Anda di halaman 1dari 7

MAURA AISHA

MAPEL: BIOLOGI

JARINGAN HEWAN

XI IPA 4
MAURA AISHA

Jaringan Epitel

Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh. Jaringan
epitel tersusun atas satu lapis atau banyak sel yang melapisi bagian dalam atau luar
permukaan tubuh suatu organisme. Adapun fungsi jaringan epitel di antaranya adalah sebagai
alat pertahanan dari benturan atau luka, pertahanan terhadap mikroorganisme dan benda
asing, serta mencegah hilangnya cairan di dalam tubuh.

Secara umum, jaringan epitel terbagi menjadi dua, yaitu epitel selapis dan berlapis.
Berdasarkan bentuknya, setiap epitel ini terbagi lagi menjadi epitel bentuk pipih, epitel
bentuk kubus, dan epitel bentuk silindris.

Karakteristik jaringan epitel adalah sel-selnya yang berkaitan rapat dan ruang antarsel
yang sangat kecil. Jaringan epitel merupakan jaringan yang memiliki kemampuan regenerasi
yang tinggi. Hal ini ditandai dengan adanya membran basal (dasar) di bagian bawah epitel.
Membran ini tersusun atas serabut kolagen.

Epitel kubus dan silindris memiliki sel dengan sitoplasma yang besar. Hal ini
menunjang fungsi kedua jaringan tersebut dalam memfasilitasi sekresi dan absorpsi zat-zat.
Adapun epitel yang terspesialisasi untuk memproduksi dan mengekskresikan berbagai zat
kimia dinamakan epitel kelenjar. Epitel kelenjar ini menyusun dan membentuk berbagai
macam kelenjar, seperti pada sistem pencernaan dan pernapasan. Epitel ini membentuk
membran tubuh yang mengsekresikan larutan seperti pelumas yang melumasi permukaan
kelenjar dan membuatnya tetap lembab. Perhatikan tabel berikut.

1. Epitel Pipih Selapis


Epitel pipih selapis (sederhana) memiliki lapisan yang tipis sehingga baik untuk
pertukaran material secara difusi. Jaringan ini dapat ditemukan di sepanjang dinding
kapiler (pembuluh darah yan sangat kecil) dan kantung udara pada paru-paru. Selain
itu, epitel ini juga dijumpai di peritonium, perikardium, pleura, glomerulus,

XI IPA 4
MAURA AISHA

endotelium jantung, dan pembuluh limfe. Secara umum fungsi epitel pipih selapis
adalah untuk difusi dan filtrasi.
2. Epitel Pipih Berlapis
Epitel pipih brelapis memiliki fungsi yang baik dalam hal perlindungan (proteksi)
pada permukaan organ tertentu, misalnya pada kerongkongan yang merupakan
perlintasan makanan. Epitel ini memiliki daya regenerasi yang tinggi karena sel-
selnya aktif membelah di dekat membran basal. Epitel pipih berlapis ditemukan pada
epidermis, vagina, mulut, esofagus, dan anus.
3. Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel kubus selapis tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Jaringan
ini terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal.
Struktur jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.
4. Epitel Kubus Berlapis
Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel berbentuk kubus. Semakin menuju ke
permukaan, bentuknya semakin pipih. Epitel kubus berlapis terdapat pada mulut,
kerongkongan, dan kelenjar keringat pada kulit. Sesuai dengan strukturnya, jaringan
ini berfungsi untuk sekresi dan ekskresi.
5. Epitel Silindris Selapis
Epitel silindris selapis tersusun atas selapis sel-sel yang berbentuk seperti silinder.
Pada epitel silindris selapis terdapat sel-sel goblet yang berfungsi dalam menghasilkan
lendir (mukus) yang berperan dalam mempermudah penyerapan makanan (absorpsi).
Biasanya, jaringan ini terdapat pada usus halus dan saluran pencernaan lainnya.
6. Epitel Silindris Berlapis
Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk silinder.
Epitel ini terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu, uretra, dan laring.
Jaringan ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini berada pada lapisan
paling luar.
7. Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia
Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak
sejajar sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan
ini terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya.
Misalnya, kotoran atau debu tidak akan masuk ke dalam paru-paru karena digerakkan
oleh silia pada sel-sel saluran pernapasan. Jaringan ini terdapat pada saluran
pernapasan, rongga hidung, dan saluran telur.
8. Epitel Transisi
Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, sel-sel penyusun jaringan ini
selalu berubah-ubah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel tersebut berbentuk lebih
pipih dan panjang. Pada keadaan normal atau saat sedang berelaksasi, sel-selnya
berbentuk bulat dan besar. Jaringan ini terdapat pada kandung kemih, saluran ureter,
uretra, dan ginjal.
9. Epitel Kelenjar
Epitel kelenjar tersusun atas beberapa jaringan epitel. Epitel kelenjar berfungsi dalam
penyerapan (absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Contohnya, pada sel-sel

XI IPA 4
MAURA AISHA

epitel dari rongga pencernaan memiliki kemampuan untuk menyekresikan mukus dan
lendir. Mukus tersebut dapat menjaga kelembapan permukaan organ pencernaan.
Terdapat dua jenis kelenjar, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Pada
kelenjar endokrin, hasil sekresinya akan dialirkan bersama darah. Contoh kelenjar
endokrin adalah kelenjar pituitari, sedangkan kelenjar eksokrin di antaranya adalah
kelenjar keringat.

Jaringan Pengikat

Jaringan ikat adalah jaringan yang berkembang dari lapisan embrional mesoderm
dengan berbagai bentuk. Jaringan ini mempunyai cairan ekstraseluler di mana sel-sel yang
menyusun jaringan tersebar pada cairan ini. Cairan tersebut dikenal sebagai matriks.

Fungsi jaringan ikat ialah sebagai penghubung, penunjang, dan ikat berbagai jaringan
dan organ. Selain itu, ada pula fungsi lainnya, diantaranya untuk proteksi, menyimpan lemak,
memfagositosis kuman dan zat asing, membentuk antibodi dan zat anti koagulan, serta
mengurangi pengeluaran panas tubuh dari kulit.

Berdasarkan tahap perkembangannya, jaringan ikat terbagi atas jaringan ikat


embrional dan jaringan ikat dewasa.

1. Jaringan Ikat Embrional


Jaringan ikat embrional merupakan jaringan yang terdapat pada individu yang masih
berada dalam kandungan induknya. Jaringan ini dikenal sebagai jaringan mesenkim.
Jaringan ini kemudian berkembang menjadi jaringan-jaringan pengikat lainnya.
Adapun jaringan mukosa, yaitu jaringan pengikat embrional yang hanya terdapat pada
tali pusar dan vitreous humor bola mata.
2. Jaringan Ikat Sesungguhnya
Jaringan ikat sesungguhnya terdiri atas jaringan pengikat longgar, jaringan pengikat
padat, jaringan pengikat retikuler, dan jaringan lemak.
a. Jaringan Ikat Longgar

XI IPA 4
MAURA AISHA

Jaringan ikat longgar merupakan jaringan yang paling umum ditemukan di dalam
tubuh manusia. Jaringan ini mempunyai ikatan antar struktur yang longgar berupa
serat di antara sel-sel dan cairan interselulernya. Serat yang terdapat pada jaringan
pengikat longgar meliputi serat kolagen yang bersifat kuat, serat elastin yang
bersifat elastis, dan serat retikuler yang bertindak sebagai kerangka berbagai organ
lunak. Jaringan ikat longgar tersebar luas dibawah jaringan epitel. Jaringan ikat
longgar tersusun atas beberapa macam sel, antara lain fibroblas, makrofag,
melanosit, dan sel plasma. Fibroblas adalah sel yang aktif mensekresikan serat dan
zat interseluler. Makrofag merupakan sel yang berasal dari monosit, bentuknya
tidak beraturan. Makrofag berperan dalam memfagositosis kuman. Melanosit
merupakan sel yang menghasilkan pigmen melanin. Adapun sel plasma yang
berasal dari limfosit B dapat menghasilkan antibodi.
b. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat memiliki matriks yang tebentuk dari serabut kolagen yang
padat. Hal ini menjadikan susunan jaringan pengikat padat tidak elastis. Jaringan
ikat padat menyusun tendon yang menempelkan otot pada rangka dan ligamen
yang menghubungkan berbagai sendi. Jaringan ini atas struktur padat reguler dan
struktur padat ireguler.
c. Jaringan Lemak (Adiposa)
Jaringan adiposa menyimpan lemakdi dalam sel adiposa yang relatif berukuran
besar. Sel-sel adiposa tersusun rapat dalam suatu matriks (serat) yang tipis. Se-sel
adiposa berasal dari fibroblas. Jaringan ini melapisi dan menjadi bantalan tubuh.
Fungsinya lainnya adalah sebagai tempat penyimpanan energi.
d. Jaringan Serat Retikulur
Jaringan serat retikulur tersusun oleh serat retikulur. Jaringan ini banyak
ditemukan di dalam makrofag dan jarinan limfoid.
3. Jaringan Pengikat Khusus (Penyokong)
Jaringan pengikat khusus merupakan jaringan yang mempunyai karakteristik dan
fungsi khusus. Jaringan ini meliputi jaringan tulang keras, jaringan tulang rawan, dan
jaringan darah. Untuk mengetahui penjelasan lebih jauh mengenai jaringan tulang,
baik tulang rawan maupun tulang keras.
a. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan tulang rawan (kartilago) merupakan jaringan yang tidak memiliki
pembuluh darah dan saraf, kecuali pada lapisan luarnya. Tulang rawan dilapisi
oleh suatu selaput yang disebut perikondrium yang jarak antarsel-selnya renggang.
Sel-sel ini disebut kondrosit. Jaringan tulang rawan mmepunyai kemampuan
tumbuh dengan cepat sehingga dapat berfungsi sebagai kerangka sementara
sebelum berganti menjadi jaringan tulang (osteon). Jika dibandingkan dengan
jaringan ikat biasa, tulang rawan memiliki struktur yang lebih kuat dan elastis.
Tulang rawan terbagi atas tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan tulang
rawan elastin.
1) Jaringan tulang rawan hialin

XI IPA 4
MAURA AISHA

Karakteristik jaringan tulang rawan hialin adalah sel-selnya berwarna putih


dan homogen. Jaringan ini banyak terdapat pada rangka tubuh janin, ujung-
ujung tulang panjang, hidung, laring, trakea, bronkus, dan tulang rusuk.
2) Jaringan tulang rawan fibrosa
Jaringan ini banyak mengandung serat kolagen sehingga menyebabkan
strukturnya kuat dan kaku. Jaringan tulang rawan fibrosa ditemukan pada ruas
tulang belakang, tulang panggul, daerah tulang kemaluan, dan pada pelekatan
tendor pada tulang.
3) Jaringan tulang rawan elastin
Jaringan rawan elastin adalah jaringan yang kaya akan serabut elastis. Banyak
terdapat di daun telinga dan tuba Eustachius.
b. Jaringan Tulang Keras
Tulang merupakan jaringan pengikat berstruktur kaku yang memiliki matriks
serabut kolagen. Matriks kolagen mengandung garam kalsium sehingga
kombinasi ini menjadikan tulang keras mempunyai sifat tidak rapuh.
Selain itu, jaringan tulang mempunyai saluran yang disebut sistem kanalikuli,
pembuluh darah, dan substansi interseluler. Saluran kanalikuli berperan dalam
menyuplai makanan bagi sel tulang (osteosit). Substansi interseluler tulang selalu
mengalami osifikasi (pengapuran) yang berperan dalam proses pembentukan
tulang. Sel osteosit terletak di dalam rongga lakuna. Osteosit merupakan
komponen utama pembentuk tulang.
Sel penyusun tulang lainnya adalah osteoblas. Osteoblas bertanggung jawab
dalam pembentukan matriks tulang. Matriks osteoblas mengandung Ca3PO4
(Kalsium fosfat).
Pada jaringan tulang keras terdapat saluran atau sistem Havers yang dikelilingi
oleh lamela konsentris. Pada lamela konsentris terdapat osteosit. Di dalam saluran
Havers terdapat pembuluh kapiler, arteri, vena, dan saluran Volkman. Saluran
Volkman menghubungkan dua saluran Havers.
Osteosit tulang keras terbungkus dalam lapisan matriks yang telah mengalami
mineralisasi. Jika osteosit mati, akan diikkuti oleh penyerapan (reabsorpsi)
osteosit bersama matriksnya oleh osteoklas yang berfungsi dalam perombakan
tulang. Osteoklas diperlukan untuk menyerap kembali bagian-bagian tulang yang
mati untuk dibentuk kembali manjadi tulang oleh osteoblas.
c. Jaringan Darah
Secara fungsional, jaringan darah berbeda dengan jaringan pengikat lainnya.
Jaringan darah terdiri atas sel darah dan plasma darah. Di bawah ini akan
diuraikan mengenai kedua komponen jaringan darah tersebut.
1) Sel Darah
Sel darah merupakan bagian yang padat dari darah, darah meliputi 45%
volume darah seseorang. Sel darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah atau sel darah
pembeku).
Berdasarkan ada tidaknya butir-butir dalam sitoplasmanya, sel darah putih
dibedakan atas leukosit granuler dan leukosit agranuler. Leukosit granuler

XI IPA 4
MAURA AISHA

merupakan yang terbanyak dalam darah, yaitu sekitar 75%. Sel darah putih ini
terdiri atar eusinofil, neutrofil, dan basofil. Sementara itu, leukosit agranuler
lebih sedikit bercampur dalam darah terbagi atas limposit dan monosit.
2) Plasma Darah
Plasma darah merupakan bagian darah yang berupa cairan. Plasma darah
meliputi 55% volume darah seseorang. Warnanya kekuningan yang terdiri atas
air sekitar 90% dan zat terlarut sekitar 10%. Zat terlarut meliputi plasma
protein, nutrien, garam mineral, enzim, hormon, gas-gas dan zat organik lain.
Plasma protein meliputi albumin, globulin, fibrinogen, dan protrombin.
Pada waktu invidu organisme masih dalam tahap janin, se-sel darah
diproduksi oleh limfe, hati, sumsum tulang, kelenjar limfe, leukosa agranuler,
dan yolk sac. Setelah dewasa, sel-sel darah diproduksi oleh sumsum merah.
Sel-sel darah berasal dari sel mesenkim yang menjadi sel induk. Adapun sel-
sel induk pembentuk sel darah, yaitu sebagai berikut.
• Eritroblas sebagai pembentuk eritrosit.
• Megakarioblas sebagai pembentuk trombosit.
• Limfoblas sebagai pembentuk limfosit.
• Monoblas sebagai pembentuk monosit.
• Myeloblas sebagai pembentuk leukosit granuler.

XI IPA 4

Anda mungkin juga menyukai