Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

HISTOLOGI DASAR
JARINGAN EPITEL DAN JARINGAN IKAT
BLOK BCB & BIOMEDIK

Disusun Oleh :

NAMA : Iffah Putri Andini


NIM : (018.06.0002)

LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2018 / 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh hewan tersususn atas banyak sel. Sel-sel tersebut dapat membentuk
jaringan ditempat tertentu. Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai
struktur dan fungsi sama terikat oleh bahan antar sel yang membentuk suatu
kesatuan. Jaringan pada hewan dan manusia terdiri dari macam-macam jaringan
dasar yaitu seperti jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, jaringan syaraf.
Untuk melihat jaringan-jaringan tersebut maka harus menggunakan mikroskop
dengan perbesaran tertentu.
Yang melatar belakangi melakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui
jaringan hewan dan bagian-bagiannya serta fungsinya masing-masing. Untuk
mengetahui hal tersebut ada beberapa bahan yang akan diamati yaitu preparat
awetan ikat dan preparat awetan epitel
1.2 Tujuan
1.Untuk dapat menyebutkan macam-macam jaringan penyusun pada hewan.
2.Dapat membedakan macam-macam jaringan penyusun tubuh hewan.
3. Mampu menunjukan letak masing-masing jaringan pada tubuh hewan.
1.3 Manfaat
Manfaat pada praktikum ini adalah gar mahasiswa mampu mengenal dan
membedakan jaringan penyusun tubuh hewan serta mampu menjelaskan secara
tepat dan benar.
`BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 JARINGAN EPITEL

Jaringan epitel merupakan jaringan yang membatasi tubuh dan


lingkungannya, baik disebelah luar maupun dalam. Jaringan epitel berasal dari
spesialisasi lapisan ectoderm. Jaringan epitel yang melapisi luar tubuh disebut
epidermis. Yang membatasi rongga dalam disebut endodermis, sedangkan yang
membatasi rongga disebut mesoder.
Jaringan epitel secara umum memiliki beberapa fungsi:
1. Sebagai pelindung atau proteksi jaringan yang berada di sebelah
dalamnya.
2. Sebagai pintu lalu lintas zat, befungsi melakukan penyerapan zat ke
dalam tubuh dan mengeluarkan zat dari dalam tubuh. Contohnya pada
alveolus paru-paru, jonjot usus, dan nefron ginjal.
3. Sebagai penerima rangsangan atau reseptor, disebut epitel sensorik atau
neroepitelium. Epitel sensorik kebanyqkqn berada di alat indra.
4. Sebagai kelenjar, yaitu cairan yang menghasilkan getah. Kelenjar
meupakan lekukan dari jaringan epiteldimana pada dindingnya terdapat
sel kelenjar. Sel kelenjar merupakan sel yang mengambil bahan baku dari
darah lalu dibuat menjadi sesuatu.

Jenis-jenis jaringan epitel


Jaringan epitel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epitel simpleks dan epitel
kompleks.
1. Epitel simpleks

- Epitel pipih selapis


Cici-cirinya, sitoplasma jernih, inti sel bulat besar ditengah Kelenjar, epitel ini
terletak dipleura,kapsula bowman pada ginjal, alveolus paru-paru, lapisan dalam
pembuluh darah atau limfa, selaput dalam telinga, sel ekskresi kecil dari
kebanyakn kelenjar. Fungsi epitel ini adalah sebagai pelapis bagian daam rongga
dan saluran (Endotelium), tempat osmosis zat, tempat infiltrasi zat, tempat difusi
zat.
- Epitel kubus selapis
Ciri-cirinya, sitoplasmanya jernih atau berbutir-butir, inti sel bulat besar
ditengah, terletak dikelenjar keringat dan kelenjar air liur, permukaan ovary,
retina mata, dan saluran nefron ginjal. Adapun fungsinya yaitu tempat tempat
penyerapan zat (absorbsi), lapisan pelindung (proteks), penghasil mucus (lendir)/
sekresi
- Epitel silindris selapis
Ciri-cirinya yaitu memiliki bentuk silinder (tabung), sitoplasmanya jernih atau
berbutir-buti. Epitel ini memiliki nukleus yang berbentuk bulat terletak didasar,
terdapat pada dinding dalam lambung, usus, kantong empedu, rahim, kantung
kemih, saluran rahim, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan. Adapun
fungsinya yaitu sebagai pelindung (proteksi), tempat difusi dan absorbsi zat,
tempat penyerapan zat (absorbesi), melicinkan.
- Epitel silindris selapis besila

