Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup baik manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki sel yang
membentuk suatu jaringan. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh vertebrata dan dan
manusia ada empat macam, yaitu : jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan
saraf. Jaringan hewan memiliki perbedaan dengan jaringan tumbuhan, hal itu dikarenakan
bagian penyusun jaringan pada tubuh yang terdiri dari kumpulan sel yang berbeda antara
sel hewan dengan sel tumbuhan (Claudes, 2005).
Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai
struktu dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan
mereka mempunyai fungsi yang spesifik. Sebagai contoh, otot-otot jangtung yang
bercabang menghubungkan sel jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu
kontraksi sel-sel dalam satu koordinasi (Claudes, 2005)
Ilmu tentang struktur dan fungsi jaringan pada hewan perlu dipelajari karena
pemanfaatan dan penerapannya bagi kehidupan manusia. Selain itu, ilmu tersebut juga
dapat diterapkan untuk memecahkan masalah di bidang keanekaragaman hayati. Tubuh
hewan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu dapat membentuk jaringan di tempat tertentu.
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi sama terikat oleh
bahan antar sel yang membentuk suatu kesatuan. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam
praktikum kali ini (Anonim, 2011).

1.2 Permasalahan
1.2.1 Apa yang dimaksud jaringan?
1.2.2 Jaringan apa saja yang terdapat pada jaringan hewan?
1.2.3 Apa saja ciri dan fungsi dari tiap-tiap jaringan tersebut?
1.2.4 Bagaimana tipe- tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan?
1.3 Tujuan

Dalam praktikum biologi dasar tentang jaringan dasar hewan mempunyi tujuan yaitu
untuk mengetahui apa itu jaringan, dapat mengetahui jaringan-jaringan pada hewan dan
dapat mengetahui ciri, fungsi dan lebih mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan
pada hewan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum biologi dasar tentang jringan dasar hewan yaitu praktikan lebih
mengerti dan lebih tahu apa yang disbut jaringan. Praktikan juga dapat mengetahui
bagaimana tipe-tipe jaringan dasar pada hewan dan ciri-ciri serta fungsinya.
.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel sel penyusun jaringan tubuh pada hewan lebih banyak dan kompleks. Jaringan
adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan dan cara perkembangan serupa.
Jaringan pada hewan dibagi menjadi 4 jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat
atau penyambung, jaringan otot dan jaringan syaraf (Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi suatu rongga atau suatu permukaan
bebas. Sel - selnya tersusun rapat satu sama lain sehingga tidak terdapat ruang. Ruang antar
sel yang biasanya berisi substansi interselular atau juga bisa disebut matriks. Dipandang
dari banyaknya lapisan sel yang menyusunnya, epitel dibedakan atas epitel selapis dan
epitel berlapis. Epitelium kulit melindungi jaringan di bawahnya terhadap kerusakan
karena gesekan mekanis, radiasi ultraviolet, dan serangan bakteri (Arman, 2007).

Jaringan pengikat berbeda dengan jaringan epitel, jaringan pengikat mengandung


matriks yang sangat banyak. Jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat satu alat dengan
alat lain, untuk membungkus alat-alat, untuk mengganti jaringan yang rusak (luka), untuk
menetralkan racun dan untuk membentuk kerangka penyokong. Atas dasar struktur dan
fungsinya, jaringan pengikat dibedakan atas tiga macam jaringan yang masing-masing
dapat dibagi lagi menjadi jaringan jaringan yang lebih khas: jaringan pengikat
sebenarnya, jaringan pengikat rangka tulang rawan hialin, jaringan pengikat cair (Storer,
1957).
Jaringan otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yang berbentuk serabutserabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks.
Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot
mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh
atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot
jantung (Fahn, 1974).
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu
mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga
disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar
di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom,
badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai
makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel,
dendrit, dan akson (Lim, 1998).

BAB III
METODOLOGI

Lokasi Praktikum
Laboratorium Bakteri II Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Pelaksanaan Praktikum : Kamis , 15 Desember 2016


Waktu
: 12.50 15.20

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan yaitu sebagai berikut: Mikroskop cahaya, preparat
awetan epitelium pipih, kubus, dan kolumner selapis, preparat awetan jaringan ikat,
preparat awetan otot polos, skelet, dan jantung, preparat awetan jaringan saraf.

Prosedur Kerja
a. Preparat epitelium

b.

c.

d.

e.

f.

