Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Chelsea brigita Sembel (2001021)
2. Natasya Talaki (2001033)
3. Glloudia P.A Mapaliey (2001004)
4. Siti Tasyara Pontoh (2001005)
5. Maulani Riska Ismail (2001068)
6. Musnabil Buhang (2001020)
Kami panjatkan puji dan syukur kehadiran tuhan yang maha esa atas berkat dan
rahmat karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah “Asuhan Keperawatan
Dengan Gangguan Sistem Integumen :Luka Bakar” dengan baik selesainya
penyusunannya berkat bantuan moral maupun material dari berbagai pihak pada
kesempatan ini kelompok mengucapkan terimakasih kepada Ns. Faradila Mifta Suranata,
S.kep, M.kep selaku dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan,arahan, dan saran
kepada kelompok dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari isi maupun susunannya, untuk itu kami membuka diri terhadap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya dibidang keperawatan, akhir kata tim kelompok
mengucapkan terimakasih.
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi
kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah
kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam
kehidupan. Seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami
komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini
mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka
bakar 75% mempunyai harapanhidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa
untuk memulangkan pasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan
waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah komplikasi,
pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik rehabilitasi yang lebih efektif
semuanya dapat meningkatkan rata- rata harapan hidup pada sejumlah klien dengan luka
bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang
berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar.
Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan
yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang
lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald
burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama
yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia
memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik)
atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang
lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau
tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik
pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat
tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal
perb edaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan
hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai.
bakar sering mengalami kejadian bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian
anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah dan lainnya.Klien luka bakar harus dirujuk
untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan
masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu.
1.2 Tujuan
Menjelaskan konsep dasar medis pada pasien dengan luka bakar mulai dari
definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologis, manifestasi, pemeriksaan diagnostik,
komplikasi dan penatalaksanaan medik.
Menganalisa data serta merumuskan diagnosa pada klien dengan luka bakar dan
membuat patways luka bakar.
Membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan luka bakar
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah bagi pembaca yaitu menjadi sumber referensi dan
informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini supaya mengetahui dan lebih
mendalami bagaimana cara merawat pasien yang dengan gangguan sistem integument
luka bakar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Luka Bakar
2.1.2 Etiologi
Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal, diantaranya adalah:
a. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald), jilatan api
ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat terpapar atau kontak dengan
objek-objek panas lainnya (logam panas, dan lain-lain) (Moenadjat, 2005).
Luka bakar bahan kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa
digunakan dalam bidang industry militer ataupun bahan pembersih yang sering digunakan
untuk keperluan rumah tangga (Moenadjat, 2005).
c. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Listrik menyebabkan kerusakan yang disebabkan karena arus, api dan ledakan. Aliran
listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling
rendah.Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga
menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi
kontak,baik kontak dengan sumber arus maupun grown (Moenadjat, 2005).
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif.Tipe injury
ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia
kedokteran dan industry.Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat
menyebabkan luka bakar radiasi (Moenadjat, 2005).
1. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar. Kulit luar ini jika dikumpulkan akan
menjadi organ terbesar dari tubuh. Luas permukaannya sendiri adalah sekitar 18 meter
persegi. Epidermis memiliki beberapa lapisan yang mengandung empat jenis sel, yaitu :
a. Stratum korneum.
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak
berinti, inti selnya sudah mati, dan megandung zat keratin.
b. Stratum lusidum.
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak
yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.Dalam lapisan
terlihat seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat disebut
stratum lusidum.
c. Stratum granulosum.
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah
dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan
hialin.Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahan kimia masuk ke dalam
tubuh.
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan. sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah
mikroskop, sel- selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari
mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan
dari luar.Bentuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau
menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak kaki.
Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut
ada hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelulair bridges atau jembatan
interselular.
e. Stratum Basal/Germinativum.
2. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah epidermis.Penyusun utama dari
dermis adalah kolagen (protein penguat), serat retikuler (serat protein yang berfungsi
sebagai penyokong), dan serat elastis (protein yang berperan dalam elastisitas kulit).
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi oleh
membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas ini tidak
jelas hanya diambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat sel lemak.Dermis terdiridari
2 lapisan :
1. Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai
ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari serabut-serabut yaitu
serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus.
