Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BELAJAR & PEMBELAJARAN

“TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN PARA AHLI”.

Dosen Pengampuh:

Dr. Tommy Palapa, M.Pd

Dr. Mariana Rengkuan, M.Pd

Disusun Oleh:

ADITYANI KALALO (20507063)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa
sebab karena limpahanrahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu
untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “TEORI BELAJAR
HUMANISTIK DAN PARA AHLI”.

Makalah ini dibuat untuk kita semua, yang merupakan sebuah


petunjuk yang paling benar yakni untuk mengetahui mata kuliah ini yang
sempurna .Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan
saran dari pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami
revisi kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang
telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan. Kami ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telahmendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga rampungnyamakalah ini. Demikianlah yang dapat
kami sampaikan, kami berharap supaya makalah yang telahkami buat ini
mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………2

DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Teori Belajar Humanistik

2. Prinsip dalam Teori Humanistik

3. Implikasi Teori Belajar Humanistik

4. Kelebihan dan kekurangan humanistik

BAB III PENUTUP

2.1 Saran…………………………………………………………………………………………………5

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………5
1.1 Latar Belakang

Sudah banyak pakar yang mengajukan teori belajar dan pembelajaran. Semua teori tersebut
dikembangkan dengan sudut pandang dan metode serta teknik yang berbeda.

Hasilnya, selain terdapat persamaan dan perbedaan diantara teori tersebut, akan tetapi kebenaran
dan keberhasilan teori tersebut masih dapat diperdebatkan.Pada dasarnya terdapat dua pendapat
tentang teori belajar yaitu teori belajar humanistik dan para ahli.

Teori ini menempatkan peserta didik sebagai pihak yang pasif dan hasil
pendidikan berkiblat teori behavioristik ini adalah perilaku yang ditampakkan.

Teori ini cenderung tidak mempertimbangkan sisi personal dan perasaan peserta
didik, sehingga tak heran jika hukuman adalah cara terbaik menertibkan
penyimpangan. Misalkan seorang murid yang terlambat datang sekolah, dihukum
dengan membersihkan halaman sekolah agar menimbulkan efek jera.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Teori Belajar Humanistik

2. Prinsip dalam Teori Humanistik

3. Implikasi Teori Belajar Humanistik

4. Kelebihan dan kekurangan humanistik


BAB II

Pembahasan

teori belajar humanistik yang terkenal dengan pendapat dan


pandangan dari 3 ahli, yaitu Arthur Combs, Abraham H. Maslow,
dan Carl Rogers.

1. Arthur Combs
Memiliki pendapat bahwa belajar merupakan hal yang bisa
terjadi tatkala bagi seseorang ada artinya. Guru tidak bisa
memaksa seseorang untuk mempelajari hal yang tidak disukai
atau dianggap tidak relevan. Ketika muncul perlawanan, hal itu
sebenarnya merupakan bentuk perilaku buruk yang
mencerminkan ketidakmauan seseorang untuk mempelajari hal
yang bukan minatnya, karena sama saja dengan melakukan
sesuatu yang baginya tidak mendatangkan kepuasan.

2. Abraham Maslow
Memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan teori belajar
humanistik ini. Maslow berpendapat bahwa proses belajar pada
manusia merupakan proses yang dilaluinya untuk
mengaktualisasikan dirinya. Belajar adalah proses untuk
mengerti sekaligus memahami siapa diri kita sendiri, bagaimana
kita menjadi diri kita sendiri, sampai potensi apa yang ada pada
diri kita untuk kita kembangkan ke arah tertentu

3. Carl Rogers
Baginya, pengalaman individu merupakan fenomena logika
yang dialami oleh individu itu sendiri. Rogers juga berpendapat
bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan untuk
mencapai kesempurnaan hidup, membentuk konsep hidup
yang unik, dan tingkah lakunya selaras dengan konsep
kehidupan yang dimilikinya. Menurut Rogers, pembelajaran
terjadi melalui fenomena hidup atau pengalaman yang dialami
setiap orang.
Pengertian Teori Belajar Humanistik
Setelah beberapa ahli mengutarakan pendapatnya tentang
konsep pembelajaran atau aktivitas belajar, lantas kita mungkin
berpikir, apa itu Teori Belajar Humanistik atau Teori Humanistik?