Ciri-cirinya, berbentuk seperti epitel silindris berlapis, hanya saja memiliki bulu-
buu getar atau silia. E pitel ini dapat ditemukan di dinding dalam rongga hidung,
bronkus, dinding dalam saluran oviduct, dan saluran trakea. Adapun fungsingnya
yaitu penghasil lendir (mucus) untuk menangkap benda asing yang masuk,
getaran silia dapat mengahalau benda asing yang masuk atau melekat pada
mucus.
2. Epitel kompleks
Epitel kompleks tersusun oleh beberapa sel, lapisan paling bawah yang selalu
membelah diri untuk mengganti sel yang rusaak disbut lapisan germinativa.
Beberapa jaringan yang termasuk epitel kompleks adalah
- Epitel pipih berlapis
Letaknya pada kulit (dengan zat tanduk), rongga mulut, laring, vagina,
epidermis, rongga hidung, dan saluran anus. Adapun fungsinya sebagai
penghasil mucus, lapisan pelindung saluran dalam, dan lapisan pelindung
terhadap pengaruh luar.
- Epitel transisional
Terletak pada kandungan kencing, ureter,pelvis ginjal,. Berfungsi menahan
regangan dan tekanan.

- Epitelkelenjar eksokrin
Terletak pada kelenjar minyak, kelenjar keringat, kelenjar saliva. Funsinya
yaitu menghasilkan mucus
- Epitel kelenjar endokrin
Terletak pada otak, daerah leher, pankreas, anak ginjal, dan kelamin.
Fungsinya yaitu sebagai penghasil hormon.

2.2 JARINGAN IKAT

Jaringan ikat adalah jaringan yang mmiliki fungsi untuk mengikat serta
menyongkong bagian jaringan yang lainnya.Penyusun jaringan ikat adalah sel
yang tersususn dalam suatu matriks ekstraseluler dan tersusun menyebar.
Matriks tersebut biasanya berupa cairan, benda kenyal seperti agar-agar dan
padat.
Fungsi dari jaringan ikat adalah
1. Sebagai penunjang tubuh dalam arti luas, misalnya kerangka tubuh.
2. Sebagai penunjang serta pengantar pembuluh darah, pembuluh limfe,
dan syaraf masuk kedalam organ tubuh vital, misalnya otak, ginal, hati,
dan paru-paru.
3. Merupakan media antaran pembuluh darah kapiler dengan sel-sel tubuh
dalam mengantarkan zatmakanan, zat asam, dan mengambil
metabolisme.
4. Dapat berfungsi sebagai penimbun lemak (sel lemak), pigmen (sel
pigmen), dan sel hemopoetik).

1. Jaringan ikat embrional


Mesenkim
Mesenkim adalah jaringan ikat embrio yang kelak akan menimbulkan
jaringan ikat dewasa, pembuluh darah dan limfe, dan otot polos. Secara histologi
terdiri atas sel-sel mesenkim dab bahan dasar (matriks). Sel mesenkim
bentuknya tidak teratur dan saling berhubungan. Intinya lonjong, besar, pucat
karena sedikit mengandung kromatin. Secara umum sifat selnya uniform dan
menoton. Matriks bersifat homogen seperti lendir. Apabila jaringan ini diambil
dan dibiarkan dalam biakan jaringan (tissue culture), sel-sel mesenkim akan lepas
dan menunjukan gerakan amuboid.

Jaringan Ikat Mukosa

Jarinagn mukosa atau berlendir dapat dianggap sebagai tahapan -yang


berkonsistensi jel. Jaringan ikat mukosa dapat ditemukan pada tali pusar
(umbilicus) disekitar pembuluh darah, hanya pada pupil omasum terdapat
jaringan yang mirip, begitu pula balung dan pial ayam yang sebagai penunjang.

2. JARINGAN IKAT DEWASA

-Jaringan ikat longgar

Jaringan ikat longgar luas dalam tubuh hewan, strukturnya dapat sedikit
berbeda sesuai dengan lokasi dan namanya. Pemberian nama pada jaringan ikat
longgar tergantung tempat dan fungsinya.
-Jaringan ikat padat teratur
Jaringa ikat padat teratur dikarnakan sususnan serabutnya. Bila
serabutnya padat maka sel-selnya relatif sedikit dan macamnya terbatas,
matrikspun relatif sedikit.
-Jaringan ikat padat tidak teratur
Struktur kolagen padat dan tersususn. Disamping mayoritasnya adalah
serabu kolagen, terdapat pula serabut elastik sedikit dan bahan otot polos,
misalnya tunik albugenea testis kuda, kapsul dan trabukula limpa,jelas memiliki
otot polos. Misalnya jaringan ikat padat tidak teratur antara lain korium (kulit),
tunika albugenia, trabukula, septa dan sebagainya.
-ringan Retikular
Jaringan retikular terdiri atas sel-sel retikularyang membuat jalinan, dan
serabut letikular yang menempel pada tubuh serta penjuran sel yang saling
berhubungan. Inti sel retikular besar dan pucat, siroplasma cerah tanpa adanya
vakuola didalamnya. Dilihat dari segi lokasi serta fungsi.
-Jaringan Elastin
Jaringan serabut beda dengan serabut kolagen. Karena tidak membentuk
berkas, tetapi dapat bercabang-cabang yang saling beranastomose, misalnya
pada arteria pulmonaris kuda. Jaringan elastin dapat tampil sebagai lamina
elastika interna dan eksterna pada arteria tipe elastin.

-Jaringan lemak
Suatu bentuk jaringan ikat dimama mayoritas sel-selnya mampu
menimbun lemak dalam sitplasma. Serabut yang terdapat diantaranya adalah
serabut kolagen, serabut elatin, dan srabut retikuler, di samping pembluh darah
yang cukup banyak. Sel lemak berkembang dari mesenkim yang berdiferensiasi
menjadin ‘steatoblast’ yang nantinay menjadi sel lemak. Lama-lama butir
tersebut menjadi butir besar dan mengisi sebagaian besar sitoplasma.
Secara kimiawi lemak tubuh adalah ester dari gliserol dan asam lemak.
Lemak tidak dapat larut didalam air ataupu alkohol dingin, tetapi larut didalam
silol, sehingga tampak sel-sel kosong.
-Jaringan pigmen

Jaringan pigmen atau lengkapnya jaringan ikat berpigmen, memiliki sel-sel


khusus yang mampu mensintesa serta serta menimbun pigmen. Selnya disebut
‘melanosit’ sedangkan pigmennya ‘melanin’ dan warnanya coklat hitam. Bangun
histologi sel-selnya memiliki penjuluran dan dalam sitoplasma terdapat butir-butir
melanin, berbentuk pipih atau bulat berdiameter 0,2-0,5 mikro meter.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat:

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2018 bertempat di


Laboratorium Terpadu 1 Fakultas Keoktern Universitas Islam Al-Azhar.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Mikroskop
2. Pensil warna
3. Jangka
4. buku atlas histologi

3.2.2 Bahan
1. Jaringan epithelium simplex squamosum
2.Memberan basalis
3.Epithelium sinplex colum columnare
4.Epithelium pseudiostratificatum columnare
5.Epithelium transisionale
6.Textus connectivus gelatinosus
7.Textus connectivus areolaris
8.Textus collagenosus compactus irregularis
9.Textus collagenosus compactus regularis
10.Textus connectivus elasticus
11.Textus connectivus adiposus
12.
3.3. Cara Kerja
1. Menyiapkan mikroskop dengan terlebih dahulu melihat kelengkapannya (mikroskop
yang digunakan harus bersih)

Meletakan mikroskop pada meja yang datar dan mencolokkan kabel ke sumber listrik
karna mikroskop yang digunakan adalah mikroskop binokuler. Kemudian preparat
awetan yang akan diamati.

3. Untuk mengamatan menggunakan perbesaran yaitu 10x10 dengan cara memutar


makrometer untuk mendapatkan bayangan obyek yang jelas.

4. Setelah menemukan obyek yang jelas gambar hasil pengamatan pada lembar
pengamatan.

5. Setelah mengamati semua preparat rapikan dan bersihkan peralatan yang digunakan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasiI

JARINGAN EPITEL PENJELASAN

Pipih Selapis (Epithelium simplex permukaan epitel yang kebanyakan berbentuk poligonal. Namun
squamosa) yang penting bentuk pada potongan tegak
lurus permukaannya. Pada potongan tegak lurus permukaan
(melintang), epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan
bagian
tengahnya yang berisi inti tampak
lebih menonjol sehingga bagian tersebut terlihat lebih tebal bila
dibandingkan dengan bagian tepi
dari sitoplasma. Sedangkan apabila dilihat dari permukaan epite
l tampak sel selnya berbentuk
tidak teratur atau polygona.

Membran Basalis Seperti yang terlihat membrane basal terdiri dari dua lapisan yaitu
lamina basal dan lapisan yang mendasari jaringan ikat retikuler.
Be Sel seolah-olah berbentuk berlapis dan semua sel melekat pada
Epitel Pipih Berlapis (Epithelium
membrane basal. Bentuk nucleus oval, tidak terletak sama tinggi
Pseudostratificatum columnare)
sehingga nucleus terletak pada bagian sel terbesar

Epitel berlapis gepeng (Epithelium Terdiri dari banyak lapisan sel – sel. Sel – sel basal
statificatum squamosum cornificatum)
(celulla basalis) berbentuk kuboid atau silindris; sel – sel
ini menghasilkan sel – sel yang bermigrasi ke permukaan
dan menjadi gepeng.

Ciri khas epitel ini adalah bahwa lapisan permukaan yang


Epitel Peralihan (Epithelium membatasi lumen dilengkapi dengan sel-sel khusus,berbentuk
transitional) bulat yang akan menjadi sel pipih dan memanjang jika
mengembang atau meregang. Sedangkan pada
keadaan kendor sel permukaan besar dan agak bulat, sel di
bawahnya terlihat kecil dan bentuknya tidak teratur. Contoh
dijumpai pada ureter dan Vesika urinaria.
Jaringan Ikat Gelatinosa (Textus Jaringan ikat gelatinosa berbentuk gel sehingga terdapat banyak
connectives gelatinosus) ruang.

Jaringan Ikat Longgar (Textus Di jaringan ini terdapat makrofag, sel plasma, sel tiang, dan sel
connectives areolaris) lemak. Fungsi jaringan ikat longgar adalah untuk membungkus
organ-organ tubuh, pembuluh darah, dan saraf.
Gambaran jaringan ini menunjukkan lalu lalang serabut kolagen
Jaringan Ikat Padat Iregular (Textus dari berbagai ukuran dengan sel sel yang tidak begitu banyak.
connectives cologenus compactus Serta berfungsi sebagai pembungkus berbagai organ.
ireguleris)

Komponen fibriler berjalan dalam arah yang sama sesuai dengan


Jaringan Ikat Padat Regular (Textus kebutuhan mekanik yang diperlukan.
connectivus cologenus compactus
regularis)
Jaringan Ikat Elastis (textus connectivus Terdapat serat elastin berwarna kuning dan perikondrium. Tulang
elasticus) ini terdapat pada embrio, laring, daun telinga, epiglotis, dan
bagian luar telinga.

Jaringan Ikat Lemak (textus connectivus selnya berbentuk bulat dengan membran sel yang tipis. Jaringan
adposur) ini terdapat di seluruh bagian tubuh. Pada jaringan ikat lemak
terdapat makrofag, fibrosa, serabut kolagen, matriks interseluler
dll.
4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu pengamatan terhadap jaringan epitel dan
jaringan ikat untuk mengetahui struktur histologis dari jaringan tersebut.
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan
membatasi rongga tubuh. Jaringan ini hampir ditemukan diseluruh permukaan
tubuh. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang memadat dan saling terikat. Jaringan
epitel memiliki berbagai macam fungsi, diantaranya melindungi jaringan di
bawahnya dari kerusakan dan mengangkut zat-zat antar jaringan atau rongga yang
di pisahkannya. Selain itu jaringan epitel pada saluran pencernaan mengeluarkan
berbagai enzim.

Pada pengamatan pertama yaitu dengan menggunakan preparat jaringan epitel


pipih selapis yang terdiri dari satu lapis saja dan sel berbentuk pipih. Dilihat dari
permukaan, sel-sel ini terlihat seperti lantai ubin namun dengan batas yang tidak
teratur. Epitelium ini umumnya berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke
dalam tubuh dan sebaliknya. Contoh epitel pada Endotelum dan Mesotelium
Keduanya terbentuk dari mesoderm.

Jaringan epitel ini terdapat pada jaringan epithelium limfa (getah bening),
pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung, paru-paru, ginjal dan
selaput perut fungsi dari jaringan ini dalam proses difusi, osmosis, filtrsi dan
sekresi. Jaringan epitel pipih disusun oleh komponen diantaranya vili, lamina
basalis, inti sel, squamolin. Lamina basalis berfungsi membantu dalam
melekatkan dan mengaitkan jaringan epitel kejaringan lain yang berada di
bawahnya selain itu juga berfungsi sebagai penyalur nutrisi ke sel-sel yang
merupakan penyusun jaringan ini.

Pada pengamatan kedua yaitu membran basalis adalah matriks ekstraseluler


tipis berserat. Matriks inilah yang memisahkan lapisan permukaan tubuh internal
atau eksternal dari jaringan ikat yang mendasari di metazoans.Permukaan ini
mungkin termasuk ; epitel (kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dll),
mesothelium (rongga pleura, rongga peritoneum, rongga perikardial, dll) dan
endotelium (pembuluh darah, pembuluh getah bening, dll.). membran basal terdiri
dari dua lapisan, lamina basal dan lapisan yang mendasari jaringan ikat retikuler.
Jaringan ikat yang mendasari menempel pada lamina basal dengan kolagen tipe
VII fibril penahan dan fibrofin mikrofibril. Kedua lapisan ini bersama-sama secara
kolektif disebut sebagai membran basal. Lapisan lamina basal selanjutnya dapat
dibagi menjadi dua lapisan. Lapisan yang jelas lebih dekat ke epitel disebut
lamina lucida, sedangkan lapisan padat lebih dekat ke jaringan ikat disebut lamina
densa.Fungsi utama dari membran basal adalah untuk melekatkan epitel ke
jaringan ikat longgar (dermis) di bawahnya, Hal ini dicapai dengan adhesi matriks
sel melalui molekul adhesi substrat. Membran basalis bertindak sebagai
penghalang mekanis, mencegah sel-sel ganas menyerang jaringan yang lebih
dalam. Tahap awal keganasan yang demikian terbatas pada lapisan epitel oleh
membran basal disebut carsinoma in situ.

Pada pengamatan ketiga yaitu epitel pipih berlapis disusun oleh lebih dari
satu sel yang berbentuk pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih berlapis banyak
tersusun sangat rapat. Jaringan epitel pipih berlapis banyak terdapat pada jaringan
epitelium rongga mulut, rongga hidung, esofagus, telapak kaki, dan
vagina. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus (Cairan
lengket dan tebal yang disekresikan oleh membran dan kelenjar mukosa).

Pada pengamatan keempat yaitu epitel berlapis gepeng. Seluruh sel yang
menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersususn dalam satu lapisan. Berfungsi
dalam proses difusi CO2 ataupun O2 dan filtrasi darah. Proses ini akan
berlangsung pada paru-paru serta ginjal, dimana dapat ditemukan pada pembuluh
limfe, perikardium, alveolus, kapsul glomerulus dan endotel.

