BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum histologi dasar ini, yaitu :
1. Untuk mengamati bentuk-bentuk dan stuktur jaringan epitel dan jaringan
ikat secara makroskopis
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari jaringan epitel dan jaringan ikat
2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum histologi dasar ini, yaitu :
1. Agar mahasiswa mampu mengamati serta mengetahui bentuk dan stuktur
jaringan epitel dan jaringan ikat secara makroskopis.
2. Agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri dari jaringan epitel dan jaringan ikat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
darah dan limf, rongga pleura dan peritoneum. Jaringan ini
berfungsi dalam transpor cairan, pertukaran gas, lubrikasi,
mengurangi gesekan (sehingga membantu perggerakan visera),
serta melapisi membran.
2) Jaringan epitel selapis kuboid (epthelium simplex cobuideum)
Jaringan ini ada di duktus pada banyak kelenjar, melapisi bagian
luar ovarium, membentuk tubulus ginjal. Jaringan ini berfungsi
dalam sekresi, absorpsi, dan proteksi.
3) Jaringan epitel selapis silindris
Jaringan ini melapisi oviduk, duktus eferen pada testis, uterus,
bronkus kecil, sebagian besar saluran pencemaan, kandung
empedu, serta duktus besar dari sebagian kelenjar. Jaringan ini
berfungsi dalam transportasi, absorpsi, sekresi, dan proteksi.
5
4) Jaringan epitel Transisional (epithelium transtionale)
Berbentuk kubah (relaksasi), gepeng (terenggang). Jaringan ini
melapisi saluran urinarius dari kaliks renal hingga uretra dan
berfungsi dalam proteksi (Gartner & Hiatt, 2014).
6
2) Jaringan ikat padat teratur (textus connectivus typus regularis)
terdapat serat-serat kolagen yang tersusun rapat dengan susunan
teratur dan sejajar. Jenis jaringan ini terdapat di tendon dan
ligamentum. Di kedua jenis jaringan ikat ini, fibroblas adalah sel
terbanyak , yang terletak di antara berkas-berkas kolagen
(fasciculus collageni).
7
Serat kolagen (Fibra Collageni) adalah fibrosa tebal kuat yang tidak
bercabang. Kolagen adalah serat yang paling banyak jumlahnya dan
di temukan hamper seua jaringan ikat semua organ.
b. Serat Retikular
Serat ritikular (Fibra Reticularis) berbentuk tipis dan membentuk
anyaman kerangka halus di hati, limfonodus, limpa, organ
hemopoeitik, dan lokasi lain tempat terjadinya penyaringan darah dan
limfe. Serat retikular juga menyokong kapiler, sel saraf, dan sel otot.
c. Serat Elastik
Serat elastik (Fibra Elastica) adalah tipis, kecil dan bercabang yang
memungkinkan terjadinya peregangan. Serat ini temukan dengan
jumlah besar di bagian dalam paru-paru, vesika urinaria dan kulit
(Eroschenko, Victorr P. 2008)
8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
9
24A Textus Connectives Collagenosus Compactus Regularis
3. Buku Atlas Histologi
10
BAB IV
1. Simple Cuboidal
Epithelium, thyroid
(pembesaran 10x)
2. Textus connectives
collagenosus compactus
irregularis
(pembesaran 40x)
11
3. Epithelium Simplex
Squamosum
(pembesaran 4x)
4. Textus connectives
gelatinosus
(pembesaran 40x)
6. Epithelium trasitionale
(pembesaran 40x)
12
7. Textus connectives adiposus
(pembesaran 40x)
9. Ephitalium
Pseudosratificatum
columnare
13
11. Textus Connectives
Elasticus
14
temukan berdekatan dengan jaringan ikat longgar. Jaringan ikat padat
ireguler sering di jumpai pada dermis dan sebagian kapsul mengelilingi
organ-organ. Jaringan ikat padat terdapat di dermis kulit, kapsul berbagai
organ, dan daerah yang memerlukan penyokong yang kuat.
15
5) Textus Connectivus Areolaris
Jaringan ikat longgar ( Textus Connectivus Areolaris ) memiliki
semua komponen utama jaringan ikat ( sel,serat dan substansi dasar)
dalam proporsi yang kira-kira setara. Sel yang terbanyak di temukan pada
fibroblast dan makrofag, tetapi jenis lain sel jaringan ikat juga di jumpai.
Serat kolagen,elastin,dan retikular juga terdapat di jaringan ini. Dengan
substansi dasar dalam jumlah sedang, jaringan ikat longgar memiliki
konsistensi halus dan bersifat fleksibel. Jaringan ikat longgar ini ditandai
adanya serat-serat jaringan ikat yang susunanya tidak teratur dan longgar.
Jaringan ini terdapat banyak terutama dalam bentuk lapisan bawah
kulit dan lamina propria pada swejumlah organ berongga. Selain itu sel ini
juga menyusun stroma jaringan kebanyakan organ.
6) Epithelium Transisionale
Istilah epitel transisional beranjak dari dari kenyataan bahwa epitel
ini diduga peralihan bentuk antara epitel berlapis pipih dan epitel berlapis
slindris. Semua sel-sel epitel mampu menyesuaikan bentuknya sampai
tingkat tertentu karena pengaruh yang mengubah permukaan epitel, tetapi
sifat ini sangat nyata pada epitel transisional, yang membatasi organ
berongga dimana volumennya sangat berubah-ubah.
Jaringan ini berbentuk kubah (relaksasi), gepeng (terenggang).
Dalam keadaan kontraksi tampak banyak lapisan sel dimana sel-sel yang
paling basal berbentuk kubis atau slindris. Selanjutnya, ada beberapa
lapisan sel berbentuk polyhedral diikuti sel-sel besar di lapisan permukaan
dengan permukaan cembung menghadap lumen.
Pada keadaan terenggang rongga ini melebur, susunan sel-sel
berubah sebagai penyesuaian terhadap perubahan di permukaannya dan
biasanya tampak hanya satu atau dua lapis sel-sel kubis, dilapisi oleh sel-
sel besar di permukaan berbentuk kubis rendah atau hampir gepeng. Epitel
transisional khususnya terdapat di saluran urine, kaliks ginjal dan pelvis,
ureter, dan kandung kemih.
16
7) Textus Adiposus
Jaringan adiposa (lemak) adalah struktur utama dalam tubuh yang
menyimpan lemak. Juga disebut adiposit, mereka terutama terdiri dari
tetesan lemak dan mayoritas terdiri dari sel-sel dalam jaringan adiposa.
Jaringan ikat yang terletak di endapan disebut depot di seluruh tubuh,
melainkan berada di bawah kulit, di sekitar organ, dan di sumsum tulang.
Ada dua jenis sel adipose putih dan coklat. Sel adipose putih
adalah sel-sel yang mengandung satu tetes lemak kuning-keputihan
berukuran berukuran besar dibagian tengah di sitoplasmanya bila
berkembang sempurna. Sel adipose coklat, terdiri atas sel-sel yang
mengandung banyak tetes lipid di antara sejulah besar mitokondria, yang
membuat sel ini tampak lebih gelap.
Jaringan adiposa ditemukan langsung di bawah kulit, antara otot,
sekitar ginjal dan jantung, di belakang bola mata, dan selaput perut. Ini
berfungsi sebagai lapisan perlindungan, menyerap kejutan secara potensial
didukung oleh jaringan.
17
9) Ephitalium Pseudosratificatum columnare
Pada epitel jenis ini, semua sel terletak di atas memebran basalis,
tetapi tidak semua sel mencapai permukaan. Sel yang mencapai
permukaan adalah silindris, tetapi lebih kurus ke arah membran basalis.
Diantara sel-sel ini terdapat sel-sel yang lebih rendah lebih lebar dekat
basal dan bagian ujungnya kurus tidak sama tinggi. Inti kedua jenis sel ini
terletak pada bagian terlebar dari sel itu, sehingga tampak lebih dari satu
lapis karenanya di sebut bertingkat (Pseudostratifacum). Contoh dari epitel
ini epitel yang melapisi ductus epididimis dan saluran pernapasan.
18
missal plika vokalis. Dalam keadaan ini, serat-serat lebih tipis dan tersusun
kurang teratur dari pada biasanya di ligamentum nuchae. Akhirnya,
jaringan ini membentuk sebagaian dinding organ yang berongga dimana
tekanan dalam organ itu bervariasi, seperti pada arteri besar.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jaringan
dasar terbagi atas empat yaitu epitel, ikat, otot, dan jaringan tulang. Dalam
praktikum kali ini ada dua jaringan dasar yang di gunakan yaitu jaringan epitel
dan jaringan ikat. Jaringan epitel yang di gunakan yaitu Ephitelium simplex
squamosum, Simple Cuboidal ephitalium, Thyroid, Ephitelium Transitionale,
Textus Connectives Areolaris, Textus Connectives adiposus, Textus
Connectives Gelatinosus, dan Textus Connectives Collagenosus Compactus
Irregularis, Simple Columar ephitelium Gallblader, Ephitalium
Pseudosratificatum columnare, Stratified Squamosum Ephitelium, Skin,
Textus Connectives Elasticus, Textus Connectives Collagenosus Compactus
Regularis. Jaringan epitel dan jaringan ikat memiliki fungsinya masing-
masing. Fungsi dari jaringan epitel sebagai proteksi jaringan yang berada di
bawahnya terhadap abrasi clan jejas; transpor transelular molekul melewati
lapisan epitel; sekresi mukus, hormon, enzim, dan lainnya clari berbagai
kelenjar; absorpsi materi dari lumen. Fungsi utama dari jaringan ikat yaitu
mengikat serta menyokong bagian jaringan yang lain.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mescher, A.L. 2012. Histologi Dasar Junqueira, Teks dan Atlas. New York: Mc
Graw Hill Education.
Gartner, L. P. & Hiatt, J. L. 2014. Buku Ajar Berwarna Histologi. Singapore:
Saunders Elsevier.
Susilowati, Rina dkk. 2016. Ujian Praktikum Histologi dengan Tayangan Foto
Menghasilkan Skor yang Lebih Tinggi dalam Jurnal Pendidikan Kedokteran
Indonesia. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Dwiastuti dan Koesoemah. 2017. Histologi dan Anatomi Fisiologi Manusia.
Jakarta: Kemenkes.
21