Pada dasarnya, teori humanistik adalah teori belajar yang


memanusiakan manusia. Pembelajaran dipusatkan pada pribadi
seseorang. Teori ini tidak lepas dari pendidikan yang berfokus
pada bagaimana menghasilkan sesuatu yang efektif, bagaimana
belajar yang bisa meningkatkan kreativitas dan memanfaatkan
potensi yang ada pada seseorang. Teori humanistik ini muncul
sebagai perlawanan terhadap teori belajar sebelumnya, yaitu
Teori Behaviouristik, yang dianggap terlalu kaku, pasif, bahkan
penurut ketika menggambarkan manusia.

Dalam pengertian teori humanistik, proses pembelajaran


cenderung lebih abstrak. Bidang kajian yang mendekati teori ini
adalah Filsafat, Teori Kepribadian, dan Psikoterapi. Teori ini
lebih condong untuk mementingkan konten pembelajaran
dibandingkan bagaimana proses belajar berjalan. Keberhasilan
suatu pembelajaran menurut teori ini adalah ketika ada
keinginan dari dalam diri seseorang untuk belajar, mengetahui
informasi baru, sehingga terjadi asimilasi dalam struktur
kognitinya.

Teori ini juga mengungkapkan bahwa sejatinya semua teori


belajar bisa dimanfaatkan hanya jika tujuan dari pembelajaran
tersebut adalah memanusiakan individu yang belajar.
Bagaimana memanusiakannya? Yaitu ketika mereka bisa
mencapai aktualisasi diri, bisa memahami dirinya sendiri, serta
mampu merealisasikan diri sebagai orang yang sedang belajar.

Prinsip dalam Teori Humanistik


Berdasarkan pengertian dan pandangan-pandangan dari para
ahli, kita bisa mengerti adanya prinsip-prinsip yang terkandung
dalam Teori Humanistik ini. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Manusia memiliki kemampuan belajar yang alami.


2. Pembelajaran menjadi hal yang signifikan ketika materi atau
konten pembelajaran tersebut dianggap memiliki relevansi
dengan maksud tertentu oleh indiviidu yang belajar.
3. Belajar adalah aktivitas yang menyangkut adanya perubahan
dalam persepsi seseorang.
4. Tugas belajar yang mengancam diri lebih mudah dirasakan
ketika ancaman itu relatif kecil.
5. Orang yang belajar memiliki cara untuk belajar dengan
pembelajaran yang memiliki ancaman rendah.
6. Belajar menjadi aktivitas yang bermakna ketika orang yang
belajar benar-benar mau melakukannya atau
mempraktikkannya.
7. Keterlibatan orang yang belajar dalam proses pembelajaran
membuat proses itu berjalan lancar.
8. Pembelajaran dengan melibatkan orang yang belajar bisa
membuat mereka mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih
mendalam.
9. Perlu adanya penumbuhan terhadap rasa percaya diri dari
orang yang belajar guna membuatnya menjadi pribadi yang
mawas diri.
10. Pembelajaran sosial adalah belajar proses belajar.

Implikasi Teori Belajar Humanistik


Teori belajar humanistik paling dekat untuk digunakan oleh
guru. Guru merupakan profesi yang bisa berperan sebagai
fasilitator dalam proses belajar seseorang. Teori ini merupakan
panduan atau guideness yang bisa digunakan untuk
mendampingi murid selaku peserta belajar agar mereka bisa
mendalami proses belajar tersebut dari dalam dirinya sendiri.
Ikhtisar dari Teori Belajar Humanistik sebagai panduan bagi
fasilitator adalah sebagai berikut :
1. Guru atau fasilitator diharapkan mampu memberikan kesan
awal yang menyenangkan.
2. Guru bertugas membantu setiap peserta didik untuk
memperoleh dan memahami adanya tujuan perorangan dalam
proses belajar tersebut. Selain tujuan perorangan, peserta didik
juga mampu memahami adaanya tujuan kelompok yang
bersifat umum dalam proses tersebut.
3. Guru yang berkiblat pada teori pembelajaran ini harus
memiliki keyakinan bahwa setiap peserta didik akan
melaksanakan tujuan yang paling tidak bermanfaat bagi dirinya
sendiri. Hal itu digunakan sebagai kekuatan pendorong dalam
proses belajar.
4. Diusahakan, guru sebisa mungkin mengatur dan
menyediakan berbagai sumber pembelajaran yang paling luas
dan bisa dimanfaatkan oleh peserta didik. Hal ini akan
membuat peserta didik bisa mencapai tujuan belajar secara
pribadi maupun secara umum. Jangan terpaku pada
pengetahuan atau informasi yang sudah lampau karena
pengetahuan pun mengalami transformasi dari waktu ke waktu.
5. Guru harus mampu menempatkan diri sebagai suatu sumber
yang sifatnya fleksibel. Fungsinya agar kelompok peserta didik
bisa mendapatkan pendidikan, bukan hanya pengetahuan.
Ketika sumber pengetahuan begitu kaku hanya dengan
memberikan pengetahuan pasti saja, guru sebagai fasilitator
harus bisa mengombinasikan pengetahuan tersebut dengan
pendidikan karakter yang bisa dicerna oleh peserta didik.

Kelebihan Teori Belajar Humanistik

1. teori ini bisa memunculkan kreativitas peserta didik atau


orang yang belajar. Hal ini terjadi karena teori ini berpusat pada
orang yang belajar, bukan pada materi yang harus dijejalkan
pada peserta didik.
2. Perkembangan teknologi yang pesar ekuivalen dengan
perkembangan belajar.
3. Tenaga pendidik justru memiliki tugas yang lebih ringan,
tidak terpaku untuk menyelesaikan materi tetapi lebih fokus
pada pengembangan setiap individu yang belajar.
4. Teori humanistik cenderung mampu merekatkan hubungan
sosial antara peserta didik. Tidak ada persaingan dalam
pembelajaran karena semua orang berhak untuk
mengoptimalkan kemampuan diirnya, sesuai pada tingkatan
masing-masing.
5. Teori belajar humanistik adalah pilihan kiblat yang cocok
terutama untuk pendidikan yang bersifat membentuk karakter,
mengubah sikap, atau menganalisis fenomena sosial.

Kekurangan Teori Belajar Humanistik


Meskipun cenderung sangat membebaskan peserta didik dalam
proses pembelajaran, nyatanya teori ini memiliki beberapa
kelemahan yang harus diwaspadai.
1. teori ini memungkinkan peserta didik untuk sulit memahamai
potensi dirinya sendiri. Ini terjadi karena tenaga pendidik yang
terlalu ‘melepaskan’ peserta didik dalam mengeksplorasi
dirinya sendiir.
2. Peserta didik yang tidak berminat untuk mengikuti proses
belajar akan tertinggal dengan peserta didik lain yang sudah
memiliki niatan untuk belajar dan memperbaiki diri.
3. Jika peserta didik tidak rajin untuk mengikuti proses
pembelajaran, besar kemungkinan ia akan kesulitan mengikuti
proses belajar selanjutnya karena masih tertinggal di tahap-
tahap awal.
4.peserta didik mengalami ketidak tahuan atau kurang paham
atas konten pembelajaran dan tidak segera ditangani oleh
tenaga pendidik, proses pembelajaran oleh peserta didik
tersebut bisa terhambat.
5. Peserta didik memiliki potensi untuk menyalahgunakan
kebebasan yang diberikan.eserta didik memiliki potensi untuk
menyalahgunakan kebebasan yang diberikan.

BAB III
Penutup

Saran

Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dalam pembelajaran di kelas, dan penulis
berharap pula agar pembaca bisa menyempurnakan makalah ini agar bisa menjadi pedoman
kepada guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Gintings, Abdorrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran, Disiapkan untuk Pendidikan Profesi
dan Sertifikasi Guru-Dosen. Bandung. Humaniora.
Budiningsih, C. Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. Rineka Cipta
http://dian75.wordpress.com/2010/07/29/teori-behaviorisme-kognitig-dan-
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/perbedaan-berbagai-teori-belajar.html
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/02/contoh-makalah-belajar-dan-pembelajaran.html
http://asnaldi.multiply.com/journal/item/5
http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htm
konstruktivisme-serta-implikasi-ketiga-teoti tersebut-dalam-pembelajarana/
http://makalahmajannali.blogspot.com/2012/09/makalah-teori-belajar-kognitif-dan.html
http://www.imdiklus.com/2012/11/teori-pendidikan-kognitif-teori-pendidikan-humanisme-teori-
pendidikan-behaviorisme-teori-pendidikan-kontruksivisme.html

Anda mungkin juga menyukai