Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fahrul Ikhsan Saputra

Kelas : XI MIPA 3

Bab 3

Struktur, letak, dan fungsi jaringan hewan


Setiap jaringan penyusun tubuh memiliki struktur dan fungsi tertentu. Jaringan
penyusun tubuh manusia memiliki persamaan karakteristik dengan jaringan pada tubuh hewan.
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki struktur yang sama sehingga dapat
meaksanakan tugas tertentu. Jaringan yang berkelompok dan bekerja sama dalam
melaksanakan fungsi tertentu akan membentuk suatu organ, misalnya organ lambung dan
organ ginjal.

1. Jaringan penyusun pada organ hewan


Jaringan penyusun tubuh hewan dibedakan menjadi empat yaitu jaringan epitel,jaringan
pengikat, jaringan otot dan jaringan saraf.
a. Jaringan Entapli
Jaringan epitel tersusun atas se-sel yang saling terikat oleh zat pengikat yang kuat
sehingga hampir tidak ada ruang antar sel Jaringan epitel merupakan jaringan
penutup permukaan tubuh, baik permukaan tubuh sebelah luar maupun sebelah
dalam. Jaringan elntalpi juga memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1) Jaringan epitel di bagian luar tubuh dan permukaan luar tubuh berfungsi sebagai
pelindung tubuh dari luka akibat gangguan mekanis, serangan mikroorganisme
patogen, dan kehiangan cairan.
2) Jaringan epitel yang terdapat di permukaan dalam organ tubuh berfungsi dalam
proses absorpsi dan proteksi.
3) Sebagian jaringan epitel berfungsi sebagai kelenjar.
Jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel
serta berdasarkan struktur dan fungsinya.

1) Jaringan entalpi berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel


Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibedakan menjadi bentuk pipih, kubus,
dan silindris. Adapun berdasarkan jumlah lapisannya, jaringan epitel dibedakan
menjadi epitel simpleks dan epitel kompleks.
a) Jaringan entalpi simpleks
Jaringan entalpi simpleks tersusun atas satu lapisan sel. Berikut jenis-jenis
jaringan entalpi simpleks :
 Entalpi pipih selapis
 Entalpi kubus selapis
 Entalpi silindris selapis
 Entalpi silindris selapis bersilia
 Entalpi silindris selapis semu
b) Jaringan entalpi kompleks
Jaringan epitel kompleks tersusun atas beberapa lapisan sel. Lapisan sel
terbawah yang selalu membelah diri untuk mengganti sel-sel permukaan
yang rusak disebut lapisan germinativa. Berikut jenis-jenis jaringan entalpi
kompleks :
 Entalpi pipih berlapis
 Entalpi kubus berlapis
 Entalpi silindris berlapis
 Entalpi transisional
2) Jaringan entalpi berdasarkan struktur dan fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi dua yaitu
jaringan epitel kelenjar dan epitel penutup.
a) Jaringan epitel kelenjar
Jaringan ini terdapat pada kelenjar-kelenjar yang berfungsi dalam
pembuatan, penyimpanan, dan sekresi zat-zat kimia. Jaringan epitel kelenjar
dibagi menjadi dua yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.

b) Jaringan epitel penutup


Jaringan epitel penutup berfungsi melpisi permukaan tubuh dan jaringan
ainnya. Jaringan epitel penutup terdapat di permukaan tubuh, permukaan
organ, melapisi rongga, atau merupakan apisan di sebelah dalam dari saluran
yang ada pada tubuh misalnya dinding sebelah dalam saluran pencernaan
dan pembuluh darah.

b. Jaringan pengikat
Jaringan pengikat (jaringan penyambung) jaringan pengikat merupakan jaringan
yang berhubungan dengan jaringan lainnya. Ciri-ciri
jaringan pengikat di antaranya letak sel-sel penyusunnya berpencar-pencar dan
jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Adapun fungsi
jaringan pengikat yaitu melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain,
membungkus organ-organ, mengisi rongga di antara organ-organ, dan
menghasilkan imunitas.
1) Komponen Jaringan Pengikat
Pada dasarnya, jaringan pengikat tersusun atas matriks dan se-sel penyusun
jaringan pengikat. Matriks terdiri atas beberapa macam serabut dan bahan
dasar Adapun seksel penyusun jaringan pengikat yaitu fibrobas, makrofag, sel
mast, sel lemak, dan leukosit.
2) Jenis-Jenis Jaringan Pengikat
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jenis jaringan pengikat dapat
dikelompokkan menjadi
a) Jaringan Pengikat Biasa
Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar dan
jaringan pengikat padat.
1) Jaringan Pengikat Longgar
Jaringan pengikat longgar memiliki susunan serat-serat yang longgar.
Matriksnya berupa cairan lendir (mucus) Jaringan pengikat longgar
berfungsi sebagai medium penyokong, pengisi ruang di antara organ,
mengelilingi elemen-elemen jaringan lain, dan menyediakan nutrien
bagi elemen jaringan lain yang diselubunginya. Contoh jaringan
pengikat longgar adalah jaringan lemak atau jaringan adiposa yang
terdapat pada lapisan lemak di bawah kulit.
2) Jaringan Pengikat Padat
Jaringan pengikat padat tersusun atas serat yang strukturnya padat
terutama serabut kolagen padat. Jaringan pengikat padat dibedakan
menjadi dua yaitu jaringan pengikat padat teratur dan jaringan
pengikat padat tidak teratur. Jaringan pengikat padat teratur memiliki
berkas kolagen yang tersusun teratur ke satu arah (contoh pada
tendon). Jaringan pengikat padat tidak teratur memiliki berkas
kolagen yang menyebar dan membentuk anyaman kasar (contoh
pada lapisan di bawah kulit).
b) Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus
Jaringan ini mempunyai fungsi khusus, misalnya menunjang jaringan
lunak dan membentuk sel-sel darah. Jaringan pengikat dengan sifat
khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang keras
(osteon), jaringan darah, dan jaringan limfa.
1) Jaringan Tuang Rawan (Kartilago)
Jaringan ini merupakan spesialisasi dari jaringan pengikat berserabut
tebal dan matriks lentur sehingga tulang rawan bersifat kuat dan
lentur. Jaringan tulang rawan tersusun atas sel-sel tulang rawan yang
disebut kondrosit. Sel kondrosit terletak di dalam rongga kecil yang
disebut lakuna. Berdasarkan kandungan matriksnya, jaringan tulang
rawan dibagi menjadi kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago
elastis.
2) Jaringan Tulang Keras (Osteon)
Jaringan ini merupakan jaringan pengikat yang mengandung mineral
Jaringan tulang keras tersusun atas sel-sel tulang yang disebut
osteosit. Tulang keras bersifat lebih keras dibandingkan dengan
tulang rawan karena matriks osteoblas tersusun atas kalsium fosfat.
Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dibedakan menjadi
tulang keras (tulang kompak) dan tukang berongga (tulang spons).
a) Tulang keras (tulangkompak)
Tulang keras memiliki matriks yang susunannya rapat. Pada tulang
keras terdapat sistem Havers yang terdiri atas 4-20 lamela yang
tersusun konsentris mengelilingi saluran Havers. Saluran Havers
mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai
nutrien tulang.
b) Tulang berongga (tulang sons)
Tulang spons memiliki susunan matriks longgar atau berongga.
Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. Tulang spons
terdiri atas trabekula tulang yang saling berhubungan satu dengan
lainnya.
3) Jaringan darah
Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat.
Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat
berupa sel-sel darah. Tipe sel-sel darah dibedakan menjadi sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah
(trombosit).
4) Jaringan limfa (jaringan getah bening)
Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai
jaringan dan kembali ke aliran darah. Komponen seluler dalam cairan
limfa berupa limfosit dan granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil).
Limfa berfungsi mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-
zat lain dari jaringan ke sistem peredaran.
c. Jaringan otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan otot memiliki kemampuan
berkontraksi sehingga berfungsi melakukan pergerakan pada organ tubuh atau
bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena adanya serabut kontraktil
yang tersusun atas filamen aktin dan miosin. Jaringan otot dibagi menjadi tiga jenis
yaitu otot polos, otot lurik (otot rangka), dan otot jantung.
d. Jarigan saraf
Jaringan saraf terdiri atas se-sel saraf yang disebut neuron. Neuron berfungsi
merespons perubahan lingkungan, membawa impuls-impuls saraf ke pusat saraf
atau sebaliknya, dan bereaksi aktif terhadap rangsang. Neuron mendapat suplai
makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas badan sel
saraf, neurit, dan dendrit.
2. Teknologi yang Berkaitan dengan Jaringan Hewan
Pemahaman mengenai sel dan jaringan hewan sangat penting dalam penemuan
berbagai macam teknologi. misalnya stem cell. Stem cell dalam bahasa Indonesia
disebut juga sel batang, sel punca, atau sel induk sel punca adalah sel belum
terspesialisasi yang memiliki kemampuan membelah secara terus-menerus dan
memperbarui dirinya sendiri serta berkembang menjadi jenis-jenis sel yang spesifik.
Adanya teknologi stem cell daam terapi pengobatan suatu jenis penyakit dapat
mengurangi penggunaan obat yang mengandung zat kimia. Berdasarkan
kemampuannya untuk berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi beberapa jenis yaitu
a. Totipoten adalah sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel,
misalnya zigot dan morula.
b. Pluripoten adalah sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal
(ektoderm, mesoderm, dan endoderm), tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstra
embrionik seperti plasenta dan tali pusat. Contohnya sel induk embrio (embryonic
stem cell).
c. Multipoten adalah sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi jenis sel tertentu
yang tidak jauh berbeda dari sel induk. Sebagai contoh yaitu sel induk homopoetik
yang terdapat pada sumsum tulang.Contoh lainnya sel induk saraf yang mempunyai
kemampuan berdiferensiasi menjadi sel saraf dan sel glia.
d. Unipoten adalah sel induk yang hanya dapat berdiferensiasi menjadi satu jenis sel
Contohnya sel eritrosit progenitor hanya mampu berdiferensiasi menjadi sel darah
merah.
Berdasarkan asal jaringannya, ada dua macam stem cell yaitu embrionic stem cell
dan adult stem cell
a. Embrionic Stem Cell (Sel Induk Embrio)
Embrionic stem cell adalah sel induk yang diperoleh dari embrio pada fase blastosit
(5-7 hari setelah pembuahan). Pada fase blastosit, massa sel bagian dalam
mengelompok dan mengandung sel-sel embrionik. sel-sel embrionik dapat
diarahkan menjadi semua jenis sel yang dijumpai pada orang dewasa, seperti sel-sel
darah, sel-sel otot, sel-sel hati, dan sel-sel ginjal Sel induk embrio mempunyai sifat-
sifat berikut.
1) Pluripoten, artinya stem cel ini mempunyai kemampuan berdiferensiasi menjadi
sel-sel yang merupakan turunan dari tiga lapisan germinal, tetapi tidak dapat
membentuk membran embrio (tali pusat dan plasenta).
2) Immortal, artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyak diri
ratusan kali pada media kultur.
3) Mempunyai kariotipe yang normal.
4) Dapat bersifat tumorigenik, artinya setiap kontaminasi dengan sel yang tidak
berdiferenstasi
5) Bersifat allogenik, artinya berpotensi menimbulkan terjadinya penolakan
imunitas. Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan jaringan dapat digunakan
metode transfer inti sel somatik atau terapi kloning.
b. Adult Stem Cell (Sel Induk Dewasa)
Sel induk dewasa merupakan sel induk atau sel punca yang diperoleh dari tubuh
orang yang bersangkutan. sel induk dewasa merupakan sekelompok sel yang belum
berdiferensiasi bahkan terkadang ditemukan dalam keadaan inaktif pada suatu
jaringan yang telah memiliki fungsi spesifik dalam tubuh individu. Jadi, pada
dasarnya semua orang memiliki sel induk dalam tubuhnya masing-masing. Sel induk
dewasa memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Dapat berproliferasi dalam periode yang panjang untuk memperbarui diri.
2) Dapat berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai
karakteristik morfologi dan fungsi special.
3) umber utama sel induk dewasa yang terdapat pada manusia yaitu sumsum
tulang, jaringan lemak, dan darah dari plasenta (tali pusat).
Stem cell sangat bermanfaat dalam pengobatan suatu penyakit. Sebagai contoh
dalam pengobatan penyakit parkinson.
Penyakit parkinson ditandai dengan kematian neuron-neuron nigra striatal (neuron-
neuron dopaminergik), Melalui transplantasi stem cell, diharapkan dapat mengganti
neuron dopamin yang mati dan mengurangi gejala penyakit parkinson.

Anda mungkin juga menyukai