Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH KMB II

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR

Disusun Oleh

Kelompok 2

Anggota :

1. Belina Sinta Dewi 6. Nur Faizah


2. Dita Aulia Rahmah 7. Safiaturrahmi
3. Gusti Ayu Alit Praweni 8. Sri Latifah Hidayati
4. Kosi Pratama 9. Yumia Rifky Hayyuna
5. Mita Fatima Mernissi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah KMB II ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Keperawatan Medikal Bedah ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mataram, 14 February 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR……………………………………………….....……………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………….....………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………….....……1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………....……2
C. Tujuan……………………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Definisi………………………………………………....…………………......3
2. Anatomi dan fisiologi…………………………………………………………3
3. Etiologi…………………………………………………………………..........6
4. Patofisiologi…………………………………………………………………...6
5. Pathaway…………………………………………………………………........8
6. Fase Luka………………………………………………………………….......8
7. Klasifikasi…………………………………………………………………......9
8. Perubahan Fisiologis…………………………………………………………12
9. Penatalaksanaan……………………………………………………………...15
10. Proses penyembuhan………………………………………………………...16

B. KONSEP ASKEP
1. Pengkajian……………………………………………………………..........19
2. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………...22
3. Intervensi……………………………………………………………............23

iii
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...…………………………………………………………………….47
B. Saran…………………………………………………………………..................48

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..….......49

CHECKLIST

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan
beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Seseorang dengan luka bakar
50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan
pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup
kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75%
mempunyai harapan hidup 50% dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk
memulangkan pasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan
waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah
komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan teknik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan
hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus
yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi
luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang
meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif
daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan
oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan
komplikasi dari pada luka bakar yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi
ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda
dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari luka bakar?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi luka bakar?
3. Apa etiologi dari luka bakar?
4. Bagaimana patofisiologi dari luka bakar?
5. Bagaimana perjalanan/proses terjadinya (pathaway) luka bakar?
6. Apa saja fase-fase luka bakar?
7. Bagaimana klasifikasi dari luka bakar?
8. Perubahan fisiologis apa saja yang terjadi pada luka bakar?
9. Bagaimana penatalaksanaan bila terjadinya luka bakar?
10. Bagaimana proses penyembuhan luka bakar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari luka bakar
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi luka bakar
3. Untuk mengetahui etiologi dari luka bakar
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari luka bakar
5. Untuk mengetahui perjalanan/proses terjadinya (pathaway) luka bakar
6. Untuk mengetahui fase-fase luka bakar
7. Untuk mengetahui klasifikasi dari luka bakar
8. Untuk mengetahui perubahan fisiologis yang terjadi pada luka bakar
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan bila terjadinya luka bakar
10. Untuk mengetahui proses penyembuhan luka bakar

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas pada tubuh, panas dapat dipindahkan oleh
hantaran/radiasi electromagnet (Brunner & Suddarth, 2002).
Luka bakar adalah luka yang terjadi karena terbakar api langsung
maupun tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik,
maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari
api, misalnya tersiram air panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga
(Sjamsuidajat, 2004)
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap,
listrik, bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya
berupa luka ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang
mengancam nyawa yang membutuhkan perawatan medis yang intensif
(PRECISE, 2011)

2. Anatomi dan Fisiologi uka Bakar


Kulit merupakan sistem tubuh yang paling luas. Kulit adalah lapisan
jaringan yang terdapat pada bagian luar, menutupi dan melindungi permukaan
tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar dan kelenjar mukosa. Alat
tubuh yang terberat 15% dari berat badan. Luas 1,50 – 1,75 m. Tebal rata-rata
1,22 mm. Daerah yang paling tebal 66 mm, pada telapak tangan dan telapak
kaki dan paling tipis 0,5 mm pada daerah penis.
a. Lapisan-lapisan kulit

3
Kulit terdiri dari 3 lapisan pokok :
1) Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar. Terbagi
atas 4 lapisan :
a) Lapisan basal / stratum germinativum.
 Terdiri dari sel-sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
 Tersusun sebagi tiang pagar atau palisade.
 Lapisan terbawah dari epidermis.
 Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang membentuk
melanin (melindungi kulit dari sinar matahari).
b) Lapisan malpighi / stratum spinosum.
 Lapisan epidermis yang paling tebal.
 Terdiri dari sel polygonal.
 Sel-sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat
seperti duri.
c) Lapisan granular / stratum spinosum.
Terdiri dari butir-butir granul keratohialin yang basofilik.
d) Lapisan tanduk / korneum.
 Terdiri dari 20-25 lapis sel tanduk tanpa inti.
 Setiap kulit yang mati banyak mengandung kreatin yaitu
protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit
yang berfungsi.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3-4 minggu. Dalam epidermis
terdapat 2 sel yaitu :
 Sel merkel fungsinya belum dipahami dengan jelas tapi diyakini
berperan dalam pembentukan luka kalus dan klavus pada tangan
dan kaki.
 Sel langerhans berperan dalam respon-respon antigen kutaneus.
Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering
digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis disebut

4
rate ridge yang berfungi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang
esensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
2) Lapisan dermis merupakan lapisan dibawah epidermis. Terdiri dari
jaringan ikat yang terdiri dari dua lapisan pars papilaris. Terdiri dari
sel fibroblast yang memproduksi kolagen retikularis yang terdapat
banyak pembuluh darah, limfe, dan akar rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus.
3) Lapisan subkutis merupakan lapisan yang mengandung paling banyak
sel limposit yang menghasilkan banyak lemak. Sebagai mobilitas kulit,
perubahan kontrol tubuh dan penyekatan panas. Sebagai bantalan
terhadap trauma dan tempat penumpukan energi.
b. Kelenjar-kelenjar pada kulit
a. Kelenjar sebasea berfungsi untuk mengontrol sekresi minyak kedalam
ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang melumasi rambut
sehingga menjadi lurus, lentur dan lunak.
b. Kelenjar apokrin. Terdapat di aksila, anus, skrotum, labia mayora dan
bermuara pada folikel rambut. Kelenjar ini memproduksi keringat
yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau
khas pada aksila.
c. Kelenjar ekrin. Kelenjar ini terdapat disemua kulit. Melepaskan
keringat sebagai reaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.

c. Fungsi kulit :
a. Fungsi adaptasi :kulit sebagai adaptor terhadap rangsangan antara lain
temperatur, tekanan, fisik dan kimia.
b. Fungsi transmisi :kulit dapat berfungsi sebagai alat sensorik karena
adanya akhiran saraf.
c. Fungsi proteksi :melindungi dari benda luar (benda asing, invasi
bakteri), melindungi dari trauma yang terus menerus.

5
d. Fungsi metabolisme :sebagai tempat metabolisme lemak, sintesa
vitamin D dan penyimpanan serum pada lapisan dermis.

3. Etiologi
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, sinar ultraviolet, siner X,
radiasi nuklir, listrik, bahan kimia, abrasi mekanik. Luka bakar yang
disebabkan oleh panas api, uap atau cairan yang dapat membakar merupakan
hal yang lazim dijumpai dari luka bakar yang parah :
1. Luka bakar panas (Thermal Burn).
Disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas
atau objek-objek panas lainnya.
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical burn).
Disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa
kuat.Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat-
zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga
dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian
dan militer.
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrial burn).
Disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi listrik yang
dihantarkan melalui tubuh.
4. Luka bakar radiasi (Radiasi injury).
Disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.Tipe injuri ini
seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau
dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kesehatan.

4. Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar
termal,radiasi atau kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat

6
koagulasi,denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran
nafas atas merupakan lokasi destruksi. Jaringan yang dalam,termasuk organ
visera,dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak
yang lama dengan agens penyebab (burning again). Nekrosis dan kegagalan
organ dapat terjadi.
Dalamnya luka bakar bergantung pada suhu agen menyebabkan luka
bakar dan lamanya kontak dan agen tersebut. Sebagai contoh,pada kasus luka
bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Sebagai contoh, pada kasus
luka bakar tersiram air panas pada orang dewasa,kontak selama 1 detik
dengan air yang panas dari shower dengan suhu 68,9 derajat celcius dapat
menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga
terjadi cedera derajat -tiga (fullthickness injury). Pajanan selama 15 menit
dengan air panas yang suhunya sebesar 56,1 derajat celcius mengakibatkan
cedera fullthickness yang serupa. Suhu yang kurang dari 44 derajat celcius
dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka
bakar.
Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya
luka bakar; kemudian perawatannya dilakukan melalui tiga fase luka
bakar,yaitu: fase darurat/ resusitasi, fase akut atau intermediat dan fase
rehabilitasi.

7
5. Pathway

6. Fase Luka
a. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita
akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething
(mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak
hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun
masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi
dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian

8
utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak
sistemik.
b. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas.
Luka yang terjadi menyebabkan:
 Proses inflamasi dan infeksi.
 Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang
atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ –
organ fungsional.
 Keadaan hipermetabolisme.
c. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat
luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul
pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid,
gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.

7. Klasifikasi
a. Dalamnya luka bakar.

Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan

Ketebalan Jilatan api, Kering tidak ada Bertambah Nyeri


partial sinar ultra gelembung. merah.
superfisial violet
Oedem minimal
(terbakar oleh
(tingkat I) atau tidak ada.
matahari).
Pucat bila ditekan
dengan ujung jari,

9
berisi kembali bila
tekanan dilepas.

Lebih dalam Kontak Blister besar dan Berbintik- Sangat


dari dengan bahan lembab yang bintik yang nyeri
ketebalan air atau bahan ukurannya kurang
partial padat. bertambah besar. jelas, putih,
coklat,
(tingkat II) Jilatan api Pucat bial ditekan
pink,
kepada dengan ujung jari,
- Super daerah
pakaian. bila tekanan
fisial merah
dilepas berisi
- Dalam Jilatan coklat.
kembali.
langsung
kimiawi.

Sinar ultra
violet.

Ketebalan Kontak Kering disertai Putih, Tidak


sepenuhnya dengan bahan kulit mengelupas. kering, sakit,
cair atau hitam, sedikit
(tingkat III) Pembuluh darah
padat. coklat tua. sakit.
seperti arang
Nyala api. terlihat dibawah Hitam. Rambut
kulit yang mudah
Kimia. Merah.
mengelupas. lepas bila
Kontak dicabut.
Gelembung jarang,
dengan arus
dindingnya sangat
listrik.
tipis, tidak
membesar.

Tidak pucat bila

10
ditekan.

b. Luas luka bakar


Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
c. Berat ringannya luka bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa
faktor antara lain :
1) Persentasi area (Luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
2) Kedalaman luka bakar.
3) Anatomi lokasi luka bakar.
4) Umur klien.
5) Riwayat pengobatan yang lalu.
6) Trauma yang menyertai atau bersamaan.
American college of surgeon membagi dalam:

a) Parah – critical:
 Tingkat II : 30% atau lebih.
 Tingkat III : 10% atau lebih.
 Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah.
 Dengan adanya komplikasi penafasan, jantung, fractura, soft tissue
yang luas.

b) Sedang – moderate:

11
 Tingkat II : 15 – 30%
 Tingkat III : 1 – 10%
c) Ringan – minor:
 Tingkat II : kurang 15%
 Tingkat III : kurang 1%

8. Perubahan Fisiologis Pada Luka Bakar


Tingkatan hipovolemik (s/d Tingkatan diuretic (12 jam
Perubahan 48-72 jam pertama) – 18/24 jam pertama)
Mekanisme Dampak diri Mekanisme Dampak diri
Pergeseran Vaskuler ke Hemokonsentr Interstitial Hemodilusi
cairan insterstitial asi oedema ke vaskuler
ekstraselule pada lokasi
r luka bakar
Fungsi Aliran darah Oliguri Peningkatan Diuresis
renal renal aliran darah
berkurang renal karena
karena desakan desakan
darah turun darah
dan CO meningkat
berkurang
Kadar Na- Defisit sodium Kehilangan Defisit
+
sodium/nat direabsorbsi Na+ melalui sodium
rium oleh ginjal, dieresis
tapi kehilangan (normal
Na+ melalui kembali
eksudat dan setelah
tertahan dalam seminggu)
cairan oedema

12
Kadar K+ dilepas Hiperkalemi K+ bergerak Hipokalemi
prostassiu sebagai akibat kembali ke
m cedera jaringan dalam sel,
sel-sel darah K+ terbuang
merah, K+ melalui
berkurang dieresis
ekskresi (mulai 4-5
karena fungsi hari setelah
renal luka bakar)
berkurang
Kadar Kehilangan Hipoproteinem Kehilangan Hipoproteine
protein protein ke ia protein mia
dalam jaringan waktu
akibat berlangsung
kenaikan terus
permeabilitas katabolisme
Keseimban Katabolisme Keseimbangan Katabolisme Keseimbanga
gan jaringan, nitrogen jaringan, n nitrogen
nitrogen kehilangan negatif kehilangan negative
protein dalam protein,
jaringan, lebih immobilitas
banyak
kehilangan
dari masukan
Keseimban Metabolisme Asidosis Kehilangan Asidosis
gan asam anaerob karena metabolik sodium metabolik
basa perfusi bicarbonas
jaringan melalui
berkurang dieresis,

13
peningkatan hipermetabo
asam dari lisme
produk akhir, disertai
fungsi renal peningkatan
berkurang produk akhir
(menyebabkan metabolism
retensi produk
akhir tertahan),
kehilangan
bikarbonas
serum
Respon Terjadi karena Aliran darah Terjadi Stress karena
stress trauma, renal karena sifat luka
peningkatan berkurang cedera
produksi berlangsung
cortison lama dan
terancam
psikologi
pribadi
Eritrosit Terjadi karena Luka bakar Tidak terjadi Hemokonsen
panas, pecah termal pada hari- trasi
menjadi fragil hari pertama
Lambung Curling ukcer Rangsangan Akut dilatasi Peningkatan
(ulkus pada central di dan paralise jumlah
gaster), hipotalamus usus cortison
perdarahan dan
lambung, nyeri peningkatan
jumlah
cortison

14
Jantung MDF Disfungsi Peningkatan CO menurun
meningkat 2x jantung zat MDF
lipat, (miokard
merupakan depressant
glikoprotein factor)
yang toxic sampai 26
yang unit,
dihasilkan oleh bertanggung
kulit yang jawab
terbakar terhadap
syok spetic

9. Penatalaksanaan
a. Resusitasi A, B, C.
 Pernapasan :
1) Udara panas → mukosa rusak → oedema → obstruksi.
2) Efek toksik dari asap : HCN, NO2, HCL, Bensin → iritasi →
Bronkhokontriksi → obstruksi → gagal napas.
 Sirkulasi :
Gangguan permeabilitas kapiler : cairan dari intra vaskuler pindah ke
ekstra vaskuler → hipovolemi relative → syok → ATN → gagal ginjal.
b. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
c. Resusitasi cairan → Baxter.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
Anak : jumlah resusitasi + kebutuhan faal :
RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal :

15
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 - 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
½ → diberikan 8 jam pertama
½ → diberikan 16 jam berikutnya
Hari kedua :
Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.
(3 − x)x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) → 1 cc/mnt.
Anak : diberi sesuai kebutuhan faal.
d. Monitor urine dan CVP.
e. Topikal dan tutup luka
 Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% (1 : 30) + buang jaringan
nekrotik.
 Tulle.
 Silver sulfa diazin tebal.
 Tutup kasa tebal.
 Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
f. Obat-obatan :
 Antibiotika : tidak diberikan bila pasien dating < 6 jam sejak kejadian.
 Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai
hasil kultur.
 Analgetik : kuat (morfin, petidine).
 Antasida : kalau perlu.

10. Proses Penyembuhan


Proses penyembuhan mencakup beberapa fase. Menurut R.
Sjamsuhidayat dan Wim de Jong (2004) fase-fase tersebut sebagai berikut.
a. Fase inflamasi

16
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira-kira hari
kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan
perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikannya dengan
vasokontriksi, pengerutan pembuluh ujung yang putus (retraksi), dan
reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari
pembuluh darah saling melengket dan bersama jalan fibrin yang terbentuk,
membekukan darah yang keluar dari pembuluh darah.
Aktivitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit menembus
dinding pembuluh darah (diapetesiso) menuju penyembuhan luka Karena
daya kemotaksis.Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu
mencerna bakteri dan kotoran luka.Limfosit dan monosit yang kemudian
muncul ikut menghancurkan dan memakan kotoran luka dan bakteri
(fagositosis).
b. Fase poliferasi
Fase poliferasi disebut juga fase fibroplasie karena yang menonjol
adalah proses poliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase
inflamasi kira-kira akhir minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel
mesenkim yang belum diferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida,
asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat
yang akan mempertautkan tepi luka.
Pada fase ini, serat-serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk
penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung
mengerut.Sifat ini, bersama dengan sifat kontraktil miofibrioblast,
menyebabkan tarikan pada tepi luka mencapai 25% jaringan normal.
Pada fase fibroflasi, luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen
membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan halus yang
disebut jaringan granulasi. Epitel tepi yang terdiri dari sel proses mitosis.
Proses migrasi hanya terjadi kea rah yang lebih rendah atau dasar. Proses
ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan menutup semua
permukaan luka. Dengan tertutupnya permukaan luka, proses fibroflasia

17
dengan pembentukan jaringan granulasi juga akan berhenti dan memulai
proses pematangan dalam fase penyudahan.
c. Fase penyudahan
Pada fase ini, terjadi proses pematangan yang terdiri atas penyerapan
kembali jaringan berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan
akhirnya permukaan kembali jaringan yang baru dibentuk. Fase ini dapat
berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda
radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang
abnormal karena proses penyembuhan. Oedema sel radang diserap dan
sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada.Selama ini dihasilkan
jaringan parut yang pucat tipis dan lemas, serta mudah digerakkan dari
dasar.Terlihat pengerutan maksimal pada luka.Pada akhir fase, permukaan
luka kulit mampu menahan regangan kira-kira 80% kemampuan kulit
normal.Kondisi ini tercapai kira-kira 3-6 bulan setelah
penyembuhan.Permukaan luka tulang (patah tulang) memerlukan waktu
satu tahun atau lebih untuk membentuk jaringan yang normal secara
histology secara bentuk.

18
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b. Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok
listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik);
pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
c. Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
d. Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada
luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
e. Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f. Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan

19
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
g. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka
bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada
luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf;
luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h. Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum;
ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera
inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar
dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan
laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru);
stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
i. Keamanan:
Tanda:
 Kulit umum; destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti
selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler
pada beberapa luka.
 Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan
pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung
sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
 Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn
dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar.
Bulu hidung gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah;

20
lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar
nasal.
 Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
 Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak
halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera
secara mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan
kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
 Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di
bawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka
aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada
proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan
pakaian terbakar.
 Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi
otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).
j. Pemeriksaan diagnostik:
1) LED: umengkaji hemokonsentrasi.
2) Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia.
Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan
dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan
henti jantung.
3) Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar X dada mengkaji fungsi
pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap.
4) BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal.
5) Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
6) Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
7) Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun
pada luka bakar masif.
8) Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.

21
2. Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning
and documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka
bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau
keterdatasan pengembangan dada.
2 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
Kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status
hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan.
3 Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi
asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar
sirkumfisial dari dada atau leher.
4 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak
adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan
sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
5 Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan
edema. Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka.
6 Resiko tinggi kerusakan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi
neurovaskuler perifer berhubungan dengan Penurunan/interupsi aliran
darah arterial/vena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema.
7 Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
status hipermetabolik (sebanyak 50 % - 60% lebih besar dari proporsi
normal pada cedera berat) atau katabolisme protein.
8 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler,
nyeri/tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan.
9 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan
permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit (parsial/luka bakar dalam).
10 Gangguan citra tubuh (penampilan peran) berhubungan dengan krisis

22
situasi; kejadian traumatik peran klien tergantung, kecacatan dan nyeri.
11 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan Salah interpretasi informasi Tidak
mengenal sumber informasi.

3. Intervensi
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil

Resiko bersihan Bersihan jalan Kaji refleks Dugaan cedera


jalan nafas nafas tetap gangguan/menela inhalasi
tidak efektif efektif. n; perhatikan
berhubungan pengaliran air
Kriteria Hasil :
dengan liur,
Bunyi nafas
obstruksi ketidakmampuan
vesikuler, RR
trakheobronkhi menelan, serak,
dalam batas
al; oedema batuk mengi.
normal, bebas
mukosa;
dispnoe/cyanos Awasi frekuensi, Takipnea,
kompressi jalan
is. irama, kedalaman penggunaan otot
nafas .
pernafasan ; bantu, sianosis dan
perhatikan adanya perubahan sputum
pucat/sianosis dan menunjukkan
sputum terjadi distress
mengandung pernafasan/edema
karbon atau paru dan kebutuhan
merah muda. intervensi medik.

Auskultasi paru, Obstruksi jalan

23
perhatikan stridor, nafas/distres
mengi/gemericik, pernafasan dapat
penurunan bunyi terjadi sangat cepat
nafas, batuk rejan. atau lambat contoh
sampai 48 jam
setelah terbakar.
Perhatikan
Dugaan adanya
adanya pucat atau
hipoksemia atau
warna buah ceri
karbon monoksida.
merah pada kulit
yang cidera

Tinggikan kepala Meningkatkan


tempat tidur. ekspansi paru
Hindari optimal/fungsi
penggunaan pernafasan.
bantal di bawah Bilakepala/leher
kepala, sesuai terbakar, bantal
indikasi dapat menghambat
pernafasan,
menyebabkan
nekrosis pada
kartilago telinga
yang terbakar dan
meningkatkan
konstriktur leher.

Meningkatkan
Dorong
ekspansi paru,
batuk/latihan

24
nafas dalam dan memobilisasi dan
perubahan posisi drainase sekret.
sering.

Hisapan (bila
Membantu
perlu) pada
mempertahankan
perawatan
jalan nafas bersih,
ekstrem,
tetapi harus
pertahankan
dilakukan
teknik steril.
kewaspadaan
karena edema
mukosa dan
inflamasi. Teknik
Tingkatkan steril menurunkan
istirahat suara risiko infeksi.
tetapi kaji
Peningkatan
kemampuan
sekret/penurunan
untuk bicara
kemampuan untuk
dan/atau menelan
menelan
sekret oral secara
menunjukkan
periodik.
peningkatan edema
trakeal dan dapat
mengindikasikan
Selidiki
kebutuhan untuk
perubahan
intubasi.
perilaku/mental
contoh gelisah, Meskipun sering
agitasi, kacau berhubungan
mental. dengan nyeri,
perubahan

25
kesadaran dapat
menunjukkan
Awasi 24 jam
terjadinya/membur
keseimbngan
uknya hipoksia.
cairan, perhatikan
variasi/perubahan Perpindahan cairan
. atau kelebihan
penggantian cairan
meningkatkan
risiko edema paru.
Catatan : Cedera
inhalasi
Lakukan program meningkatkan
kolaborasi kebutuhan cairan
meliputi : sebanyak 35% atau
lebih karena edema.
Berikan pelembab
O2 melalui cara O2 memperbaiki
yang tepat, hipoksemia/asidosis
contoh masker . Pelembaban
wajah menurunkan
pengeringan saluran
Awasi/gambaran
pernafasan dan
seri GDA
menurunkan
viskositas sputum.

Data dasar penting


untuk pengkajian
lanjut status
pernafasan dan
pedoman untuk
Kaji ulang seri

26
rontgen pengobatan. PaO2
kurang dari 50,
PaCO2 lebih besar
dari 50 dan
penurunan pH
Berikan/bantu
menunjukkan
fisioterapi
inhalasi asap dan
dada/spirometri
terjadinya
intensif.
pneumonia/SDPD.

Perubahan
menunjukkan
atelektasis/edema
paru tak dapat
Siapkan/bantu terjadi selama 2 – 3
intubasi atau hari setelah
trakeostomi terbakar
sesuai indikasi.
Fisioterapi dada
mengalirkan area
dependen paru,
sementara
spirometri intensif
dilakukan untuk
memperbaiki
ekspansi paru,
sehingga
meningkatkan
fungsi pernafasan
dan menurunkan

27
atelektasis.

Intubasi/dukungan
mekanikal
dibutuhkan bila
jalan nafas edema
atau luka bakar
mempengaruhi
fungsi
paru/oksegenasi.

Resiko tinggi Pasien dapat Awasi tanda vital, Memberikan


kekurangan mendemostrasi CVP. Perhatikan pedoman untuk
volume cairan kan status kapiler dan penggantian cairan
berhubungan cairan dan kekuatan nadi dan mengkaji
dengan biokimia perifer. respon
Kehilangan membaik. kardiovaskuler.
cairan melalui
Kriteria
rute abnormal. Awasi
evaluasi: tak
Peningkatan pengeluaran urine Penggantian cairan
ada manifestasi
kebutuhan : dan berat dititrasi untuk
dehidrasi,
status jenisnya. meyakinkan rata-2
resolusi
hypermetabolik Observasi warna pengeluaran urine
oedema,
, ketidak urine dan hemates 30-50 cc/jam pada
elektrolit
cukupan sesuai indikasi. orang dewasa.
serum dalam
pemasukan. Urine berwarna
batas normal,
Kehilangan merah pada
haluaran urine
perdarahan. kerusakan otot
di atas 30
masif karena
ml/jam. Perkirakan
adanyadarah dan
drainase luka dan
keluarnya

28
kehilangan yang mioglobin.
tampak
Peningkatan
permeabilitas
kapiler,
perpindahan
Timbang berat protein, proses
badan setiap hari inflamasi dan
kehilangan cairan
melalui evaporasi
Ukur lingkar mempengaruhi
ekstremitas yang volume sirkulasi
terbakar tiap hari dan pengeluaran
sesuai indikasi urine.

Penggantian cairan
tergantung pada
Selidiki
berat badan
perubahan mental
pertama dan
perubahan
selanjutnya

Memperkirakan
Observasi distensi
luasnya
abdomen,hemato
oedema/perpindaha
mesis,feces
n cairan yang
hitam.
mempengaruhi
Hemates drainase volume sirkulasi
NG dan feces dan pengeluaran
secara periodik. urine.

Lakukan program Penyimpangan pada

29
kolaborasi tingkat kesadaran
meliputi : dapat
mengindikasikan
Pasang /
ketidak adequatnya
pertahankan
volume
kateter urine
sirkulasi/penurunan
perfusi serebral

Pasang/ Stres (Curling)


pertahankan ulcus terjadi pada
ukuran kateter IV. setengah dari
semua pasien yang
Berikan
luka bakar
penggantian
berat(dapat terjadi
cairan IV yang
pada awal minggu
dihitung,
pertama).
elektrolit, plasma,
albumin.

Awasi hasil Observasi ketat


pemeriksaan fungsi ginjal dan
laboratorium ( mencegah stasis
Hb, elektrolit, atau refleks urine.
natrium ).
Memungkinkan
infus cairan cepat.

Berikan obat Resusitasi cairan


sesuai idikasi : menggantikan
kehilangan
- Diuretika
cairan/elektrolit dan

30
contohnya membantu
Manitol mencegah
(Osmitrol) komplikasi.

Mengidentifikasi
kehilangan
darah/kerusakan
- Kalium
SDM dan
kebutuhan
- Antasida penggantian cairan
dan elektrolit.

Pantau: Meningkatkan
pengeluaran urine
- Tanda-tanda
dan membersihkan
vital setiap
tubulus dari debris
jam selama
/mencegah
periode
nekrosis.
darurat,
setiap 2 jam Penggantian lanjut
selama karena kehilangan
periode akut, urine dalam jumlah
dan setiap 4 besar
jam selama
Menurunkan
periode
keasaman gastrik
rehabilitasi.
sedangkan inhibitor
- Warna urine.
histamin
- Masukan dan
menurunkan
haluaran
produksi asam
setiap jam

31
selama hidroklorida untuk
periode menurunkan
darurat, produksi asam
setiap 4 jam hidroklorida untuk
selama menurunkan iritasi
periode akut, gaster.
setiap 8 jam
Mengidentifikasi
selama
penyimpangan
periode
indikasi kemajuan
rehabilitasi.
atau penyimpangan
- Hasil-hasil
dari hasil yang
JDL dan
diharapkan. Periode
laporan
darurat (awal 48
elektrolit.
jam pasca luka
- Berat badan
bakar) adalah
setiap hari.
periode kritis yang
- CVP
ditandai oleh
(tekanan
hipovolemia yang
vena sentral)
mencetuskan
setiap jam
individu pada
bial
perfusi ginjal dan
diperlukan.
jarinagn tak
- Status umum
adekuat.
setiap 8 jam.

Pada penerimaan
rumah sakit,
lepaskan semua
pakaian dan

32
perhiasan dari
area luka bakar.

Mulai terapi IV
yang ditentukan
dengan jarum
lubang besar
(18G), lebih
disukai melalui Inspeksi adekuat
kulit yang telah dari luka bakar.
terluka bakar.
Bila pasien
menaglami luka
bakar luas dan
Penggantian cairan
menunjukkan
cepat penting untuk
gejala-gejala syok
mencegah gagal
hipovolemik,
ginjal. Kehilangan
bantu dokter
cairan bermakna
dengan
terjadi melalui
pemasangan
jarinagn yang
kateter vena
terbakar dengan
sentral untuk
luka bakar luas.
pemantauan CVP.
Pengukuran
Beritahu dokter tekanan vena
bila: haluaran sentral memberikan
urine < 30 data tentang status
ml/jam, haus, volume cairan
takikardia, CVP < intravaskular.
6 mmHg,
bikarbonat serum

33
di bawah rentang
normal, gelisah,
Temuan-temuan ini
TD di bawah
mennadakan
rentang normal,
hipovolemia dan
urine gelap atau
perlunya
encer gelap.
peningkatan cairan.
Pada lka bakar luas,
perpindahan cairan
Konsultasi doketr
dari ruang
bila manifestasi
intravaskular ke
kelebihan cairan
ruang interstitial
terjadi.
menimbukan
hipovolemi.

Tes guaiak Pasien rentan pada


muntahan warna kelebihan beban
kopi atau feses ter volume
hitam. Laporkan intravaskular
temuan-temuan selama periode
positif. pemulihan bila
perpindahan cairan
dari kompartemen
Berikan antasida interstitial pada
yag diresepkan kompartemen
atau antagonis intravaskuler.
reseptor histamin
Temuan-temuan
seperti simetidin
guaiak positif
ennandakan adanya

34
perdarahan GI.
Perdarahan GI
menandakan adaya
stres ulkus
(Curling’s).

Mencegah
perdarahan GI.
Luka bakar luas
mencetuskan pasien
pada ulkus stres
yang disebabkan
peningkatan sekresi
hormon-hormon
adrenal dan asam
HCl oleh lambung.

Resiko Pasien dapat Pantau laporan Mengidentifikasi


kerusakan mendemonstras GDA dan kadar kemajuan dan
pertukaran gas ikan oksigenasi karbon penyimpangan dari
berhubungan adekuat. monoksida serum. hasil yang
dengan cedera diharapkan.
Kriteroia
inhalasi asap Inhalasi asap dapat
evaluasi: RR
atau sindrom merusak alveoli,
12-24 x/mnt,
kompartemen mempengaruhi
warna kulit Beriakan
torakal pertukaran gas pada
normal, GDA suplemen oksigen
sekunder membran kapiler
dalam renatng pada tingkat yang
terhadap luka alveoli.
normal, bunyi ditentukan.
bakar
nafas bersih, Pasang atau bantu Suplemen oksigen

35
sirkumfisial tak ada dengan selang meningkatkan
dari dada atau kesulitan endotrakeal dan jumlah oksigen
leher. bernafas. temaptkan pasien yang tersedia untuk
pada ventilator jaringan. Ventilasi
mekanis sesuai mekanik diperlukan
pesanan bila untuk pernafasan
terjadi dukungan sampai
insufisiensi pasie dapat
pernafasan dilakukan secara
(dibuktikan mandiri.
dnegna hipoksia,
hiperkapnia,
rales, takipnea
dan perubahan
Pernafasan dalam
sensorium).
mengembangkan
Anjurkan alveoli,
pernafasan dalam menurunkan resiko
dengan atelektasis.
penggunaan
spirometri
insentif setiap 2 Memudahkan
jam selama tirah ventilasi dengan
baring. menurunkan
tekanan abdomen
Pertahankan
terhadap diafragma.
posisi semi
fowler, bila
hipotensi tak ada.
Luka bakar sekitar
torakal dapat

36
Untuk luka bakar membatasi ekspansi
sekitar torakal, adda. Mengupas
beritahu dokter kulit (eskarotomi)
bila terjadi memungkinkan
dispnea disertai ekspansi dada.
dengan takipnea.
Siapkan pasien
untuk
pembedahan
eskarotomi sesuai
pesanan.

Resiko tinggi Pasien bebas Pantau:


infeksi dari infeksi.
- Penampilan Mengidentifikasi
berhubungan
Kriteria luka bakar indikasi-indikasi
dengan
evaluasi: tak (area luka kemajuan atau
Pertahanan
ada demam, bakar, sisi penyimapngan dari
primer tidak
pembentukan donor dan hasil yang
adekuat;
jaringan status balutan diharapkan.
kerusakan
granulasi baik. di atas sisi
perlinduingan
tandur bial
kulit; jaringan
tandur kulit
traumatik.
dilakukan)
Pertahanan
setiap 8 jam.
sekunder tidak
- Suhu setiap 4
adekuat;
jam.
penurunan Hb,
- Jumlah
penekanan
makanan Pembersihan dan
respons

37
inflamasi yang pelepasan jaringan
dikonsumsi nekrotik
setiap kali meningkatkan
makan. pembentukan
Bersihkan area granulasi.
luka bakar setiap
hari dan lepaskan
jarinagn nekrotik
(debridemen)
sesuai pesanan.
Berikan mandi
kolam sesuai
Antimikroba
pesanan,
topikal membantu
implementasikan
mencegah infeksi.
perawatan yang
Mengikuti prinsip
ditentukan untuk
aseptik melindungi
sisi donor, yang
pasien dari infeksi.
dapat ditutup
Kulit yang gundul
dengan balutan
menjadi media
vaseline atau op
yang baik untuk
site.
kultur pertumbuhan
Lepaskan krim baketri.
lama dari luka
sebelum
pemberian krim Temuan-temuan ini
baru. Gunakan mennadakan
sarung tangan infeksi. Kultur
steril dan beriakn membantu
krim antibiotika mengidentifikasi

38
topikal yang patogen penyebab
diresepkan pada sehingga terapi
area luka bakar antibiotika yang
dengan ujung jari. tepat dapat
Berikan krim diresepkan. Karena
secara balutan siis tandur
menyeluruh di hanya diganti setiap
atas luka. 5-10 hari, sisi ini
memberiakn media
Beritahu dokter
kultur untuk
bila demam
pertumbuhan
drainase purulen
bakteri.
atau bau busuk
dari area luka Kulit adalah lapisan
bakar, sisi donor pertama tubuh
atau balutan sisi untuk pertahanan
tandur. Dapatkan terhadap infeksi.
kultur luka dan Teknik steril dan
berikan tindakan perawatan
antibiotika IV perlindungan
sesuai ketentuan. lainmelindungi
pasien terhadap
infeksi. Kurangnya
Tempatkan pasien berbagai rangsang
pada ruangan ekstrenal dan
khusus dan kebebasan bergerak
lakukan mencetuskan pasien
kewaspadaan pada kebosanan.
untuk luka bakar
luas yang

39
mengenai area
luas tubuh.
Melindungi
Gunakan linen
terhadap tetanus.
tempat tidur
steril, handuk dan
skort untuk
pasien. Gunakan
skort steril, Ahli diet adalah
sarung tangan dan spesialis nutrisi
penutup kepala yang dapat
dengan masker mengevaluasi
bila memberikan paling baik status
perawatan pada nutrisi pasien dan
pasien. merencanakan diet
Tempatkan radio untuk emmenuhi
atau televisis pada kebuuthan nutrisi
ruangan pasien penderita. Nutrisi
untuk adekuat memabntu
menghilangkan penyembuhan luka
kebosanan. dan memenuhi
kebutuhan energi.
Bila riwayat
imunisasi tak
adekuat, berikan
globulin imun
tetanus manusia
(hyper-tet) sesuai
pesanan.

Mulai rujukan
pada ahli diet,

40
beriakn protein
tinggi, diet tinggi
kalori. Berikan
suplemen nutrisi
seperti ensure
atau sustacal
dengan atau
antara makan bila
masukan
makanan kurang
dari 50%.
Anjurkan NPT
atau makanan
enteral bial pasien
tak dapat makan
per oral.

Nyeri Pasien dapat Berikan anlgesik Analgesik narkotik


berhubungan mendemonstras narkotik yang diperlukan utnuk
dengan ikan hilang dari diresepkan prn memblok jaras
Kerusakan ketidaknyaman dan sedikitnya 30 nyeri dengan nyeri
kulit/jaringan; an. menit sebelum berat. Absorpsi obat
pembentukan prosedur IM buruk pada
Kriteria
edema. perawatan luka. pasien dengan luka
evaluasi:
Manipulasi Evaluasi bakar luas yang
menyangkal
jaringan cidera keefektifannya. disebabkan oleh
nyeri,
contoh Anjurkan perpindahan
melaporkan
debridemen analgesik IV bila interstitial
perasaan
luka. luka bakar luas. berkenaan dnegan
nyaman,
peningkatan
ekspresi wajah

41
dan postur permeabilitas
tubuh rileks. kapiler.
Pertahankan pintu
kamar tertutup, Panas dan air hilang
tingkatkan suhu melalui jaringan
ruangan dan luka bakar,
berikan selimut menyebabkan
ekstra untuk hipoetrmia.
memberikan Tindakan eksternal
kehangatan. ini membantu
menghemat
kehilangan panas.
Berikan ayunan di
Menururnkan neyri
atas temapt tidur
dengan
bila diperlukan.
mempertahankan
berat badan jauh
dari linen temapat
tidur terhadap luka
Bantu dengan dan menuurnkan
pengubahan pemajanan ujung
posisi setiap 2 saraf pada aliran
jam bila udara.
diperlukan.
Menghilangkan
Dapatkan bantuan
tekanan pada
tambahan sesuai
tonjolan tulang
kebutuhan,
dependen.
khususnya bila
Dukungan adekuat
pasien tak dapat
pada luka bakar
membantu
selama gerakan
membalikkan

42
badan sendiri. membantu
meinimalkan
ketidaknyamanan.

Resiko tinggi Pasien Untuk luka bakar Mengidentifikasi


kerusakan menunjukkan yang mengitari indikasi-indikasi
perfusi sirkulasi tetap ekstermitas atau kemajuan atau
jaringan, adekuat. luka bakar listrik, penyimpangan dari
perubahan/disfu pantau status hasil yang
Kriteria
ngsi neurovaskular diharapkan.
evaluasi: warna
neurovaskuler dari ekstermitas
kulit normal,
perifer setaip 2 jam.
menyangkal
berhubungan Meningkatkan
kebas dan Pertahankan
dengan aliran balik vena
kesemutan, ekstermitas
Penurunan/inter dan menurunkan
nadi perifer bengkak
upsi aliran pembengkakan.
dapat diraba. ditinggikan.
darah
arterial/vena,
contoh luka Temuan-temuan ini
Beritahu dokter
bakar seputar menandakan
dengan segera
ekstremitas keruskana sirkualsi
bila terjadi nadi
dengan edema. distal. Dokter dapat
berkurang,
mengkaji tekanan
pengisian kapiler
jaringan untuk
buruk, atau
emnentukan
penurunan
kebutuhan terhadap
sensasi. Siapkan
intervensi bedah.
untuk
Eskarotomi
pembedahan
(mengikis pada
eskarotomi sesuai
eskar) atau

43
pesanan. fasiotomi mungkin
diperlukan untuk
memperbaiki
sirkulasi adekuat.

Kerusakan Memumjukkan Kaji/catat ukuran, Memberikan


integritas kulit regenerasi warna, kedalaman informasi dasar
b/d kerusakan jaringan luka, perhatikan tentang kebutuhan
permukaan jaringan nekrotik penanaman kulit
Kriteria hasil:
kulit sekunder dan kondisi dan kemungkinan
Mencapai
destruksi sekitar luka. petunjuk tentang
penyembuhan
lapisan kulit. sirkulasi pada aera
tepat waktu
graft.
pada area luka
Lakukan
bakar.
perawatan luka
bakar yang tepat Menyiapkan
dan tindakan jaringan untuk
kontrol infeksi. penanaman dan
menurunkan resiko
infeksi/kegagalan
Pertahankan kulit.
penutupan luka
sesuai indikasi.
Kain
nilon/membran
silikon
mengandung
kolagen porcine
Tinggikan area peptida yang
graft bila melekat pada

44
mungkin/tepat. permukaan luka
Pertahankan sampai lepasnya
posisi yang atau mengelupas
diinginkan dan secara spontan kulit
imobilisasi area repitelisasi.
bila
Menurunkan
diindikasikan.
pembengkakan
/membatasi resiko
pemisahan graft.
Pertahankan
Gerakan jaringan
balutan diatas
dibawah graft dapat
area graft baru
mengubah posisi
dan/atau sisi
yang
donor sesuai
mempengaruhi
indikasi.
penyembuhan
optimal.

Cuci sisi dengan Area mungkin


sabun ringan, ditutupi oleh bahan
cuci, dan minyaki dengan permukaan
dengan krim, tembus pandang tak
beberapa waktu reaktif.
dalam sehari,
setelah balutan
dilepas dan Kulit graft baru dan
penyembuhan sisi donor yang
selesai. sembuh
memerlukan
Lakukan program
perawatan khusus
kolaborasi :
untuk

45
- Siapkan / bantu mempertahankan
prosedur kelenturan.
bedah/balutan
biologis.
Graft kulit diambil
dari kulit orang itu
sendiri/orang lain
untuk penutupan
sementara pada
luka bakar luas
sampai kulit orang
itu siap ditanam.

46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi.
Luka bakar dapat tejadi pada setiap orang dengan berbagai faktor penyebab
seperti: panas, sengatan listrik, zat kimia, maupun radiasi. Penderita luka bakar
memerluakn penanganan yang serius secara holistik/menyeluruh dari berbagai
aspek dan disiplin ilmu. Pada penderita luka bakar yang luas dan dalam
memerluakn perawatan luka bakar yang lama dan mahal serta mempunyai efek
resiko kematian yang tinggi.
Dampak luka bakar bagi penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik,
psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarganya.Perawat sebagai tim yang
paling banyal berhubungan dengan asien dituntut untuk terus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu merawat pasien luka bakar
secara komprehensif dan optimal.
Prinsip-prinsip penanganan pasien luka bakar selama perawatan dirumah sakit
termasuk :
1. Pemberian terapi cairan dan nutrisi yang adekuat.
2. Pencegahan infeksi.
3. Penanganan/penyembuahn luka.
4. Pencegahan kontraktur/ deformitas.
5. Rehabilitasi lanjut
Tingkat keberhasilan perawatan penderita luka bakar sanagt dipengaruhi oleh
cara penanganan, kerjasama dan kecekatan tim kesehatan yang merawat
disamping faktor-faktor lain (usia penderita, riwayat kesehatan, penyebab luka
bakar,cedera lain yang menyertai dan kebiasaan hidup).

47
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi maka
makin berkembang pula tehnik/cara penanganan luka bakar sehingga makin
meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kelompok masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kelompok meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

48
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C., dan JoAnn C. Hackley.2000.Keperawatan Medical-Bedah:
Buku Saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C., dan Brenda G. Bare.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal-


Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

49

Anda mungkin juga menyukai