Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Anatomi Fiosiologi


Dosen Pengampu Ibu An’nissa Heriyanti, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh
Nazla Karin Adisti
Julianurraisa Salsabila
Silpia Maulani
Firni Fauziah
Nadya

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR
Jln. Benteng No.32, Benteng, Kec. Ciampea, Bogor, Jawa Barat 16620
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karna atas berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai
“Sistem Integumen” ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini juga saya
berterima kasih atas bimbingan dari dosen yang telah memberi saya bantuan
wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik itu secara lansung maupun
tidak lansung.

Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Anatomi Fisiologi, dalam


makalah ini membahas tentang komponen integumen, fungsi integumen, struktur
kulit, derivat-derivat kulit, kulit sebagai pengatur suhu tubuh, pigmentasi pada
kulit, serta penyakit pada kulit. Saya menyadari isi makalah ini masih jauh dari
kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen dan rekan-rekan
semuanya, sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-
makalah selanjutnya.

Bogor, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1..Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2..Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3..Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Sistem Integumen........................................................................................ 2
2.2 Anatomi Fisiologi Sistem Integumen........................................................................4
2.3 Fungsi Sistem Integumen........................................................................................ 15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHALUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem integumen adalah sebuah sistem dari organ yang membedakan,


melindungi, memisahkan, serta menginformasikan terhadap lingkungan. Kata
integumen berasal dari bahasa Latin, yakni “integumentum” yang artinya
adalah “penutup”. Pada orang dewasa, sistem ini menutupi area dengan luas
sekitar dua meter persegi.
Organ yang menutupi ini adalah organ yang tahan air, lembut, kuat, dan
juga mempunyai kemampuan dalam memperbaiki diri. Berat yang organ ini
miliki sekitar 15 persen dari total berat tubuh kita. Dapat kita sebut pula, organ
ini adalah organ yang paling indah dari tubuh kita. Selain itu, fungsi sistem
integumen adalah fungsi dari sistem organ yang kompleks dengan berbagai
macam jaringan serta struktur yang mempunyai kemampuan tertentu.
Organ ini mempunyai susunan lapis demi lapis. Lalu, sel yang baru akan
mulai hidup dari lapisan paling dalam atau yang paling bawah. Kemudian,
secara terus-menerus terdorong ke lapisan permukaan atau yang paling atas.
Keadaan ini akan mengakibatkan sel memiliki peran sebagai salah satu fungsi
sistem integumen sebagai pelindung tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah


1. Apa devinisi sistem integumen?
2. Bagaimana anatomi fisiologi pada sistem integumen?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui devinisi sistem integumen

2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi sistem integument

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Fisiologi Sistem Integumen

2.1 Definisi Sistem Integumen

Sistem integumen adalah sebuah sistem dari organ yang membedakakan,


melindungi, memisahkan serta menginformasikan terhadap lingkungan. Kata
integumen berasal dari bahasa Latin, yakni “integumentum” yang artinya
adalah “penutup”. Pada orang dewasa, sistem ini menutupi area dengan luas
sekitar dua meter persegi. Organ yang menutupi ini adalah organ yang tahan
air, lembut, kuat, dan juga mempunyai kemampuan dalam memperbaiki
diri.Berat. Yang organ ini miliki sekitar 15 persen dari total berat tubuh kita.
Dapat kita sebut pula, organ ini adalah organ yang paling indah dari tubuh kita.

Pada dasarnya kulit terbuat dari beberbagai jenis jaringan yang bekerja
bersama membentuk suatu struktur yang melakukan fungsi tertentu. Kulit dan
aksesorisnya merupakan sistem integumen, yang berperan dalam perlindungan
menyeluruh bagi tubuh. Kulit terbuat dari beberapa lapisan sel dan jaringan,
yang diikat oleh struktur yaitu jaringan ikat. Pada pokok pembahasan ini akan
dibahas tentang struktur kulit, rambut, kuku dan kelenjar

Sistem integumen terdiri dari kulit dengan kelenjar-kelenjarnya, rambut,


kuku, dan Reseptor-reseptor khusus pada kulit. Kulit merupakan suatu organ
dengan struktur yang cukup kompleks dan memiliki berbagai fungsi yang vital.

1. Epidermis : bagian luar kulit yang agak tipis, terdiri dari jaringan
ephitel. Biasanya Epidermis berupa permukaan yang berbatasandengan
dunia luar.

2
Derivat Epidermis :

a. Rambut : warna rambut, otot rambut, kelenjar Sebacea,


Pertumbuhan Rambut

b. Kuku : Berbentuk zat tanduk dan terdapat pada ujung jari

c. Kelenjar-kelnjar pada kulit: Kelenjar keringat dan kelenjar


ceruminose

1). Kelenjar keringat

- Menghasilkan keringat (terdiri dari air, garam-garam


urea, sedikit asam amino, asam Lemak, dan amoniak)

- Keringat berfungsi dalam ekskresi dan keseimbangan


tubuh

- Kelenjar keringat di daerah ketiak dan selangkangan


bersifat apokrin sehingga Keringat bersifat lebih kental
dan kadang-kadang berbau

2). Kelenjar Ceruminose

- Terdapat pada telinga luar, dimana kelenjar keringat


berubah menjadi kelenjar ceruminose

- Bekerjasama dengan kelenjar sebasea (lemak) untuk


menghasilkan serumen (kotoran Telinga)

2. Dermis : terletak dibawah epidermis

3. Lapisan Subkutan : terletak di bawah kulit, terdiri dari jaringan ikat


jarang dan jaringan Lemak.Warna kulit tergantung pada tiga hal yaitu
kapiler darah, pigmen karoten, dan pigmen Melanin.

3
2.2 Anatomi fisiologi Sistem Integumen

1. Struktur Kulit

Kulit terdiri dari atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan jaringan .
Bagian terluar kulit yaitu lapisan epidermis yang terdiri dari sekumpulan
sel-sel khusus yang dikenal sebagai keratinosit. Sel ini berfungsi untuk
mensintesis keratin, merupakan protein panjang seperti benang yang
berperan untuk perlindungan. Lapisan tengah yaitu dermis yang terdiri dari
protein struktural fibril yang dikenal sebagai kolagen. Lapisan dermis ini
melekat pada jaringan yang ada di bawahnya yang disebut lapisan subktan
atau disebut hipodermis. Lapisan ini termasuk jaringan ikat longgar yang
mengandung lobus kecil sel lemak yang disebut

Liposit Ketebalan lapisan-lapisan tersebut sangat bervariasi,


tergantung pada lokasi lapisan pada tubuh. Misalnya pada kelopak mata,
memiliki lapisan epidermis paling tipis, berukuran kurang dari 0,1 mm,
sedangkan pada telapak tangan dan telapak kaki memiliki lapisan epidermis
yang paling tebal dengan sekitar 1,5 mm.

4
1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan paling luar yang terdiri atas


lapisan epitel gepeng. Epidermis umunya merupakan jaringan epitel
skuamosa berlapis dan tersusun atas sel-sel keratinosit yang merupakan
sel menghasilkan keratin (serat protein yang kuat). Keratin ini
memberikan struktur, daya tahan serta kedap air pada kulit. Sel-sel ini
terus-menerus akan mati dan digantikan dengan sel baru. Berbagai jenis
sel terdapat pada epidermis yaitu:

a) Sel melanosit

Sel melanosit berentuk seperti laba-laba yang mensistesis


melanin yaitu pigmen yang memberikan warna pada kulit.

b) Sel Langerhan

Terdapat pada epidermis yang berperan dalam sistem imun. Sel


Langerhans merupakan sel dendirtis yang berbentuk seperti
bintang yang mirip dengan sel darah putih. Sel ini dibentuk tulang
sumsung belakang.

c) Sel markel

Merupakan sel yang terletak paling dalam, perbatasan antara


epidermis dan dermis. Sel ini bergabung dengan ujung saraf untuk
membentuk reseptor sensorik sebagai indra peraba. Lapisan
epidermis akan tumbuh terus menerus, hal ini karena lapisan sel
induk yang berada di lapisan bawah terus-menerus melakukan
pembelahan, sekadangkan lapisan terluar dari epidermis akan
terkelupas dan gugur. Epidermis biasanya dibagi beberapa lapisan
sesuai dengan morfologi keratositosit dan posisinya ketika
berdiferensiasi menjadi sel-sel terangsang. Lapisan-lapisan
tersebut yaitu stratum germinativum, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lusidium dan starum korneum

5
 Stratum germinativum

Lapisan basal, juga dikenal sebagai stratum germinativum,


mengandung sel keratinosit berbentuk silindris yang melekat
pada membran dasar. Sel-sel basal ini membentuk satu lapisan
dan melekat satu sama lain Ciri-ciri pembeda lain dari sel-sel
basal adalah nukleus atau nuklei memanjangnya yang
berwarna gelap dan adanya pigmen melanin yang ditransfer
dari melanosit yang berdampingan. Lapisan basal adalah
lokasi utama sel-sel aktif membelah pada epidermis yang
membentul sel-sel lapisan epidermis luar. Namun, tidak
semua sel basal memiliki potensi untuk membelah (Jones,
1996; Lavker & Sun, 1982).

 Stratum Spinosum

Stratum spinosim terdiri dari berbagai bentuk, struktur, dan


sifat subseluler yang berbeda, tergantung pada lokasinya. Sel-
sel spinosus pada bagian basal/bawah, berbentuk polihedral
dan memiliki nukleus bulat, sedangkan sel-sel dari lapisan
spinosus atas umumnya berukuran lebih besar, menjadi lebih
rata karena didorong ke permukaan kulit, dan mengandung
butiran pipih ( Chu, 2008).

 Stratum granulosum

Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak
gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma berisi butiran
(granula) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
Lapisan ini menghalangi masuknya benda asing, kuman, dan
bahan kimia masuk ke dalam tubuh

6
 Straum korneum

Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel tanduk, gepeng,


kering, dan tidak berinti. Sitoplasmanya diisi dengan serat
keratin, makin ke luar letak sel makin gepeng seperti sisik lalu
terkelupas dari tubuh. Sel yang terkelupas akan digantikan oleh
sel lain. Zat tanduk merupakan keratin lunak yang susunan
kimianya berada dalam sel-sel keratin keras.

2. Dermis

Batasan dermis sulit ditentukan karena menyatu dengan lapisan


hipodermis, ketebalannya sekitar 0,5-3 mm, lebih tebal dari lapisan
dermis yang dibentuk dari komponen jaringan ikat. Dermis mengandung
serat kolagen dan serat elastin sehingga bersifat ulet dan elastik, penuh
dengan kapiler dan pembuluh darah darah, serat saraf sehingga dapat
merasakan sensi seperti suhu, tekanan, dan nyeri. Selain itu pada dermis
juga terdapat folikel rambut, kelanjar minyak, kelenjar lendir, dam
kelenjar keringat yang tertanam dalam dermis. Dermis tersusun atas
jaringan ikat areolar yang disebut dengan papilla dermal. Dalam dermis,
terdapat dua lapisan yakni sebagai berikut:

1. Lapisan papilia.

Lapisan ini mengandung lekuk-lekuk papilia sehingga stratum


malpigi juga ikut melekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat
longgar yang membentuk lapisan bunga karang yang diebut lapisan
startum spongeosum. Lapisan papila terdiri atas serat kolagen halus,
elastin dan retikulin yang tersusun membentuk jaring halus yang
terdapat dibawah epidermis. Lapisan ini memegang peranan penting
dalam peremajaan dan penggandaan unsur-unsur kulit. Serat retulin
dermis membentuk alas dari serabut yang masuk ke dalam membran
basal di bawah epidermis.

7
2. Lapisan Retikuler.

Lapisan retikuler terbuat dari jaringan ikat padat tak beraturan serat
kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun bergelombang,
mangandung sedikit serat retikulin, dan banyak serat elastin.

3. Hipodermis/ lapisan subkutan

Hipodermis adalah lapisan bawah kulit (fasia superfisialis)yang


tersusun atas sel-sel lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan lemak
pada lapisan adiposa yang terdapat pada susunan lapisan subkutan
untuk menentukan mobilitas kulit diatasnya. Bila terdapat lobulus
lemak yang merata, hipodermis membentuk bantal lemak. Ada
beberapa ciri-ciri kulit yaitu :

1. Kulit normal akan terasa lembut, tidak berminyak, tidak kering, dan
tidak teriritasi.
2. Kulit kering akan terasa kencang, kasar saat disentuh, dan
mengelupas.
3. Kulit berminyak akan tampak bersinar dan terasa lengket.
4. Kulit kombinasi akan tampak berminyak pada dahi hidung dan
dagu. di area pipi dan lainnya terasa kering.
5. Kulit sensitif akan terasa gatal dan meradang, serta kemerahan.

Adapun ciri-ciri kulit tidak normal antara lain :

1. Ciri ciri kulit tidak normal warna kulit tidak merata


2. permukaan kulit terasa kasar
3. Elastisitas Kulit Berkurang
4. Kulit Terlihat Kusam

8
2. Struktur Kuku

Kuku atau Unguis Menurut kamus kedokteran Dorland adalah


“Lempengan kulit bertanduk pada permukaan dorsal ujung distal falang
terminal jari tangan atau jari kaki, yang tersusun dari kerak-kerak epitel
yang memipih dan berkembang dari stratum lucidum kulit”. Pengertian
kuku pada umumnya adalah bagian tubuh manusia yang bersifat keras,
tumbuh di ujung jari dan berfungsi sebagai pelindung.

Lempeng kuku merupakan bagian keras kuku yang kasat


mata, lunula merupakan bagian kuku berwarna putih berbentuk seperti
bulan separuh di dasar kuku dan di bagian lempeng kuku.

9
kuku yaitu kulit yang membungkus lempeng kuku pada ketiga
sisinya, bantalan kuku yaiu kulit dibawah lempeng kuku (sel-sel di dasar
bantalan kuku adalah penghasil lempeng kuku tangan atau,kuku,kaki),
dan kutikula merupakan jaringan yang menindih lempeng kuku di dasar
kuku, kutikula melindungi sel keratin baru yang secara perlahan muncul

Berikut adalah 6 bagian utamanya yang sebaiknya kita ketahui:

1. Matriks kuku (nail matrix)

Merupakan bagian utama dari sel-sel yang membentuk keratin pada


lempeng kuku, yang berfungsi untuk mendorong pertumbuhan sel-sel baru
yang mendorong keluar dan menggantinya dengan keratin baru.

2. Bantalan kuku (nail bed)

Merupakan bagian dalam yang letaknya persis di bawah lempeng


kuku dan Bantalan kuku memiliki warna khas merah muda yang disebabkan
adanya aliran darah kapiler di dalam kulit.

10
3. Lempeng kuku (nail plate)

Nail plate terletak pada lapisan paling luar yang biasanya berbentuk
melengkung dengan warna yang merah muda akibat kapiler dermal yang
mendasarinya.

4. Lipatan kuku (nail fold)

Merupakan hubungan kulit yang terdiri dari proksimal dan lateral.


Bagian ini sering mengalami radang dan pembengkakan yang dikenal
sebagai paronychia atau lebih dikenal dengan istilah cantengan.

5. Kutikula (cuticle)

Bentuk kutikula cenderung tipis, transparan, dan berukuran lebih kecil


daripada lunula.

6. Lunula

Bagian berbentuk bulan sabit di dasar nail plate yang biasanya


berwarna pucat putih. Pada manusia kuku mempunyai 2 fungsi utama,
fungsi pertama adalah sebagai pelindung dari ujung jari karena di penuhi
dengan saraf-saraf. Fungsi kedua, yaitu memberi sensitifitas dan
mempertajam daya sentuh. Pada ujung jari terdapat banyak reseptor yang
berfungsi untuk menghantarkan rangsang sentuh saat menyentuh suatu
objek sehingga dapat dirasakan saat bersentuhan dengan objek yang di
sentuh. Berdasarkan fungsi tersebut, kuku memiliki fungsi yang sangat
besar. Maka dari itu, kesehatan dapat di mulai dari kuku.

11
 Ciri-ciri kuku yang normal antara lain :

1) Berwarna merah muda,


2) Kuku tdak penuh tonjolan atau garis,kuku tidak mudah patah,lipatan
kuku tidak bengkak,memiliki kutikula,
3) Kondisi tangan dan kuku lembap,tidak ada garis hitam di kuku,tidak
ada jamur kuku

 Ciri-ciri kuku yang tidak normal/tidak sehat

1) Kuku terlihat pucat,


2) Kuku berwarna putih,
3) Garis hitam pada kuku
4) Kuku kering pecah-pecah atau rapuh dan lainnya.

3. Struktur Rambut

Rambut terdiri atas akar rambut dan batang rambut. Ada dua jenis tipe
rambut yaitu rambut halus, tidak berpigmen yang terdapat pada bayi
disebut lanugo, dan rambut kasar, berpigmen, mempunyai medulla, dan
terdapat pada orang dewasa.

12
Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60 %, hydrogen 6,36 %,
nitrogen 17,14 %, sulfur 5,0%, dan oksigen 20,80%. Rambut yang
normal dan sehat mengkilat, elastis, tidak mudah patah, dan dapat
menyerap air.

Folikel rambut terhubung dengan otot arrector pili (otot rambut),


yakni otot kecil yang saat berkontraksi dapat menyebabkan rambut
menjadi tegak dan merasakan sensasi “merinding”. Sementara, batang
rambut adalah struktur kulit yang letaknya berada di atas permukaan
kulit.Fungsi folikel rambut adalah untuk memproduksi sel-sel rambut
yang akan tumbuh di kulit kepala, wajah, dan seluruh tubuh. Rambut
membantu mengontrol suhu tubuh dan melindungi kulit dari cedera.

Fungsi folikel rambut adalah untuk memproduksi sel-sel rambut


yang akan tumbuh di kulit kepala, wajah, dan seluruh tubuh. Rambut
membantu mengontrol suhu tubuh dan melindungi kulit dari cedera.

 Ciri-ciri rambut yang normal antara lain :


1) Tekstur rambut lembut,
2) Tidak bercabang,
3) Rambut yg tumbuh,rambut beberkilau ,
4) Rambut tidak mudah patah,
5) Kerontokan sedikit, dan
6) Tidak mudah kusut
 Ciri-ciri rambut yang tidak normal/mengalami masalah rambut
antara lain :
1) Tekstur rambut kasar
2) Rambut bercabang
3) Rambut tidak tumbuh/lama tumbuh,
4) Rambut kusam,
5) Rambut mundah patah,
6) Rambut mengalami kerontokan yang banyak/sering, dan
7) Rambut mudah kusut

13
4. Kelenjar minyak (kelenjar sebasea)

Kelenjar minyak atau dikenal dengan kelenjar sebasea adalah


suatu kelenjar kecil pada kulit yang bentuknya menyerupai karung. Fungsi
kelenjar minyak adalah melepaskan sebum (minyak) ke folikel rambut
serta melapisi dan melindungi batang rambut agar tetap lembap. Kelenjar
sebasea terletak pada lapisan kulit dermis.

5. Kelenjar keringat

Keringat adalah struktur kulit yang terletak pada lapisan


epidermis.fungsi kelenjar keringat adalah : menghasilkan keringat yang
dikeluarkan oleh lapisan subkulit kecil (stratum korneum) ke permukaan
kulit.

Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yakni:Kelenjar ekrin, yakni


kelenjar keringat utama pada kulit manusia. Kelenjar ekrin menghasilkan
cairan encer dan tidak berbau, sebagian besar terdiri dari air dan natrium
klorida. Kelenjar keringat ini bisa ditemukan di dahi, serta telapak tangan
dan kaki.

Kelenjar apokrin, yakni kelenjar keringat yang lebih besar.


Umumnya dapat ditemukan pada area tubuh yang terdapat folikel rambut,
seperti area ketiak dan kemaluan. Kelenjar keringat ini mampu
menghasilkan cairan yang berbau.

6. Pembuluh Darah dan Ujung Saraf

Pembuluh darah dan ujung saraf kulit juga terdapat pembuluh


darah yang berfungsi mengalirkan nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel
pembentuk kulit sekaligus mengangkut limbah dan karbondioksida untuk
dikeluarkan dari tubuh. Sedangkan, ujung saraf berfungsi mengirimkan
sensasi berupa sentuhan, rasa nyeri, gatal, kesemutan, mati rasa, atau
sensasi terbakar.

