplikasi
1. Curting Ulcer / Dekubitus
2. Sepsis
3. Pneumonia
4. Gagal Ginjal Akut
5. Deformitas
6. Kontraktur dan Hipertrofi Jaringan parut
Komplikasi yang lebih jarang terjadi adalah edema paru akibat sindrom gawat panas
akut (ARDS, acute respiratory disters syndrome) yang menyerang sepsis gram
negatif. Sindrom ini diakibatkan oleh kerusakan kapiler paru dan kebocoran cairan
kedalam ruang interstisial paru. Kehilangan kemampuan mengembang dan gangguan
oksigen merupakan akibat dari insufisiensi paru dalam hubungannya dengan siepsis
sistemik (wong, 2008).

2.7. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Laboraturium meliputi Hb, Hmt, Gula Darah, Natrium dan elektrolit, ureum
kreatinin, Protein, Urin Lengkap, AGD (PO2 dan PCO2). Pemeriksaan Radiologi, Foto
Thorax, EKG, CVP untuk mengetahui tekanan vena sentral.

4
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.
3.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, social
dan lingkungan (Dermawan, 2012).

a. Pengumpulan Data
1. Nama:
2. Umur: Resiko :
3. Jenis kelamin:
4. Agama:
5. Pendidikan:
6. Alamat:
7. No. RM:
8. Pekerjaan:
9. Status Perkawinan:
10. Tanggal MRS:
11. Tanggal Pengkajian:
12. Sumber Informasi:
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Sumber kecelakaan
b. Sumber panas atau penyebab yang berbahaya
c. Gambaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi
d. Faktor yang mungkin berpengaruh seperti alkohol, obat-obatan
e. Keadaan fisik disekitar luka bakar

5
f. Peristiwa yang terjadi saat luka sampai masuk ke RS
2. Riwayat kesehatan dahulu
Penting untuk menentukan apakah pasien mempunyai penyakit yang merubah
kemampuan untuk memenuhi keseimbangan cairan dan daya pertahanan terhadap
infeksi (seperti DM,gagal jantung, sirosis hepatis, gangguan pernafasan)

c. Riwayat pengkajian nyeri


P : Provokatus paliatif: Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang bisa memperberat ?
apa yang bisa mengurangi ?
Q : Quality-quantity: Bagaimana gejala dirasakan, sejauh mana gejala dirasakan
R : Region – radiasi: Dimana gejala dirasakan ? apakah menyebar?
S : Skala – severity: Seberapa tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa ?

T : Time: Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala dirasakan? tiba-tiba atau
bertahap ? seberapa lama gejala dirasakan?

d. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum:
Tanda vital:
1. Tekanan Darah : Normal, jika tidak ada riwayat hipertensi
2. Nadi : Meningkat (Normal 80-100x/menit)
3. RR : Meningkat (Normal 16-24x/menit)
4. Suhu : (36,5-37,5) kecuali jika ada inflamasi
2. Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala Untuk mengetahui turgor kulit dan mengetahui adanya lesi atau bekas
luka.
Inspeksi : lihat ada lesi atau tidak, warna rambut, edema, dan penyebaran
rambut.
Palpasi : meraba dan tentukan elastisitas turgor kulitbserta tekstur kasar atau
halus, akral dingin/ hangat.
2. Rambut Untuk mengetahui warna rambut, kebersihan rambut, penyebaran
rambut. Inspeksi : penyebaran rambut merata atau tidak dan adanya ketombe
atau tidak. Palpasi :mudah rontok atau tidak, rambut lengket atau tidak

