Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………..2


1.2 Tujuan ………………………………………………………………...2
1.3 Manfaat ……………………………………………………………….3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Histologi Dasar ………………………………………………………..4


2.2 Jaringan Epitel ………………………………………………………...4
2.3 Jaringan Ikat …………………………………………………………..6

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat ……………………………………………………9


3.2 Alat dan Bahan ………………………………………………………..9
3.3 Cara Kerja …………………………………………………………...10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengambilan Foto dari Mikroskop ……………………………11


4.2 Pembahasan Praktikum ……………………………………………...14

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...21

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan.
Biologimempunyai berbagai macam cabang seperti Sitologi, Histologi,
Argonologi dan sebagainya. Histologi adalah ilmu yang mempelajari struktur
mikroskopis sel dan jaringan tubuh yang normal. Ilmu ini merupakan dasar
pemahaman patologi penyakit, diagnosis dan praktik medis serta penelitian di
bidang kedokteran dan kesehatan. Mahasiswa pendidikan dokter perlu
mempelajari histologi untuk memahami kaitan antara struktur mikroskopik
dan fungsi sel serta jaringan. Untuk mempelajari Histologi diperlukan
kemampuan mengamati gambaran dua dimensi dari jaringan dan organ yang
merupakan struktur tiga dimensi (Dwiastuti & Koesoemah, 2017).
Tubuh manusia terdiri dari banyak sel. Sel ini berkumpul menjadi satu
kesatuan sehingga membentuk suatu jaringan yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan penyusun organ tubuh dibedakan menjadi empat
kelompok yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Berdasarkan uraian diatas maka pentinglah dilakukan praktikum ini guna
untuk mengetahui dan mengenal jaringan epitel dan jaringan ikat melalui
pengamatan preparat histogi dasar.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum histologi dasar ini, yaitu :
1. Untuk mengamati bentuk-bentuk dan stuktur jaringan epitel dan jaringan
ikat secara makroskopis
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari jaringan epitel dan jaringan ikat

2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum histologi dasar ini, yaitu :
1. Agar mahasiswa mampu mengamati serta mengetahui bentuk dan stuktur
jaringan epitel dan jaringan ikat secara makroskopis.
2. Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri dari jaringan epitel dan jaringan ikat

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Histologi Dasar


Histologi adalah ilmu tentang jaringan tubuh. Histologi mencakup
semua aspek biologi jaringan, yang berfokus pada mekanisme susunan
dan struktur sel dalam mengoptimalkan fungsi yang spesifik untuk setiap
organ (Mescher, 2012).
Jaringan   adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel-sel
yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Ada empat
jaringan dasar, diantaranya yaitu : jaringan epitel, jaringan penyambung,
jaringan otot, dan jaringan saraf yang membentuk tubuh terakit
membentuk organ yang selanjutnya membentuk sistem organ
(Gartner&Hiatt, 2014).

2.2 Jaringan Epitel


Jaringan epitel mempunyai dua bentuk yaitu sebagai lembaran sel
yang kontinu (epitel) yang menyelubungi tubuh pada permukaan luar dan
melapisi bagian dalam dan sebagai kelenjar yang berasal dari sel epitel
yang berinvaginasi. Jaringan epitel mempunyai sejumlah fungsi, yakni :
Proteksi jaringan yang berada di bawahnya terhadap abrasi clan jejas;
Transpor transelular molekul melewati lapisan epitel; Sekresi mukus,
hormon, enzim, dan lainnya clari berbagai kelenjar; Absorpsi materi dari
lumen (Gartner & Hiatt, 2014).

Jenis-jenis jaringan epitel yaitu :


a. Jaringan epitel selapis yang terdiri dari :
1) Jaringan epitel selapis gepeng (epithelium simplex aquamosum)
Jaringan ini melapisi alveoli pulmonal, ansa Henle, lapisan
parietal kapsul Bowman, telinga dalam dan tengah, pembuluh

4
darah dan limf, rongga pleura dan peritoneum. Jaringan ini
berfungsi dalam transpor cairan, pertukaran gas, lubrikasi,
mengurangi gesekan (sehingga membantu perggerakan visera),
serta melapisi membran.
2) Jaringan epitel selapis kuboid (epthelium simplex cobuideum)
Jaringan ini ada di duktus pada banyak kelenjar, melapisi bagian
luar ovarium, membentuk tubulus ginjal. Jaringan ini berfungsi
dalam sekresi, absorpsi, dan proteksi.
3) Jaringan epitel selapis silindris
Jaringan ini melapisi oviduk, duktus eferen pada testis, uterus,
bronkus kecil, sebagian besar saluran pencemaan, kandung
empedu, serta duktus besar dari sebagian kelenjar. Jaringan ini
berfungsi dalam transportasi, absorpsi, sekresi, dan proteksi.

b. Jaringan epitel bertingkat yang terdiri dari :


1) Jaringan epitel Berlapis gepeng
- Tidak berkeratin (epithelium non cornificatum)
Jaringan ini melapisi mulut, epiglotis, esofagus, plika vokalis,
serta vagina. Jaringan ini berfungi dalam proteksi dan sekresi.
- Gepeng, berkeratin (epithelium cornificatum)
Terdapat pada epidermis kulit, yang berfungsi dalam proteksi.
2) Jaringan epitel berlapis Kuboid (epithelium stratificatum
cuboideum)
Jaringan ini melapisi duktus kelenjar yang berfungsi dalam
absorpsi dan sekresi.
3) Jaringan epitel berlapis Silindris (epithelium stratificatum
columnare)
Terdapat pada konjungtiva mata, sebagian duktus ekskretorius
besar, serta sebagian uretra laki-laki. Jaringan ini berfungsi dalam
sekresi, absorpsi, dan proteksi.

5
4) Jaringan epitel Transisional (epithelium transtionale)
Berbentuk kubah (relaksasi), gepeng (terenggang). Jaringan ini
melapisi saluran urinarius dari kaliks renal hingga uretra dan
berfungsi dalam proteksi (Gartner & Hiatt, 2014).

2.3 Jaringan Ikat


Jaringan ikat (textus connectivus) terbentuk dari mesenkim, suatu jenis
jaringan embrionik. Jaringan ikat embrionik terdapat di tali pusat dan
pulpa gigi yang sedang tumbuh. Jaringan ikat terdiri atas sel dan bahan
ekstraseluler yang disebut matriks. Matriks ekstraseluler terdiri atas cairan
jaringan, substantia fundamentalis tempat terdapatnya berbagai serat
protein (kolagen, retrikular, dan elastic). Jaringan ikat mengikat,
menambat, dan menyokong berbagai sel , jaringan, dan organ tubuh.
Jaringan ikat biasanya dibagi dalam jaringan ikat longgar dan jaringan
ikat padat , bergantung pada jumlah, jenis, susunan, dan banyaknya sel,
serat, dan substantia fundamentalis.
a. Jaringan ikat longgar ( textus connectivus laxus) lebih banyak
dijumpai di tubuh daripada jaringan ikat padat. Jaringan ini ditandai
oleh adanya serat-serat jaringan ikat (fibrae textum connectivorum)
yang susunanya tidak teratur dan longgar. Di dalam matriks terdapat
banyak sel dan serat jaringan ikat. Di jaringan ikat longgar banyak
ditemukan serat kolagen fibroblast, sel adipose, sel masi dan
makrofag.
b. Jaringan ikat padat (textus connectivus compactus) mengandung serat
kolagen yang lebih tebal dan tersusun rapat dengan jenis sel dan bahan
dasar yang lebih sedikit.
1) Jaringan ikat padat tidak teratur (textus connectivus typus
irregularis) menampakkan orientasi yang acak dan tidak teratur.
Jaringan ikat padat terdapat di dermis kulit, kapsul berbagai organ,
dan daerah yang memerlukan penyokong yang kuat.

6
2) Jaringan ikat padat teratur (textus connectivus typus regularis)
terdapat serat-serat kolagen yang tersusun rapat dengan susunan
teratur dan sejajar. Jenis jaringan ini terdapat di tendon dan
ligamentum. Di kedua jenis jaringan ikat ini, fibroblas adalah sel
terbanyak , yang terletak di antara berkas-berkas kolagen
(fasciculus collageni).

Sel jaringan ikat


a. Fibroblas (fibroblastus) bentuk kumparan membentuk semua serat
jaringan ikat dan substantia fundamentalis extracellular.
b. Sel Adiposa (adipocytus) terdapat secara tunggal atau berkelompok
sering di temukan di jaringan ikat, sel-sel menyimpan lemak. Jika sel-
sel mendominasi maka di sebut jaringan adipose (textus adiposus).
c. Makrofag (macrophagocytus) adalah sel fagositik dan paling banyak
terdapat di jaringan ikat longgar.
d. Sel Mast (mastocytus) berdekatan dengan pembuluh darah,banyak
dijumpai di jaringan ikat kulit dan di organ pencernaan dan
pernapasan. Sel ini bebrbentuk bulat dan terisi leh granula basofilik
terpulas gelap yang halus dan teratur.
e. Sel Plasma (plasmocytus) banyak di jumpai di jaringan ikat longgar
dan jaringan limfe pada saluran pernapasan dan pencernaan. Berasala
dari limfosit yang berimigrasi ke dalam jaringan ikat.
f. Leukosit (leucocytus) atau sel darah putih, neutrofil ( neutrophilus),
dan eosinofil (eosinophilus) berimgrasi dari pembuluh darah ke dalam
jaringan ikat. Fungsi utama sel-sel ini adalah melindungi organism
terhadap invasi bakteri atau benda asing.

Serat Jaringan Ikat


a. Serat Kolagen

7
Serat kolagen (Fibra Collageni) adalah fibrosa tebal kuat yang tidak
bercabang. Kolagen adalah serat yang paling banyak jumlahnya dan
di temukan hamper seua jaringan ikat semua organ.
b. Serat Retikular
Serat ritikular (Fibra Reticularis) berbentuk tipis dan membentuk
anyaman kerangka halus di hati, limfonodus, limpa, organ
hemopoeitik, dan lokasi lain tempat terjadinya penyaringan darah dan
limfe. Serat retikular juga menyokong kapiler, sel saraf, dan sel otot.
c. Serat Elastik
Serat elastik (Fibra Elastica) adalah tipis, kecil dan bercabang yang
memungkinkan terjadinya peregangan. Serat ini temukan dengan
jumlah besar di bagian dalam paru-paru, vesika urinaria dan kulit
(Eroschenko, Victorr P. 2008)

8
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah :
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019
Waktu : 13.00 – 14.40 wita
Tempat : Laboratorium Terpadu 1 Fakultas Kedokteran

Universitas Al-Azar Mataram

3.2 Alat dan Bahan


1. Mikroskop binokuler Olympus
2. Preparat Histologi Dasar
 12A Ephitelium simplex squamosum
 3C Simple Cuboidal ephitalium, Thyroid
 19A Ephitelium Transitionale
 22A Textus Connectives Areolaris
 26A Textus Connectives adiposus
 21A Textus Connectives Gelatinosus
 23A Textus Connectives Collagenosus Compactus Irregularis
 4C Simple Columar ephitelium Gallblader
 16A Ephitalium Pseudosratificatum columnare
 5C Stratified Squamosum Ephitelium, Skin
 25A Textus Connectives Elasticus

9
 24A Textus Connectives Collagenosus Compactus Regularis
3. Buku Atlas Histologi

3.3 Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang telah disediakan di Laboratorium Terpadu 1
2. Periksa keadaan mikroskop yang akan digunakan, cek pencahayaan, lensa
okuler dan binokulernya.
3. Siapkan preparathistologi yang telah disediakan
4. Mula-mula lihatlah jaringan epitel dan jaringan ikat dengan pembesaran
4x, 10x, dan 40x.
5. Dokumentasikan hasil pengamatan
6. Buat laporan sementaranya dengan memakai pedoman atlas histologi yang
telah disiapkan.
7. Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai digunakan.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengambilan Foto dari Mikroskop

1. Simple Cuboidal
Epithelium, thyroid
(pembesaran 10x)

2. Textus connectives
collagenosus compactus
irregularis
(pembesaran 40x)

11
3. Epithelium Simplex
Squamosum
(pembesaran 4x)

4. Textus connectives
gelatinosus
(pembesaran 40x)

5. Textus connectives areolaris


(pembesaran 10x)

6. Epithelium trasitionale
(pembesaran 40x)

12
7. Textus connectives adiposus
(pembesaran 40x)

8. Simple Columar ephitelium


Gallblader

9. Ephitalium
Pseudosratificatum
columnare

10. Stratified Squamosum


Ephitelium, Skin

13
11. Textus Connectives
Elasticus

12. Textus Connectives


Collagenosus Compactus
Regularis

4.2 Pembahasan Praktikum


1) Simple Cuboidal Epithelium, thyroid
Epitel berbentuk kubus sederhana biasanya berdiferensiasi untuk
membentuk sekresi dan saluran kelenjar. Mereka juga merupakan epitel
germinal yang menutupi ovarium (tetapi tidak berkontribusi pada produksi
ovum) dan dinding internal tubulus seminiferus pada testis pria. Sel-sel ini
menawarkan beberapa perlindungan dan fungsi dalam penyerapan dan
sekresi.
2) Textus Collagenosus Compactus Irregularis
Jaringan ikat padat ireguler ( Textus collagenosus compactus
irregularis). Jaringan ditandai oleh susunan kolagen dan elastin yang tebal
dan acak dengan sedikit sel. Sebagian besar sel adalah fibroblast. Serat-
serat kolagennya tersusun berupa berkas-berkas tanpa adanya orientasi
tertentu. Serat kolagen membentuk anyaman 3 dimensi. Serat kolagen
lebih kasar dari pada dalam jaringan ikat ikat longgar. Jaringan ini tahan
terhadap sters dari segala arah. Jaringan ikat padat irregular sering di

14
temukan berdekatan dengan jaringan ikat longgar. Jaringan ikat padat
ireguler sering di jumpai pada dermis dan sebagian kapsul mengelilingi
organ-organ. Jaringan ikat padat terdapat di dermis kulit, kapsul berbagai
organ, dan daerah yang memerlukan penyokong yang kuat.

3) Epithelium Simplex Squamosum


Epitel gepeng selapis tersusun oleh selapis sel poligonal rendah,
tipis Epitel selapis gepeng ( Epithelium simplex squamosum) tersusun dari
sel-sel gepeng. Jika di lihat dari permukaan terbentuk gambaran mosaik
dengan batas sel bergelombang. Inti yang lonjong ( bentuk seperti telur )
atau gepeng terletang di tengah sel, member gambaran sitoplasma yang
mengembung. Epitel gepeng selapis tersusun oleh selapis sel poligonal
rendah, tipis, dan padat. Bila di amati sejajar terhadap selubung epitel
maka tampak sel berbentuk kumparan yang ujung-ujungnya tipis. Epitel
gepeng selapis ini mengandung mengandung serabut kolagen dan sedikit
serabut elastic dan retikuler. Epitel gepeng selapis melapisi alveoli paru,
menyusun ansa Henle dan lapisan parietal kapsul Bowman pada ginjal,
dan membentuk lapisan endotel pada pembuluh darah dan limf serta
mesotel rongga pleura dan peritoneum.

4) Textus Connectivus Gelatinous


Jaringan ini terdapat banyak substansi intraselular yang lunak
seperti jeli dalam keadaan segar. Secara normal diekstraksi selama
pembuatan sajian, tetapi dengan dengan fiksasi tepat tampak
memperlihatkan sifat metakromasi seperti lendir,sehingga namanya
jaringan ikat lendir (mukosa). Struktur dari jaringan ini yaitu tampak
sejumlah serat-serat kolagen halus, tetapi tidak tampak serat retikulum
atau serat elastik.

15
5) Textus Connectivus Areolaris
Jaringan ikat longgar ( Textus Connectivus Areolaris ) memiliki
semua komponen utama jaringan ikat ( sel,serat dan substansi dasar)
dalam proporsi yang kira-kira setara. Sel yang terbanyak di temukan pada
fibroblast dan makrofag, tetapi jenis lain sel jaringan ikat juga di jumpai.
Serat kolagen,elastin,dan retikular juga terdapat di jaringan ini. Dengan
substansi dasar dalam jumlah sedang, jaringan ikat longgar memiliki
konsistensi halus dan bersifat fleksibel. Jaringan ikat longgar ini ditandai
adanya serat-serat jaringan ikat yang susunanya tidak teratur dan longgar.
Jaringan ini terdapat banyak terutama dalam bentuk lapisan bawah
kulit dan lamina propria pada swejumlah organ berongga. Selain itu sel ini
juga menyusun stroma jaringan kebanyakan organ.

6) Epithelium Transisionale
Istilah epitel transisional beranjak dari dari kenyataan bahwa epitel
ini diduga peralihan bentuk antara epitel berlapis pipih dan epitel berlapis
slindris. Semua sel-sel epitel mampu menyesuaikan bentuknya sampai
tingkat tertentu karena pengaruh yang mengubah permukaan epitel, tetapi
sifat ini sangat nyata pada epitel transisional, yang membatasi organ
berongga dimana volumennya sangat berubah-ubah.
Jaringan ini berbentuk kubah (relaksasi), gepeng (terenggang).
Dalam keadaan kontraksi tampak banyak lapisan sel dimana sel-sel yang
paling basal berbentuk kubis atau slindris. Selanjutnya, ada beberapa
lapisan sel berbentuk polyhedral diikuti sel-sel besar di lapisan permukaan
dengan permukaan cembung menghadap lumen.
Pada keadaan terenggang rongga ini melebur, susunan sel-sel
berubah sebagai penyesuaian terhadap perubahan di permukaannya dan
biasanya tampak hanya satu atau dua lapis sel-sel kubis, dilapisi oleh sel-
sel besar di permukaan berbentuk kubis rendah atau hampir gepeng. Epitel
transisional khususnya terdapat di saluran urine, kaliks ginjal dan pelvis,
ureter, dan kandung kemih.

16
7) Textus Adiposus
Jaringan adiposa (lemak) adalah struktur utama dalam tubuh yang
menyimpan lemak. Juga disebut adiposit, mereka terutama terdiri dari
tetesan lemak dan mayoritas terdiri dari sel-sel dalam jaringan adiposa.
Jaringan ikat yang terletak di endapan disebut depot di seluruh tubuh,
melainkan berada di bawah kulit, di sekitar organ, dan di sumsum tulang.
Ada dua jenis sel adipose putih dan coklat. Sel adipose putih
adalah sel-sel yang mengandung satu tetes lemak kuning-keputihan
berukuran berukuran besar dibagian tengah di sitoplasmanya bila
berkembang sempurna. Sel adipose coklat, terdiri atas sel-sel yang
mengandung banyak tetes lipid di antara sejulah besar mitokondria, yang
membuat sel ini tampak lebih gelap.
Jaringan adiposa ditemukan langsung di bawah kulit, antara otot,
sekitar ginjal dan jantung, di belakang bola mata, dan selaput perut. Ini
berfungsi sebagai lapisan perlindungan, menyerap kejutan secara potensial
didukung oleh jaringan.

8) Simple Columar ephitelium Gallblader


Sel epitel kolumnar (silindris) selapis memiliki tinggi yang lebih
besar daripada lebarnya. Sel tersebut biasanya dikhususkan untuk absorpsi,
dengan mikrovili, dan sering memiliki sebaran sel sekretorik atau sel
bersilia. Sel epitel tersebut selalu memiliki kompleks taut erat dan adheren
di ujung aplikasinya, tetapi sering longgar di area yang terletak lebih
basolateral. Hal ini memungkinkan transfer material yang diabsorpsi
secara cepat ke ruang antarsel ketimbang transpor di sepanjang sel.
Sitoplasma tambahan sel di sel silindris memungkinkan tambahan
mitokordia dan organel lain yang diperlukan untuk absorpsi dan
pemrosesan.

17
9) Ephitalium Pseudosratificatum columnare
Pada epitel jenis ini, semua sel terletak di atas memebran basalis,
tetapi tidak semua sel mencapai permukaan. Sel yang mencapai
permukaan adalah silindris, tetapi lebih kurus ke arah membran basalis.
Diantara sel-sel ini terdapat sel-sel yang lebih rendah lebih lebar dekat
basal dan bagian ujungnya kurus tidak sama tinggi. Inti kedua jenis sel ini
terletak pada bagian terlebar dari sel itu, sehingga tampak lebih dari satu
lapis karenanya di sebut bertingkat (Pseudostratifacum). Contoh dari epitel
ini epitel yang melapisi ductus epididimis dan saluran pernapasan.

10) Stratified Squamosum Ephitelium, Skin


Epitel skuamosa (gepeng) berlapis memiliki fungsi protektif;
perlindungan dari invasi mikroorganisme dan perlindungan dan
kehilangan air. Di kulit, perlindungan terhadap kehilangan air dan
dessication sangat penting dan epitel ini berkeratin. Saat sel epidermis
kulit berdiferensi, sel-sel ini menjadi terisi dengan keratin dan zat lain dan
akhirnya kehilangan inti dan organel lainnya. Skuama superfisial yang
pipih membentuk lapisan yang menghambat kehilangan cairan dan
akhirnya terlepas dan digantikan dari bawah. Epitel yang melapisi banyak
permukaan internal seperti esofagus, atau melapisi kornes. Sel disini
menumpuk lebih sedikit keratin dan mempertahankan intinya epitel
semacam itu masih memberikan perlindungan dari mikroorganisme.

11) Textus Connectives Elasticus


Terdiri atas berkas-berkas tersusun padat dari sert-serat elastis
sejajar. Berkas –berkasnya dipertahankan pada tempatnya oleh jaringan
ikat jarang, dimana tampak fibroblast. Susunan ini tampak pada
ligamentum nuchae. Selain itu jaringan ikat padat elastic terdapat sebagai
ligamentum flava pada kolumna vertebralis. Hal ini di karenakan tampak
kekuningan dalam keadaan segar dan dalam ligament kecil di laring,

18
missal plika vokalis. Dalam keadaan ini, serat-serat lebih tipis dan tersusun
kurang teratur dari pada biasanya di ligamentum nuchae. Akhirnya,
jaringan ini membentuk sebagaian dinding organ yang berongga dimana
tekanan dalam organ itu bervariasi, seperti pada arteri besar.

12) Textus Connectives Collagenosus Compactus Regularis


Tersusun atas pola tertentu dengan serat kolagen regular. Struktur
slindris panjang ini melekatkan komponene sistem muskuloskeltal, karena
banyaknya serat kolagen, tendon tampak berwarna putih dan tidak dapat di
renggangkan. Jaringan ini terdiri atas himpitan berkas-berkas kolagen
yang sejajar dan di pisahkan oleh sedikit substansi dasar antarsel.
Fibrositnya mengandung inti panjang yang sejajar terhadap serat dan
sedikit lipatan sitoplasma yang meliputi bagian berkas kolagen. Sitoplsma
firbrosat ini jarang terlihat dengan pulasan H&E tidak hanya karena
jumlahnya yang seidkit, tetapi juga karena terpulas dengan warna yang
sama sperti seratnya. Tendon utama terdiri atas berkas kolagen yang
tersusun padat,sejajar dalam arah longitudinal . Berkas tendon memiliki
ukuran yang bervariasi dan di selubungi oleh jaringan ikat longgar yang
mengandung banyak pembuluh darah dan saraf.

19
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jaringan
dasar terbagi atas empat yaitu epitel, ikat, otot, dan jaringan tulang. Dalam
praktikum kali ini ada dua jaringan dasar yang di gunakan yaitu jaringan epitel
dan jaringan ikat. Jaringan epitel yang di gunakan yaitu Ephitelium simplex
squamosum, Simple Cuboidal ephitalium, Thyroid, Ephitelium Transitionale,
Textus Connectives Areolaris, Textus Connectives adiposus, Textus
Connectives Gelatinosus, dan Textus Connectives Collagenosus Compactus
Irregularis, Simple Columar ephitelium Gallblader, Ephitalium
Pseudosratificatum columnare, Stratified Squamosum Ephitelium, Skin,
Textus Connectives Elasticus, Textus Connectives Collagenosus Compactus
Regularis. Jaringan epitel dan jaringan ikat memiliki fungsinya masing-
masing. Fungsi dari jaringan epitel sebagai proteksi jaringan yang berada di
bawahnya terhadap abrasi clan jejas; transpor transelular molekul melewati
lapisan epitel; sekresi mukus, hormon, enzim, dan lainnya clari berbagai
kelenjar; absorpsi materi dari lumen. Fungsi utama dari jaringan ikat yaitu
mengikat serta menyokong bagian jaringan yang lain.

20
DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, Victor P. 2008. Atlas Histology diFiore dengan Korelasi Fungsional.


Amerika : Unated states Of Amerika.

Mescher, A.L. 2012. Histologi Dasar Junqueira, Teks dan Atlas. New York: Mc
Graw Hill Education.
Gartner, L. P. & Hiatt, J. L. 2014. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore:
Saunders Elsevier.
Susilowati, Rina dkk. 2016. Ujian Praktikum Histologi dengan Tayangan Foto
Menghasilkan Skor yang Lebih Tinggi dalam Jurnal Pendidikan Kedokteran
Indonesia. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Dwiastuti dan Koesoemah. 2017. Histologi dan Anatomi Fisiologi Manusia.
Jakarta: Kemenkes.

21

Anda mungkin juga menyukai