Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. Revolson A. Mege, M.Si
Dr. Nonny Manampiring, M.Si
Disusub oleh:
Adityani Kalalo (20507063)
Sania Imbiri (20507059)
Alfa Kumeser Maryen (20507060)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah STRUKTUR HISTOLOGI DAN ANATOMI
PERBANDINGAN SISTEM INTEGUMEN PADA HEWAN INVERTEBRATA DAN
VERTEBRATA ini.
Kami berterima kasih kepada dosen Prof. Dr. Revolson A. Mege, M.Si dan Dr. Nonny
Manampiring, M.Si yang telah membimbing kami untuk membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini asih jauh dari kata sempurna, dan besar harapan
kami agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….……………....1
DAFTAR ISI…………………………………………………………......…………...
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………….....…..….
BAB II PEMBAHASAN
Sistem integument hewan vertebrata.................................................
Komparasi sistem integument hewan vertebrata..................................
BAB III PENUTUP
Simpulan ……………………………...............................................................
Saran……………………………………………………......................……..............
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem integument merupakan salah satu sistem penyusun dari
tubuhorganisme. Biasanya disebut sebagai pelindung atau penutup dari
tubuh makhlukhidup. Selain itu, sebagai pembatas antara hubungan dalam
tubuh dengan luarlingkungan, memiliki fungsi sebagai penerima
rangsangan dari luar tubuh.Sistem ini termasuk ke dalam bagian yang
berperanan cukup besar yangdapat mencangkup kulit, rambut, bulu, sisik,
kuku, berbagai kelenjar dan lainsebagainya. Sinar matahari yang
mengandung sinar ultraviolet dan kulit (sistemintegument) dapat
melindunginya dari sinar uv yang mampu merusak jaringan tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Kulit :
Ampibi terbungkus oleh kulitnya yang lembut (tipis)dan bersih, tanpa
bulu, tanpa sisik. Kulit ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena ia
cenderung mongering terutama bagian perut. Keadaan tersebut
memungkinkan terjadinya pertukaran gas.Bahkan walaupun mereka
memiliki kelenjar lendir yang membantu menjaga kelembaban, amfibi
harus tetap hidup didaerah lembab.Kulit dari sebagian besar amfibi
melindungi mereka dari predator dan memiliki kelenjar racun yang
mengeluarkan zat yang tidak nyaman dan bahkan bisa beracun.
Kelenjar keringat :
Integumen pada reptilian umumnya juga tidak mengandung kelenjar
keringat.Lapisan terluar dari integumen yang menanduk tidak
mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-
lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami
keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit.
Pada bunglon integumen mengalami modifikasi warna.Perubahan warna
ini dikarenakan adanya granuela pigmen dalam dermis yang terkumpul
atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam.Pada banglon
perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum
outonomicum.
Sisik :
Tubuh reptile umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka
bentuk, terkecuali anggota suku amphisbaenidae yang tak bersisik.
Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya sisik-sisik
yang menutupi tubuh cecak, ataupun berukuran besar seperti yang
dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa
modifikasi lapisan kulit terluar (epidermis) yang mengeras oleh zat
tanduk dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang dilapisan
bawahnya, yang dikenal sebagai osteoerm.
Berikut bentuk sisik pada reptil :
• Sikloid (cenderung datar membundar)
• Granular (berbingkul-bingkul)
• Berlunas (memiliki gigir memanjang ditengahnya, seperti lunas
perahu), contohnya sisik ular picung yang berlunas.
Bulu :
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata
lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptil serupa
dengan sisik.Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal
yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.Dasar bulu itu
melekuk kedalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang
merupakan lubang bulu pada kulit.Selaput epidermis sebelah luar
dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus,
sedangkan epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanandan
proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomi bulu dibagi menjadi empat jenis :
• Filoplumae, bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar diseluruh
tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati
dengan seksama akan tampak terdiri dari shart yang ramping dan
beberapa barbulue dipuncak.
• Plumulae, berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan
perbedaan detail.
• Plumae, bulu yang sempurna menutupi pada daerah tertentu
pada tubuh. Pada bagian sayap disebut reminges, pada ekor disebut
retises.
• Barbulue, ujung dan sisi bawah tiap barbulue memiliki filament
kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula
yang saling bersambungan.
2. Avertebrata
Pada avertebrata, misalnya arthropoda, annelida, mollusca dan
beberapa yang lain. Kulit terdiri dari satu lapisan sel yang disebut
epidermis dan pada bagian luarnya tertutup oleh lapisan non selular
yang disebut kutikula. Lapisan kutikula ini disekresikan oleh sel-sel
epidermis, dapat sangat tipis, misalnya pada annelida. Tetapi dapat
pula merupakan lapisan yang tebal yang tersusun dari khitin, kapur
atau substansi lain. Pada arthropoda kutikula yang kaku dapat
berfungsi sebagai endoskeleton