6
3. Wajah Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala, untuk mengetahui luka dan
kelainan pada kepala.
Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah antara kanan dan kiri jika ada perbedaan
maka ada kelumpuhan atau parase.
Palpasi :lihat adanya luka, respon nyeri dengan melakukan penekanan sesuai
kebutuhan.
4. Mata Untuk mengetahui bentuk mata, fungsi mata serta untuk melihat apakah
ada kelainan pada mata.
Inspeksi: lihat warna konjungtiva dan sclera mata (kuning atau ikterik), pupil
isokor, medriasis atau miosis.
Palpasi : lihat apakah ada tekanan intra okuler. Apabila ada maka ketika
dilakukan penenkanan akan terasa keras, kaji jika ada nyeri tekan
5. Hidung Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung
Inspeksi : lihat bentuk hidung simetris atau tidak, apakah ada kemerahan atau
lesi hidung bagian dalam.
Palpasi : lakukaan penekanan apakah ada nyeri tekan pada sinus, apakah ada
nyeri tekan pada pangkal hidung, apakah terjadi benjolan.
6. Mulut dan Faring Untuk mengetahui apakah ada kelainan pada mulut dan
faring.
Inspeksi : lihat apakah ada kelainan pada bibir (bibir sumbing), bentuk bibir
simetris atau tidak, warna bibir, kelembapan, apakah ada gigi yang berlubang,
kebersihan gigi, serta lihat apakah ada pembesaran pada tonsil.
Palpasi : ada lesi atau massa pada area mulut dengan melakukan penekanan di
daerah pipi, serta kaji jika ada nyeri tekan
7. Telinga Untuk mengetahui fungsi telinga dan melihat apakah ada kondisi
abnormal pada telinga.
Inspeksi : lihat warna daun telinga, bentuk, simetris atau tidak antara kanan dan
kiri, serta lihat apakah ada serumen.
Palpasi : lakukan penekanan ringan apakah ada nyeri tekan atau tidak dan
elastisitas kartilago.
8. Leher Untuk mengetahui fungsi dan apakah ada kelainan pada leher.
Inspeksi : lihat warna kulit, bentuk, amati adanya pembesaran kelenjar tiroid.

7
Palpasi : lakukan penekanan pada leher dengan cara meletakkan kedua tangan
disisi samping leher dan pasien suruh menelan lalu rasakan apakah ada
pembesaran tiroid pada sisi leher.
9. Dada Untuk mengetahui bentuk, frekuensi, nyeritekan, irama pernafasan dan
bunyi paru.
Inspeksi : lihat kesimetrisan dada kanan dan kiri, apakah ada retraksi dada atau
tidak.
Palpasi: apakah ada benjolan serta nyeri tekan, lihat apakah ada pelebaran pada
ictus cordis.
Perkusi: untuk melihat batas normal paru.
Auskultasi: untuk mengetahui bunyi nafas
10. Abdomen Untuk mengetahui warna, bentuk perut, peristaltic usus, dan apakah
ada nyeri tekan.
Inspeksi: amati bentuk perut, warna kulit, apakah ada benjolan, dan asites.
Auskultasi: dengarkan peristaltik usus dan hitung apakah ada peningkatan pada
bising usus.
Palpasi: apakah ada lesi, dan nyeri tekan.
Perkusi: apakah ada hipertimpani atau tidak.
11. Musculoskeletal/ Ektremitas Untuk mengetahui mobilitas kekutan otot.
Inspeksi : lihat apakah ada atrofi pada ekstremitas.
Palpasi : lakukan penekanan dan minta pasien untuk memberi tahanan pada
eskstremitas untuk melihat kekuatan otot pada anggota gerak atas dan bawah.
12. Pemeriksaan Nervus NI olfaktorius : untuk memeriksa indra penciuman dengan
baubauan yg tajam .
NII optikus : pemeriksaan ketajaman penglihatan dengan visual test snellen
card.
N III,IV,VI okulomotorius, throkhlearis, abdusens : apakah ada paralisis pada
salah satu mata, pemeriksaan pupil, gerakan bola mata.
N V trigeminus : apakah ada gangguan mengunyah, kasus stroke terkadang
terdapat paralisis pada saraf trigeminus.
N VII fasialis : kaji persepsi pengecapan, dan kesimetrisan wajah.
N VIII akustikus : apakah ada gangguan pendengaran .

8
N IX dan X glosofaringeus dan vagus : kemampuan menelan berfungsi secara
normal atau tidak, serta ajak klien untuk membuka mulut untuk menilai fungsi
dari vagus.

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka bakar)
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi kulit (luka bakar)
3. Risiko infeksi berhubungan dengan terpajang pada wabah
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya lesi

3.3. Intervensi Keperawatan


No Diagnosis Tujuan /Kriteria Hasil Perencanaan
Keperawatan Keperawatan

9
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Managemen Nyeri
berhubungan keperawatan diharapkan Observasi :
dengan agen cedera tingkat nyeri berkurang 1. Identifikasi lokasi,
fisik (luka bakar) dengan kriteria hasil karakterisktik,
1. Keluhan nyeri menurun durasi, frekuensi,
2. Gelisah menurun kualitas, intensitas
3. Kesulitan tidur menurun nyeri
4. Meringis menurun 2. Identifikasi skala
nyeri
3. Identifikasi respon
nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor
yang memperberat
dan meringankan
nyeri
5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
6. Identifikasi
pengaruh nyeri pada
kualtas hidup
7. Monitor efek
penggunaan
analgesik

Terapeutik :
1. Berikan tekhnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis,

10
akupresur, terapi
pijat, aromaterapi)
2. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat
dan tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi

11
rasa nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas kulit


kulit berhubungan keperawatan diharapkan Observasi
dengan cedera integritas kulit dan jaringan 1. Identifikasi
kimiawi kulit (luka meningkat dengan kriteria penyebab gangguan
bakar) hasil integritas kulit (mis.
1. Perfusi jaringan Perubahan sirkulasi,
meningkat perubahan status
2. Kerusakan jaringan nutrisi, peneurunan
menurun kelembaban, suhu
3. Kerusakan lapisan lingkungan ekstrem,
kulit menurun penurunan
4. Nyeri menurun mobilitas)
5. Nekrosis menurun Terapeutik
1. Ubah posisi setiap 2
jam jika tirah baring
2. Lakukan pemijatan
pada area
penonjolan tulang,
jika perlu
3. Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama
periode diare
4. Gunakan produk
berbahan petrolium

12
atau minyak pada
kulit kering
5. Gunakan produk
berbahan
ringan/alami dan
hipoalergik pada
kulit sensitive
6. Hindari produk
berbahan dasar
alkohol pada kulit
kering
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab (mis.
Lotin, serum)
2. Anjurkan minum air
yang cukup
3. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkat
asupan buah dan
saur
5. Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ektrime
6. Anjurkan
menggunakan tabir
surya SPF minimal
30 saat berada diluar

13
rumah

3. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka Bakar


berhubungan keperawatan diharapkan Observasi
dengan terpajang tingkat infeksi menurun 1. Identifikasipenyebab
pada wabah dengan kriteria hasil luka bakar
1. Kemerahan menurun 2. Identifikasi durasi
2. Nyeri menurun terkena luka bakar
3. Bengkak membaik dan riwayat
penanganan luka
sebelumnya
3. Monitor kondisi
luka (mis. persentasi
ukuran luka, derajat
luka, perdarahan,
warna dasar luka,
infeksi, eksudat, bau
luka, kondisi tepi
luka)
Terapeutik
1. Gunakan teknik
aseptik selama
merawat luka
2. Lepaskan balutan
lama dengan
menghindari nyeri
dan perdarahan
3. Rendam dengan air
steril jika balutan
lengket pada luka
4. Bersihkan luka
dengan cairan steril

14
(mis. NaCI 0,9%,
cairan antiseptik)
5. Lakukan terapi
relaksasi untuk
mengurangi nyeri
6. Jadwalkan frekuensi
perawatan luka
berdasarkan ada atau
tidaknya infeksi,
jumlar eksudat dan
jenis balutan yang
digunakan
7. Gunakan modern
dressing sesai
dengan kondisi luka
(mis. hyrocolloid,
polymer, crystaline
cellulose)
8. Berikan diet dengan
kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan
protein 1, 25-1,5
g/kg8B/hari
9. Berikan suplemen
vitamin dan mineral
(mis. vitamin A.
vitamin C, Zinc,
asam amino) sesuai
indikasi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi

15
2. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur
debridement (mis.
enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik),
jika perlu
2. Kolaborasi
pemberian
antibiotik, jika perlu
4. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan Managemen Energi
berhubungan keperawatan diharapkan Observasi
dengan adanya lesi toleransi aktivitas meningkat 1. Identifikasi
dengan kriteria hasil gangguan fungi
1. Frekuensi nadi tubuh yang
meningkat mengakibatkan
2. Kemudahan dalam kelelahan
melakukan aktivitas 2. Monitor kelelahan
sehari hari meningkat fisik dan emosional
3. Kekuatan tubuh 3. Monitor pola dan
meningkat jam tidur
4. Warna kulit 4. Monitor lokasi dan
membaik ketidakyamanan
selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
1. Sediakan
lingkungan nyaman
dan rendah stimulus

16
(mis. cahaya, suara,
kunjungan)
2. Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
4. Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur,
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring
2. Anjurkan
melakukan aktivtas
secara bertahap
3. Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan

17
asupan makanan.

3.4. Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan (PPNI, 2018). Implementasi
keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus
berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Mulyanti, 2017).
Implementasi tindakan keperawatan menggambarkan tindakan mandiri, kolaborasi dan
ketergantungan sesuai dengan rencana keperawatan yaitu observasi terhadap setiap respons
pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan. Implementasi tindakan keperawatan
bertujuan untuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan mekanisme koping.
Implementasi tindakan keperawatan bersifat holistik dan menghargai hak-hak pasien.
Implementasi tindakan keperawatan melibatkan partisipasi aktif pasien (Nursalam, 2020).
Pemberian implementasi dilengkapi dengan tanggal dan waktu, respon pasien setelah
diberikan tindakan keperawatan, dan paraf perawat pemberi asuhan keperawatan.

3.5. Evaluasi
Dokumentasi pada tahap evaluasi adalah membandingkan secara sistematik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan kenyataan yang ada
pada klien, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan
tercapai atau perlu pendekatan lain (Mulyanti, 2017). Penilaian terakhir proses keperawatan
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan
keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan,
yaitu terjadinya adaptasi pada individu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP. Evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang diberikan mengacu kepada
tujuan dan kriteria hasil (Nursalam, 2020).

18
BAB IV

PENUTUP

4.
4.1. KESIMPULAN
Luka bakar merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Hal ini disebabkan karena
tingginya angka mortalitas dan morbiditas luka bakar, khusus pada negara dengan
pendapatan rendah-menengah, dimana lebih dari 90% angka kejadian luka bakar
19
menyebabkan kematian (mortalitas). Oleh karena itu diperlukan suatu terapi yang dapat
digunakan untuk mempercepat proses repitelisasi epidermis pada luka bakar

4.2. SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan agar dapat lebih
mengetahui dan menjelaskan mengenai asuhan keperawatan dengan klien luka bakar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan
ilmu yang melekat dalam diri penulis. Oleh karena itu saran dan kritik terhadap makalah ini
sangat diperlukan untuk membantu dalam penyempurnaan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
20
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Derfinisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Sumadi Kaize, Y., & Dwi Ningsih, A. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA PASIEN COMBUSTIO DI RUANG IRNA
KAHURIPAN RSUD. PROF. SOEKANDAR KAB. MOJOKERTO (Doctoral dissertation,
Perpustakaan Universitas Bina Sehat).

21

Anda mungkin juga menyukai