Anda di halaman 1dari 20

PAPER ANATOMI DAN HISTOLOGI HEWAN

STRUKTUR DAN FUNGSI BERBAGAI JARINGAN DASAR


PENYUSUN TUBUH HEWAN

OLEH KELOMPOK III:


1. MARIA IRENE IGO (2206050041)
2. MARIAM ADE JECHIKA (2206050044)
3. FEBRIANY BUKY (2206050039)
4. LORENZO I. M. LAZAKAR (2206050057)
5. MARLEILA M. MILLA (2206050060)
KELAS / SEMESTER : BIOLOGI B / 3

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
STRUKTUR DAN FUNGSI BERBAGAI JARINGAN DASAR
PENYUSUN TUBUH HEWAN

A. PENGERTIAN JARINGAN HEWAN

Jaringan adalah kumpulan sel-sel ysng memiliki struktur dan fungsi yang sama.
Jenis jaringan yang berbeda memilki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya.

B. MACAM – MACAM STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

Jaringan pada hewan dibagi menjadi beberapa jenis :

1. JARINGAN EPITEL

Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang terikat satu sama lain. Jaringan epitel
adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh (epitelium), membatasi antar organ
(mesotelium), atau membatasi organ dengan rongga dalam tubuh (endotelium).
Jaringan epitel saling berikatan dengan jaringan ikat yang dihubungkan dengan
memberan dasar yang terdiri dari :
 Lamina Basalis
 Lamina Retikularis

Ciri – ciri jaringan epitel :

 Terdiri atas sel-sel yang bersisi, bersudut banyak, yang terkadang bentuknya itu
tidak teratur.
 Sel - selnya tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antar sel.
 Sel epitel memiliki daya regenerasi yang sangat tinggi.
 Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa.
Fungsi jaringan epitel :
 Absorpsi, sebagai alat penyerapan, ditemukan pada usus halus
 Sekresi, sebagai alat penghasil zat atau cairan yang bermanfaat, ditemukan pada
kelenjar buntu.
 Transport, sebagai alat pengangkutan, ditemukan pada pembuluh darah dan tubula
ginjal.
 Ekskresi, sebagai alat pembuangan sisa metabolisame ditemukan pada kelenjar
keringat.
 Proteksi, sebagai alat perlindungan, ditemukan pada kulit.
 Sensori, sebagai alat penerima rangsang, ditemukan pada alat indera.
 Lubrikasi, sebagai pelindung jaringan yang ada dibawahnya dari dehidrasi agar
tetap basah.

Jenis – jenis jaringan epitel :


Berdasarkan bentuk dan susunanya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu:
 Jaringan Epitel Pipih
Epitel pipih memiliki bentuk pipih, nukleusnya bulat atau cangkram, dan
terletak di tengah. Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel pipih dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Jaringan epitel selapis
Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk pipih dan
tersusun sangat rapat. Jaringan ini berfungsi dalam proses difusi, osmosis, filtrasi,
dan sekresi. Contoh: pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfa, glomerulus,
dan ginjal, serta selaput perut, dll (Cipaa, 2013).
2) Jaringan epitel berlapis banyak
Jaringan epitel berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang berbentuk
pipih dan tersusun sangat rapat. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung.
Contoh: pada kulit, rongga mulut (Ugelvik et al., n.d.)

 Jaringan Epitel Kubus (Kuboid)

Epitel kubus berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat, besar, dan terletak di
tengah. Berdasarkan lapisan penyusunnya, maka epitel kubus dibagi menjadi:

1) Epitel kubus selapis


Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk kubus.
Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung,serta penghasil
mukus. Contoh: pada kelenjar tiroid, dan lensa mata,serta nefron ginjal,dll.
(Arifuddin & Bahri, 2019)
2) Epitel kubus berlapis banyak
Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang
berbentuk kubus. Jaringan ini berfungsi dalam sekresi dan absorpsi. Contoh: pada
saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit (Ayunda Wijiningsih et
al., 2016)

 Jaringan Epitel Silinder ( Batang )


Epitel batang berbentuk seperti batang atau heksagonal memnjang, nukleusnya
bulat, dan terletak di dasar sel.
1) Epitel silinder selapis
Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk batang.
Epitelium ini berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi,
dan transport ion. Contoh: pada lambung, jonjot usus, kantung empedu,dll.
(Ningrum et al., 2023)
2) Epitel silinder berlapis banyak
Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel yang
berbentuk batang. Contoh: pada saluran kelenjar ludah , uretra, dan saluran
pernapasan (laring,faring,dan trakea),dll. (Laila, 2018).

3) Jaringan Epitel Transisional


Epitel ini memiliki bentuk sel yang berubah-ubah dan berlapis-lapis. Bila jaringan
ini menggelembung, maka sel-sel bagian dasar berbentuk kubus atau silindris.
Pada lapisan tengah selnya berbentuk kubus dan pada lapisan atas berbentuk
pipih. Jaringan disebut transisi karena dianggap sebagai peralihan antara pitel
pipih berlapis banyak tanpa lapisan zat tanduk dengan epitel silinder berlapis
banyak. Contoh pada kantung kemih.

 Jaringan Epitel Kelenjar

Epitelium kelenjar adalah epitilium yang terdapat pada kelanjar kelanjar. Epitilium ini
tersusun atas sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair. Getah
cair ini berbeda dengan darah dan cairan antarsel. Bentuk kelenjar ada yang seperti
tabung lurus (tubular) dan ada yang membulat (alveolar) (Ariana, 2016).

Struturnya ada yang sederhana, yaitu apabila memiliki hanya satu saluran
menuju ke permukaan epitelium. Ada pula yang majemuk, yaitu jika memiliki lebih
dari satu saluran menuju ke permukaan epitelium. Berdasarkan cara kerja kelenjar
mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar esokrin dan
kelenjar endokrin.
1) Kelenjar Eksokrin
Kelenjar esokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk
menyalurkan hasil sekresinya. Zat sekret dapat berupa enzim, keringat, dan air
ludah. Berdasarkan banyaknya sel penyusun, kelenjar esokrin dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu uniseluler dan multiseluler. Kelenjar esokrin uniseluler
tersusun atas satu sel. Contohnya sel goblet,yaitu sel epitelium penghasil mukus
(lendir) yang terdapat pada lapisan usus halus dan saluran pernafasaan. Adapun
kelenjar multiseluler tersusun atas bnyak sel. Berdasarkan bentuk dan
strukturnya, kelenjar esokrin dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Kelenjar tubuler sederhana, contohnya adalah kelenjar Lieberkuhn pada
dinding usus vertebrata.
b) Kelenjar tubuler bergelung sederhana, contohnya adalah kelenjar keringat
pada kulit.
c) Kelenjar tubuler bercabang sederhana, contohnya adalah kelenjar
dilambung.
d) Kelenjar alveolar sederhana, contohnya adalah kelenjar mukus dan
kelenjar racun pada kulit katak.
e) Kelenjar alveolur bercabang sederhana, contohnya pada kulit. Kelenjar
tubuler majemuk, contohnya adalah kelenjar Brunner di usus halus.
f) Kelenjar alveolar majemuk, contohnya adalah kelenjar susu (glandula
mamae).
g) Kelenjar tubule-alveolur majemuk, contohnya kelenjar ludah submaksilaris
(bawah rahang atas).

2) Kelenjar Endokrin
Merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran. Sekret yang
dihasilkan langsung masuk kepembuluh darah sehingga disebut juga kelenjar
buntu. Sekret yang dihasilkan disebut hormon. Contoh kelenjar endokrin
adalah kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan adrenal.
2. JARINGAN IKAT

Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang


satu dengan jaringan yang lain. Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim
berasal dari mesoderm, yaitu lapisan embrio. Jaringan ikat sering disebut juga
jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berimpitan
rapat, tetapi tersebar. (Wangko & Karundeng, 2014)

Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut
matriks. Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Dengan demikian, secara
garis besar, jaringan ikat terdiri atas sel-sel jaringan ikat dan matriks.

Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :

a) Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.


b) Membungkus organ-organ
c) Mengisi rongga di antar organ-organ.
d) Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain
e) Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.
f) Menghasilkan kekebalan (imunitasi).

