Anda di halaman 1dari 13

DIKSI (PILIHAN KATA)

ROHMAH TUSSOLEKHA, M.Pd.


PENGERTIAN DIKSI
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan memilih satu kata yang
tepat di antara sejumlah kata bersinonim untuk digunakan dalam
kondisi tertentu.
FUNGSI DIKSI
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal,
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi,
resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau
pembaca,
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar
d) Menciptakan suasana yang tepat,
e) Mencegah perbedaan penafsiran,
f) Mencegah salah pemahaman, dan
g) Mengefektifkan pencapaian komunikasi
KETEPATAN KATA
Syarat-syarat ketepatan pilihan kata:

a) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat


b) Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinomin
c) Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya
d) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman
belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus
e) Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat
f) Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar
g) Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman
yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus
h) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat
i) menggunakan dengan cermat kata bersinonim
j) Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat,
KESESUAIAN KATA
Syarat kesesuaian kata :

a) Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan


penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam
pergaulan
b) Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat
c) Menggunakan kata berpasangan atau idiomatik dan berlawanan makna
dengan cermat
d) Menggunakan kata dengan nuansa tertentu
e) Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan ilmiah, dan
komunikasi nonilmiah
f) Menghindarkan penggunaaan ragam lisan
PEMBENTUKAN KATA
 Kata Dasar merupakan kata yang paling sederhana yang belum memiliki imbuhan.
 Kata Turunan atau jadian adalah kata baru yang diturunkan dari kata dasar yang
mendapat imbuhan, pengulangan, atau pemajemukan.

Pengimbuhan :
 Prefiks (awalan) adalah afiks (imbuhan) yang melekat didepan kata dasar untuk
membentuk kata aru dengan arti yang berbeda.
 Sufiks (akhiran) adalah afiks (imbuhan) yang melekat dibelakang kata dasar
untukmembentuk kata baru dengan arti yang berbeda.
 Konfiks/simulfiks (afiks gabung) adalah satu afiks melekat didepan kata dasar dan
satu afiks melekat dibelakang kata dasar yang sama-sama mendukung satu fungsi.
 Infiks (Sisipan) adalah adalah afiks (imbuhan) yang berada ditengah-tengah kata,
beberapa bahasa yang memiliki sisipan misalnya bahasa Jawa, bahasa Indonesia,
bahasa Tagalog dan beberapa bahasa lainnya. Contoh ; Tubuhnya gemetar karena
kedinginan. (getar + -em-)
PEMBENTUKAN KATA
Pengulangan :

1. Pengulangan seluruh/utuh
Contoh : Jalan-Jalan, main-main, makan-makan
2. Pengulangan sebagian
Contoh ; Rerumputan, pepohonan, dedaunan, tetangga
3. Pengulangan dengan perubahan vonem
Contoh : Lauk Pauk, sayur mayur, carut marut, bolak
balik
4. Pengulangan yang berkombinasi dengan pengafikskan
Contoh : Berjalan-jalan, berlari-larian, rumah-rumahan
PEMBENTUKAN KATA

Pemajemukankata majemuk

Gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna baru


Contohnya :
 kursi malas vs Samirun malas
 kamar mandi vs Inem mandi
PERUBAHAN MAKNA
Kebahasaan, adalah perubahan makna yang ditimbulkan oleh faktor kebahasaan meliputi perubahan
intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat.

Kesejarahan, Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk menyebut perempuan
penghibur. Orang menggantinya dengan kata wanita. Kini, setelah orang melupakan peristiwa tersebut
menggunakannya kembali, dengan pertimbangan, kata perempuan lebih mulia di banding kata wanita.

Kesosialan, Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata gerombolan yang pada
mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumun. Kemudian, kata itu tidak digunakan karena
berkonotasi dengan pemberontak, perampok dan sebagainya.

Kata Baru, Kreativitas pemakaian bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.

Bahasa Asing, Perubahan makna karena faktor bahasa asing, misalnya kata tempat orang terhormat
diganti dengan VIP.

Kejiwaan, Perubahan makna karena faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan: (a) rasa takut, (b)
kehalusan ekspresi, (c) kesopanan.
MAKNA KATA
A. MAKNA DENOTATIF, Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan
makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual.
B. MAKNA KONOTATIF, Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya yang
umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

Contoh :

KONOTATIF DENOTATIF
Pembantu babu, jongos, pelayan, asisten
Mati Wafat, tewas, mangkat, mampus
Tengah Pusat, sentral, medio
Bunting mengandung, hamil, berbadan dua, duduk perut
Pekerja Kayawan, buruh, pegawai
Tukang juru, ahli, montir
Dikerjakan digarap, dilakukan, dibuat
Penonton pemerhati, pemirsa, pengamat
KATA KONKRET DAN KATA ABSTRAK

1. Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki rujukan berupa konsep atau
pengertian. Sesuai dengan namanya kata abstrak lebih memerlukan
pendalaman pemahaman, karena sifatnya yang tidak nyata. Contohnya :
Kaya, Miskin, Kesenian, Kerajinan, Demokrasi, Kemakmuran.

2. Kata konkret merupakan kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret yaitu kata
yang mempunyai tujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera.
Kata konkret memiliki ciri bisa dirasakan, dilihat, diraba, didengar, dan dicium.
Contohnya :
Sandang, Pangan, Rumah, Belajar, Bekerja, Membaca.
KATA UMUM DAN KATA
KHUSUS
Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang
lingkup suatu kata, makin umum sifatnya. Sebaliknya, makna kata menjadi sempit ruang
lingkupnya makin khusus sifatnya.

Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan
tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya, makin sedikit
kemungkinan terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusus kata yang dipakai,
pilihan kata semakin tepat.

Perhatikan contoh berikut ini:


Kata umum : melihat
Kata khusus : melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang.
Kaya umum : berjalan
Kata khusus : tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap.
Kata umum : jatuh
Kata khusus : Terjerembab, terperosok, terjungkal.
SINONIM DAN UNGKAPAN IDIOMATIK
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki bentuk yang berbeda, seperti tulisan maupun
pelafalan, tetapi kata-kata tersebut memiliki makna yang mirip atau sama.
Contoh : Cerdas > Pandai > Cermat

Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu
unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti.
Contoh :

Benar Salah
Menemukan kesalahan menemui kesalahan
Menjalani hukuman menjalankan hukuman
Tidak.........tetapi tidak......melainkan
Bukan.........melainkan bukan..........tetapi
Antara.........dan antara........dengan

Anda mungkin juga menyukai