Pada pengamatan ke lima yaitu epitel peralihan. Pada epitel ini, strukturnya
mirip peralihan epitel pipih berlapis dan epitel silindris berlapis. Pada lapisan atas
terdapat lapisan sel yang berbentuk payung (sel payung), silindris hingga
berbentuk kubus. Sel payung dalam keadaan regang akan memipih, misalnya
dalam keadaan saluran terisi penuh. Pada lapisan tengah, terdapat sel kubus
polihedral. Pada lapisan basal, bentuknya kubus hingga silindris (tergantung pada
penekanan suatu organ). Epitel transisional ini akan mencembung apabila tidak
diregangkan (mengikuti bentuk cembung seperti sisi payung pada permukaan
atasnya). Sesuai nama epitel ini yaitu transisional yang berarti memiliki fungsi
transisi saat terjadi tingkat penumpukan, penggelembungan, pembesaran atau
dikenal dengan istilah distensi Jaringan epitel transisional berfungsi sebagai:

1. Mengakomodasi fluktuasi dari volume cairan pada organ dikarenakan


memiliki kemampuan merenggang dengan mudah.
2. Sebagai pembatas antara lumen atau pembatas di dalam ruangan
cekung/berlubang sebuah saluran dengan batas aliran darah.
3. Mencegah reabsorbsi limbah beracun serta patogen yang terbawa oleh
aliran darah.
4. Membatasi membran sel dengan sel-sel lainnya sehingga zat lain tidak
akan masuk menembus

Epitel tipe struktur jaringan transisional umumnya bisa ditemukan pada


bagian urothelium, mulai dari kandung kemih, ureter, uretra superior serta
kelenjar saluran prostat.Sebagai contoh yaitu saat organ kandung kemih dalam
keadaan normal (tidak merenggang) maka bentuk jaringan sel-sel transisional dari
epitel ini akan tampak cuboidal dengan memiliki puncak kubah menyerupai sel
berbentuk payung. Sedangkan saat kandung kemih terisi penuh urine (terjadi
tingkat distensi dimana ada penumpukan zat) maka jaringan transisional akan
berkontraksi dan mengompres sehingga sel-sel tadi menjadi merenggang dan
pipih/gepeng serta tidak teratur bentuknya.
Jaringan ikat adalah jaringan yang memiliki fungsi untuk mengikat serta
menyokong bagian jaringan yang lain. Penyusun jaringan ikat adalah sel yang
tersusun dalam suatu matriks ekstrasluler dan tersusun menyebar. Matrik tersebut
biasanya berupa cairan, benda kenyal seperti agar dan padatan. Jaringan ikat ada
beberapa macam yaitu jaringan ikat longgar, jaringan adiposa, jaringan ikat
berserat, tulang rawan, tulang sejati, serta darah.

Jaringan ikat tersusun atas 3 jenis serat. Serat tersebut adalah serat kolagen, serat
elastis, dan serat retikuler. Serat kolagen terbentuk dari protein dan memiliki sifat
lentur. Meskipun memiliki sifat lentur, tetapi serat ini sulit 'diregangkan'. Serat
kolagen memiliki warna putih dan berbeda dengan serat elastis yang berwarna
kuning. Serat ini memiliki sifat tahan terhadap panas, dingin serta enzim
pencernaan. Serat retikuler merupakan serat ketiga yang menjadi penyusun
jaringan ikat. Serat jenis ini berbentuk kecil serta bercabang-cabang membentuk
struktur retikulum.

Pada pengamatan keenam yaitu pada jaringan ikat gelatinosa. Jaringan


ikat gelatinosa merupakan jaringan ikat longgar diman substansi ekstraselulernya
menyerupai sel. Matriks antar selnya disebut matriks gelatinosa. Pada jaringan
ikat ini terdapat banyak ruang intermolekuler yang berisi cairan jaringan. Fungsi
ruang intermolekuler dan cairan jaringan adalah (i) memperlancar diffusi oksigen
dan makanan dari kapiler di dalam jaringan ikat kepada sel-sel, (ii) meningkatkan
diffusi efektif produksi tambahan metabolic dari darah yang berlawanan. Jaringan
ikat gelatinosa terdapat pada funikulus umbilicus. Jaringan ikat gelatinosa
berfungsi sebagai bantalan untuk mencegah terjepitnya pembuluh darah yang
terapit di dalam funikulus umbilicus.
Pada pengamatan ketujuh yaitu jaringan ikat longgar.Jaringan ikat longgar
luas dalam tubuh hewan, strukturnya dapat sedikit berbeda sesuai dengan lokasi
serta namanya. Antara subkutan, endomisium, dan jaringan interstitial, tidak
hanya nama serta lokasinya yang berbeda, strukturnya pun ada bedanya. Bangun
histologi selnya banyak dan bermacam-macam. Serabutnya sedikit dan
bermacam-macam. Matrik atau bahan dasarn ya cukup banyak.
Pemberian nama jaringan ikat longgar tergantung pada tempatnya serta fungsinya,
misalnya subkutan : terdapat di bawah kulit dan menghubungkan kulit dengan
organ tubuh dibawahnya. Merupakan tempat penimbunan sel-sel lemak.
Endomisium : jaringan ikat longgar yang menghubungkan serabut otot satu
dengan lain sambil membawa pembuluh darah dan syaraf. Jaringan interstitial :
jaringan ikat longgar yang terdapat diantara ujung kelenjar, merupakan media
antara pembuluh darah dan sel-sel kelenjar yang aktif membuat sekreta, misalnya
kelenjar ambing.
Pada pengamatan kedelapan yaitu jaringan ikat iregularis. jaringan
pengikat padat dibedakan dalam : jaringan pengikat padat ireguler dan jaringan
pengikat padat reguler.
Jaringan Pengikat Padat IregulerBerfungsi sebagai pembungkus berbagai organ,
tendo, serabut saraf, otot dan sebagai dermis pada kulit. Gambaran jaringan ini
menunjukkan lalu lalangnya serabut kolagen dari berbagai ukuran dengan sel-sel
yang tidak begitu banyak jumlahnya.

Pada pengamatan kesembilan yaitu jaringan ikat regularis. jaringan


pengikat padat dibedakan dalam : jaringan pengikat padat ireguler dan jaringan
pengikat padat reguler.
Jaringan Pengikat Padat Reguler. Terdapat komponen fibriler berjalan dalam arah
yang sama sesuai dengan kebutuhan mekanik yang diperlukan. Tergantung pada
serabut yang paling menonjol dibedakan menjadi : jaringan pengikat padat
kolagen reguler dan jaringan pengikat padat elastis

Pada pengamatan kesepuluh yaitu jaringan ikat elastis adalah tulang rawan
yang strukturnya lebih lentur. Terdapat serat elastin berwarna kuning dan
perikondrium. Fungsi utama tulang rawan elastis adalah sebagai pemberi
fleksibilitas dan penyokong. Tulang ini terdapat pada embrio, laring, daun telinga,
epiglotis, dan bagian luar telinga.
Pada pengamatan kesebelas yaitu jaringan ikat lemak. Suatu bentuk
jaringan ikat di mana mayoritas sel-selnya mampu menimbun lemak dalam
sitoplasma. Serabut yang terdapat di antaranya adalah serabut kolagen, serabut
elatin, dan serabut retikular, di samping pembuluh darah yang cukup banyak. Sel
lemak berkembang dari mensenkim yang berdiferensiasi menjadi „steatoblast‟
yang nantinya menjadi sel lemak. Butir lemak mula-mula tersebar merata dalam
sitoplasma. Lama-lama butir tersebut bergabung menjadi butir besar dan mengisi
sebagian besar sitoplasma (80-90%). Secara kimiawi lemak tubuh adalah ester
dari gliserol dan asam lemak (asam palmitin, stearin, dan olein). Lemak tidak larut
dalam air atau alkohol dingin, tetapi larut dalam silol, khloroform, eter, bensol.
Pada pewarnaan sehari-hari (H&E) lemak larut dalam silol, sehingga tampak sel-
sel kosong, tinggal inti dengan sitoplasma yang tipis di tepi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa jaringan epitel merupakan jaringan yang


membatasi tubuh dan lingkungannya, baik sebelah luar maupun dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Wangko Sunny,Karundeng Ronny.2014.Komponen Jaringan Ikat.


Hernawati.2008. Jaringan ikat

Anda mungkin juga menyukai