1. Komponen Jaringan Ikat


Jaringan ikat pada dasarnya tersusun atas tiga komponen utama, yaitu sel,
serabut, dan zat dasar (matriks).
 Sel
Sel yang menyusun jaringan ikat terdiri dari beberapa jenis, namun semuanya
berasal dari sel mesenkim yang merupakan penyusun jaringan mesenkim pada
awal kehidupan embrio. Macam sel penyusun jaringan ikat antara lain fibroblas,
makrofag, sel tiang (mast), sel lemak, sel plasma, dan sel darah putih (leukosit).
Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi,
antara lain sebagai berikut :
1) Fibroblas berfungsi mensekresikan protein, khususnya fibroblast yang
berbentuk serat.
2) Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat didekat pembuluh darah.
Makrofag dapat bergerak menuju tempat terjadinya peradangan.
3) Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamine. Heparin
berfungsi mencegah pembekuan pembuluh darah, sedangkan histamine
berfungsi meningkatkan permebilitaskapiler darah.
4) Sel lemak dadalah sel terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak. Jika
suatu jaringan ikat banyak mengandung sel lemak, maka jaringan ikat tersebut
jaringan adiposa.
5) Sel darah putih berfungsi melawan pathogen yang berupa bakteri, virus, atau
protozoa. Sel darah putih dapat bergerak bebas secara diapedesis (bergerak
keluar menembus pembuluh darah) diantara darah, limfa, atau jaringan ikat
untukn membersihkan patogen. Ada dua jenis sel darah putih yaitu yang
bergranula (granulosit), terdiri atas eosinofil, basofil, dan neotrofil, serta tidak
bergranula (agranulosit), terdiri atas limfosit.
 Serabut
Serabut atau serat penyusun jaringan ikat terdiri atas tiga macam, yaitu serat
kolagen, serat elastin, dan serat retikulum.
1) Serat kolagen (serabut putih)
kolagen merupakan serabut yang paling banyak ditemukan dan bersifat
sangat liat dan ulet. Dalam jumlah sedikit tidak berwarna tetapi dalam
jumlah banyak berwarna putih, misalnya kolagen terdapat pada tendon. yaitu
jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.
2) Serat elastin (serabut kuning)
Serabut elastin ini lebih halus dari serabut kolagen dan bersifat elastis
(kenyal). Dalam jumlah sedikit tidak berwarna, namun dalam jumlah banyak
berwarna kuning, misalnya pada bantalan lemak, pembuluh darah, dan
ligament.
3) Serat retikulum
Retikulum (artinya jala) merupakan serabut halus dan bercabang berbentuk
seperti jala. Serat ini berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan
jaringan lain, misalnya pada sistem saraf.
 Zat dasar (matriks)
Zat dasar dari jaringan ikat merupakan zat yang amrof (tidak berbentuk), tidak
berwarna dan homogen, yang tersusun atas molekul karbohidrat, protein, dan air.
Zat dasar berperan mengisi ruang antarsel dan serabut dari jaringan ikat.

2. Jenis-Jenis Jaringan Ikat


Jaringan ikat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu jaringan adiposa,
jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan
tulang (Osteon), jaringan darah, dan jaringan limfa.
 Jaringan adiposa ( jaringan lemak )
Jaringan adiposa adalah bentuk khusus dari jaringan ikat longgar yang menyimpan
lemak dalam sel-sel adiposo yang tersebar diseluruh matriksnya. Fungsi jaringan
lemak adalah menyimpan energy/cadangan makanan, bantalan lemak, dan
melindungi tubuh dari dehidrasi.
 Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar merupakan jaringan yang memiliki susunan serat-seratnya
yang longgar. Jaringan ini memiliki matriks besar dengan banyak sel dan serabut
yang melekat di dalamnya (fibroblast, sel plasma, makrofag, dan sel darah putih).
Jaringan pengikat longgar tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin.
Fungsi – fungsi jaringan ikat longgar :
 Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa, sumsum tulang dan hati.
 Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan
lain, misalnya :
 Menyelubungi serat otot
 Melekatkan jaringan dibawah kulit
 Membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut
 Membentuk membran yang disebut mesenteris yang berfungsi
menempatkan organ pada posisi yang tepat.

 Jaringan Ikat Padat


Jaringan ikat padat merupakan jaringan yang memiliki susunan serat-seratnya
yang padat, karena banyak mengandung serat berkolagen. Serat-serat itu tersusun
dalam berkas paralel. Jaringan ikat padat tersusun atas jaringan serabut putih
(kolagen) yang fleksibel, tetapi tidak elastin. Jaringan ini dapat ditemukan di fasia,
selaput urat, ligament, dan tendon. Fungsi jaringan padat yaitu sebagai penyokong
dan proteksi. Selain itu, juga sebagai penghubung antara otot dan tulang (tendon)
serta penghubung antara tulang dan tulang (ligament). Tendon adalah ujung otot yang
melekat pada tulang (Purnama et al., 2018).
Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan ikat padat teratur
dan tidak teratur :
1. Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Jaringan ini
tidak terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang.
2. Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur. Jaringan ini terdapat pada
tendon yang mengubungkan otot dengan tulang ; dan ligament yang
menghubungkan tulang dengan tulang.
 Jaringan Tulang Rawan (Kartilago )

Jaringan tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang
dilindungi fibrosa dalam matriks. Matriks tulang rawan mengandung serabut kolagen,
serabut elastis, dan serabut fibrosa. Kandungan serabut kolagen yang tinggi makin
menguatkan tulang rawan tersebut. Tulang rawan tidak memiliki kapiler darah
sehingga mendapat makanan dari jaringan ikat di sekitarnya. Jaringan tulang rawan
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan
tulang rawan elastis.

 Tulang rawan hialin.

Matriks tulang hialin mengandung serabut elastis lebih banyak daripada serabut
kolagen. Pada embrio, sebagian besar rangkanya adalah tulang rawan hialin.
Sedangkan, pada orang dewasa, tulang rawan hialin terdapat pada ujung tulang
rusuk, persendian, dan pada saluran pernapasan. Dalam tubuh manusia, tulang
rawan hialin banyak ditemukan berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya,
tetapi paling lemah.

 Tulang rawan elastis.

Tulang rawan ini terdapat pada epiglotis, laring, saluran eustachius, saluran telinga
luar dan daun telinga. Tulang rawan elastis, matriksnya berwarna keruh kekuning-
kuningan dan mengandung banyak serabut kolagen. Fungsi tulang rawan elastis
ialah memberikan fleksibilitas dan sokongan.

 Tulang rawan fibrosa.


Matrik tulang rawan fibrosa berwarna gelap dan keruh serta mengandung
serabut kolagen kasar. Tulang rawan ini terdapat pada hubungan antartulang.
Tulang rawan fibrosa berfungsi memberikan sokongan dan proteksi
 Jaringan Tulang Sejati atau Tulang Keras (Osteon )
Tulang sejati merupakan jaringan ikat yang mengandung mineral. Jaringan
tulang sejati disusun oleh sel-sel tulang atau osteosit. Osteosit berasal dari sel induk
tulang atau osteoblas. Osteosit terletak dalam lacuna. Osteosit satu dengan yang
lainnya saling berhubungan melalui kanalikuli. Osteosit tersusun dalam lapisan
konsentris yang disebut lamella.
Lamella adalah lapisan konsentris matriks yang terdiri dari garam mineral dan
serat kolagen. Lakuna adalah suatu ruang kecil di antara lamella yang di dalamnya
mengandung osteosit. Knalikuli adalah saluran yang berfungsi menyalurkan makanan
dan mengeluarkan zat sisa. Saluran havers, saluran yang berisi pembuluh darah dan
saraf. Di dalam saluran havers terdapat saluran volkman yang menghubungkan dua
saluran havers.
Jaringan tulang memiliki matriks interseluler yang mengandung kapur. Hal ini
disebabkan oleh adanya endapan garam-garam mineral CaCO3 dan Ca(PO4)2.
Jaringan tulang mengalami klasifikasi, yaitu proses penambahan kalsium pada tulang
sehingga tulang mejadi kuat.
Komponen seluler ada 4 macam yaitu :
 Osteoprogenitor
 Osteoblas
 Osteosit
 Osteoklas
Berdasarkan ada tidaknya rongga di dalamnya, tulang dibedakan atas tulang
kompak (tulang keras) dan tulang spons (tulang berongga)
1) Tulang keras (tulang kompak)
Jaringan tulang keras merupakan jaringan yang memiliki matriks padat. Yang
berfungsi sebagai penyusun kerangka tubuh. Pada tulang kompak terdapat sistem
Havers yang terdiri dari 4-20 lamela Havers yang tersusun kosentris mengelilingi
saluran Havers. Sistem Havers merupakan unit penyusun tulang. Saluran Havers
mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai nutrient untuk menghidupi
tulang.

2) Tulang spons (tulang bunga karang)


Jaringan tulang spons merupakan jaringan yang memiliki matriks berongga.
Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. Tulang spons terdiri dari trabekula.
Tulang yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Trabekula adalah struktur
penyusun tulang spons yang berbentuk seperti kumpulan jarum atau lempengan.

 Jaringan Darah
Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel – sel dan partikel yang
menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri kapiler dan vena. Jaringan darah memiliki
ciri-ciri tersusun atas bagian yang cair yang disebut (plasma darah) dan bagian yang
padat, yaitu sel darah itu sendiri.
Jaringan darah berfungsi untuk :
 Mengangkut sari–sari makanan (nutrien) keseluruh tubuh
 Mengagkut zat-zat buangan hasil metabolisme keluar dari sel
 Mengangkut O2 dari paru – paru ke seluruh tubuh
 Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke paru – paru

Jaringan darah terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan
keping-keping darah.
 Plasma Darah

Plasma darah disusun oleh sebagian besar air, protein, senyawa anorganik, dan
senyawa organik. Protein plasma terdiri atas albumin, globulin, dan fibrinogen.
Fibrinogen diperlukan untuk membentuk fibrin dalam proses pembekuan darah.
Fungsi plasma darah adalah mengedarkan sari-sari makanan.
 Eritrosit ( sel darah merah )
Sel eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak mempunyai inti. Garis
tengah 2 – 7µm. Dalam eritrosit terdapat hemoglobin yang berfungsi mengikat
oksigen dan membentuk oksi hemoglobin. Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang
merah.
 Leukosit (sel darah putih )
Leukosit mempunyai iri yaitu memiliki inti sel, tidak mengandung Hb
(hemoglobin) , dan berfungsi sebagi pertahanan tubuh. Leukosit terbagi menjadi 2
1) Granulosit
 Memiliki protein granula di sitoplasmanya. Contoh: Neutrofil, Eosinofil,
Basofil
2) Agranulosit
 Tidak memiliki protein granula di sitoplasmanya. Contoh: Limfosit dan
Monosit

 Trombosit (keping darah )


Trombosit atau keping-keping darah berbentuk cakram dengan garis tengah 2 - 5
µm dan tidak berinti. Trombosit mengandung enzim trombokinase yang berperan
dalam pembekuan darah. Fungsi membantu penghentian keluarnya darah akibat
kerusakan pada pembuluh darah atau berfungsi dalam pembekuan darah

 Jaringan Limfa
Jaringan limfa yaitu jaringan yang berfungsi untuk mengangkut protein, lemak,
dan zat lain dari jaringan ke system peredaran. Jaringan limfa memiliki ciri-ciri,
antara lain terbentuk dari air, glukosa, lemak, dan garam; komponen selulernya
berupa limfosit serta granulosit. Cairan limfa berperan dalam sistem kekebalan
tubuh (imunitas).
3. JARINGAN OTOT
Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot.
Serabut otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau
membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut
sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh, baik anggota gerak
maupun organ-organ dalam dan luar. Fungsi jaringan otot ini adalah sebagai alat
gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian berelaksasi
sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot tersebut.
Jaringan otot terbagi menjadi 3 , yaitu :
 Otot Polos
 Otot Lurik
 Otot Jantung

1) Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti
satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos,
mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot
ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar.
Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk
berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot
polos terdapat pada organ dalam, misalnya, usus, lambung, ginjal, pembuluh
darah.
2) Otot Lurik / Kerangka
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka
karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini
memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti
banyak di tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat,
mudah lelah.
Fungsi Otot lurik Untuk menggerakkan tulang pada artikulasinya (kontraksi dan
relaksasi).
 Mempertahankan sikap tubuh.
 Menstabilkan sendi Mengekalkan postur.
3) Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini
memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi
miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering
bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti otot
polos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.

4. JARINGAN SARAF

Jaringan saraf adalah jaringan yang sangat rumit (kompleks). Namun pada
dasarnya jaringan ini terdiri dari dua jenis sel saja, yaitu neuron (sel saraf) dan
neuroglia (penyokong neuron).

 Neuron adalah sel yang berfungsi sebagai pembawa dan pengirim


pesan/rangsang/sinyal (impuls saraf) dan merupakan unit utama dari sistem saraf.
 Neuroglia adalah sel yang tidak ikut berperan dalam transmisi impuls, tetapi
menunjang kerja neuron.

Neuron ini banyak dan bercabang-cabang, menghubungkan jaringan satu


dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), endrite,
dan selubung saraf. Badan sel-sel saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion.
Ganglion-ganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan
sumsum tulang belakang.
 STRUKTUR JARINGAN SEL SYARAF

Sitoplasma neouron mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma,


dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang
menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

Badan sel adalah bagian utama neuron yang mengandung inti. Badan sel saraf
dapat terletak di dendrit saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), dapat pula di
luar dendrit saraf pusat. Pada kasus pertama, disebut inti, sedangkan kumpulan badan
sel di luar dendrit saraf pusat disebut ganglion (simpul saraf). Dendrit merupakan
kumpulan serabut sitoplasma yang befungsi membawa rangsangan menuju ke badan
sel. Akson merupakan serabut sitoplasma tunggal. Akson berfungsi membawa
rangsangan meninggalkan badan sel.

 JENIS SEL SARAF / NEURON

Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.


1) Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang
(reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang
berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan
menuju ke jaringan saraf pusat.
2) Saraf Motorik (Neuron Eferen)

Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf
ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor
menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
3) Saraf Konektor (Asosiasi)

Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik.


Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu
dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara dendrit saraf melalui titik
temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang
disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang
satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah
meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
DAFTAR PUSTAKA

(Setyawan, 2015)Ariana, R. (2016). Struktur dan Perkembangan Hewan.

Arifuddin, M., & Bahri, A. (2019). Analisis Kebutuhan Pengembangan Aplikasi M-


Learning Berbasis Android pada Materi Jaringan Hewan. Biology Teaching and
Learning, 2(1), 34–39. https://doi.org/10.35580/btl.v2i1.10812

Ayunda Wijiningsih, T., Harjana, T., & Uny, F. (2016). ANALISIS MISKONSEPSI
MATERI STRUKTUR-FUNGSI JARINGAN HEWAN DALAM BUKU
BIOLOGI SMA KELAS XI MISCONCEPTION ANALYSIS OF ANIMAL
TISSUE STRUCTURE AND FUNCTION AT SENIOR HIGH SCHOOL
BIOLOGY TEXTBOOKS GRADE XI th. Jurnal Pendidikan Biologi, 5(7), 70.

Cipaa. (2013). Jaringan Hewan. Biologi, 53(9), 1–5.

Laila, K. (2018). Diktat Anatomi Dan Fisiologi Hewan I. Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.

Ningrum, N. A., Biologi, P. S., Islam, U., & Sumatera, N. (2023). Diktat fisiologi
hewan.

Purnama, R., Santi, D. R., & Rachman, T. (2018). Fisiologi Hewan. In Program
Studi Arsitekstur Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (Vol. 113,
Issue 1).

Setyawan, R. (2015). Jaringan Dasar. 152.

Ugelvik, M. S., Am, A. M., & Sm, S. M. (n.d.). Repeated exposure affects
susceptibility and responses of Atlantic salmon ( Salmo salar ) towards the
ectoparasitic salmon lice ( Lepeophtheirus salmonis ). 2.
https://doi.org/10.1017/S0031182023000847

Anda mungkin juga menyukai