14
2.3 Fungsi Sistem Integumen

Fungsi kulit (Integumen)

Sebagai salah satu sistem dari organ yang paling penting dan terbesar dari
tubuh kita, kulit atau sistem integumen menjalankan peran sebagai alat interaksi
kita terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Berikut adalah beberapa fungsi dari sistem integumen , antara lain:

1) Fungsi Sebagai Pelindung (Proteksi)

Sebagai sistem organ yang paling besar, kulit mampu menjadi


pelindung paling luar dari organ tubuh kita. Hal ini juga berarti kulit
dapat melindungi tubuh dari ancaman yang berbahaya dari lingkungan
sekitar
Contohnya, infeksi atau serangan dari organisme yang lain dan kerusakan
yang berasal dari radiasi sinar ultraviolet. Kemudian juga melindungi
dari zat-zat yang membahayakan tubuh.

2) Fungsi Sebagai Pengatur Suhu (Termoregulasi)

Dengan adanya sistem organ kulit (integumen), kita akan


terlindung dari suhu yang berubah-ubah. Jadi, fungsi sistem integumen
akan memberikan perlindungan serta dukungan terhadap perubahan suhu
dengan berbagai cara. Dengan demikian, tubuh akan dapat menyesuaikan
dengan apa yang terjadi dalam sistem organ yang lain.

3) Menjaga Keseimbangan Air

Lapisan permukaan dari kulit ini dapat kita sebut dengan lapisan
yang tak begitu menyukai air atau pada kondisi yang basah. Kondisi
tersebut akan menjadikan air dan juga garam tetap berada dalam tubuh.
Kemudian akan sesuai dengan kebutuhan serta mencegah tubuh
kehilangan air secara berlebihan. Sementara itu, air limbah tubuh (urea)
keluar melalui kelenjar keringat.

15
4) Sebagai Penerima Sinyal Masuk

Pada sistem integumen, terdapat banyak sekali jenis organ


sensorik. Sebagian memungkinkan pada tubuh dapat merasakan panas,
tekanan, dingin, nyeri, dan juga gerakan.

5) Sebagai Pengirim Sinyal Keluar


Fungsi sistem integumen pada rambut mampu mengirimkan sinyal
atau pesan ke lingkungan sekitar tubuh kita. Pesan atau sinyal ini dapat
terkirim kepada manusia yang lain.
Misalnya, orang atau dokter dapat menangkap adanya kondisi
kesehatan melalui kulit atau rambut. Seperti terlihat saat kita marah, kulit
akan menunjukkan warna yang lebih pucat atau juga kemerahan. Hal ini
juga terjadi saat kita sedang mengalami kondisi sakit, maka akan terjadi
pada perubahan warna kulit.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem integumen adalah sebuah sistem dari organ yang


membedakakan, melindungi, memisahkan serta menginformasikan terhadap
lingkungan yang terdiri dari kulit dengan kelenjar-kelenjarnya, rambut, kuku,
dan reseptor-reseptor khusus pada kulit. . Kata integumen berasal dari bahasa
Latin, yakni “integumentum” yang artinya adalah “penutup”. Pada orang
dewasa, sistem ini menutupi area dengan luas sekitar dua meter persegi.
Organ yang menutupi ini adalah organ yang tahan air, lembut, kuat, dan juga
mempunyai kemampuan dalam memperbaiki diri. Adapun fungsi utama
Sistem Integumen yaitu menjalankan peran sebagai alat interaksi kita
terhadap kondisi lingkungan sekitar.

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun dan kami harapkan untuk
perbaikan makalah ini kedepannya. Selain itu, pentingnya pengetahuan
mengenai sistem integumen sehingga diharapkan mahasiswa lebih mendalami
pemahaman tentang anatomi fisiologi sistem integumen

17
DAFTAR PUSTAKA

Jakarta: EGCSobotta, Frithjof Hammersen. 1993.Histologi Atlas Bewarna


Anatomi Mikroskopik Edisi III

Jakarta: EGCTim Dosen. 2015.Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tubuh


Manusia.Medan: FMIPA UNIMED

Sherwood, Lauralee. 2001.Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem).

Jakarta: EGCSinaga, Erlintan, M. Silitonga. 2011.Anatomi Fisiologi Manusia

Medan:UNIMEDSloane, Ethel. 2003.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula

18

Anda mungkin juga menyukai