Mintalah preparat epitelium pipih, kubus, dan kolumner selapis pada asisten
anda dan dengan menggunakan mikroskop, amati preparat dengan
perbesaran lemah (10x10), kemudian dengan perbesaran kuat (10x40).
- Gambar hasil pengamatan anda baik dengan perbesaran lemah dan kuat.
Dengan perbesaran kuat, amati setiap tipe epitelium : bentuk sel, jumlah
inti, letak inti, dan cirimorfoogi lainnya. Lengkapi gambar dan dengan
keterangan.
Preparat tulang padat
- Mintalah preparat tulang padat pada asisten anda dan dengan menggunakan
mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10x10), kemudian
dengan perbesaran kuat (10x40).
- Gambar hasil pengamatan anda baik dengan perbesaran lemah dan kuat.
Dengan perbesaran kuat, amati satu buah sistem osteon, yang terdiri atas
lakuna, kanal sentral, lamela tulangn, kanalikuli, dan kanalis Haversi.
Lengkapi gambar dan dengan keterangan.
Preparat otot polos
- Mintalah preparat otot polos pada asisten anda dan dengan menggunakan
mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10x10), kemudian
dengan perbesaran kuat (10x40).
- Gambar hasil pengamatan dan beri keterangan selengkapnya.
Preparat otot skelet
- Mintalah preparat otot skelet pada asisten anda dan dengan menggunakan
mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10x10), kemudian
dengan perbesaran kuat (10x40).
- Amati preparat otot serat melintang irisan membujur dan irisan melintang,
dengan menggunakan perbesaran kuat tentang bentuk sel yang berupa
serabutdan adanya inti, garis gelap (anisotrop) dan garis terang (isotrop).
Dimanakah letak intinya?
- Gambar preparat anda dan beri keterangan selengkapnya.
Preparat otot jantung
- Mintalah preparat otot jantung pada asisten anda dan dengan menggunakan
mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10x10), kemudian
dengan perbesaran kuat (10x40).
- Amati preparat anda dengan perbsaran lemah dan perbesaran kuat dan
bandingkan dengan preparat otot rangka.
- Gambar preparat anda dan beri keterangan selengkapnya
Preprat jaringan saraf
- Mintalah preparat jaringan saraf pada asisten anda dan dengan
menggunakan mikroskop, amati preparat dengan perbesaran lemah (10x10),
kemudian dengan perbesaran kuat (10x40).
- Gambar hasil pengamatan anda baik dengan perbesaran kuat, amati satu
neuron : badan sel, inti, akon, dan dendrit. Lengkapi ambar anda dengan
keterangan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Jaringan epitel

Jaringan epitel
Pipih berlapis

Jaringan tulang padat

Jaringan otot polos

Jaringan skelet

Jaringan otot jantung

Jaringan saraf

4.2 Pembahasan
Jaringan tersusun oleh sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan
penyusun tubuh hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan
otot, dan jaringan saraf (Ermawati, 2011).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam praktikum biologi dasar tentang
jaringan hewan ini , jaringan yang teramati ada enam yaitu: Jaringan epitel esophagus,
jaringan tulang padat, jaringan otot polos, jaringan skelet, jaringan otot jantung, jaringan
saraf
Pertama membahas tentang jaringan epitel pada esopagus yaitu Esofagus
merupakan salah satu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm dan
berdiameter 2 cm, terbentang dari hipofaring sampai cardia lambung, kira-kira 2-3 cm di
bawah diafragma. Esophagus berupa tabung yang berotot pada vertebrata yang dilalui
suatu makanan sewaktu mengalir dari bagian mulut kedalam lambung (Ermawati, 2011).
Pada perbesaran 10 x 10 jaringan epitel pada penampang melintang esophagus
belum terlihat jelas tetapi pada perbesaran 40 x 10 sudah terlihat epitel berlapis gepeng.
Epitel berlapis gepeng berbentuk seperti sisik ikan sehingga disebut squamous sel. Pada

irisan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian
tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Bila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya
tampak berbentuk polygonal (Ermawati, 2011).
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya tulang dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu tulang rawan (Kartilago) dan jaringan tulang keras atau padat (Osteon).
Pada percobaan kedua mengamati jaringan tulang padat yaitu berfungsi sebagai penyusun
berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas: Osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang,
Osteosit: sel-sel tulang dewasa, Osteoklas : sel-sel penghancur tulang (J.Mallab, 2001).
Pada pengamatan ini, terlihat jelas sistem havers, kanalikuli, lakuna, saluran
havers, lamella konsentralis. Endosteum mempunyai komponen-komponen yang sama
dengan periosteum hanya lebih tipis. Berbatasan dengan periosteum terdapat lamela tulang
sirkumferensial luar (lamela periosteum) yang terdiri atas lamela tulang yang tersusun
sejajar dengan permukaan luar tulang, sedangkan berbatasan dengan endosteum terdapat
lamela tulang sirkumferensial dalam (lamela endosteum) yang terdiri atas lamela tulang
yang sejajar dengan permukaan dalam tulang. Pada tulang kompak dikenal sistem Havers.
Sistem Havers dibangun oleh saluran Havers yang dikelilingi oleh lamela Havers secara
konsentris. Diantara lamela havers terdapat rongga-rongga kecil yang disebut lakuna,
tempat osteosit (J.Mallab, 2001).
Pada preparat ketiga kita mengamati jaringan otot polos. Pada pengamatan ini
didapatkan hasil yaitu

Bentuk sel memanjang berbentuk gelendong dengan ujung

meruncing. Berinti satu di tengah dan dan serabut otot yang berfungsi untuk
menghubungkan sel otot jantung yang satu dengan yang lain dan membungkus atau
melapisi seluruh permukaan sel, miofobrik tidak berwarna, otot ini merupakan otot tak
sadar (otot involunter) dan dapat dipengaruhi saraf otonom. Otot ini mempunyai reaksi
terhadap rangsang lambat dan melangsungkan gerak di luar kehendak, contohnya gerakan
zat/makanan pada saluran pencernaa otot ini berfungsi untuk mengontrol diameter
pembuluh darah dan biji mata (Syamsuri, 2007).
Ke empat yaitu mengamati jaringan skelet pada trakea. Trakea merupakan organ
pernapasan berbentuk tabung yang panjangnya sekitar 12 cm dimulai dari pangkal laring
sampai pada percabangan. Trakea disebut juga tenggorokan, terletak di rongga dada yang
bersebelahan dengan esofagus. Trakea berperan menghantarkan udara pernapasan dari
laring ke paru paru. Diameter trakea berkisar 2,5cm. Trakea mengadakan percabangan
dikotom yang memasuki paru paru pada bagian pangkal yang disebut dengan bronkus.

Peranan trakea dalam sistem pernapasan sama pentingnya dengan organ pernapasan
lainnya. Trakea merupakan organ pernapasan berbentuk tabung yang terletak bersebelahan
dengan esofagus yaitu saluran pernapasan (Syamsuri, 2007).
Pada pengamatan ini kita menemukan 4 jaringan yaitu jaringan epitel, jaringan
tulang rawan, jaringan otot dan jaringan ikat. Jaringan epitel ini melapisi dinding sebelah
dalam bagian trakea merupakan epitel silindris bersilia. Sel sel epitel pada lapisan ini
menghasilkan lendir atau mukus yang menjalankan fungsi proteksi (Syamsuri, 2007).
Pada jaringan jaringan tulang rawan disini terlihat jelas bahwa terdapat enam belas
sampai dua pulung tulang rawan hialin yang berbentuk C yang menyusun saluran ini.
Bagian yang terbuka dari tulang rawan C ini terletak di bagian posterior yaitu bagian
yang bersebelahan dengan esofagus. Sebelah dalam tulang rawan terdapat lamina propia
yang berisi jaringan ikat dan otot (Syamsuri, 2007).
Pada Jaringan otot terdapat otot penyusun trakea atau yang menyusun saluran
pernapasan lainnya yaitu otot polos. Jaringan ini terdapat di bagian yang terbuka pada
bentuk C tulang rawan yang menyusun organ ini. Fungsi otot pada organ ini terkait
dengan pergerakan pernapasan dan mengakomidasi dalam mekanisme batuk atau tersedak
(Syamsuri, 2007).
Pada jaringan ikat didapatkan lapisan lamina propia yang terdapat di sebelah dalam
tulang rawan merupakan sekumpulan sel sel jaringan ikat. Lapisan ini berfungsi sebagai
penghubung antara jaringan satu dengan lainnya. Selain itu, terdapat ligamentum yang
berfungsi menghubungkan antar tulang rawan yang berbentuk C pada trakea. Selain itu,
ligamen ini menjembatani antara kedua ujung tulang rawan yang berbentuk C. Dengan
demikian, trakea tetap dalam posisi terbuka. Tentu ini sangat penting dalam pernapasan
untuk menjaga saluran pernapasan seperti trakea tetap terbuka. Hal ini karena, mukus atau
lendir lendir yang dihasilkan oleh sel sel epitel mampu menutupi trakea (Syamsuri,
2007).
Kelima kita mengamati preparat jaringan otot jantung. Otot jantung (Cardiac
muscle) Otot ini mempunyai struktur yang sama dengan otot rangka namun antara selselnya yang bersampingan membran selnya beranyaman dan membentuk jembatan
penghubung yang disebut sinsitum. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering
bercabang, sel otot jantung memiliki satu atau dua inti yang berada di tengah sel. Kontraksi
otot jantung tidak di bawah kesadaran dan tidak menimbulkan kelelahan. Otot jantung
hanya terdapat dijantung (Ermawati, 2011).
Pada pengamatan preparat ini didapatkan hasil bentuk sel silindris, relatif panjang,
susunan seperti otot lurik, berinti satu atau dua ditengah. Otot ini bekerja tidak di bawah
kehendak ( otot tidak sadar) karena dipengaruhi oleh saraf otonom. Otot jantung juga

berkontraksi secara ototmais, teratur, tidak pernah lelah. Otot ini mempunyai reaksi
terhadap rangsang yang lambat. Letak otot jantung ini terdapat pada dinding jantung dan
fungsi dari otot jantung ini yaitu menyebabkan jantung menguncup dan mngembang
sehngga darah terpompa (Ermawati, 2011).
Pengamatan terakhir yaitu pengamatan pada preparat jaringan saraf. Saraf adalah
bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem saraf
pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan
kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau disebut potensial
akson. Pada hasil pengamatan preparat cerrebrum terlihat adanya badan sel. Badan sel
merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula
sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran
sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut
memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl. Pada badan sel terdapat bagian
yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit (Ermawati,
2011).
Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai
bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari
reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada
badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya
adalah akson atau neurit (Ermawati, 2011).
Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor,
seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun
panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Supaya informasi atau impuls yang dibawa
tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita
bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan.
Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit.
Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin.
Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau
mempercepat jalannya impuls (Ermawati, 2011).
Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat datang
rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat
saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua sel
saraf disebut sinapsis. Ujung neurit bercabang-cabang, dan ujung cabang yang
berhubungan dengan sel saraf lain membesar disebut bongkol sinapsis. Pada hubungan dua
sel saraf yang disebut sinaps tersebut, dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan

dendrit atau dinding sel. Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan
disintesis zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin. Dengan zat
transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang berubah menjadi impuls
pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan segera tidak aktif karena
diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat dan kolin (Ermawati, 2011).
Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang didalamnya terdapat
mitokondria untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula
sinapsis yang berisi neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin (ACh), adrenalin dan
noradrenalin. Ketika rangsang tiba di sinapsis, ujung akson dari neuron pra-sinapsis akan
membuat vesikula sinapsis mendekat dan melebur ke membrannya. Neurotransmitter
kemudian dilepaskan melalui proses eksositosis. Pada ujung akson neuron pasca-sinapsis,
protein reseptor mengikat molekul neurotransmitter dan merespon dengan membuka
saluran ion pada membran akson yang kemudian mengubah potensial membran
(depolarisasi atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan potensial kerja pada neuron pascasinapsis. Ketika impuls dari neuron pra-sinaps berhenti neurotransmitter yang telah ada
akan didegradasi. Molekul terdegradasi tersebut kemudian masuk kembali ke ujung akson
neuron pra-sinapsis melalui proses endositosis (Ermawati, 2011).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah jaringan terdiri dari jaringan epitel,
jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf. Jaringan otot terdiri atas otot polos, otot
lurik dan otot jantung. Pada jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang menyebar
keseluruh tubuh. Jaringan epitel yaitu jaringan yang membatasi tubuh dan lingkungannya,
jaringan ikat memiliki variasi yang sangat luas berdasarkan morfologi, letak geografis dan
strukturnya, jaringan otot yaitu kumpulan sel-sel otot dan jaringan saraf yaitu suatu sistem
pemprosesan informasi yang mencoba meniru kinerja otot manusia. Perbedaan otot polos,
jantung dan otot lurik yaitu bentuk, letak, inti sel, reaksi terhadap impuls, sifat kerja,
ukuran, jumlah inti, kontraksi garis melintang.
5.2 Saran
Adapun saran saya sebagai praktikan yaitu perlu adanya penyediaan lebih banyak
lagi preparat awetan sehingga kami para praktikan dapat bekerja lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Antonim. Preparat Pecah. http://www.tripot.com (Diakses pada tanggal 11 November


2012).
Anonim. Jaringan Hewan. http://www.blogspot.com (Diakses pada tanggal 13 November
2012).
Arman, Said, dkk. 2007. Biologi Umum. Fakultas Tarbiah dan Keguruan. Makassa
Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Claudes, Ville A. 2005. Biologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Ermawati, Rastie. 2011. 100 % Suka Biologi SMA Kelas XI. Yogyakarta : Mata Elang
Media.
Fahn, A. 1974. Animal Anatomy. Pergamon Press. New York.
J, Mallab dan Marieb E.N. 2001. Human Anatomy 3rd Edition. San Fransisco:
Benjamin Cummings.

Lim, Daniel. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:Erlangga.


Pratiwi, D.A, dkk. 2012.Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga, 2009.
Storer, T. I. 1957. General Zoology. Hill Book Company. New York.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI Semester 1. Malang :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai