PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Histologi ini adalah :
3
1. Untuk mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi sel epitel
pipih, kubus, kolumner, dan transisional.
2. Untuk membedakan struktur anatomi mikroskopi sel epitel pipih,
kubus, kolumner, dan transisional.
3. Untuk mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi jaringan ikat.
4. Untuk mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk jaringan ikat.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Histologi ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi
sel epitel pipih, kubus, kolumner, dan transisional.
2. Mahasiswa mampu membedakan struktur anatomi mikroskopi sel
epitel pipih, kubus, kolumner, dan transisional.
3. Mahasiswa dapat mengamati berbagai struktur anatomi mikroskopi
jaringan ikat.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pembagian dan bentuk-bentuk jaringan
ikat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-
sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya
mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas,
makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat
dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat
padat. Komponen jaringan ikat terdiri atas sel dan matriks ekstra seluler.
Ekstra seluler tersebut terdiri atas substansi dasar dan serabut jaringan ikat. Sel
jaringan ikat merupakan komponen penting pada beberapa jenis jaringan ikat,
sedangkan serabut jaringan iakt juga merupakan komponen penting pada tipe
jaringan ikat yang lainnya. Walaupun demikian, ketiga komponen jaringan
ikat memegang peran penting di dalam jaringan ikat ( Fauziah, 2011).
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7
4. Mula-mula lihatlah jaringan epitel dan jaringan ikat dengan pembesaran
(10 x 10) setelah itu ke perbesaran (40 x 10).
5. Dokumentasikan hasil pengamatan
6. Buat laporan sementaranya dengan memakai pedoman atlas histologi yang
telah disiapkan.
7. Rapikan seluruh alat dan bahan setelah selesai digunakan.
8
BAB IV
Perbesaran (10 x 10 )
3. 3C Simple Cuboidal ephitalium, Thyroid
9
Perbesaran (10 x 10)
4. 16A Ephitalium Pseudosratificatum columnare
Perbesaran ( 40 x 10 )
5. 5C Stratified Squamosum Ephitelium, Skin
10
Perbesaran ( 10 x 10 )
6. 19A Ephitelium Transitionale
Perbesaran ( 10 x 10 )
7. 22A Textus Connectives Areolaris
11
Perbesaran ( 10 x 10 )
8. 25A Textus Connectives Elasticus
Perbesaran ( 10 x 10 )
9. 26A Textus Connectives adiposus
Perbesaran ( 10 x 10 )
10. 21A Textus Connectives Gelatinosus
12
Perbesaran ( 10 x 10 )
11. 23A Textus Connectives Collagenosus Compactus
Irregularis
Perbesaran ( 10 x 10 )
12. 24A Textus Connectives Collagenosus Compactus
Regularis
13
Perbesaran (40 x 10)
14
jaringan epitelium pembuluh limfe, pembuluh darah kapiler dan
ginjal. Berfungsi dalam proses filtrasi dan sekresi.
2. Epitel Pipih Berlapis Banyak
Jaringan epitel pipih berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu sel
yang berbentuk pipih. Sel-selnya tersusun sangat rapat. Terdapat pada
jaringan epitelium rongga mulut dan vagina. Berfungsi sebagai
pelindung.
3. Epitel Silindris Selapis
Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk
silindris. Terdapat pada epitelium kelenjar pencernaan, kantung
empedu, lambung dan usus. Berfungsi untuk penyerapan nutrisi di
usus dan sekresi.
4. Epitel Silindris Berlapis Banyak
Berlapis Banyak Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun oleh
lebih dari satu lapis sel berbentuk silindria. Terdapat pada jaringan
epitelium laring, trakea, dan kelenjar ludah. Berfungsi dalam sekresi
dan sebagai pelindung.
5. Epitel Silindris Bersilia
Epitel silindris bersilia berbentuk silindris banyak lapis dengan silia.
Terletak pada rongga hidung. Berfungsi sebagai proteksi dan sekresi.
6. Epitel Kubus Selapis
Jaringan epitel kubus selapis disusun oleh selapis sel yang berbentuk
kubus. Terdapat pada epithelium permukaan ovarium, dan kelenjar
tiroid. Berfungsi dalam sekresi dan sebagai pelindung.
7. Epitel Kubus Berlapis Banyak
Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh lebih dari satu lapis
sel yang berbentuk kubus. Terdapat pada epitelium folikel
ovarium, testis, dan kelenjar keringat. Berfungsi dalam sekresi dan
absorpsi.
8. Epitel Transisi
15
Jaringan epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel. Jaringan ini
tidak dapat dikelompokkan, Terdapat pada epitelium ureter, uretra, dan
kantung kemih.
16
kolagen yang tersusun teratur ke satu arah, misalnya pada tendon.
Sementara itu, jaringan ikat padat tidak teratur mempunyai berkas kolagen
yang menyebar membentuk anyaman kasa yang kuat, misalnya di lapisan
bawah kulit. Pada pengamatan yang telah dilakukan yang termasuk
jaringan ikat longgar pada preparat adalah preparat textus connectives
areolaris, textus connectives adiposus
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Sel epitel pipih, kubus, kolumner, dan transisional berbeda dari segi
struktur mikroskopis yang telah diamati dengan mikroskop.
2. Pada pengamatan menggunakan mikroskop yang termasuk epitel pipih
adalah preparat ephitelium simplex squamosum, stratified squamosum
ephitelium skin, sedangkan yang termasuk epitel transisi adalah
ephitelium Transitionale. Epitel kolumner pada pengamatan yaitu
simple columar ephitelium gallbladder, Ephitalium Pseudosratificatum
columnare dan yang termasuk epitel kubus yaitu simple cuboidal
ephitalium thyroid.
3. Jaringan ikat yang diamati dengan menggunakan mikroskop memiliki
struktur yang berbeda
4. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dikelompokkan
menjadi dua yaitu jaringan ikat biasa dan jaringan ikat dengan sifat
khusus. Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat longgar
dan jaringan ikat padat.
5.2. Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu sebaiknya cara pengerjaan, dan
materi pada praktikum ini diberitahu terlebih dahulu agar dapat mengerjakan
soal post test dan pretest dan waktu digunakan lebih efisien.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Umar, Zulkarnaim. 2011. Buku Daras Struktur Hewan. Makassar: UIN Alauddin
Press.
19