Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

“INTEGUMEN”

Nama : Baiq Meisy Arum Anjani

Nim : 019.06.0017

Kelas :B

Dosen : dr. Rizki Mulianti, S.Ked


Rusmiatik, S. Si., M. Biomed (AMM)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya penyusun dapat melaksanakan dan menyusun laporan praktikum histologi yang
berjudul
“Integumen” tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai praktikum
parasitologi dan syarat mengikuti ujian praktikum parasitologi. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1. dr. Rizki Mulianti, S.Ked dan Ibu Rusmiatik, S. Si., M.Biomed selaku dosen pembimbing
praktikum parasitologi kami.
2. Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan masukan terkait
makalah yang penulis buat.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman lebih
lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak.

Mataram, 09 November 2021

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------- i
KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------- 2
DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN ---------------------------------------------- iii

1.1 tujuan praktikum --------------------------------------------------------------- 1


1.2 manfaat praktikum ------------------------------------------------------------- 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Kulit------------------------------------------------------------------ 2
2.2 Bagian – bagian Kulit-------------------------------------------------------- 3
2.3 Fisiologi Kulit----------------------------------------------------------------- 4
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu & Temopat------------------------------------------------------------ 5
3.2 alat & bahan praktikum------------------------------------------------------ 6
3.3 Cara Kerja--------------------------------------------------------------------- 7
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 hasil dan pengamatan --------------------------------------------------------- 8
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan ----- --------------------------------------------------------------- 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang
biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Dalam histologi dapat
dipelajari banyak hal mengenai jaringan, mulai dari strukturnya, bentuknya, regionya, fungsinya,
dan masih banyak lagi kepentingan mempelajari histologi.

Pada Blok kali ini yang memiliki nama Blok Integumen, saya akan mempelajari segala hal
yang berkaitan dengan struktur pada kulit, oleh karena itulah saya mempelajari histologi dari kulit
agar dapat memahami struktur kulit dan fisiologinya. Kulit merupakan organ tubuh paling besar
yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya.

Laporan Histologi dengan materi blok integumen ini membahas pemahaman dasar
tentang struktur dan fungsi sistem tersebut sebagai penunjang mata kuliah blok integumen.

1.1 Tujuan Praktikum


1.1.1 Mahasiswa dapat mengidentifikasi histologi Integumen
1.1.2 Mahasiswa dapat mengidentifikasi struktur dan bagian-bagian histologi Integumen
1.1.3 Mahasiswa dapat mengetahui kolerasi antara Integumen dengan sistem lainnya.

1.2 Manfaat Praktikum


1.2.1 Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai histologi Integumen.
1.2.2 Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai histologi Integumen pada kondisi fisiologis.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR KULIT

Kulit merupakan pelindung tubuh, dimana setiap bagian tubuh luas dan
tebalnya kulit berbeda. Luas kulit orang dewasa adalah 1,5 - 2 m2, sedangkan tebalnya antara
1,5 – 5 mm, bergantung pada letak kulit, umur, jenis kelamin, suhu, dan keadaan gizi. Kulit
paling tipis pada kelopak mata, penis, labium minor dan bagian medial lengan atas, sedangkan
kulit tebal terdapat di telapak tangan dan kaki, punggung, bahu, dan bokong. Selain sebagai
pelindung terhadap cedera fisik, kekeringan, zat kimia, kuman penyakit, dan radiasi, kulit juga
berfungsi sebagai pengindra, pengatur suhu tubuh, dan ikut mengatur peredaran darah.
Pengaturan suhu dimungkinkan oleh adanya jaringan kapiler yang luas di dermis (vasodilatasi
dan vasokonstriksi), serta adanya lemak subkutan dan kelenjar keringat. Keringat yang
menguap di kulit akan melepaskan panas tubuh yang dibawah ke permukaan oleh kapiler.
Berkeringat ini juga menyebabkan tubuh kehilangan air (insesible water loss), yang dapat
mencapai beberapa liter sehari. Faal perasa dan peraba dijalankan oleh ujung saraf sensoris,
Vater Paccini, Meissner, Krause, Ruffini yang terdapat di dermis. Lihat dan perhatikan gambar
kulit berikut :

2
BAGIAN-BAGIAN KULIT
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan jaringan
subkutan atau subkutis.
1. Epidermis
Epidermis terbagi atas lima lapisan.
1) Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang paling luar yang
terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah
berubah menjadi keratin (zat tanduk). 2) Stratum lusidum yaitu lapisan sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma berubah menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada
telapak tangan dan kaki.
3) Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan sel gepeng
dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak
memiliki lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.
4) Lapisan malpighi atau stratum spinosum.
Nama lainnya adalah pickle cell layer (lapisan akanta). Terdiri dari beberapa lapis
sel berbentuk poligonal dengan besar berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
Protoplasma jernih karena mengandung banyak glikogen dan inti terletak
ditengahtengah. Makin dekat letaknya ke permukaan bentuk sel semakin gepeng.
Diantara sel terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri dari protoplasma

3
dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar jembatan membentuk penebalan bulat
kecil disebut nodus bizzozero. Diantara sel juga terdapat sel langerhans.
5) Lapisan basal atau stratum germinativium.
Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun vertikal pada perbatasan dermo
epidermal, berbaris seperti pagar (palisade),mengadakan mitosis dari berbagai fungsi
reproduktif dan terdiri dari :
a. Sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan
besar, dihubungkan satu dengan yang lain dengan jembatan antar sel.

b. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna
muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butiran
pigmen (melanosomes).
Epidermis mengandung juga : Kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus,
rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur
suhu, menyebabkan panas dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di
semua daerah kulit, tetapi tidak terdapat diselaput lender.Seluruhnya berjumlah antara 2
sampai 5 juta yang terbanyak ditelapak tangan. Sekretnya cairan jernih kira-kira 99 persen
mengandung klorida,asam laktat,nitrogen dan zat lain. Kelenjar apokrin adalah kelenjar
keringat besar yang bermuara ke folikel rambut, terdapat di ketiak, daerah anogenital,
papilla mamma dan areola. Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di manus,
plantar pedis, dan dorsum pedis. Terdapat banyak di kulit kepala, muka, kening, dan dagu.
Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam lemak, kolesterol dan zat lain.
2. Dermis
Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan subkutan.
Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin rapat (pars papillaris), sedangkan
dibagian bawah terjalin lebih lebih longgar (pars reticularis). Lapisan pars retucularis
mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
3. Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)
Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas antara
jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang terbanyak adalah liposit yang
menghasilkan banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah dan
limfe, kandungan rambut dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringan.

4
Fungsi dari jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan tempat
penumpukan energi.

FISIOLOGI KULIT
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung atau proteksi Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringan jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh pengaruh
luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan
lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh,
menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta
menghalau rangsang rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit
sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan
konstruk pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi oleh saraf
otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar
36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas
adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan
hilang dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi) Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar
kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam,
yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan
melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan
keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan. Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut
dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat
masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar

5
palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang
tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit
yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun
konstraksi otot penegak rambut.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adupun waktu dan tempat dilaksanakannya Praktikum Histologi Integumen yaitu:
Hari/Tanggal : Selasa,09 November 2021
Waktu : 09.40-11.20
Tempat : Laboratorium terpadu 1, Falkutas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


3.2.1 Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum Histologi Integumen adalah :
Alat :
1. Mikroskop
2. Pensil warna
3. Kamera
4. Alat tulis
5. Jangka

6
6. Lembar kerja mahasiswa Bahan :
1. Preparat
- H08 / 010 Thick Skin
- H08 / 020 Thin Skin
- H08 / 030 Scalp
- H08 / 040 Nail
- H09 / 101 Lip
- 9C Kulit Kepala
- 93 c Hair Skin
- 58 B Cutis
- 60 B Kulit Kepala ( 9 C / H08 )

3.2.2 Cara Kerja


Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Nyalakan Mikroskop
3. Amati preparat dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x, 40x, dan 100x
4. Kenali setiap bagian preparat
5. Foto preparat hasil pengamatan, lalu gambar hasil pengamatan pada lembar kerja
mahasiswa

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

8
2 .1 HASIL PENGAMATAN
PREPARAT INTEGUMEN

NO Preparat Gambar Keterangan

1 No. H08/010 Thick


Skin Stratum
korn ea

Stratum
korn eum

Stratum
spinosum

2 No. H08/020 Thin


Skin Dermis

Stratu m
spinosum

K. s ebasea

9
3 No. 60B Kulit Kepala
Selubung akar
rambut dalam

Folk el rambut

Lapisan
Subkutis

4 No. H08/040 Nail

Nail Plat e

Nail B ed

Nail Matriks

5 No. H09/010 Lip Zona Transisi

epidermis

Kel enjar s ebas ea

10
6 No. 93C Hair Skin
Sel s ekr etorik

Jaringan ikat
dermis

Matriks
Rambut

7 No. 58B Cutis

Jaringan
Adiposa

Corpusculum
lam ellosum

2.2 PEMBAHASAN
1. Thick Skin ( Kulit Tebal )
Kulit Tebal ini terdapat pada cola manus dan planta pedis yang tidak memiliki folikel
rambut, pada permukaan kulit tampak garis yang menonjol yang dinamakan crista cutis yang
dipisahkan oleh alur – alur yang dinamakan sulcutis. Kulit tebal berwarna lebih putih dan
jernih karena adanya stratum lusidum yang mengandung gel eleidin (penjernihan). Kulit tebal
memiliki stratum korneum yang lebih tebal dan kulit tebal terasa lebih kasar karena
bergesekan dengan benda – benda lain. Pada struktur histologi epidermis kulit tebal dibagi
atas :
• Stratum basale / silindricum / pigmentous / germinativum

11
Bentuk sel cuboid / silindris selapis. Disebut germinativum karena ditemukan mitosis
pada lapisan ini. Disebut stratum pigmenosum karena ditemukan butir pigmen

• Stratum spinosum / prickle cell layer


Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk polyhedral. Dengan mikroskop cahaya akan
tampak sel berduri
• Stratum granulosum
Lapisan terdiri dari 2 – 4 lapis sel, bentuk belah ketupat yang sejajar dengan
permukaan. Di dalam sitoplasma terdapat granulaa basofilik yaitu butir – butir kerato
hyalin yang mengandung protein histidim berfosfor dan protein yang mengandung
sistin
• Stratum lucidum
Tampak sebagai garis tipis bergelombang, homogen dan bening.
• Stratum corneum
Terdiri dari beberapa sel yang menandul, berbentuk gepeng dan Panjang.
2. Thin skin ( Kulit Tipis )
Terdapat folikel rambut ( folikulus pili ), kelenjar sebasea ( glandula sebasea), dan
kelenjar keringat. Pada selubung jaringan ikat folikel rambut dan jaringan ikat dermis melekat
serat otot polos, disebut arrector pili. Yang juga melekat pada folikel rambut adalah kelenjar
sebasea. Pada kulit tipis memperlihatkan epitel berlapis gepeng, dan selapis tipis berkeratin
yaitu stratum korneum. Sel paling superfisial di stratum korneum secara terus menerus
terlepas atau mengalami dekuamasi dari permukaan. Stratum korneum pada kulit tipis jauh
lebih tipis dibandingkan yang terdapat pada kulit tebal stratum korneumnya jauh lebih tebal.
Selain itu ditemukan barisan sel poligional di epidermis yang membentuk stratum spinosum.
3. Hair Skin
Folikel rambut adalah invaginasi tubular dari epidermis, yang berkembang sebagai
pertumbuhan bawah epidermis ke dalam dermis. Rambut terdiri dari kolom sel keratin mati.
Rambut memiliki tiga lapisan, yaitu :
Sebuah medula tengah , atau inti (tidak terlihat pada rambut halus), dikelilingi oleh korteks
berkeratin, dan lapisan ketiga bagian luar, yang sangat keratin dan membentuk kutikula keras
tipis di bagian luar rambut. Lapisan keratin ini dibuat dengan menggandakan sel dalam
matriks rambut di dasar folikel rambut.

12
4. Lip
Bibir dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian vermilion dan bagian dalam.
Bibir bagian dalam dilapisi oleh epitel berlapis pipih dengan keratin dan memiliki struktur
sama dengan kulit tipis. Bagian vermilion merupakan bagian merah dari bibir, dilapisi oleh
epitel berlapis pipih dengan keratin tetapi tidak memiliki kelenjar sebasea dan folikel rambut.
Sedangkan bagian dalam bibir mempunyai struktur sama dengan mukosa rongga mulut dan
memiliki kelenjar ludah minor. Otot bibir disusun oleh otot skelet.
5. Cutis
Sebagian besar lapisan cutis terdiri atas serat kolagen yang dibangun oleh tenunan
pengikat. Jaringan serat kolagen ini tersusun secara tidak beraturan. Seratnya menuju ke
segala arah dan tidak terdapat ujung pangkalnya serta bercabang-cabang. Sepotong serat
kolagen sebenarnya terdiri dari serabut-serabut yang lebih kecil yang disebut fibril-fibril.
Diantara fibril-fibril terdapat substansi interfibril yang merupakan semacam protein cair,
substansi ini dibuang dengan maksud melonggarkan tenunan untuk memudahkan proses
penyamakan. Lapisan corium terdapat pula tenunan-tenunan daging, lemak, pembuluh darah,
tenunan syaraf, serat elastin, retikulin, kantong rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebaceous.
Lapisan cutis terdiri dari dua lapisan yaitu pars papilaris dan pars retikularis. Pars
papilaris sangat penting karena lapisan ini menentukan rupa dari kulit. Lapisan ini terdapat
lapisan rajah (grain layer) yang tipis tetapi kuat merupakan batas antara lapisan epidermis dan
lapisan corium. Pars retikularis sebagian besar merupakan tenunan kolagen, terdapat pula
tenunan lemak, elastin dan retikulin.
6. Kulit Kepala
Pada epidermis, lapisan stratum korneum, dengan sel-sel superfisial bertanduk, stratum
spinosum, dan lapisan sel basal, stratum basale dengan granul (pigmen) melanin coklat.
Dibawahnya, jaringan ikat papilla dermis membentuk lekuk-lekukan yang khas pada bagian
bawah epidermis.

Lapisan stratum retikular dermis lebih tebal, meluas sedikit ke lapisan subkutan yang
mengandung banyak sel lemak (jaringan lemak). dibawah lapisan subkutan terdapat serat otot
rangka.
Folikel rambut di kulit kepala sangat banyak, berhimpitan, tertanam miring, terhadap
permukaan kulit. Setiap folikel rambt terdiri atas struktur berikut ini : kutikula, sarung akar
13
rambut dalam, sarung akar rambut luar, sarung jaringan ikat, bulbus pili, dam papilla jaringan
ikat. Banyak kelenjar sebacea mengelilingi setiap folikel rambut.
Muskulus arektor pili adalah otot polos yang tertambat miring terhadap folikel rambut.
Otot ini terikat pada stratum papilare dermis dan selubung jaringan ikat folikel rambut.
Kontraksi muskulus arektor pili berakibat batang rambut menegak.
Di dermis bagian dalam atau lapisan subkutan terdapat bagian basal kelenjar keringat
yang sangat bergelung. Poton gan kelenjar keringat menunjukkan epitel silindris di bagian
sekretoris kelenjar yang berbeda dengan duktus eksretorius yang dilapisi epitel kuboid
berlapis. Setiap duktus klenjar keringat ini bergelung dan terletak di bagian dermis dalam,
kemudian menjadi lurus di dermis bagian atas dan bepilin melalui epidermis ke permukaan
kulit.
Kulit sangat vaskular dan banyak serabut saraf sensoris. Beberapa ujung sensoris ini,
badan pacini terdapat pada jaringan subkutan yang respon terhadap rangsang tekanan dan
getaran
7. Kuku
Suatu proses keratinisasi serupa menghasilkan kuku, yang merupakan lempeng keratin
yang keras dan fleksibel pada permukaan dorsal setiap falang distal. Bagian proksimal kuku
adalah akar kuku dan dilapisi oleh lipatan kulit proksimal yang tipis dan tidak memiliki
rambut dan kelenjar. Stratum corneum epidermis ini yang terjulur dari lipatan kuku proksimal
membentuk eponikium atau kutikula.
Lempeng kuku berkeratin terikat pada bantalan epidermis yang disebut bantalan kuku
(nail bed), yang hanya memiliki lapisan basal dan spinosa. Lempeng kuku timbul dari matriks
kuku, yang terjulur dari akar kuku. Sel-sel matriks membelah, bergeser ke distal, dan
mengalami keratinisasi, yang membentuk akar kuku. Akar tersebut menjadi matang berupa
lempeng kuku, dengan pertumbuhan kontinu di matriks yang mendorong ke atas bantalan
kuku (yang tidak ikut dalam pembentukan lempeng) pada kecepatan sekitar 3 mm/bulan untuk
kuku jari tangan dan 1 mm/bulan kuku ibu jari kaki. Ujung distal lempeng menjadi bebas dari
bantalan kuku yang disebut hiponikum dan habis terkikis atau terpotong. Lempeng kuku yang
hampir transparan dan epitel tipis bantalan kuku merupakan "jendela" petunjuk yang berguna
untuk mengatahui jumlah oksigen dalam darah dengan melihat warna darah dalam pembuluh
dermis.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dan praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat
disimpulkan bahwa kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian
tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Kulit terdiri terutama
dari epitel superfisial skuamosa berlapis, epidermis, dan lapisan tebal dari jaringan ikat,
dermis, yang overal hipodermis subkutan. Epidermis terdiri dari keratinosit yang mengalami
proses diferensiasi terminal disebut keratinisasi dalam serangkaian langkah-langkah yang
membentuk berbeda lapisan epidermis atau lapisan.

15
DAFTAR PUSTAKA

• Junqueira. 2002. Histologi Dasar. Edisi 12. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

• Sobbota. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. EEG Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
• Victor P. Eroschenko .2014. Buku Ajar Histologi difiore dengan kolerasi fungsional
.EGCEd.12-Jakarta.
• Menaldi, dkk. 2021. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai