Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Dosen Pengempu: Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Inni Zahranafiisa Marzuqi 2021205201006
Salwa Shafa Az-Zahra 2021205201011
Agung Volta 2021205201034

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang anatomi fisiologi
system integumen. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini
selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk
lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulisan,
maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen
pengajar. Bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat
menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Pringsewu, 13 April 2022


Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem Integumen........................................................................2
B. Lapisan-lapisan Kulit....................................................................................2
C. Fungsi kulit...................................................................................................4
D. Bagian-bagian Kulit......................................................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ yang paling luas permukaannya yang membungkus
seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap
bahaya bahan kimia, Cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet dan
melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh
terhadap lingkungan Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memper
oleh kesan umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit.
Misalnya, menjadi pucat, kekuning-kuningan, kemerah-merahan atau suhu
kulit meningkat. memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh
atau gangguan kulit karena penyakit tertentu.

Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada


kulit. Misalnya, karena stres, ketakutan atau dalam keadaan marah, akan
terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat
menentukan apakarr seseorang telah lanjut usia atau masih muda Wanita atau
pria juga dapat mem bedakan penampilan kulit. Warna kulit juga dapat
menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku bangsa negro,
kulit kuning bangsa mongol, kulit putih dan eropa dil.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen
b. Apa saja lapisan
c. Apa saja fungsi kunt?
d. Apa saja bagian bagian kulit?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian sistem integumen
b. Mengetahui lapisan-lapisan kulit
c. Mengetahui fungsi kulit
d. Mengetahui bagian-bagian kulit

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem Integumen


Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, dan
menginformasikan kita dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali
merupakan bagian dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Kulit adalah
lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan kulit bermuara kelenjar
keringat dan kelenjar mukosa. (Wikipedia)

B. Lapisan-lapisan Kulit

1. Epidermis
Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya
sudah mati) dan mengandung zat keratin, Stratum lusidum, selnya pipih,
bedanya dengan stratum granulosum ialah sel sel sudah banyak yang
kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus
sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah
tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidum.

Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan.
Sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan
kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang

2
merupakan fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-
butir stratum granulosum. Stratum spinosum/stratum akantosum, lapisan
ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan. Set-selnya disebut spinosum karena jika kita lihat
di bawah mikroskop sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya poligonal
(banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut akantosum karena
sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut adalah hubungan
antara sel yang lain yang disebut intercelular bridges atau jembatan
interselular.

Stratum basal/germinativum, disebut stratum basal karena sel-selnya


terletak di bagian basal. Stratum germinativum menggantikan sel-sel yang
di atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya silindris (tabung)
dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir yang halus
disebut butir melanin warna. Sel tersebut disusun seperti pagar (palisade)di
bagian bawah sel tersebut terdapa watu membran yang disebut membran
basalis Sel-sel bacalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah
dari epidermis dengan demis Ternyata batas ini tidak datar tetapi
bergelombang Pada waktu kerium menonjol pada epidermis tonjolan rete
ridges atau rete pegg (prosessus interpapilaris)

2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua, dan kulit. Batas dengan epidermis
dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan
subkutis tetapi batas ini tidakjeiashanya kitaambil sebagai patokan jalah
mulainya terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari dua lapisan bagian atas,
pars papilaris Extratum papilari dan bagian bawah, retikularis (stratum
retikularisi Batas antara pars papilas dan pars retikularis adalah bagian
bawahnya sampai ke subkutis Baik pars palais maupun pars retikularis
terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut-serabut serabul
kolagen, serabutelastis, dan serabut retikulus. Serabut ini saling
beranyaman dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut

3
kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut elastis,
memberikan kelenturan pada kulit, dan retikulus, terdapat terutama di
sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alai
tersebut.

3. Subkutist
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan di antara
gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat demis Sel-sel lemak
ini bentuknya bula dengan intinya lerdesak ke pinggir, sehingga
membentuk seperti cincin Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus
yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara
laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan). Guna penikulus adiposus
adalah sebagai shock breaker atau pegan bila tekanan trauma mekanis
yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk mempertahankan
suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh Di bawah
subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot. (Drs. H.
Syarifuddin, AMK, 2006:310-311)

C. Pembuluh Darah dan Saraf


Pembuluh darah
Pembuluh darah kulit terdiri dari dua anyaman pembuluh darah nadi yaitu:
a) anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar, anyaman ini terdapat antara
stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini berjalan
arteriole pada tiap-tiap papila kori; b) anyaman pembuluh darah nadi kulit
bawah atau dalam, anyaman ini terdapat antara korium dan subkutis.
Anyaman ini memberikan cabang-cabang pembuluh nadi ke alat-alat
tambahan yang terdapat di korium.

4
Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang
terdapat pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini kemudian akan menjadi
pem-buluh darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu
anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam. Peredaran darah dalam
kulit adalah penting sekali. Oleh karena diperkirakan 1/5 dari darah yang
beredar melalui kulit. Di samping itu, pembuluh darah pada kulit
sangatcepatmenyempit/melebaroleh pengaruh atau rangsangan panas,
dingin, tekanan sakit, nyeri dan emosi, penyempitan dan pelebaran ini
terjadi secara refleks.Persarafan kulit
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung
saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada
kulit. Sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang
terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung saraf sensorik ini
membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk mene-rima rangsangan sakit/nyeri
banyak terdapat di epidermis. Di sini ujung-ujung sarafnya mempunyai
bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ. (Drs. H.
Syarifuddin, AMK, 2006:311-312)

D. Fungsi kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum yaitu:
1. Fungsi Proteksi.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat
menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas
misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya
bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit

5
dan serabut serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung
terhadap gangguan fisis. Melanositturut berperan dalam melindungi kulit
terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan
asam asetil).

Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang
impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat
lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit.
Lapisan keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum
yang menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan
perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati
melepaskan diri secara teratur.
2. Fungsi Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap be juga yang larut dalam
lemak. Permeabilitas kulit terhadap O, CO, dan uan memungkinkan kulit
ikut mengambil bagian pada fungu respirasi Kemam puan absorbu kulit
dipengaruhi tebal tipinya kulit, hidrati kelembapan, dan metabolisme
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara se menembus sel-sel
epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui
sel-sel epidermis.

3. Fungsi Kulit Sebagai Pengatur Suhu


Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal
ini karena adanya penyetuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat
pengatur panas, medula oblongata Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu
viseral 36-17.5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah Pengendalian
persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu
vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas
dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada
permukaan tubuhl dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit

6
menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu
tubuh tidak dikeluarkan).

Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat, kontraksi


otot, dan pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular
dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin) Pada bayi dinding pembuluh
darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstra cairan karena itu
kulit bayi tampak lebih edema karena lebih banyak mengandung air dan
natrium

4. Fungsi Ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau
zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan
amonia Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melin dungi kulit
karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit ini
menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering Produksi
kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.

5. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis,
terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila
dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis
Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

6. Fungsi Pembentukan Pigmen


Sel pembentuk pigmen (melanositi terletak pada lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim
melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan
O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke
epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya

7
dibawa oleh melanofag Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh
pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan
karoten.

7. Fungsi Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pem belahan. Sel
basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel
spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi
sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratinosit ini
menjadi sel tanduk yang amort. Proses ini berlangsung terus menerus
seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi mepjadi
lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik. Fungsi
pembentukan vitamin D. Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan
pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup
dengan hanya dari proses tersebut Pemberian vitamin D sistemik masih
tetap diperlukan. (Drs. H. Syarifuddin, AMK, 2006:314-316)

E. Bagian-bagian Kulit
1. Rambut
Sel epidermis yang berubah, rambut tumbuh dan folikel rambut di dalam
epider mis. Folikel rambut dibatasi oleh epidermis sebelah atas, dasarnya
terdapat papil tempat rambut tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada
ujung paling dalam dan bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada
folikel rambut terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut.
Rambut terdiri dari:
a. Rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot.
b. Rambut pendek di lubang hidung, liang telinga dan alis.
c. Rambut bulu lanugo di seluruh tubuh
d. Rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak).

8
Warna kulit dipengaruhi oleh pembuluh darah pada kulit, banyak
sedikitnya lemak, dan pigmen kulit yang disebut melanin. Banyak
sedikitnya melanin dipe ngaruhi oleh ras atau suku bangsa, hormon, dan
pengaruh sinar ultraviolet dan inframerah.

2. Kuku
Kuku adalah sel epidermis kulit-kulit yang telah berubah, tertanam dalam
palung kuku menurut garis lekukan pada kulit. Palung kuku mendapat
persarafan dan pembuluh darah yang banyak. Bagian proksimal terletak
dalam lipatan kulit merupakan awal kuku tumbuh, badan kuku, bagian
yang tidak ditutupi kulit dengan kuat terikat dalam palung kulit dan bagian
atas merupakan bagian yang bebas. Bagian dari kuku terdiri dari ujung
kuku atas ujung batas, badan kuku yang menunakan bagian yang besar,
dan akar kuku (radiks).

3. Kelenjar kulit
Kelenjar kulit mempunyai lobulus yang bergulung-gulung dengan saluran
keluar funus merupakan Jalan untuk mengeluarkan berbagai zat dari badan
(kelenjar keringat). Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar. Setelah
kulit terluka, sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kapiler dan
jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka
menutupi jaringan ikat yang bergene tas sehingga terbentuk jaringan parut.
Pada mulanya berwarna kemerahan katena meningkatnya jumlah kapiler
akhirnya berubah menjadi serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui
epitel. Manifestasi ketuaan kulit meliputi kulit tampak lebih tipis karena
perubahan dalam komposisi kimia zat dasar jaringan ikat. Karena
kekurangan cairan dan hilangnya elastisitas pada serat-serat elastis dermis
dan subkutis akibat lipatan kulit yang ditimbulkan dengan menarik
jaringan di bawahnya, lambat laun menghilang dan akan timbul bintik
pigmentasi yang tidak beraturan. Kelenjar sebasea berasal dari rambut
yang bermuara pada saluran folikel. rambut untuk melumasi rambut dan
kulit yang berdekatan Kelenjar kantongnya dalam kulit, bentuknya seperti

9
botol dan bermuara dalam folikel rambut. Paling banyak terdapat pada
kepala dan wajah sekitar hidung, mulut dan telinga-tidak terdapat pada
telapak kaki dan telapak tangan. Ada dua kelenjar yang terdapat pada kulit
yaitu kelenjar keringat yang menghasilkan kelenjar sudorivera dan
kelenjaryang menghasilkan kelenjar sebasea. Kelenjar terdiri dari badan
kelenjar, saluran kelenjar, dan muara kelenjar. Kelenjar keringat adalah
alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh, ber kurang pada waktu ikiim
dingin dan meningkat pada waktu suhu panas. Sekresi aktif dan kelenjar
keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Keringat berisi air dan
sedikit garam yang dikeluarkan melalui difusi secara sederhana, ± 500
cc/hari. (Drs. H. Syarifuddin, AMK, 2006:312-314)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya. Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang
terbesar,yaitu:
1. kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua
bagia yaitu kulit tipis dan kulit tebal.
2. Rambut merupakan organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan,
terutama mamalia.
3. kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung
jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari.
4. kelenjar keringat. Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan
bermuara pada kulit ari dan berbentuk pori-pori halus.

Sistem integument memiliki fungsi antara lain :

10
1. Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, &
mekanik, kimia, atau suhu
2. Penerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
3. Pengatur suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan
meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas
4. Fungsi metabolik, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis
vitamin D.
5. Ekskresi dan absorpsi.

B. Saran
Adapun saran dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih
mengetahui terlebih dahulu tentang ilmu anatomi fisiologi tubuh manusia
mengenai sistem integumen agar lebih menguasai materi yang dipersiapkan.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Syaifudin, 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran.

http://eprints.umm.ac.id/52916/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai