Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIOTERAPI INTEGUMENT

ANATOMI FISIOLOGI KULIT

OLEH :
Ayu Putri Joneli (2003001)

Dosen Pengampu:

Afrida Yessi, S.Fis

POLITEKNIK KESEHATAN SITEBA PADANG


2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Dan semoga kita akan selalu mendapatkan
syafaatnya baik didunia Maupun diakhirat kelak.

Dengan pertolongan dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah FT Inttegument berjudul “ANATOMI FISIOLOGI KULIT”

Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak dan juga beberapa buku referensi,
penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat membuahkan ilmu yang maslahah fiidinni
wadunya walakhirah.

Padang, 16 Maret 2022

Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..…. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C . Tujuan..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Kulit .................................................................................... 2
B. Fungsi Kulit.............................................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit adalah lapisan tubuh yang paling luar dan cukup sensitif terhadap berbagai
macam benda asing yang datang dari luar tubuh, yang menyebabkan penyakit. Penyakit
kulit bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya faktor lingkungan dan pola tingkah
laku sehari-hari. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi
kulit. Sebaliknya, lingkungan kotor yang tidak terjaga kebersihannya bisa menjadi
penyebab timbulnya berbagai macam penyakit (Faulkner, 2008)
Perawatan kulit merupakan bagian dari perawatan umum yang tujuannya untuk
mempertahankan hygiene pada anak itu sendiri, agar kulit bebas dari gangguan penyakit
dan tetap sehat. Perawatan kulit dapat dilakukan dari kegiatan sehari- hari. Contohnya
dengan cara membersihkan rambut, mandi secara teratur, mengganti baju apabila baju
tersebut kotor, lembab atau basah, dan memilih pakaian yang mudah menyerap keringat.
Dengan dilakukannya perawatan kulit secara tepat dan rutin, maka kulit akan
terlihat sehat. Kelainan pada kulit dapat terjadi apabila perawatan kulit tidak dilakukan
secara tepat dan rutin. Salah satu kelainan kulit yang dapat terjadi yaitu gatal, kemerahan,
keropeng, mudah terkelupas dan benjolan-benjolan kecil (papul).
Oleh karena itu, pengetahuan sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan kulit,
karena apabila kulit mngalami kelainan atau rusak, maka seseorang akan mengalami
tidak percaya diri dalam penampilanya terkusunya wanita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kulit?
2. Bagaimana Anatomi Kulit?
3. Apa Fungsi Kulit?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kulit.
2. Mengetahui Fungsi-Fungsi dari Kulit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan proteksi
terhadap organ-organ yang terdapat dibawahnya dan membangun sebuah barrier yang
memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut berpartisipasi dalam
banyak fungsi tubuh yang vital. Luas kulit orang dewasa 1,5 -2 m2 dengan berat kira-kira
15 % dari berat badan manusia ,tebal bervariasi antara ½ - 3 mm.,kulit sangat kompleks,
elastis dan sensitif bervariasi pada keadaan iklim, umur, sex, ras dan juga bergantung
pada lokasi tubuh.
Kulit menurut kamus dorland adalah, penutup luar tubuh, atau kulit, termasuk
berbagai lapisan dan struktur pelengkapnya, pada manusia, terdiri dariepidermis, dermis,
jaringan subkutan, rambut, kuku, kelenjar kulit, payudara, dan kelenjar mammaria.
Kulit merupakan "selimut" yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi
utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan
lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan
pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari,
sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar.
Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar

Kulit dapat bergerak dan meregang tergantung pada :

a. Tebal kulit

b. Jumlah lipatan kulit

c. Elastisitas kulit

d. Perlekatan kulit dengan jaringan dibawahnya

e. Umur individu.
B. Anatomi Kulit
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis, yang
merupakan lapisan paling terluar, dan aksesori-aksesorinya (rambut, kuku, kelenjar
sebasea, dan kelenjar keringat) berasal dari lapisan ectoderm embrio. Dermis berasal dari
mesoderm.
1) Epidermis
Terdiri dari 5 lapisan (stratum) berturut-turut dari atas ke bawah :
a) Lapisan Basele
Lapisan basal (stratum basale) terdiri atas selapis sel kuboid atau
kolumnar basofilik yang terletak di atas membran basal pada perbatasan
epidermis-dermis. Stratum basale ditandai dengan tingginya aktivitas mitosis dan
bertanggung jawab, bersama dengan bagian awal lapisan berikutnya atas produksi
sel-sel epidermis secara berkesinambungan. Meskipun sel punca untuk keratinosit
ditemukan di lapisan basal, lokus untuk sel tersebut juga ditemukan di tonjolan
khusus selubung folikel rambut yang bersambung dengan epidermis. Epidermis
manusia diperbarui setiap 15-30 hari, bergantung pada usia, bagian tubuh, dan
faktor lain. Semua keratinosit dalam stratum basale mengandung filamen keratin
intermediat berdiameter 10 µm yang terdiri atas keratin. Sewaktu sel berpindah
ke atas, jumlah dan tipe filamen keratin juga bertambah sehingga mencapai
setengah jumlah protein total di lapisan terluar.
b) Lapisan Spinosum
Lapisan spinosa (stratum spinosum), yang normalnya lapisan epidermis
paling tebal, terdiri atas sel-sel kuboid atau agak gepeng dengan inti di tengah
dengan nukleolus dan sitoplasma yang aktif menyintesis filamen keratin. Tepat di
atas lapisan basal sejumlah sel masih membelah dan zona kombinasi ini terkadang
disebut stratum germinativum. Filamen keratin membentuk berkas yang tampak
secara mikroskopis, disebut tonofibril yang berkonvergensi dan berakhir pada
sejurnlah desmosom yang mengubungkan sel bersamasama secara kuat untuk
menghindari gesekan Sitoplasma ditarik ke dalam juluran sel pendek di sekitar
tonofibril pada kedua sisi di setiap desmosom (dan juluran tersebut memanjang
jika sel mengerut sedikit ketika mengalami proses histologis), yang menimbulkan
tampilan spina atau duri kecil di permukaan sel. Epidermis di area yang rentan
mengalami gesekan dan tekanan secara kontinu (seperti telapak kaki) memiliki
stratum spinosum yang lebih tebal dengan lebih banyak tonofibril dan desmosom.
c) Lapisan Granulosum
Lapisan granular (stratum granulosum) terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal
gepeng yang mengalami diferensiasi terminal. Sitoplasmanya berisikan massa
basofilik intens yang disebut granul keratohialin. Gambaran khas lainnya yang
hanya terlihat dengan mikroskop elektron (TEM) pada sel-sel lapisan granular
adalah granul lamela berselubung-membran, suatu struktur lonjong (0,1- 0,3µm)
yang mengandung banyak lamel yang dibentuk oleh berbagai lipid. Di tempat ini,
materi yang kaya-lipid membentuk lembaran-lembaran yang melapisi sel, yang
kini lebih kecil daripada kantong pipih yang terisi dengan keratin dan protein
terkait. Lapisan selubung lipid merupakan komponen utama sawar epidermis
terhadap kehilangan air dari kulit. Pembentukan sawar tersebut yang terlihat
pertama kali pada reptile, merupakan salah satu peristiwa evolusi penting yang
memungkinkan hewan berkembang biak di darat. Bersama-sama, keratinisasi dan
produksi lapisan yang kaya-lipid juga memiliki efek pelindung yang penting di
kulit, yang membentuk sawar terhadap penetrasi sebagian besar benda asing.
d) Lapisan Lusidum
Stratum lusidum hanya dijumpai pada kulit tebal, dan terdiri atas lapisan
tipis translusen sel eosinofilik yang sangat pipih. Organel dan inti telah
menghilang dan sitoplasma hampir sepenuhnya terdiri atas filamen keratin padat
yang berhimpitan dalam matriks padat elektron. Desmosom masih tampak di
antara sel-sel yang bersebelahan.
e) Lapisan korneum
Stratum korneum terdiri atas 1520 lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin filamentosa birefringen. Filamen keratin
sekurang-kurangnya mengandung enam macam polipeptida dengan massa
molekul antara 40 kDa sampai 70 kDa. Komposisi tonofilamen berubah sewaktu
sel epidermis berdiferensiasi dan ketika massa tonofibril bertambah dengan
protein lain dari granula keratohyalin. Setelah mengalami keratinisasi, sel-sel
hanya terdiri atas protein amorf dan fibrillar dan membrane plasma yang
menebal dan disebut sisik atau sel bertanduk. Sel-sel tersebut secara kontinu
dilepaskan pada permukaan stratum korneum.
2) Dermis
Dermis adalah lapisan jaringan ikat yang terletak dibawah epidermis, dan
merupakan bagian terbesar dari kulit. Dermis dan epidermis saling mengikat melalui
penonjolan-penonjolan epidermis ke bawah dan penonjolan-penonjolan dermis ke
atas. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yakni pars papilare yaitu bagian yang
menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars
retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan, bagian ini terdiri
atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin.
Dibawah dermis terdapat sebuah lapisan lemak subkutan yang memisahkan kulit
dengan fascia dan otot yang ada dibawahnya.
Lapisan ini tersusun dari dua lapisan yaitu :
