Anda di halaman 1dari 7

Nama : Brema Aloy Haganta Sitepu

NIM : 2101040060

Tugas Matakuliah : Anatomi Hewan

1. Analisis perbandingan sistem integumen pada invertebrata dan vertebrata


A. Vertebrata
a. Sistem integumen pada Pisces
 Sisik
 Sisik Placoid

Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk
sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur sangkar. Sisik
macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis kulit, dan suatu
bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik tersebut merupakan
struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan menuju ke lembaran
sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar, tangkai sentral dan
duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal
dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal denticle
yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai
pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis yang
seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak
epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.

 Sisik Cosmoid

Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah dari
kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa lapisan, yang berturut-
turut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi semacam enamel, kemudian cosmine yang
merupakan lapisan terkuat dan noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari
substansi tulang. Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas
tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup prmukaan. Tipe sisik ini ditemukan pada jenis
ikan Latimeria chalumnae.

 Sisik Ganoid

Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang
materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan
lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian
atas. Ikan bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan
Polyodontidae.d.Sisik Cycloid dan CtenoidSisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei,
yang masing-masing terdapat pada golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan
golongan ikan berjari-jari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid
hanya meliputi adanya sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian
posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung
dentine atau enamel dan kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan
transparan. Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis
dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat
berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih
gelap daripada bagian depan (anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir
pigmen (chromatophore). Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak
berwarna. Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik
ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik
dan biasanya berkedudukan di tengah-tengah sisik.

 Cycloid dan ctenoid

Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masing-masing terdapat pada
golongan ikan berjari-jari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan berjari-jari keras
(Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan ctenoid hanya meliputi adanya
sejumlah duri-duri halus yang disebut ctenii beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan
pada tipe sisik ini adalah bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan
kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan. Penempelannya
secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting
yang dapat mengurangi gesekan dengan air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang
terlihat adalah bagian belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan
(anterior) karena bagian posteriornya mengandung butir-butir pigmen (chromatophore). Bagian
anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna. Perbedaan antara tipe sisik
cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii
(gerigi kecil). Focus merupakan titik awal perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di
tengah-tengah sisik.
 Lendir

Umumnya ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih banyak dan tebal
dibanding dengan ikan yang bersisik. Ketebalan lendir yang meliputi kulit ikan dipengaruhi oleh
kegiatan sel kelenjar yang berbentuk piala yang terletak di dalam epidermis. Kelenjar ini akan
memproduksi lendir lebih banyak pada saat tertentu, misalnya pada saat ikan berusaha
melepaskan diri dari bahaya/ genting dibanding pada saat atau keadaan normal.

Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ia dapat berenang dengan lebih
cepat, mencegah infeksi dan menutup luka, berperan dalam osmoregulasi sebagai lapisan semi-
permiable yang mencegah keluar masuknya air melalui kulit. Pada beberapa ikan tertentu
menggunakan lendir sebagai alat perlindungan pada saat terjadi kekeringan, misalnya ikan paru-
paru (Protopterus) yang menanamkan diri pada lumpur selama musim panas dengan
membungkus tubuhnya dengan lendir hingga musim penghujan tiba. Beberapa ikan yang
menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar, misalnya anggota dari genus
Trichogaster.

b. Sistem integumen pada Ampibi


 Kulit

Amfibi terbungkus oleh kulitnya yang lembut (tipis) dan bersih, tanpa bulu, tanpa sisik. Kulit
ini harus selalu dijaga agar tetap lembab karena ia cenderung mengering terutama di bagian
perut. Keadaan tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Bahkan walaupun mereka
memiliki kelenjar lendir yang membantu menjaga kelembaban, amfibi harus tetap hidup di
daerah lembab. Kulit dari sebagian besar amfibi melindungi mereka dari predator dan memiliki
kelenjar racun yang mengeluarkan zat yang tidak nyaman dan bahkan bisa beracun (Fakta
ilmiah, 2010).

c. Sistem integumen pada Reptil


 Kelenjar Keringat

Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat.


Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan
pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan
epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti
kulit. Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna
ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar
karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif
cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum (Isman, 2009).

 Sisik

Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali
anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat
halus, seperti halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar
seperti yang dapat kita amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa
modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang
dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai
osteoderm (Isman, 2009).

Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah (Isman, 2009):

 sikloid (cenderung datar membundar)


 granular (berbingkul-bingkul), dan
 - berlunas (memiliki gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu).

Sisik ular picung (Rhabdophis subminiata) yang berlunas.

d. Sistem integumen pada Aves


 Bulu

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir
seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh,
yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil
dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam
pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput
epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus,
sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat
makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi empat jenis (Jasin, 1984) :

 Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya


bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri
dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
 Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan
detail.
 Plumae, Bulu yang sempurna Menutupi pada daerah tertentu pada tubuh. Pada bagian
sayap disebut remiges, pada ekor disebut retises.
 Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut
barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.

e. Sistem integumen pada Mamalia


 Kulit
 EPIDERMIS
o Biasanya terdiri atas tiga puluh lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air.
o Melindungi tubuh dari masuknya benda asing dan mencegah evaporasi cairan berlebih.
o Pada lapisan ini pula terdapat sel melanosit yang menentukan warna kulit kita.
Terdiri atas : Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu
mengelupas. Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk Stratum granulosum,
mengandung pigmenStratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
 DERMIS
o Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar
keringat, syaraf dan sel fibroblast.
o Pada lapisan ini juga terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan
nyeri.
 HIPODERMIS

Bagian terdalam dari kulit.

o Tersusun atas jaringan adiposa.


o Terdiri dari banyak sel lemak sehingga berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan
membantu dalam mempertahankan panas tubuh.

Mammalia

1. Kelenjar Keringat

Kelenjar merupakan derivat sel epithel. Pada manusia, kelenjar keringat tersebar di seluruh
permukaan tubuh, sedangkan pada mamalia lainnya penyebarannya lebih terbatas, misalnya di
daerah telinga, bibir, kepala, punggung, jari kaki, telapak kaki, sekitar anus, dan kelenjar susu.
Tipe :

merokrin (hanya mengeluarkan sekret) : ludah, pankreas, mucus


holokrin (seluruh sel sbg sekret) : keringat, lamak
apokrin : sekret bag. Ujung/puncak (kel mamae)
2. Kelenjar Susu

Kelenjar susu (glandula mammae) hanya dimiliki oleh mammalia. Kelenjar ini merupakan
modifikasi kelenjar keringat. Kelenjar susu terbentu sepanjang garis susu, yang terentang dari
ketiak sampai lipat paha.

Berdasarkan wilayah-wilayah di mana kelenjar susu tumbuh, dapat dibedakan kelenjar susu
aksila (ketiak), thorak (dada), abdominal (perut), dan inguinal (lipat paha).

3. Tanduk
Tanduk (Bahan Tulang / Zat Tanduk) terdiri dari:

Tanduk Kosong (Lanjutan Dari Tl. Frontal, Tunggal) : Kambing, Domba, Kerbau, Sapi
Prong Horn : Tanduk Kosong, Bercabang, Tiap Tahun Berganti; Antilop
Cula : Rambut Menyatu, Tetap (Badak)
Rangga : Tanduk Tulang, Berganti (Rusa Jantan)
Tanduk jerapah : tl frontal, permanen.
4. Cakar, Kuku, dan Telapok
 Cakar : Bag. Dorsal (Konveks): Unguis, Runcing; Bag Ventral (Konkaf) : Sub-unguis
 Kuku : Lebar, Pipih; Sub-unguis Lebih Lunak, tersusun atas Protein yang mengeras
disebut keratin. Bagian-bagiannya yaitu matriks, dinding, dasar, alur, akar, lempeng, lunula,
eponikium, hiponikiu.
 Telapok : unguis perisai tanduk; kuneus (ventral sub-unguis menanduk)

B. Invertebrata

Pada invertebrata, misalnya arthropoda, annelida, mollusca, dan beberapa yang lain, kulit
terdiri dari satu lapisan sel yang disebut epidermis, dan pada bagian luarnya tertutup oleh lapisan
non selular yang disebut kutikula. Lapisan kutikula ini di sekresikan oleh sel-sel epidermis, dapat
sangat tipis, misalnya pada annelida, tetapi dapat pula merupakan lapisan yang tebal yang
tersusun dari khitin, kapur, atau substansi lain. Pada arthropoda kutikula yang kaku dapat
berfungsi sebagai endoskeleton.

Anda mungkin juga menyukai