Unsure utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag, dan terdapat sel lemak yang
berkelompok.Disamping itu ada juga sel jaringan ikat bercabang dan berpigmen pada
lingkungan epidermis yang banyak mengandung pigmen misalnya areola mammae dan
sekitar anus.
b) Serat otot
Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun membentuk berkas dihubungkan
dengan folikel rambut (muskulus erector fili) bertebaran diseluruh dermis dalam jumlah
yang cukup banyak pada kulit, puting susu, penis, skrotum dan sebagian perenium.
3. Hipodermis
Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan
kulit dengan struktur internal seperti otot dan tulang.Terdapat pembuluh darah, saraf dan
limfe dengan jaringan penyambung yang terisi sel lemak.Jaringan lemak bekerja sebagai
penyekat panas dan menyediakan penyangga bagi lapisan kulit diatasnya.
Pembuluh darah kulit terdiri dari Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak
dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis.Sel-sel lemak
ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti
cincin.
Lapisan lemak ini di sebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-
tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker (pegas) bila tekanan trauma
mekanis yang menimpa pada kulit, Isolator panas atau untuk mempertahankan suhu,
penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh.
Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
Jaringan kulit.
Kulit disebut juga integument atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan
yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat
(penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kelenjar-kelenjar kulit
1. Kelenjar sebasea
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang bermuara dalam sebuah
folikel rambut.Kelenjar yang tidak berhubungan dengan folikel rambut bermuara
langsung ke
permukaan kulit seperti yang terdapat pada glans penis, labium minus, dan kelenjar
tarsalia pada kelopak mata.
Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak terdapat pada kulit telapak kaki dan
tangan. Perkembangan dan pertumbuhan kelenjar sebasea terutama terjadi selama
pubertas di bawah control hormone, sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat
untuk pemeliharaan kesehatan kulit.
2.Kelenjar keringat
Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan telinga luar,
telapak tangan, telapak kaki dan dahi.Badan kelenjar terdapat diantara perbatasan kulit ari
(epidermis) dan kulit dermis.Salurannya berkelok-kelok keluar dan berada pada lapisan
jangat yang berjalan lurus ke pori-pori keringat.
Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit puting
susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam dan saluran
keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan bermuara pada folikel
rambut.
2.1.4 Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh.Panas
tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik,derajat luka
bakar yang berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, konduksi jaringan yang
terkena dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas.Kulit dengan luka bakar
mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung pada
penyebabnya.Terjadinya integritas kulit memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam
tubuh. Kehilangan Cairan akan mempengaruh ini lain ormal cairan dan elektrolit tubuh
akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi perpindahan
cairan dari intravaskuler ke ekstra vaskuler melalui kebocoran kapiler yang berakibat
tubuh kehilangan natrium, air, klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian terjadi
edema menyeluruh dan dapat berlanjutpada syok hipovolemik apabila tidak segera
ditangani. Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke ginjal dan
GFR (Rate Filtrasi Glomerulus) akanmenurun sehingga haluaran urine meningkat. Jika
resitasi cairan untuk kebutuhan intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan
apabila resitasi cairan adekuat, maka cairan interstisial dapat ditarik kembali ke
intravaskuler sehingga terjadi fasediuresis.
Pathway
Kulit kemerahan
Rasa sakit di area luka
Lecet
Kulit membengkak
Kulit mengelupas
Kulit melepuh
Perubahan warna kulit menjadi putih, coklat, kuning, atau hitam
c. Luka bakar full-thickness dengan TBSA ≤2% pada anak maupun dewasa
tanpamengenai daerah mata, telinga, wajah, tangan, kaki, atau perineum.
a. TBSA 15–25% pada dewasa dengan kedalaman luka bakar full thickness <10%
b. TBSA 10-20% pada luka bakar partial thickness pada pasien anak dibawah
10 tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun, atau luka bakar full-thickness <10%
c. TBSA ≤10% pada luka bakar full-thickness pada anak atau dewasa tanpa
masalah kosmetik atau mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki, atau
perineum
a. TBSA ≥25%
b. TBSA ≥20% pada anak usia dibawah 10 tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun
d. Semua luka bakar yang mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki,
atauperineum yang dapat menyebabkan gangguan fungsi atau kosmetik.
f. Semua luka bakar yang disertai trauma berat atau trauma inhalasi
5. Tebalnya kulit
a. Kepaladanleher :9%
b. Lengan masing-masing9% :18%
c. Badan depan 18%, badanbagianbelakang :36%
d. Tungkaimasing-masing18 :36%
e. Genitalia/perinium :1%
Gambar luka bakar derajat III (full-thickness)
a. Pre Hospital
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air.
Hal ini akan sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh
karena itu,segeralah hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar
api segera padam. Bila memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah
untuk memadamkan apinya. Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau
benda dingin, segera basuh dan jauhkan bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber
listrik dan bawa orang yang mengalami luka bakar dengan menggunakan
selimut basah pada daerah luka bakar.Jangan membawa orang dengan luka bakar
dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang
terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya
diberikan obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam
mefenamat samapai penggunaan morfin oleh tenaga medis.
b. Hospital
1) Resusitasi A, B, C.
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya
harus dicek Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
a) Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera
pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara
lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung
yang terbakar, dan sputum yang hitam.
b) Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada
untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-
trauma lain yang dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya
pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae
c) Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga
menimbulkan edema. pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik
karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar,
ada2 cara yang lazim dapat diberikan yaitu dengan Formula Baxter dan Evans
2) Resusitasi Cairan
Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada
penderitaluka bakar yaitu :
a) cara Evans
Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :
· Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc Nacl
· Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc larutan koloid
· 3.2000cc glukosa 5%
Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
b) Cara Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah
kebutuhan cairan pada hari pertama dihitung dengan rumus :
Baxter = % luka bakar X BB (kg) X 4cc
Separuh dari jumlah cairan yang diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya
diberikan dalam 16 jam. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu
larutan ringer laktat karena terjadi hiponatremi. Untuk hari kedua diberikan
setengah dari jumlah pemberian hari pertama.
c) Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
d) Monitor urine dan CVP.
e) Topikal dan tutup luka
- Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
- Tulle
- Silver sulfa diazin tebal.
- Tutup kassa tebal.
- Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
f) Obat – obatan
- Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
- Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai kultur.
- Analgetik : kuat (morfin, petidine)
- Antasida : kalau perlu
c. Penatalaksanaan Pembedahan
Eskaratomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar pada
ekstremitas atau tubuh.Hal ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat
pengerutan dan penjepitan dari eskar.Tanda dini penjepitan berupa nyeri,
kemudian kehilangan daya rasa menjadi kebal pada ujung-ujung
distal.Tindakan yang dilakukan yaitu membuat irisan memanjang yang
membuka eskar sampaipenjepitan bebas.
Debirdemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati
dengan jalan eksisi tangensial.
jumlah cairn hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan
hari kedua. Sebagai monitoring pemberian lakukan penghitungan diuresis.
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya luka
bakar;kemudian perawatannya dilakukan melalui tiga fase luka bakar, yaitu:
fasedarurat/resusitasi, fase akut atau intermediet, dan fase rehabilitasi.
Fase Resusitatif
Fase resusitatif cedera luka bakar terdiri atas waktu antara cedera awal sampai 36
hingga 48 jam setelah cedera. Fase ini berakhir ketika resusitasi cairan selesai.Selama fase
ini, masalah saluran napas dan pernapasan yang mengancam nyawa adalah perhatian
utama.Fase ini juga ditandai dengan terjadinya hypovolemia, yang menyebabkan
kebocoran cairan kapiler dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial, menyebabkan
edema.Walaupun cairan tetap berada dalam tubuh, cairan tersebut tidak mungkin berperan
dalam menjaga sirkulasi yang memadai, karena tidak berada di ruang vaskuler lagi.
Fase Akut
Fase pemulihan akut setelah luka bakar mayor dimulai ketika hemodinamik klien
sudah stabil, integritas kapiler sudah kembali, dan diuresis sudah mulai muncul.
Waktu tersebut dimulai kira-kira pada 48 hingga 72 jam setelah waktu cedera.
Untuk klien baik dengan luka bakar moderat atau minor, fase akut pada dasarnya
dimulai pada waktu cedera.Fase akut berlanjut hingga penutupan luka tercapai.
Fase Rehabilitasi
Fase rehabilitasi dalam pemulihan mewakili fase terakhir dalam pemulihan luka
bakar dan mencakup waktu sejak penutupan luka sampai pemulangan dan
setelahnya.Dalam rangka mencapai hasil terbaik, pemberi perawatan harus mengerti
konsekuensi cedera luka bakar, dan penanganan rehabilitasi harus dimulai sejak hari saat
cedera terjadi.Pada akhirnya, program rehabilitasi luka bakar dirancang untuk pemulihan
fungsional dan emosional maksimal.Cara-cara untuk meningkatkan penyembuhan luka,
mencegah dan meminimalkan deformitas dan parut hipertrofik, me
Fase Durasi Prioritas
Fase resusitasi yang darurat Dari awitan cedera hingga Pertolongan pertama
atau segera selesainya resusitasi cairan Pencegahan syok
Pencegahan gangguan
pernapasan
Deteksi dan penanganan cedera
yang menyertai
Penilaian luka dan perawatan
pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya diuresis Perawatan dan penutupan luka
hingga hampir selesainya Pencegahan atau penanganan
proses penutupan luka komplikasi, termasuk infeksi
Dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang Pencegahan parut dan
besar hingga kembalinya kontraktur
kepada tingkat penyesuaian Rehabilitasi fisik, oksupasional
fisik dan psikososial yang dan vokasional
optimal Rekonstruksi fungsional dan
kosmetik
Konseling psikososial
2.1.10 Komplikasi
2. Sepsis
3. Pneumonia
4. Gagal GinjalAkut
5. Deformitas
2.2.3 Intervensi
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan keracunan
karbonmonoksida,obstruksi trakeobronkial, keterbatasan pengembangan dada
Tujuan : Pemulihan cairan optimal dan keseimbangan elektrolit serta perfusi organ vital
Intervensi
a. Pantau tanda-tanda vital
b. Pantau dan catat masukan dan haluaran cairan
c. Berikan pengganti cairan intravena dan elektrolit (kolaborasi)
d. Timbang berat badan setiap hari
e. Awasi pemeriksaan laboratorium (Hemoglobin,
Hematokrit,Elektrolit).
A. Anamnesa
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-
Laki Tanggal masuk : 31 Maret
2020Usia : 27 tahun
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai swasta
Pendidikan : Tamat SMP
Keluhan Utama : Klien merintih kesakitan dan sesak napas karena luka bakar
3 jamsebelum MRS.
Riwayat Penyakit Sekarang : 3 jam sebelum masuk RSUA, Tn. S menderita luka bakar
karena terkena ledakan tabung gas elpiji. Kesadaran composmentis, TD: 100/70 mmHg,
Nadi: 110x/mnt, S: 37,6o C, RR: 29x/menit, TB: 165 cm, BB: 60 kg pasien mengeluh
sesak dan nyeri di daerah yang terbakar.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tn.S mengatakan belum pernah mempunyai riwayat masuk
rumah sakit/operasi di RS sebelumnya. Riwayat Diabetes Melitus tidak ada dan
Hipertensi tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada riwayat DM, hipertensi, asma, TBC
Pola aktivitas dan latihan : sebelum sakit pasien dapat melakukan aktivitas sehari – ahri
seperti makan ,minum, toileting, berpakaina dan bekerja secara mandiri. Sedangkan
selama sakit aktivitas seperti makan atau minum, toileting dan mobilisasi dibantu oleh
keluarga atau perawat.
Pola istirahat tidur : sebelum sakit pasien mengatakan setiap hari tidur selama 6-7 jam,
dan jarang tidur siang karena bekerja. Sedangkan selama sakit, pasien mengatakan tidur
5-6 jam dimalam hari dan 1-2 jam disiang hari.
Pola kognitif presepsi : pasien mengatakan tidak mengalami gangguan penglihatan atau
pendengaran juga penciuman juga fungsinya. Selama sakit pasien mengatakan mengalami
gangguan nyeri pada daerah leher, perut dan punggung sehingga sulit beratifitas.
Karakteristik nyeri yang dirasakan sebagai berikut:
P: nyeri akibat trauma luka bakar
Q : nyeri terasa panas
R : rasa nyeri terasa didaerah leher, dada dan punggung.
S : Skala nyeri 7 dari 10
T: Hilang timbul dan meningkat jika danya aktivitas, dan saat tertekan lama
untukdaerah punggung.
Pasien juga mengatakan masih merasa sesak saat bernapas.
a. Pemeriksaan Fisik:
Primary survey
Airway : tidak tampak adanya sumbatan jalan napas , darah (-), muntahan (-), suara
napastidak ngorok.
Breathing : : kedua dinding thorak tampak normal, napas spotan, rochi (-), whezhing
(-).Napas cepat dangkal , irreguler, RR 29x/menit.
Circulasi : pasien tidak tampak pucat, sianosis (-), HR 110x/menit
reguler.Disability : GCS : eye 4 verbal 5 movement 6 = 15
Exposure : pakaian pasien segera dievakuasi guna mengurangi pajanan berkelanjutan
sertamenilai luas dan derajat luka bakar.
Secondary
survey Status
Generalis
KeadaanUmum : Tampak sakit
beratKesadaran :Compos
mentis
Tekanan darah :100/70 mmHg
Nadi :110x/mnt, reguler
Suhu : 37,8oC
Pernapasan : 29x/menit
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 60 kg
Kelenjar Getah Bening
Submandibula : tidak
teraba
Leher : tidak teraba
Supraklavikula : tidak teraba
Ketiak : tidak teraba
Lipat paha : tidak teraba
Kepala
Ekspresi wajah : menyeringai, menahan
sakitRambut : hitam
Simetri muka : simetris tidak ada lebam.
Mata
Lapang pandang
normal. Pupil :
isokor
Sklera :tidak ikterik
Konjungtiva :tidak
anemis Kelopak mata :
tidak udema. Reflek :
cahaya langsung +/+
Telinga
Tidak tampak kelainan.
Mulut
Bentuk : normal
Mukosa bibir :
keringLeher
Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10x2 cm warna kulit merah
pucat.Tekanan vena Jugularis (JVP) : 2-5 cmH2O
Kelenjar Tiroid : tidak teraba membesar
Kelenjar Limfe : tidak taraba membesar
Dada
Bentuk : simetris
Pembuluh darah : tidak
tampak
Penatalaksanaan medis
Rumus baxter : (% luka bakar)x
(BB)x(4cc)31,5%x60x 4= 7560/24jam
8 jam pertama :
3780 cc 8 jam
kedua : 1890cc
8 jam ke 3 : 1890
Mendapat O2 2liter permenit nasal kanul
Therapy obat :
2. Inj. Cefotaxin 1gr/12 jam : anti infeksi
3. Inj. Keterolac 1gr/8jam : anti nyeri
4. Tab. tramadol 50mg/8jam : anti nyeri
5. Mebo salep.
B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS: Klien merasa lemas Luka bakar Permeabilitas kapiler
DO: meningkat
Turgor kulit menurun ≥ ↓
2 detik. Evaporasi / Penguapan
Mukosa kering cairan
TTV : TD 100/70 ↓
mmHg, Nadi :110x/mnt, Kehilangan cairan tubuh
regular, Suhu : 37,8ºC ↓
Pernapasan : 29x/m Defisit volume cairan
C. Diagnosa Keperawatan:
Defisit volume cairan b.d banyaknya penguapan/cairan tubuh yang keluar
Gangguan pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas
Nyeri akut b.d kerusakan kulit dan jaringan
Gangguan integritas kulit b.d kerusakan kulit dan jaringan yang terkena luka bakar
D. Intervensi Keperawatan
E. Evaluasi
Dx1
S : Klien merasa tidak lemas
O : Turgor kulit baik, mukosa lembab, kadar Kalium= 4.0 mEq/L dan kadar
Natrium=135 mEq/L, intake dan output seimbang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Dx 2
S : Klien mengatakan sesak berkurang
O : Klien kadang-kadang masih terlihat bernafas cepat, RR: 25 kali/menit, SaO2 =
95 %A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Dx3
S : Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala
nyeri 4O : Klien tidak meringis dan nadi 95 kali/ detik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Dx4
S : Klien masih mengeluhkan perih pada
lukaO : Masih ada luka terbuka
A : Masalah belum
teratasiP : Intervensi
dilanjutka
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar
dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor penyebab seperti :panas, sengatan
listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita luka bakar memerluakn penanganan yang serius
secara holistik/ menyeluruh dari berbagai aspek dan disiplin ilmu.Pada penderita luka bakar
yang luas dan dalam memerluakn perawatan luka bakar yang lama dan mahal serta
mempunyai efek resiko kematian yang tinggi.
Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik,
psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim yang paling banyal
berhubungan dengan asien dituntut untuk terus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga mampu merawat pasien luka bakar secara komprehensif dan
optimal
DAFTAR PUSTAKA
Otan Ledoh. 2019. “Asuhan Keperawatan Pada Tn A.N Dengan Combutio Diruang
Asoka Rsud Prof Dr W.Z Yohanes Kupang”, skripsi. Fakultas Keperawatan : Kupang
Paskalis Hale. 2019. “Asuhan Keperawatan Pada An. Y.N Dengan Luka Bakar Grade II Di
Ruangan Instalasi Gawat Darurat Rsud. Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang”, skripsi. Fakultas
Keperawatan : Kupang
Dewi, Yulia Ratna Sintia. 2013. Luka Bakar : Konsep Umum dan Investigasi Berbasis Klinis
Luka Antemortem dan Postmortem. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
NANDA. 2016. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakarta
: EGC
R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku
Kedokteran.EGC