a) Lapisan papillaris yaitu bagian yang menonjol ke epidermis merupakan
jaringan fibrous tersusun longgar yang berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah.
b) Lapisan retikularis yaitu bagian di bawah lapisan papilaris yang menonjol ke
arah subcutan, lebih tebal dan banyak jaringan ikat.
3) Subkutan / subkutis
Merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan
adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti
otot dan tulang.
Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas
antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang terbanyak adalah liposit
yang menghasilkan banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh
darah, dan limfe, kandung rambut, dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat
kelinjar keringat. Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap
trauma, dan tempat penumpukan energi.
4) Kelenjar pada kulit
a) Kelenjer Sebasea
Kelenjar sebasea, berkaitan dengan folikel rambut ductus kelenjar sebasea
akan mengosongkan sekret minyaknya ke dalam ruangan antara folikel rambut
dan batang rambut.Untuk setiap lembar rambut terdapat sebuah kelenjar sebasea
yang sekretnya akan melumasi rambut dan membuat rambut menjadi lunak serta
lentur
b) Kelenjer Keringat
Ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh. Kelenjar ini
terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. Hanya 6glans penis, bagian tepi
bibir (margo labium oris), telinga luar dan dasar kuku yang tidak mengandung
kelenjar keringat
Kelenjar Keringat diklasifikasikan menjadi 2 :
a. Kelenjar Ekrin
Ditemukan pada semua daerah kulit. Saluran keluarnya bermuara
langsung ke permukaan kulit. Keringat dikeluarkan dari kelenjar ekrin
sebagai reaksi terhadap kenaikan suhu sekitarnya dan kenaikan suhu
tubuh.
b. Kelenjar apokrin
Terdapat di daerah aksila, anus, skrotum dan labia mayora. Kelenjar
apokrin menjadi aktif pada pubertas. Kelenjar ini memproduksi keringat
yang keruh dan diuraikan oleh bakteri sehingga menghasilkan bau yang
khas.
5) Rambut
Rambut terdiri atas akar rambut yang terbentuk dari dermis dan batang rambut
yang menjulur keluar dari dalam kulit. Rambut tumbuh dalam sebuah rongga yang
dinamakan folikel rambut. Proliferasi sel-sel dalam bulbus pili menyebabkan
pembentukan rambut.
Folikel rambut akan mengalami siklus pertumbuhan dan istirahat. Kecepatan
pertumbuhan rambut bervariasi, pertumbuhan rambut janggut berlangsung paling
cepat dan kecepatan pertumbuhan ini diikuti oleh rambut pada kulit kepala, aksila
serta alis mata. Pada kulit kepala pertumbuhan rambut biasanya 3 mm perhari. Fase
pertumbuhan (anagen) dapat berlangsung sampai selama 6 tahun untuk rambut kulit
kepala, sementara fase istirahat (telogen) kurang lebih selama 4 bulan.Selama fase
telogen, rambut akan rontok dari tubuh.
6) Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum corneum) yang menebal.
Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nailroot), bagian yang
terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku
(nailplate) dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari
akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 (satu) mm perminggu.
C. Fisiologi Kulit
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, dan menjamin kelangsungan hidup.
Kulit pun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit
pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang
menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetik, ras, indikator
sistemik, dan sarana komunikasi non-verbal antara individu satu dengan yang lain.
Fungsi utama kulit ialah proteksi, arbsobsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(ter-moregulasi), pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan keratinisasi.
1) Fungsi proteksi.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia
terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, ekskresi keringat dan sebum.
Keasaman kulit menyebabkan PH kulit berkisar pada PH 5 - 6.5 sehingga merupakan
perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur. Proses keratinisasi juga
berperanan sebagai sawar (bamer) mekanis karena sel-sel mati melepas-kan diri
secara teratur.
2) Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat. Tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui cela antara sel, menembus sel-sel epidermis
atau melalui muara saluran kelenjar. Tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel
epidermis dari pada yang melalui muara kelenjar.
3) Fungsi Ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Kelenjar lemak
pada fetus atas pengaruh hormon androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk
melindungi kulitnya terhadap cairan amnion, pada waktu lahir dijumpai sebagai
vernicaseosa. Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini
selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit
tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan
keasaman kulit pada PH 5 - 6.5.
4) Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil
Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan demikian pula badan
Merkel Ranvier yang tertetak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan
oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya
di daerah yang erotik.
5) Fungsi pengaturan suhu tubuh (ter-moregulasi)
