ASUHAN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ANNAS SEPTIADI SNR1721200
2. NURHIDAYATI SNR172120009
3. PASKARIA EVISEMA SNR172120006
4. DEWI PUSPITASARI SNR172120016
5. BAMBANG KURNIAWAN SNR172120027
6. YULIANA SNR172120005
7. RIA SUPARYANI SNR172120044
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan
tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik.
Berat dan ringannya luka bakar tergantung pada jumlah area permukaan tubuh,
derajat kedalaman dan lokasi luka bakar yang terjadi (Suriadi, 2004). Luka bakar
merupakan trauma yang berdampak paling berat terhadap fisik maupun psikologis,
Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu
juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Cidera luka bakar terutama
pada luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan
penyebab utama kematian dan disfungsi berat jangka panjang. Luka bakar adalah
penyebab utama keempat trauma dan penyebab paling umum kecacatan dan
kematian diseluruh dunia (Ardabili, dkk, 2016). Di Indonesia, belum ada angka
pasti mengenai kejadian luka bakar, ini disebabkan karena tidak semua rumah
1. Umum
2. Khusus
C. Metode Penulisan
bersumber dari mempelajari buku – buku, browsing internet, dan sumber lain
Bab I : pendahuluan terdiri dari : latar belakang, tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan
Bab II : tinjauan teoritis terdiri dari : anatomi kulit, definisi luka bakar,
keperawatan.
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi Kulit
Kulit adalah organ terbesar tubuh, beratnya kurang lebih 4,5 kg dan menutupi areal
seluas 18 kaki persegi (1,67 m2)pada laki-laki dengan berat badan 75 kg.
a. Epidermis adalah lapisan teratas, atau terluar yang tersusun dari jaringan epitel
pembuluh darah: dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis paling tebal
dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang mengalami
pada jarigan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis. Pebelahan sel yang
cepat berlangsung pada alpisan ini, dan sel baru didorong masuk kelapisan
berikutnya.
2. Stratum Spinosum adalah laisan sel spina atau tanduk, disebut demikian
karena sel-sel terseut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina
kreatinin.
Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi
sulfur rendah, berlawan dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut.
4. Stratum Lusidum adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel
gepeng tidak bernukleous yang mati atau hamper mati dengan ketebalan 4-7
lapisan sel.
5. Stratum kerneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25-30 lapisan
sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin gepeng saat
b. Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan ini mengikat
epidermis dengan struktur yang ada dibawahnya. Membrane ini tersusun dari
1. Lapisan papilar adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblast, sel
mast dan makrofak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang
b) Pada telapak tangan dan telapak kaki, papilla yang ada sangat banyak
c) Pola tonjolan pada guratan pada telapak tangan dan telapak kaki pada
2. Lapisan reticular terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini terdiri
dari lapisan ikat irregular yang rapat, kolagen dan serat elastic.
jumlah sel lemak yang beragam,bergantung ada area tubuh dan nutrisi individu
Fungsi integument
kehilangan cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melanin
ultraviolet matahari.
2. Pengaturan suhu tubuh. Pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit
dikulit.
5. Komunikasi.
khusus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu sentuhan tekanan
dan nyeri.
b. Kulit merupakan media ekslpresi wajah dan reflek vascular yang penting
dalam komunikasi
a. Kelenjar keringat (sudorifrus) terbagi mejadi dua jenis berdasarkan struktur dan
lokasinya
1. Kelenjar keringat ekrim adalah kelenjar tubular simple dan berpilin serta tidak
keseluruh tubuh, terutama pada telapak tangan telapak kaki dan dahi. Sekresi
rambut.
Peran kulit dalam termoregulasi. Panas tubuh dihasilkan dari aktifitas metabolic dan
pergerakan otot, panas seperti ini harus dikeluarkan, atau suhu tubuh akan naik diatas
normal : pada lingkungan bersuhu dingin, panas harus dipertahankan, atau suhu tubuh
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas
pada suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh tubuh sistem
metabolisme. Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia, dan petir yang mengenai mukosa, dan jaringan yang lebih
dalam.
C. Etiologi
terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek – objek panas
lainnya.
2. Luka bakar kimia : luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya
jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya
kontak dan banyak nya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri
karena zat kimia ini. Lika bakar kimia ini dapat terjadi misalnya karena
kontak dengan zat – zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan
rumah tangga dan bidang industri, pertanian, dan militer. Lebih dari 25.000
3. Luka bakar elektrik : luka bakar elektrik (listrik) disebabkan oleh panas yang
digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya
luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang
4. Luka bakar radiasi : luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan
radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapautik
pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang
D. Faktor Predisposisi
4. Akibat berjemur
E. Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi. Luka bakar dapat
dikelompokkan menjadi luka bakar thermal, radiasi atau kimia. Destruksi jaringan
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi sel. Kulit dan mukosa
saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam,
termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau
kontak yang lama dengan agens penyebab. Nekrosis dan kegagalan organ dapat
terjadi.
1. Fase Akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
obstruksi saluran pernafasan akibat cidera inhalsi dalam 48 -72 jam pasca
trauma. Cidera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase
akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalh yang terjadi adalah kerusakan
atua kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan :
b. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka tidak berbaju
epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
c. Keadaan hipermetabolisme
3. Fase lanjut
Fase lanjut akab berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ – organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
luka, yaitu :
1. Berdasarkan Penyebab
- Dijumpai bulae
- Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas
kulit normal.
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
- Kulit yang terbakar berwarna putih hingga merah, coklat atau hitam
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai
esker.
- Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung – ujung
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan
Kepala = 18%
Genetalia = 1%
Total 100%
G. Penatalaksanaan
segera mencari pertolongan medis jika luka bakar ketebalan penuh atau daerah
yang terbakar cukup besar atau yang terkena meliputi wajah, tangan,kaki, atau
alat genetalia.
Beritahu fasilitas medis bahwa pasien yang luka bakar sedang dalam
perjalanan.
Ada dua metode pendekatan yang digunakan untuk perawatan luka bakar
1. Metode terbuka
pasien
2. Metode tertutup
Luka bakar ditutup dengan salep khusus, dibungkus dengan lapisan kasa. Pada
bagian ini harus diperiksa sirkulasi sebelah distal balutan dan pertahankan garis
Cara Baxter : cara yang sederhana dan banyak dipakai. Jumlah cairan hari
pertama dihitung dengan rumus = % luka bakar x BB (kg) x 4cc. Separuh dari
jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16
Penyubatan total sirkulasi dalam ekstremitas ( akibat edema karena luka bakar
yang melingkar)
Obstruksi jalan nafas (luka bakar leher) atau ekspansi respirasi yang terbatas
Stroke, serangan jantung, atau emboli paru (akibat pembentukan bekuan darah
I. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Aktivitas / istirahat
Sirkulasi
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT) : hipotensi (syok);
bakar).
Integritas ego
marah.
Eliminasi
Tanda : haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin
gastrik.
Makanan/cairan
Nyeri/kenyamanan
Gejaja : berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara ektern
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara; dan perubahan suhu; luka
bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; sementara respon pada
luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung syaraf;
Pernafasan
inhalasi)
torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau
Keamanan
Tanda : kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama
3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian
B. Diagnosa Keperawatan
3. Nyeri akut b/d cidera jaringan serta syaraf dan dampak emosional
C. Intervensi
NOC
Kriteria Hasil :
1. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
2. Memelihara kebersihan paru – paru dan bebas dari tanda – tanda distress
pernafasan.
3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
NIC
Airway Managemant
1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
stokes, biot.
7. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan.
NOC
1. Fluid balance
2. Hydration
normal, HT normal
3. Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa
NIC
Fluid Management
Hipovolemia Management
2. Pelihara IV line
cairan.
Dx 3 : Nyeri akut b/d cidera jaringan serta syaraf dan dampak emosional
NOC
1. Pain level
2. Pain control
3. Comfort level
Kriteria Hasil
nyeri.
NIC
Pain Management
nyeri pasien.
10. Piluh dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
interpersona)
16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil.
Nalagesik administrastion
pemberian obat
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM, untuk pengobatan nyeri secara teratur.
8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
NOC
2. Hemodyalis akses
Kriteria Hasil :
perawatan.
NIC
Pressure Management
6. Oleskan lotion atau minyak / baby oil pada daerah yang tertekan
4. Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril.
6. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap
NOC
1. Thermoregulation
2. Thermoregulation : neonate
Kriteria Hasil :
NIC
12. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikadi,
peningkatan sistolik)
KASUS
PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. A
Umur : 47 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
No. RM : 172120014
daerah paha kanan sampai kaki, lengan kanan, kelamin, dan pada
- Mengeluh panas
Di dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti
c. Tanda-tanda vital
TD : 140 / 90 mmHg
N : 149 x / menit
RR : 28 x / menit
T : 39 0 C
d. Antropometri
BB : 6o kg
TB : 158 cm
C. Mata
E. Hidung
C. Paru-paru
H. Abdomen
sampai kaki
ANALISA DATA
EVALUASI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap kali sebagian kulit mengalami kerusakan tubuh kehilangan cairan dan
bahan kimia yang disebut elektrolit dan mudah terjadi infeksi. Luka bakar
B. SARAN
Agar pembaca memahami dan mengerti tentang luka bakar, tingkat luka
bakar, tindakan , serta asuhan keperawatan pada luka bakar agar dapat