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan
(otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular dipengaruhi
oleh saraf simpatis (asetilkolin). Padabalita biasanya dinding pembuluh darah belum
terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi cairan, karena itu kulitbalita tampak
lebih edematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na.
6) Fungsi Pembentukan Pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah
melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan
warna kulit ras maupun individu. Pada pulasan H.E. sel ini jernih berbentuk bulat dan
merupakan sel dendrit, disebut pula sebagai clear cell. Melanosom dibentuk oleh alat
Golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2. Pajanan terhadap Sinar
matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke epidermis melalui
tangan-tangan dendrit sedangkan ke lapisan kulit dibawahnya dibawa oleh sel
melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit,
melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten.
7) Fungsi keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel
Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan,
sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel
spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel
granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang
amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang
belum sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat mungkin keratinosit melulai
proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal
selama kira-kira 14-21 hari, dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik.
8) Fungsi pembentukan Vit D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kotesterol dengan pertolongan
sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal
tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
D. Fungsi Kulit
1) Perlindungan (proteksi)
Kulit melindungi tubuh dari segala pengaruh luar, misalnya bahan
kimia,mekanis,bakteriologis dan lingkungan sekitarnya yang senantiasa berubah-
ubah. Fungsi proteksi ini terutama dilakukan oleh stratum corneum, dalam hal ini
juga dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-
serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
2) Sensibilitas atau fungsi sensori
Ujung reseptor saraf berupa mekanoreseptor yaitu sel Merkel di epidermis,
korpuskulus Meissner’s di stratum papillare, dan korpuskulus paccinian di jaringan
subkutan serta ujung serabut saraf bebas (free nerve endings (nyeri, tekanan dan
reseptor temperatur). Korpus Meisner’s reseptor yang terdapat pada kulit tidak
berambut (banyak diujung jari dan bibir) untuk mendeteksi objek yang sangat ringan
dan vibrasi dengan frekuensi rendah. Sel Merkel terdapat didaerah dimana terdapat
korpus Meisner’s berfungsi untuk melokalisasi sensasi raba pada daerah permukaan
tubuh dan menentukan teksture benda yang dipegang.Korpus Paccini berperan
penting untuk mendeteksi vibrasi.
3) Keseimbangan air
Stratum corneum memiliki kemampuan untuk menyerap air dan dengan demikian
akan mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal
tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan. Bila kulit
mengalami kerusakan misalnya pada luka bakar, cairan dan elektrolit dalam jumlah
yang besar dapat hilang dengan cepat.
4) Pengaturan suhu (thermoregulator)
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil metabolisme
makanan yang memproduksi energi. Panas ini akan hilang terutama lewat kulit.
5) Fungsi respons immune
Beberapa sel dermal (sel langerhans, interleukin-1 yang memproduksi keratinosit dan
sub kelompok limfosit T) merupakan komponen penting dalam sistem immun.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kulit merupakan organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh dan organ
terberat juga terbesar dari tubuh.Kulit tersusun dari tiga lapis: epidermis , dermis dan
jaringan subkutan . Terdapat berbagai macam fungsi kulit , antara lain : sebagai
perlindungan infeksi bakteri dan benda asing lainnya dan sebagai pengatur suhu tubuh .
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Epidermis, yang
merupakan lapisan paling terluar, dan aksesori-aksesorinya (rambut, kuku, kelenjar
sebasea, dan kelenjar keringat) berasal dari lapisan ectoderm embrio. Dermis berasal dari
mesoderm.
Kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama
yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetik, ras,
indikator sistemik, dan sarana komunikasi non-verbal antara individu satu dengan yang
lain. Fungsi utama kulit ialah proteksi, arbsobsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu
tubuh (ter-moregulasi), pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan keratinisasi.
B. Saran
Diharapkan agar semua lapisan masyarakat dapat mengetahui anatomi fisiologi
kulit. Agar masyarakat dapat mengetahui apa saja yang terdapat dalam lapisan kulit serta
fungsi kulit agar tidak terjadi kelainan pada kulit.
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran
bagi pembahasan materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Davenport, Joan. Patient Assessment : Integumentary System Chapter 51.

Physical Assessment - Chapter 2 Integumentary System.

Anda mungkin juga menyukai